Part 54 [The Day When We Lost]
Yoo Kihyun 17.
Yoo Youngjae 16.
Kesibukan kota seoul kembali berlangsung saat matahari telah kembali dari arah timur dan menyingkirkan embun yang bergelayutan di ujung daun, hari senin, merupakan hari terpadat sekaligus hari yang paling di benci oleh beberapa orang, karna hari senin menandai berakhirnya kebebasan yang mereka jalani selama akhir pekan dan harus kembali di sibukkan dengan aktivitas seperti biasa.
"Youngjae-ya.....eodiseo?"
Ujar kihyun yang terlihat berdiri di halte bus sembari mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Bus nya sebentar lagi akan datang, jika kau tidak cepat aku akan meninggalkanmu, arraseo....?" Kihyun kemudian memutuskan sambungan teleponnya dan memasukkannya ke dalam saku blezer seragam sekolahnya, dan kembali menunggu kedatangan bus yang akan membawanya menuju Jusang Highschool tempat di mana dia dan Youngjae bersekolah dan menempati kelas yang sama.
meski usia keduanya terpaut dua tahun tapi youngjae lahir di awal awal tahun sehingga dia masuk sekolah lebih awal dan sejak taman kanak kanak kedua pemuda tersebut, Kwon Kihyun dan juga Yoo Youngjae bersekolah di tempat yang sama dan menempati kelas yang sama pula.
Setelah menunggu beberapa saat bus yang ia tunggu sampai dan beberapa orang yang telah menunggu bersamanya pun satu persatu naik ke dalam bus, namun ketika tiba gilirannya dia menghentikan langkahnya tepat di bawah pintu bus, seperti ada yang tertinggal dan membuatnya begitu ragu sebelum akhirnya dia mengarahkan pandangannya kepada ahjussi yang mengemudikan bus.
"Joesonghamnida....sepertinya aku ketinggalan sesuatu" Ujar nya sembari tersenyum lebar dan membungkukkan badannya untuk meminta maaf sebelum akhirnya kembali memundurkan langkahnya dan kembali ke halte bus, membiarkan bus yang ia tunggu tunggu berlalu begitu saja.
"hyeong........"
Teriak seseorang dari arah datangnya bus, Kihyun pun menolehkan kepalanya dan mendapati Youngjae melambaikan tangannya sembari berlari ke arahnya dengan senyum lebar.
"Apa bus nya belum datang?"
Tanya Youngjae ketika sampai di hadapan kihyun dengan napas yang tersenggal karna sebelumnya telah berlari cukup jauh, tapi sebelum mendapat jawaban akan pertanyaannya Kihyun justru menarik lengan Youngjae dan menyeretnya, berjalan ke arah perginya bus sebelumnya.
"Wae,wae,wae?" Tanya Youngjae dengan panik.
"Bus nya sudah lewat dari tadi, siapa suruh datang terlambat, cepat sedikit jalannya aku tidak mau terlambat karna mu!"
Kihyun kemudian melepaskan Youngjae dan melenggang sendiri meninggalkan Youngjae yang tersenyum tidak percaya karna Kihyun baru saja membiarkan bus nya lewat begitu saja meski sudah tahu bahwa bus selanjutnya akan datang sekitar 30 menit lagi.
"jinjja"
Gumamnya dan di detik setelahnya dia langsung berlari mengejar Kihyun yang berjalan dengan santai, namun bukannya berhenti, Youngjae malah meninggalkan Kihyun.
"ya!, Youngjae-ya...."
Teriak Kihyun, namun yang di dengarnya hanyalah tawa Youngjae yang berlari semakin menjauh, tak ingin tertinggal jauh, Kihyun pun segera bergegas menyusul Youngjae dan sesekali meneriakinya agar dia menunggunya, bagaimana pun juga dia tidak naik bus semua itu juga karna Youngjae.
"youngjae-ya......."
[THE DAY WHEN WE LOST]
Youngjae dan Kihyun memasuki ruang kelas sembari bergurau dan sesekali menyapa teman sekelasnya di sela gurauan mereka. Meski lahir di tahun yang berbeda, keduanya menempati kelas yang sama karna Kihyun lahir di akhir tahun sehingga ia masuk sekolah lebih lambat dari teman teman seusianya. Selain itu kedunya juga menduduki bangku yang bersebelahan, bahkan hampir setiap waktu mereka selalu bersama sama, entah itu saat jam istirahat atau pun saat pulang. Mereka baru akan berpisah ketika Kihyun memasuki perpustakaan, karna saat itu sudah bisa di pastikan bahwa Youngjae akan pergi ke Game Station bersama teman temannya yang lain dan saat itu pula, untuk sejenak Kihyun terlupakan.
"Kau sudah mengerjakan tugas minggu lalu?." Kihyun bertanya sembari menaruh ranselnya.
"Sudah. Aku akan pergi sebentar."
Youngjae berujar dan kemudian beranjak dari duduknya, dia hendak berjalan keluar. Namun, hanya beberapa langkah ia berjalan, bel berbunyi dan secara refleks langkahnya pun terhenti, Kihyun yang melihatnya terlihat menahan tawanya, mau tidak mau Youngjae harus kembali ke tempat duduknya dengan wajah yang masam.
"Wae?, kenapa tidak jadi? Bukankah kau ingin bertemu dengan Nayeon-ssi?"
Kihyun berujar sembari tertawa untuk menggoda Youngjae yang menatap kesal ke arahnya sembari berdecak, dan justru hal itu pula yang membuat Kihyun melanjutkan aksi tertawanya.
"Eish... Hentikan itu, berhenti tertawa. Membuat suasana hati ku semakin buruk saja." Protes Youngjae, Kihyun malah menyenggol bahunya dengan masih mempertahankan senyum lebar nya seakan tak ingin berhenti untuk menggoda Youngjae.
"Itu salah mu, siapa suruh kau datang terlambat."
"Besok aku akan memarkirkan pesawat ku di depan gedung sekolah."
"Heol! Benarkah?, woah... Seperti nya aku harus membuat bandara di depan sekolah besok."
"Ya!, hentikan itu. Apa begitu menyenangkan menertawaiku."
[THE DAY WHEN WE LOST]
Saat jam istirahat di mulai. Kihyun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sedangkan Youngjae, tidak perlu di pertanyakan kemana anak itu, karna setahun terakhir dia sudah tergila gila kepada Kim Nayeon, gadis di kelas sebelah dan seangkatan dengan mereka, jadi merupakan hal yang wajar jika Youngjae sering menghilang di jam istirahat.
Kihyun berjalan di antara rak buku yang berjajar rapi dan tak sengaja melihat ada satu buku yang tergeletak di lantai tepat di baris yang ia lewati, dia segera bergegas mengambil buku tersebut dan hendak mengembalikannya. Namun, tepat saat ia telah mengambil buku tersebut, ponsel yang berada di saku celananya bergetar, dia pun berdiri dan merogoh sakunya. Mengambil ponsel dan melihat nama sang pemanggil di layar ponselnya yang menyala.
Kwon Soonyoung. Si bungsu lah yang tengah menelepon nya, tanpa berpikir panjang lagi Kihyun segera menjawab panggilan sembari tangan kirinya yang menaruh buku tersebut di tempat kosong yang berada di antara barisan buku.
"Soonyoung-a, ada apa? Tidak biasanya kau menelepon ku saat di sekolah."
"Aku ada di depan, bisakah Hyeong kemari."
"Ne...? Kenapa kau kemari?" Seru Kihyun dan menunjukkan betapa terkejutnya dia akan kedatangan Soonyoung ke sekolahnya mengingat sekolah Soonyoung cukup jauh dari sana.
"Tunggu sebentar!, aku akan segera turun."
Kihyun memutuskan sambungan dan segera bergegas keluar dari perpustakaan yang terletak di lantai tiga.
Tidak sampai lima menit dan Kihyun sudah berada di lantai dasar, dia bergegas keluar sekolah dan berjalan menuju gerbang. Kihyun menghampiri Soonyoung yang berdiri di luar gerbang sekolahnya.
"Soonyoung-a."
Soonyoung berbalik ketika suara Kihyun mengalun di telinganya, masih dengan seragam SMP lengkap dengan ransel di punggungnya, pemuda yang lebih kecil dari nya tersebut merapatkan diri ke gerbang untuk lebih dekat dengan nya karna penjaga sekolah tidak akan mau untuk membukakan gerbang.
"Kenapa kau bisa di sini?"
Senyum tipis yang sebelumnya menghiasi wajah nya perlahan memudar dan di gantikan oleh tatapan menyelidik saat ia menyadari keanehan pada sikap Soonyoung.
"Kenapa? Apa ada masalah?"
Kihyun bertanya dengan nada yang lebih serius di saat ia melihat keraguan di wajah Soonyoung yang membuatnya bertanya tanya, mungkinkah terjadi sesuatu di sekolah.
"Apa terjadi sesuatu di sekolah? Apa kau berkelahi dengan teman mu?"
"Hyeong."
Panggilan yang terdengar begitu ragu ragu dan semakin membuat kebingungan Kihyun bertambah.
"Cepat katakan apa yang ingin kau katakan dan segera kembali ke sekolah, jika Ayah sampai tahu kau membolos dia bisa marah."
"Ayah siapa?"
Alis Kihyun saling bertautan ketika bahkan ia tidak tahu apa yang Soonyoung maksud.
"Ayah siapa yang Hyeong maksud, apakah itu Ayah ku atau memang dia hanyalah Ayah ku."
Kihyun terdiam, dan kali ini bukan karna ia merasa bingung dengan sikap Soonyoung, melainkan dia yang telah mengerti arah pembicaraan keduanya, meski Kihyun tidak menyangka bahwa Soonyoung akan mengetahuinya hari ini.
"Kembalilah ke sekolah!" Kihyun berujar dengan lembut untuk menghentikan pembicaraan keduanya sebelum semua menjadi lebih jauh lagi.
"Aku mendengar nya dari Appa, Hyeong. Bukanlah Kwon Kihyun-"
"Kita bicarakan ini di rumah" Masih dengan suara yang lembut, namun raut wajahnya berubah menjadi lebih serius dan menunjukkan ketegasan dalam nada bicaranya, menunjukkan bahwa dia benar benar ingin menghentikan pembicaraan mereka berdua.
"Yoo Kihyun."
Kihyun menghela napas nya, sungguh ia benar benar tidak ingin membahas masalah keluarga mereka di hadapan publik. Terlebih lagi jika itu akan di dengar oleh Youngjae.
"Dengarkan Hyeong baik baik! Sekarang, kembalilah ke sekolah dan akan kita bicarakan nanti bersama dengan Eomma dan juga Appa mu."
"Appa ku?"
Kihyun menarik napas dalam, sepertinya dia sudah salah bicara, karna selama ini memang Kihyun tidak pernah memanggil Ayah nya saat di hadapan Soonyoung karna Kihyun memanggil Ayah nya dengan sebutan Ahjussi dan bukannya Appa seperti Soonyoung. Tapi mungkin semuanya benar benar akan berakhir hari ini, sebuah rahasia yang pernah menyakitinya mungkin juga akan menyakiti adik adik nya.
"Jika dia hanyalah Appa ku, lalu siapa Ayah Hyeong yang sebenarnya?"
"Soonyoung-a....hentikan! Youngjae mungkin saja akan melihat kita." Kihyun mencoba untuk memberi pengertian, namun sepertinya Soonyoung benar benar ingin melampiaskan kekecewaan nya dengan mencari penjelasan langsung dari Kihyun sendiri.
"Kenapa?, kenapa seolah olah Hyeong takut bahwa Youngjae Hyeong akan mengetahui nya?"
Kihyun maju selangkah dan meraih tangan Soonyoung yang memegangi jeruji gerbang.
"Hyeong mohon, cukup kau dan aku. Biarkan dia tetap seperti ini."
Memohon, untuk pertama kalinya Soonyoung melihat wajah memohon Kihyun.
"Apa itu berarti Hyeong ini-"
"Soonyoung-a..... Kita bicarakan di rumah, mengertilah bagaimana sifat Youngjae."
"Sejin Ahjussi-"
"Kenapa? Kenapa dengan Ayah ku?"
THE CLAN : CHAPTER 1
BREAK UP
05.03.2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro