15
"Apa-apaan?" Shouto menatap tidak percaya, "Kau tidak mengenalku?"
[Y/N] mundur perlahan, mendapati seorang laki-laki asing yang terlihat sangat marah berbicara padanya.
Tangan gadis itu memegang tiang infus kuat-kuat, "A-aku benar-benar tidak tahu. Maaf." Katanya seraya menunduk.
[Y/N] baru saja kembali dari kamar mandi saat mendapati Shouto berdiri mematung disamping kasur yang ia tempati.
Kerutan di dahi Shouto makin tercetak jelas, "Kau tidak ingat siapapun? Sungguh?"
[Y/N] membalas tatapan Shouto dengan ragu lalu menggeleng pelan, "Aku ingat aniki."
Shouto diam. Bagaimana Hitoshi tidak menceritakan perihal dirinya? Bukankah laki-laki itu juga mendukung hubungan Shouto dan [Y/N]?
"D-dan aniki mengenalkanku pada-"
"Siapa?" Shouto memotong dengan suara berat, tatapan tajamnya tak kunjung menghilang.
[Y/N] membuang muka saat menjawab, "P-pacar," gadis itu kembali menunduk. "Namanya Bakugou Katsuki."
Shouto menghela nafas berat, tatapannya kian melekat pada gadis dihadapanya. "Dan kau percaya?"
[Y/N] Mendecak sebal, "Tidak lah, bodoh!" Gadis itu menendang tiang infusnnya kuat-kuat. "Lagipula aku hanya pura-pura lupa ingatan."
Shouto mengerjap, "Berpura-pura? Untuk apa?"
Suasana berubah canggung, wajah [Y/N] memerah saat gadis itu membuang muka. "Ingin tahu reaksimu."
Shouto mati-matian menahan senyum, mendapati gadis yang ia sukai berusaha mencuri perhatiannya. "Jadi kau tidak lupa ingatan sama sekali?"
[Y/N] menggeleng cepat dengan kepala yang masih menunduk.
Gadis itu terus memandangi kedua kakinya yang terbalut di dalam sandal hotel yang ia gunakan, anjir ini bang Hitoshi gak modal banget.
Hingga sepasang kaki dengan sepatu hitam berada tepat di depan kaki [Y/N]. Pipi gadis itu lagi-lagi memerah, menyadari jaraknya dengan Shouto yang sangat dekat. Hembusan nafas Shouto bahkan menerbangkan beberapa helai rambut [Y/N].
[Y/N] berniat menghindar, saat gadis itu mencoba mundur punggungnya langsung mengenai dinding. Keringat dingin mulai menetes kala Shouto mengelus pipi [Y/N] dengan jempol tangannya. Jari telunjuknya berpindah ke dagu, mengangkatnya pelan.
Mau tidak mau [Y/N] menurut, dipandangnya wajah Shouto yang menurutnya jauh lebih tampan dari jarak yang lebih dekat.
"Jadi kau hanya mempermainkanku?" Suara beratnya menggema di seisi kamar, seringai tipis yang tercetak di bibir Shouto membuat [Y/N] menggigit bibir bawahnya pelan. Merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
Seringai di bibir Shouto melebar, kini kedua tangannya menempel di tembok. Memenjarakan [Y/N] dengan tubuhnya sendiri.
"Sekarang kau berniat menggodaku," bisiknya di telinga [Y/N] pelan. "Gadis nakal."
Tangan kanan Shouto menahan dagu [Y/N] yang bergerak tidak nyaman, kepalanya dimiringkan mencari posisi yang lebih dominan.
"Mau kupesankan hotel sekalian?" Suara Hitoshi menggema. [Y/N] cepat-cepat menyembunyikan wajahnya dibalik kedua telapak tangan.
[Y/N] mengerang terlampau malu, Hitoshi mendecak kesal, Shouto mendengus geli.
Sepertinya tidak ada sesuatu yang harus dikhawatirkan, bukan?
x
ada yang merasa tertipeng? ( ͡° ͜ʖ ͡°) tambahin adegan ngehe jangan nih enaknya :v soalnya agak ada pencerahan jadi fic ini bakal rada panjang hWe xD
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro