
Part 4
Daehyun sampai di halaman Cheong Wa Dae dan sudah ada banyak orang yang berada di halaman Cheong Wa Dae. Kebanyakan dari mereka adalah jurnalis, terlihat dari banyaknya orang yang membawa kamera.
Daehyun turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Youngjae. Dan di hari ketika ia menapakkan kaki untuk pertama kalinya di rumput halaman Cheong Wa Dae, ada begitu banyak kamera yang menyorot ke arahnya dan mengambil gambarnya. Namun tentu saja bukanlah ia orang yang ditunggu oleh mereka, melainkan Tuan Muda Yoo Youngjae yang kemudian turun dari mobil.
Daehyun sempat menaikkan sebelah alisnya ketika melihat bagaimana cara Youngjae keluar dari mobil. Sungguh berbeda dengan sikap banditnya yang beberapa waktu lalu Daehyun hadapi. Youngjae keluar sembari sedikit membenahi jasnya. Dia terlihat arogan sekaligus berwibawa di saat bersamaan. Daehyun berfikir apakah seperti ini cara menunjukkan kepada semua orang apa itu arti dari gelar yang Youngjae sandang sekarang.
Youngjae berdehem dengan suara yang pelan dan berucap, " bukakan jalan untukku, Kepala Keamanan Jung."
Cara berbicara Youngjae tiba-tiba berubah. Perintah itu terucap dengan pembawaan yang sangat dewasa dan berwibawa. Daehyun tertawa dalam hati. Ternyata Youngjae jauh lebih hebat dibandingkan dengan apa yang ia fikirkan di pertemuan pertama mereka.
Daehyun berjalan di depan Youngjae dan menyuruh agar semua orang memberi jalan untuk mereka. Sementara Youngjae beberapa kali sempat menundukkan kepalanya sebagai rasa hormatnya kepada para jurnalis yang datang ke sana. Berusaha bersikap sopan dan tetap berwibawa.
"Kami berada di depan," ujar Daehyun sembari memegang alat komunikasi di telinganya dengan sedikit menekannya untuk bisa mendengar dengan jelas apa yang Jonghyun katakan karena suasana di sana terlalu bising. Ketika mereka menjangkau pintu masuk, Daehyun membukakan pintu dan berpindah ke belakang Youngjae.
"Pastikan kau selalu di belakangku," gumam Youngjae.
Daehyun mengangkat pandangannya, melihat ke arah Youngjae. Merasa sedikit janggal dengan nada bicara Youngjae yang terdengar begitu serius.
Saat sudah berada di dalam, Jonghyun menghampiri mereka dan menuntun mereka menuju lantai dua di mana ruang kerja Presiden berada. Daehyun melihat Youngjae membuang nafas seperti orang yang tengah kesal ketika pintu ruang kerja Presiden terbuka. Satu yang menjadi perhatian Daehyun kala itu, keangkuhan Youngjae yang sepertinya makin bertambah ketika melihat wajah Presiden.
Youngjae langsung duduk berhadapan dengan Presiden, bahkan cara duduknya saat bersama Presiden terkesan seperti duduk berhadapan dengan musuh bebuyutannya. Youngjae sekilas melihat ke arah ibunya yang duduk di sisi kiri meja. Dan tidak cukup sampai di situ saja, Youngjae bersandar di sofa dan menyangga kepalanya dengan tangan kirinya. Pandangannya kemudian bertemu dengan Daehyun yang melihat ke arahnya dengan kepala yang sedikit tertunduk.
"Kau tetap datang meski terlambat, setidaknya ucapkan salam pada ayahmu," tegur Presiden dengan sikap yang tegas, namun tak menunjukkan kemarahan.
Youngjae malah tersenyum. Bukan senyuman ramah, melainkan sebuah senyuman yang dilontarkan untuk mencibir seseorang. Dia kemudian berkata, "apa tidak cukup dengan hanya memberiku sebuah perusahaan? Bahkan aku tidak merasa terhormat meskipun kau memberiku gelar, Pak Presiden." Youngjae sedikit menekan ucapannya ketika menyebut gelar sang ayah.
"Youngjae ..." Ibu Youngjae menegur dengan lembut.
Youngjae melihat ke arah ibunya dan masih seperti biasa, wanita itu selalu menjadi penengah antara putranya dan suaminya. Tapi seperti biasa pula, Youngjae memalingkan wajahnya tidak peduli.
Seseorang membuka pintu, sekertaris presiden membungkukkan badannya sebelum menyampaikan tujuannya datang ke sana. "Pak, sudah banyak orang yang menunggu kehadiran Tuan Muda Yoo Youngjae."
Presiden mengarahkan pandangannya pada Youngjae yang sama sekali tidak beralih dari posisinya. "Kita akan segera memulainya," ujarnya yang ditujukan pada sang sekertaris.
"Baik, Pak."
Presiden bangkit dari duduknya dan berjalan lebih dulu, disusul oleh ibu Youngjae yang langsung menarik lengan Youngjae agar berdiri. Youngjae pun berdiri dengan malas dan menahan tangan ibunya ketika ibunya melangkahkan kakinya. Dia sedikit mendekat ke arah ibunya dan berbicara dengan suara pelan seakan tidak ingin jika sampai ada yang mendengarnya.
"Bukankah sudah aku bilang untuk berpura-pura sakit? Kenapa Ibu masih datang?"
Ibu Youngjae menepuk dada Youngjae untuk menenangkan putranya itu. "Semua akan baik-baik saja, percaya pada ayahmu. Ayo, jangan biarkan mereka menunggu. Kau terlihat sangat tampan hari ini."
Bahkan Youngjae tidak bisa sekadar basa-basi untuk tersenyum ketika mendengar ibunya memuji dirinya. Dia berjalan sembari menaruh kedua tangannya di pinggang dan tampak sedikit frustasi.
"Apapun yang kau lihat di sini, abaikan saja," ujar Jonghyun tiba-tiba yang berjalan di samping Daehyun tepat di belakang Youngjae dan sempat membuat Daehyun sedikit terkejut.
Selama acara berlangsung, Daehyun berdiri tidak jauh dari Youngjae dan memperhatikan sekeliling guna memastikan bahwa tidak ada pergerakkan yang mencurigakan. Berhubung ini adalah acara paling ditunggu dari agenda negara, saat semua orang akhirnya mengetahui siapa anak presiden yang terkenal rupawan, rendah hati dan memiliki budi pekerti yang baik itu.
Tentu Daehyun akan menyangkal hal itu kecuali satu hal bahwa Youngjae memang rupawan. Sedangkan rumor lain sudah jelas alasannya kenapa Daehyun menyangkalnya. Daehyun sempat mengamati gerak-gerik Youngjae. Jika diperhatikan baik-baik, sepertinya dia harus membenarkan rumor tersebut karena yang dilihatnya saat ini adalah Youngjae yang tersenyum bagaikan malaikat yang tengah memberikan anugrah kepada umatnya.
Entah sejak kapan, Daehyun tidak menyadari. Tapi yang jelas sifat angkuh Youngjae luntur ketika dihadapkan dengan puluhan jurnalis yang menyorotnya. Senyum yang penuh ketulusan dan sangat berwibawa, berbeda dengan yang terjadi di dalam. Apakah Youngjae hanya sekedar memainkan perannya, itulah yang sempat dipikirkan oleh Daehyun. Tapi jika itu memang benar, sepertinya Youngjae harus diberi penghargaan atas aktingnya yang sempurna.
Setelah acara berakhir, Youngjae menunggu para jurnalis di luar membubarkan diri untuk meninggalkan gedung itu. Dia berdiri di dekat jendela sembari mengamati keadaan di luar, meski ibunya menyuruhnya kembali keruangan ayahnya karena ada beberapa hal yang harus dibicarakan. Youngjae sama sekali tidak beranjak dari tempatnya.
Sedangkan Daehyun yang sedari tadi mengawasi tingkah laku Youngjae, sepertinya sudah mulai mengetahui mana sifat sebenarnya dari Youngjae. Karena sikap Youngjae sekarang sama seperti saat pria itu menipu dirinya dan kabur ketika ia lengah. Tapi dari ekspresi dan tingkah laku Youngjae saat ini sangat jelas bahwa dia ingin segera keluar dari Cheong Wa Dae. Daehyun menundukkan kepala ketika ibu Youngjae melewatinya dan menghampiri Youngjae.
"Youngjae, kenapa? Kenapa kau terlihat gelisah? Temui ayahmu dulu sebelum pergi."
Youngjae tidak mempedulikan ibunya dan malah melihat ke luar jendela seperti anak kecil yang tengah merajuk.
"jika urusan Ibu sudah selesai, sebaiknya Ibu juga segera pergi dari sini," Youngjae kemudian menyahut dengan tak acuh.
Ibu Youngjae kemudian memegang bahu putranya dan mengusapnya dengan lembut. "Kau sudah tumbuh dewasa sekarang, ibu senang jika bisa melihatmu tertawa. Jangan menekuk wajah tampanmu seperti itu."
Dan pada akhirnya Youngjae tertawa ringan, dia berbalik dan memeluk ibunya. Tak bisa berlama-lama mengabaikan cinta pertamanya di kehidupan ini.
"Aku pergi dulu. Jangan terlalu mengkhawatirkan orang tua itu, Paman Jonghyun siap 24 jam untuknya," ujar Youngjae yang kemudian meninggalkan ibunya dan berjalan ke arah Daehyun.
"Jung Daehyun, bukakan jalannya untukku," ujar Youngjae dengan sikap arogannya.
Daehyun merasa bahwa Youngjae seperti sedang menunjukkan kekuasaannya. Apakah dia orang aneh, sebentar begini, sebentar begitu. Bahkan Youngjae sudah menjadi Presdir di usia yang masih muda. Benar-benar pria yang diberkati. Daehyun kemudian menyusul di belakang Youngjae. Tidak ada gunanya menebak orang seperti apa Youngjae karena cepat atau lambat ia juga akan mengerti.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro