Part 33
youngjae memasuki rumah daehyun yang sangat gelap,seharusnya daehyun mengatakan di mana sakelar lampunya sehingga youngjae tidak perlu repot repot mencarinya,youngjae menyalakan lampu di ponselnya dia sedikit menggunakan otak nya untuk bisa menemukan sakelar lampu,biasanya sakelar lampu rumah berada di sebelah pintu masuk,dia mengarahkan sorot lampu ponselnya ke sekitar pintu dan tepat seperti dugaannya,dia kemudian menekan sakelar dan lampu menyala.
youngjae mengarahkan pandangannya ke seluruh penjuru,ruangannya tampak kosong bahkan tidak ada satu pun hiasan di sana.
dia melewati ruang tamu dan berjalan menyusuri tangga menuju lantai dua,youngjae melihat ada dua ruangan yang berada di lantai dua,daehyun tidak mengatakan dengan jelas di mana kamar yang daehyun maksud sebelumnya,youngjae berjalan menuju ruangan yang paling dekat dengannya dan menarik gagang pintu ke bawah tapi kamar tersebut di kunci,youngjae kemudian berjalan ke arah ruangan yang satunya lagi,jika sampai di kunci lagi youngjae bersumpah akan mengutuk daehyun karna menyuruhnya masuk tanpa memberi kunci kamar,tapi ketika ia menarik gagang pintu,pintu pun terbuka,tidak berbeda dengan di ruang tamu kamar tersebut juga sangat gelap,kali ini youngjae tidak menggunakan ponselnya sebagai alat penerangan youngjae meraba dinding di sebelah pintu dan menemukan sakelar,dia menekannya dan lampu menyala,youngjae mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan seakan mengabsen satu persatu benda yang berada di ruangan itu,tidak bayak barang di ruangan tersebut,hanya satu ranjang yang mungkin cukup untuk menampung dua orang, lemari baju,lemari kecil dengan tv di atasnya tepat di samping tempat tidur,jika di bandingkan dengan kamar youngjae mungkin ini jauh lebih kecil bahkan di bandingkan dengan ruang gantinya,tapi benar kata daehyun tempat itu terlihat bersih seperti nya daehyun menyuruh seseorang untuk membersihkannya setiap hari.
youngjae melepas jasnya dan mengangtungkannya di gantungan baju yang berada di samping pintu,samar samar dia mendengar keributan dari luar,youngjae mendekat ke jendela dan menyibakkan gorden,dia melihat daehyun pergi bersama seseorang yang cukup familiar tapi karna sedikit gelap youngjae tidak bisa mengenalinya,youngjae sedikit mendongak menatap langit malam seoul yang gelap,dia kemudian menggeser pintu jendela dan duduk di jendela sembari menatap ke arah langit,jika biasanya dia akan melakukannya di balkonnya yang bisa di bilang luas mungkin tak apa sekali kali dia mencoba sesuatu yang berbeda dengan kebiasaan hidup mewahnya,terkadang tempat sederhana justru membuat seseorang mendapatkan ketenangan dari pada sebuah istana yang megah tapi penuh dengan kesedihan.
youngjae mengalihkan pandangannya pada ponsel yang berada di tangannya, sejenak memainkan nya di tangannya,dia menghela nafas sembari melihat kembali ke arah langit.
~|~
daehyun duduk berhadapan dengan seungwoo di dalam sebuah kedai pinggir jalan dengan beberapa botol soju yang tersedia di tengah meja,tapi sejak beberapa menit yang lalu daehyun hanya memainkan gelas di tangannya seperti tak ada minat untuk menyentuhnya sedikitpun.
"kau tidak minum,minum sedikit tidak akan membuatmu kehilangan akal"
"apa yang ku lakukan di sini" gumam daehyun.
seungwoo mengangkat kepalanya dan melihat daehyun,dia bahkan belum menyentuh minumannya sedikitpun tapi dia terlihat seperti orang mabuk.
"ya' minumlah sedikit saja setidaknya habiskan satu botol untuk ku"
daehyun malah menarik sudut bibirnya membuat seungwoo ngeri melihatnya.
"apa kau sedang mabuk"
kali ini daehyun menarik sudut bibirnya lebih lebar lagi.
"anak ini suda gila" batin seungwoo, dia memalingkan wajahnya sembari mengambil gelasnya dan meminumnya dan menaruh gelasnya dengan kasar seakan sedang membantingnya.
merasa tidak tenang dia pun kembali melihat ke arah daehyun,"ya' sebenarnya ada masalah apa eoh...katakan padaku siapa tahu aku bisa membantu"
"masalah siapa yang kau maksud"
"apa maksudmu,tunggu" seungwoo memperbaiki posisi duduknya dan sedikit mendekat ke arah daehyun dengan tatapan menyelidik.
"jadi maksudmu ini bukan hanya tentang presdir tapi juga tentangmu"
"apa maksudmu"
"eih...anak ini,apa kau benar benar mabuk atau sudah gila,bukankah sebelumnya kau bertanya mana yang ku maksud apakah itu masalah presdir atau masalahmu,bukankah itu berarti kau juga mengalami masalah,eoh,kalau begitu ceritakan saja masalahmu padaku,tentang presdir urus saja nanti"
"kau mabuk?"
"tiga botol soju tidak akan membuat kesadaranku hilang,sekarang katakan apa masalahmu"
daehyun menatap ke arah seungwoo tanpa berkata apapun untuk beberapa waktu,membuat seungwoo menunggu jawabannya.
"kau tidak ingin bicara"
"sebaiknya kau urus saja urusannmu sendiri dan jangan mencampuri urusan anak muda"
ujar daehyun acuh dia mengambil gelas dihadapannya dan meminumnya sebelum beranjak dari kursi dan meninggalkan seungwoo.
"jika kau mencampuri urusan anak muda ubanmu pasti akan tumbuh lebih cepat" ujarnya sembari berjalan keluar kedai.
setelah melihat daehyun pergi seungwoo menghela nafas dan menjatuhkan pandangannya ketempat duduk daehyun sebelumnya.
"apa dia benar benar sudah gila bahkan gelasnya kosong sejak tadi,sebenarnya apa yang dia minum" gerutu seungwoo.
"aigoo....sepertinya aku benar benar kesepian sekarang,haruskah aku minum sendiri lagi,anjing liar itu benar benar tidak waras"
"kau yang sudah tidak waras"
tegur bibi pemilik kedai yang berdiri di samping seungwoo dengan tangan bersedekap,seungwoo melihatnya tidak mengerti.
"cepat bayar hutangmu sekarang juga" ujar bibi tersebut penuh dengan penekanan,dan seulas senyum lebar terlihat menghiasai wajah seungwoo, dia merutuki dirinya sendiri seharusnya tadi dia meminta daehyun membayar minumannya beserta hutangnya sebelum pergi.
"aigoo....bibi,kenapa tiba tiba membicarakan itu,aku pasti akan membayarnya,tapi...."
"mwo.......jangan bilang kau ingin berhutang lagi,selama ini aku sudah cukup berbaik hati padamu,kau baru saja mengajak teman tampanmu itu kemari setidak nya kau harus membawa uang apa kau orang bodoh"
"aigoo.....bibi tenanglah sedikit,bagaimana kalau besok,ya,besok pasti aku akan membayarmu"
"dari kemarin kau mengatakan besok besok dan besok memang kedai ini akan menunggu mu membayar hutang sampai bangkrut"
seungwoo menjatuhkan pandangannya kebawah sembari memukul pelan kepalanya,dia menghela nafas panjangnya
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro