3
Sudah hampir dua bulan [F/N] dan Shouto saling mengenal, Hitoshi sendiri terkadang mampir ke kelas 1A untuk berbicara pada Shouto jika ia ada urusan dan tidak bisa menemani [F/N]. Ia mulai percaya pada Shouto dan seringkali menitipkan adiknya, teman-teman Shouto terkadang bingung sendiri karena laki-laki itu belakangan agak sulit diajak pergi. Dengan alasan yang sama -ingin mengunjungi seseorang dirumah sakit- Shouto jarang ikut jika ada kegiatan apapun di kelas.
"Todoroki-kun?" Midoriya menyapa laki-laki itu saat baru datang, kelas sudah hampir dimulai namun ia baru memasuki kelas. Salah satu kebiasaan yang sering terlihat juga adalah ia lebih sering datang terlambat dengan kantung mata yang terlihat.
"Warui, aku terlambat bangun."
"Eeh? Tidak biasanya." Uraraka menyahut.
Tidak seperti biasanya, Aizawa-sensei kali ini terlambat. Ditambah, ia mengumumkan bahwa para guru mengadakan rapat mendadak yang penting. Semua murid akhirnya dibubarkan.
"Minna!" Iida tiba-tiba berdiri di depan saat semua murid 1A hendak pulang. "Hari ini, aku dan Midoriya akan ikut Todoroki-kun ke rumah sakit."
"Untuk apa?" Todoroki yang merasa namanya disebut-sebut akhirnya menimpali.
Iida menghela nafas, "Kita ini keluarga. Untuk mempererat ikatan kenapa tidak?"
"Itu benar!" Midoriya tampak antusias.
Todoroki mengedikan bahu cuek, "Silahkan saja."
Midoriya tersenyum sumringah, "A-ano.. adakah dari kalian yang mau ikut?"
Beberapa murid mengangkat tangan. Kirishima berloncat-loncat terlihat sangat senang, "Tentu ikut! Setelah inipun kita bisa menjenguk kakaknya Iida, kan?"
Semua murid mengangguk.
"Masa bodoh." Bakugou menimpali, "Aku sedang tidak ada aktivitas. Apa boleh buat."
Kirishima terkekeh, "Bagus!"
Akhirnya, Kaminari, Midoriya, Bakugou, Kirishima dan Yaoyorozu-lah yang ikut. Karena jika terlalu banyak akan merepotkan—kata Todoroki, Iida pun pamit sedari awal karena harus menjenguk kakaknya terlebih dahulu.
"Konichiwa!" Sahut Kaminari semangat. Ibu todoroki menengok ketika mendapati anaknya serta beberapa anak seusianya mengerubuni pintu.
"Shouto?"
Todoroki masuk, diikuti teman sekelasnya. "Teman sekelasku."
Ibu todoroki tersenyum hangat, "Ara? Ibu pikir kau tidak punya teman selain [F/N]-chan."
Todoroki mendengus, ia memberikan kode untuk teman-temannya agar memperkenalkan diri satu persatu.
"Kaminari Denki desu."
"Bakugou Katsuki."
"M-midoriya Izuku desu, yoroshiku onegaishimasu!"
"Kirishima Eijiro desu!"
"Yaoyorozu Momo desu, yoroshiku Todoroki-san."
Senyum Ibu Todoroki kian melebar melihat sikap teman-teman anaknya yang sangat beragam. "Kalian semua teman satu kelas?"
Semua mengangguk, "Oh, pengecualian. Aku yakin Yao-momo dan Shouto lebih dari sekedar teman, bukan?" Kata Kirishima sok tahu.
Shouto dan Yaoyorozu melotot.
"Ch-chotto—"
"Oi—"
"Benar, kan?" Kaminari tersenyum lebar. "Kalian sangat serasi!"
"Bukan begit—"
"Masih tidak mau mengaku?"
Ibu Todoroki terkekeh, "Pipimu memerah, Shouto."
"Tidak—"
"Aduh!" Suara seorang perempuan yang terdengar asing memotong perdebatan antara Shouto dan teman sekelasnya. Semua atensi berpusat pada pintu, dimana ada seorang gadis bersurai coklat yang terduduk di lantai dengan darah yang keluar dari infusnya yang tercabut.
"Kenapa tidak memanggilku?" Suara dingin seorang laki-laki terdengar dibarengi datangnya sosok yang Midoriya ketahui sebagai lawan pertamanya di festival olahraga kemarin.
"Aku tidak tahu kau dimana!"
"Jangan berteriak."
"Memangya aku peduli?!"
Shinso Hitoshi menengok, ketika tangannya sibuk membantu [Y/N] berdiri pandangannya bertemu iris hetero milik Shouto. "Kau sama saja."
Nafas Shouto memberat, "Ibu, aku—"
"Pergilah," Ibu Todoroki tersenyum ringan.
Shouto beringsut pergi. Meninggalkan teman-temannya dalam kedaan bingung. "B-bukannya itu Shinso-san?" Midoriya berkata takut-takut.
"Tidak salah lagi," Sahut Iida. "Tapi—siapa gadis yang ia bantu tadi?"
"Kalian tidak satu kelas dengan Hitoshi-kun?" Ibu Todoroki menatap bingung remaja-remaja dihadapannya.
"Ah? Kami berbeda kelas, dia di jurusan umum." Yaoyorozu menimpali.
Ibu Todoroki menyampirkan rambutnya ke telinga "Sayang sekali. Dia dan adiknya orang yang baik."
///
"Kau kenapa?" Shouto menatap [Y/N] bingung. Infus yang tadi tercabut sudah diganti dan kini gadis itu tengah duduk di ranjangnya dengan tenang.
"Shouto-kun," [Y/N] berkata tanpa menatap. "Yang tadi itu apa benar—"
"Hng," Shouto bergumam memotong pertanyaan [Y/N].
"Kau belum menjawab pertanyaanku," Shouto duduk di kursi yang ada di samping ranjang [Y/N]. "Kau. Kenapa."
Wajah Shouto mendekat, ditatapnya [Y/N] dengan lekat-lekat. [Y/N] salah tingkah, "A-apa maksud—"
"Kenapa nekat keluar sendiri? Kenapa tidak memanggilku atau kakakmu?" Hidung Shouto kini bersentuhan dengan hidung [Y/N], nafas keduanya terjatuh di pipi satu sama lain.
"K-kau mau apa? Jangan—"
Shouto menjawab tanpa merubah posisinya sedikitpun.
"Kau cantik."
[Y/N] memejamkan matanya dengan pipi yang sangat merah, Shouto memiringkan kepalanya perlahan, mencari posisi yang lebih dominan.
"Todoroki-san, kami pam—eeh?"
Suara teriakan terdengar dari ambang pintu. Shouto menjauhkan wajahnya dari [Y/N], "Kenapa?"
"K-kau—"
"MANUSIA SETENGAH-SETENGAH SIAL—"
"Todoroki-kun, kau—"
Iida yang baru sampai membenarkan letak kacamatanya yang merosot pelan seraya berdeham, "Kami pamit, sudah waktunya pulang."
Alis Shouto terangkat, "Kenapa sebentar sekali?"
"Bilang saja kau cari kesempatan berduaan dengan adiku lebih lama." Hitoshi tiba-tiba muncul dari dan menerobos murid-murid 1A yang berdiam di ambang pintu. "Kalian menghalangi jalan."
"APA MAKSUD—"
"Bakugou," Kirishima menepuk bahu partnernya pelan.
"Aniki! K-kau—"
"Urus urusanmu." Hitoshi menatap Shouto lurus.
Shouto mengangguk, "Sebelumnya, aku juga ingin memperkenalkan kalian pada seseorang." Ditepuknya kepala [Y/N] pelan. Shouto menatap Hitoshi menyelidik, "Boleh kan?"
Hitoshi mendengus, "Asal [F/N] senang. Masa bodoh."
Shouto tersenyum.
Kaminari, Kirishima, Bakugou, Midoriya dan Yaoyorozu terlonjak melihat Shouto tersenyum untuk pertama kalinya.
"O-oi!"
"Minna," Shouto mengisyaratkan teman-temannya mendekat. "Shinso [F/N]. Sahabatku."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro