Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 3

Daehyun berdiri di depan kamar mandi di kantor polisi. Setelah urusan dengan polisi selesai, Daehyun keluar untuk mengambil baju Youngjae dan menyuruhnya mengganti baju di sana. Tapi hampir sepuluh menit berlalu, Youngjae tidak menampakkan diri juga. Sebenarnya apa yang dilakukan Youngjae di dalam sana. Bahkan dia hanya perlu mengganti baju, apa susahnya. Lagi pula dia juga bukan anak perempuan.

Daehyun melihat jam tangannya, dia menghabiskan banyak waktu di sana. Jonghyun pasti juga sudah menunggunya. Daehyun kemudian mengetuk pintu dengan pelan.

"Tuan Muda Yoo Youngjae, kita tidak punya banyak waktu, cepat keluar."

Tidak ada jawaban, Daehyun mengetuk pintu lagi. Dan sekarang lebih keras dibanding sebelumnya.

"Tuan Muda ..."

"Ya ... aku tidak tuli," sahut Youngjae dari dalam.

††††

Youngjae selesai mengganti bajunya dan sekarang dia benar-benar terlihat seperti seorang anak Presiden. Setelan jas hitam, kemeja putih dan dasi berwarna hitam membuatnya terlihat lebih berwibawa dibandingkan dengan image anak nakal sebelum dia mengganti bajunya. Dia hendak membuka pintu, tapi mundur kembali. Dia bersandar di dinding dan tampak berfikir. Berfikir bagaimana caranya untuk bisa kabur dari Daehyun. Dilihat dari posturnya saja, Daehyun bukan orang yang bisa diremehkan. Lagi pula sepertinya Daehyun bukan orang yang sabaran. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, membuat Youngjae menatap ke arah pintu. Dia mendengar suara Daehyun memanggilnya. Tapi dia tetap diam dengan raut wajahnya yang mulai gelisah. Tak lama, terdengar ketukan kedua disusul suara Daehyun lagi. Youngjae mendengus kesal.


"Ya ... aku tidak tuli, tunggu saja di situ!" balas Youngjae sedikit ketus.



"Kita sudah kehabisan waktu, keluar atau aku dobrak"

Ancaman Daehyun seperti nya bekerja, karena Youngjae langsung membuka pintu dan bersandar di pintu layaknya seorang model yang sedang menjalani pemotretan. Youngjae kemudian melangkahkan kakinya terlebih dulu dan melemparkan baju yang sebelumnya di pakainya ke arah Daehyun. Sedangkan Daehyun yang menerima perlakuan itu menghela napas. Haruskah dia meladeni pria pembuat onar ini. Bahkan jika pun Youngjae mengajaknya berkelahi, Daehyun bisa melumpuhkannya hanya dalam waktu lima detik.

Youngjae berjalan menuju kursi belakang mobil dan membuka pintu, begitupun Daehyun yang membuka pintu bagian depan. Berbeda dengan Daehyun yang langsung masuk, Youngjae seperti menunggu-nunggu saat seperti ini. Tepat setelah Daehyun masuk, Youngjae menutup pintu dengan keras dan melarikan diri.

Daehyun yang mengira bahwa Youngjae telah masuk, memakai sabuk pengamannya dan menghidupkan mesin mobilnya. Tapi ketika dia melihat pantulan dari kaca spion, Youngjae telah menghilang. Sekilas dia melihat bahwa Youngjae berlari berlawanan arah. Dia mendengus kesal sembari melepas sabuk pengamannya dan segera berlari mengejar Youngjae.

"Tuan Muda Yoo Youngjae!" Daehyun kemudian menggerutu, "oang ini benar-benar."


††††

Setelah hampir sepuluh menit berlari, Youngjae berhenti sembari memegangi lututnya. Dia melihat ke belakang dan sepertinya Daehyun terlalu bersemangat sampai mengejarnya sejauh itu. Bahkan youngjae hampir kehabisan tenaga, tapi kenapa Daehyun terlihat biasa saja. Apakah dia bukan manusia.

Setelah melihat Daehyun semakin dekat, Youngjae menyerah pada kakinya dan duduk di bawah secara tidak elit. Untung saja di sana tidak ada pejalan kaki lainnya. Youngjae mengangkat tangan kirinya setinggi dada, memberi isyarat agar Daehyun berhenti.

"Tunggu sebentar, tunggu sebentar ..." ujar Youngjae sembari mengatur nafasnya. Sepertinya dia terlalu jauh berlari. Meski sering melarikan diri, baru kali ini dia benar-benar melarikan diri menggunakan kedua kakinya. Dia kemudian melampiaskan kekesalannya pada Daehyun yang telah berdiri di hadapannya dengan berkacak pinggang dan napas yang sedikit terenggah-enggah.

"Hey, orang baru. Apa kau manusia, huh?"


Daehyun mendekat dan menarik lengan Youngjae agar pria itu berdiri.



"Tu-tunggu sebentar. Jika aku bilang tunggu, kau harus menunggu, mengerti?" ujar Youngjae dengan kesal.

Tapi Daehyun tidak bisa menunggu lagi. Dia menarik lengan Youngjae, memaksanya berdiri dan menyeretnya meski Youngjae memberontak, karena tugasnya lebih penting dari pada apapun saat ini.



"Tunggu sebentar, kau tidak tahu masalahnya." Youngjae tetap berusaha untuk menghentikan Daehyun.

Daehyun menyeret Youngjae kembali ke mobil. Dan tentunya hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali ke mobil dengan berjalan kaki, karena Youngjae cukup jauh saat melarikan diri. Ketika sampai di mobil, Youngjae menahan Daehyun yang ingin membuka pintu.



"Tunggu, tunggu. Bagaimana jika kita membuat kesepakatan?" Youngjae memutuskan untuk bernegosiasi dengan Daehyun.


"Apa itu?"



"Jika diperhatikan, usia kita tidak terpaut jauh. Bagaimana kalau ..." Youngjae tiba-tiba memelankan suaranya, "kau menggantikan aku. Tidak banyak orang yang tahu siapa anak Presiden, jadi tidak akan ada masalah jika kau pergi menggantikan aku. Bagaimana? Kau bisa, kan melakukannya?"


"Kenapa aku harus melakukannya?"

"Hah?" Youngjae tertegun.

"Masuk!" Daehyun membuka pintu dan langsung mendorong Youngjae masuk. Dia kemudian bergegas masuk ke dalam mobil karena kali ini dia benar-benar akan kehabisan waktu jika meladeni omongan Youngjae.



"Hey, orang baru. Kau harus mendengarkan aku," ujar Youngjae di samping telinga Daehyun yang berkonsentrasi dengan kemudinya.

"Asal kau tahu saja, Presiden itu tidak pernah suka padaku. Bagaimana jika ternyata aku hanya dijadikan umpan karena ada seseorang yang ingin balas dendam padanya? Bagaimana? Apa kau tega membiarkan dia melakukannya? Aku hanyalah korban, aku tidak terlibat dalam hal apapun."




"Pakai sabuk pengamanmu, Tuan Muda." Daehyun memilih untuk mengabaikan omong kosong Youngjae. Dia sudah mendapatkan kesan buruk di pertemuan pertama mereka, tentu saja akan sangat sulit untuk mempercayai ucapan Youngjae setelah ini.

Daehyun menaikkan kecepatan mobilnya dan membuat Youngjae hampir terjatuh. Wajah Youngjae mengernyit, sepertinya orang yang dikirim oleh Jonghyun kali ini benar-benar berhati batu. Youngjae kemudian duduk dengan santai di belakang meski ia sangat tidak rela  Sesekali dia mengamati Daehyun dari belakang. Rasa penasarannya cukup besar terhadap orang baru itu.


"Hey, orang baru. Siapa namamu?" tanya Youngjae dengan sikap sombongnya. Dia bahkan duduk dengan santai sembari menaruh kaki kirinya di atas kaki kanannya.

"Jung Daehyun," jawab Daehyun, tak acuh.



"Berapa usiamu?"


"32 tahun."


"Sudah ku duga kau tidak jauh lebih tua dariku," gumam Youngjae.



Daehyun terhubung dengan Jonghyun melalui alat komunikasi yang terpasang di telinganya. Dan melakukan sedikit pembicaraan yang berhasil membungkam Youngjae.


"Ini aku, Jung Daehyun. Kami akan sampai dalam lima menit."




Youngjae mengalihkan pandangannya ke luar jendela dan menghela nafas pelan agar Daehyun tidak mendengarnya. Ini benar-benar hari yang buruk untuknya. Semalaman dia hanya menggerutu sendiri di dalam kamar, kenapa Presiden tiba-tiba ingin memperkenalkan keluarganya pada publik. Karena Presiden yang dikenal oleh Youngjae selama ini hanyalah seorang kepala keluarga yang sama sekali tidak bertanggung jawab. Youngjae berani bertaruh jika Daehyun tahu yang sebenarnya, dia pasti akan merasa kasihan. Sama seperti Jonghyun.

Sudut bibir Youngjae tersungging, dia kemudian bergumam, "menyedihkan ..."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro