23
"Tunggu-" Shouto mengambil remot yang baru saja [Y/N] letakkan di meja.
"Kenapa?"
"Ganti channel aja."
"Kenapa ih?"
Shouto memanyunkan bibirnya, "Gak usah sok polos kamu ya." Katanya sambil mencubit hidung [Y/N] gemas.
Gadis itu meringis seraya tertawa kecil, "Ya udah sih."
"Pokoknya, depan aku, jangan malu memperlihatkan segala kekurangan kamu. Aku suka sama kamu, sama yang ada di diri kamu. Gak usah jaim-jaim segala, aku tetep suka."
[Y/N] termenung sebentar, lalu tatapannya menajam.
"Sok banget. Jijik."
"Kamu ngajak baku hantam?"
"Yuk."
"Kalian belum tidur?" Fuyumi menghela nafas, melihat dua orang yang ada dihadapannya malah sibuk beradu argumen. Sementara [Y/N] mengambil ancang-ancang untuk lari dan Shouto dengan dua buah bantal di lengannya, Fuyumi terkekeh.
"Belum ngantuk kak." [Y/N] nyengir.
•|
"Bapak gak mau basa-basi," Kata Aizawa-sensei. "Mulai hari ini sampai seminggu kedepan, kalian belajar dirumah."
Sontak satu kelas kaget. Rahang Kaminari sampai terbuka lebar, Bakugou menutup hidung. Bau.
"Karena ada hal yang harus dibicarakan antara pemerintah dan yayasan sekolah kita. Terus, ya gitu."
Ini orang ngomong aja kayak yang nggak niat.
"Tapi ada tugas. Untuk kalian, bentuk kelompok yang terdiri dari dua orang."
Sekelas kembali hening, "Lalu?"
"Sabar napa," Aizawa-sensei terlihat membuka catatan kecil. "Lalu, tugasnya melakukan wawancara pada orang tua satu sama lain. Hasilnya boleh dalam bentuk video atau tertulis. Terserah."
"Tujuannya untuk mempererat hubungan anak dan orang tua yang kebanyakan tidak sehat di zaman sekarang." Aizawa melirik Shouto yang membuang muka. "Hal ini penting."
"Ayah atau ibu?"
"Terserah. Mau dua-duanya pun boleh."
"Kalau yang ibunya dua?"
Pertanyaan dari Kaminari sukses membuat satu kelas kembali hening.
"Buat sensei aja satu." Kata Aizawa guyon, tapi gak ada yang ketawa.
Dipojokan, [Y/N] menopang dagu. Bingung.
"Aku mau wawancara siapa?"
---------
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro