Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

27

"Sok sekali perempuan itu," [Y/N] menghentikan gerakannya yang semula hendak membuka pintu toilet yang baru saja ia pakai. Matanya memicing curiga, mendengar suara yang tak asing di telinga.

Yaoyorozu berkaca, tangannya bergerak mengaplikasikan maskara. "Punya apa sih dia sampai-sampai Shouto segitu sukanya?"

Uraraka mengerutkan dahi, "Quirk?"

"Tetap saja tidak membuatnya lebih cantik."

[Y/N] menunduk, dadanya berdebar tak karuan. Pikirannya membenarkan apa yang gadis itu katakan.

"Kedua matanya berbeda warna, dan itu sangat tak cocok untuknya. Aneh. Rambutnya pun warna coklat? Maksudku, hey??"

"Eeh? kupikir dadanya pun rata. Badannya juga kurus," Uraraka menatap Yaoyorozu dengan senyum miring.

[Y/N] memejamkan mata.

"Jelas tak cocok sekali bersanding dengan Todoroki Shouto yang sangat sempurna itu. Kok bisa ya?"

•|

Kelas sudah sepi saat jam menunjukkan pukul tiga sore. Kelas 1A hanya menyisakan dua kepala dan tiga tas yang tak diketahui pemiliknya berada dimana. [Y/N] memangku dagu seraya melamun, memandang kehampaan yang ada didepan mata.

"Hei sialan," Bakugou -sadboy kesayangan kita- bertanya basa-basi saat tasnya sudah ia sampirkan dan bersiap pergi.

Gadis itu menegakan punggung, matanya menatap Bakugou dalam-dalam.

Si laki-laki yang diperhatikan memicing tajam, "Apa lihat-lihat?! Dasar orang aneh!"

Badan [Y/N] kembali bergetar sebagaimana ia rasakan di toilet tadi, dadanya bergemuruh serta matanya mulai berair.

Bakugou ikut panik melihat perempuan dihadapannya mulai menangis.

"Hei! Kenapa kau menangis?!!" Kedua tangannya reflek menyentuh kedua bahu [Y/N], memaksa gadis itu menatapnya dan menjelaskan apa yang terjadi.

"Kau- menyebutku aneh!" [Y/N] kemudian berdiri, "Kau tahu bagaimana tidak percaya dirinya aku terhadap penampilanku selama ini?!"

Bakugou mengeraskan rahang, sialan.

Gadis dihadapannya mulai meledak meluapkan emosi yang dirasa. "Aku tahu! Aku itu lemah dan aneh dan jelek dan tepos dan-"

Bakugou menahan napas saat menarik gadis itu dalam pelukan.

'Apa yang kulakukan?!'

[Y/N] sempat berhenti meracau sebelum akhirnya menangis dalam diam, tangannya meremas seragam Bakugou yang agak basah oleh keringat.

"Siapa yang bilang begitu?"

[Y/N] menggeleng pelan, tak mau menyebabkan keributan dengan mengatakan apa yang sebenarnya menjad kenyataan.

Bakugou menghela nafas, pikirannya kacau balau. Pelukan akhirnya ia longgarkan, mata menatap perempuan dihadapan.

Kedua irisnya menelisik, menatap lamat-lamat gadis yang diam-diam ia suka. Mulutnya mendecih kesal.

"Kau terlihat normal."

Tangisan [Y/N] tetiba berhenti, matanya menatap bingung. Kemudian kedua tangan mengusap kelopak pelan, Bakugou diam-diam merasa kecewa karena badan mereka kini terpisah sepenuhnya.

"Maksudmu?"

Laki-laki itu memutar mata kesal, "Umurmu masih belasan, apa salahnya punya badan yang kurus? Justru untukku itu terlihat normal. Bagus-bagus saja."

[Y/N] menatap ragu-ragu, "Beneran nggak aneh?"

"Nggak." Bakugou menatap tajam, "Jangan pedulikan omongan orang-orang. Tidak berguna."

Lalu ia berbalik, pergi melangkahkan kaki.

[Y/N] menatap bingung, masih belum sepenuhnya mengerti akan apa yang terjadi.

Bakugou menendang pintu kelas agak keras, ia merutuki diri sendiri yang tak kunjung punya keberanian untuk menyatakan isi hati.

'Dia itu bodoh atau bagaimana sih?'

'Kedua matanya terlihat bagus-bagus saja, malahan aku merasa selalu ingin melihatnya setiap hari.'

'Badannya tak terhitung kurus! Saat kupeluk justru terasa nyaman, rasanya tak ingin kulepas kalau bisa.'

'Dan rambutnya. Terutama anak rambut sialan yang selalu bergantungan di pipinya itu, aku bahkan tak bisa mengabaikannya saat sedang berhadapan.'

'Apa yang ia maksud kedua alisnya? Aku sepintas merasa alis kirinya sedikit lebih tinggi daripada yang kanan. Ah tapi mustahil! Itu tak membuatnya jelek sama sekali.'

Bakugou menghentikan langkah saat sampai di gerbang sekolah.

'Juga tak apa menjadi lemah. Aku malah ingin melindunginya setiap saat, kalau saja ia tak dimiliki yang lain. Akan kugenggam tangannya kemanapun aku pergi. Tak akan kulepas walau hanya sekali.'

|||||||||

apa aku bikin buku baru bakuxrea aja ya ini pusing banget oleng kemanamana 😭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro