14
"Todoroki-san, hari ini teman sekelas mau berkunjung ke salah satu tempat karauke di pusat kota. Mau ikut?"
Shouto menggeleng tanpa berpikir, "Aku tidak bisa."
Midoriya mengangguk cepat, "M-mau mengunjungi [F/N]-san lagi?"
Todoroki mengangguk. Iida tiba-tiba menggebrak meja laki-laki itu dengan keras, "Kau sekali-sekali membutuhkan hiburan, Todoroki-kun. Kenapa tidak ikut saja?"
Kirishima mengangguk antusias, "Sekali-sekali. Tidak apa 'kan?"
"Ayolah!" Kaminari ikut membujuk, "Tidak akan lama kok. Kau masih bisa mengunjungi [F/N] saat sore hari."
Shouto tampak menimang, "Aku tidak suka bernyanyi."
Mineta mendesah kesal, "Tidak usah bernyanyi, kita mencari tante-tante saja!"
"Tidak mau."
Asui menendang Mineta keras, "Kau bisa menikmati makanan yang ada disana saja, kero."
Shouto menghela nafas pelan, "Baiklah. Aku ikut."
"Kacchan?"
"Apa!?"
Midoriya mengerjap kaget, "Kau tidak ikut?"
Bakugou mendengus, "Untuk apa? Acara tidak berguna seperti itu hanya buang-buang waktu."
"T-tapi Kirishima-kun juga ikut."
"Lalu apa hubungannya denganku, hah!?"
Midoriya tersenyum kikuk seraya mengalihkan pandangannya, "J-justru itu yang ingin kutanyakan."
"Apa maksudmu? Sialan!"
Bakugou berpikir keras seraya memasukan alat tulisnya kedalam tas. Terbesit niat untuk mengunjungi [F/N], mengingat Shouto akan pergi bersama teman sekelasnya hari ini.
Sementara Shouto berkunjung dan memandangi [Y/N] setiap hari, Bakugou hanya mampu diam-diam bertanya pada Hitoshi. Sementara Shouto dapat menggenggam tangan gadis itu kapan saja, Bakugou hanya mampu mengeraskan rahang.
Setiap kali ia bertanya pada Hitoshi, jawaban laki-laki itu selalu sama. [Y/N] belum tersadar.
🐒🐒🐒
"Aniki?" Seorang gadis yang terduduk di sebuah ranjang yang lumayan besar menatap bingung laki-laki dihadapannya.
Hitoshi tersenyum tipis seraya menghela nafas, "Kau darimana saja? Adik sialan."
Laki-laki itu memeluk [Y/N] tidak terlalu kencang, takut menyakiti adiknya yang baru tersadar. [Y/N] tersenyum lebar.
"Lalu laki-laki ini siapa?"
Hitoshi menatap Bakugou yang duduk disamping ranjang adiknya, ekspresi tegang dibarengi sebulir keringat tipis menetes di dahinya.
Hitoshi membuang muka, mendapati pernyataan dokter yang tempo hari mengatakan bahwa ingatan [F/N] bisa saja luntur jika terlalu lama mengalami koma.
"Dia pacarmu."
🏃🏃🏃🏃🏃🏃
katsu atau shouto?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro