Part 22
~satu tahun berlalu seperti angin yang membuka lembaran pada sebuah buku besar dan membuka takdir baru~
youngjae berjalan menuruni tangga dan berhenti sejenak ketika melihat daehyun sedang berbicara pada yeonju,apa yang dia lakukan di sini malam malam.youngjae kemudian memasang ekspresi yang sama ketika dia berada di kantor dan berjalan dengan santai menghampiri daehyun dan yeonju dengan tatapan mengintimidasinya yang di tujukannya bukan pada daehyun melainkan pada sekretaris nya sendiri,dia kemudian duduk di samping daehyun.
"apa yang membawamu kemari malam malam begini"
"aku ada perlu sebentar dengan daehyun-ssi"
jawab yeonju entah kenapa perasaan yeonju menjadi tidak enak ketika melihat youngjae,bulu kuduknya serasa berdiri mungkin hanya perasaannya saja.
youngjae melihat jam tangannya yang ternyata tidak ada dan membuatnya hanya melihat pergelangan tangannya yang kosong.
"jika sebentar kenapa masih di sini,pulang sana tidak baik anak gadis main ke rumah pria lajang terlebih malam malam begini"
"ne...?" yeonju terlihat bingung dengan ucapan youngjae seperti nya inilah alasan sebenarnya kenapa perasaannya menjadi tidak enak beberapa waktu lalu,seharusnya dia tidak masuk ke dalam dan mengajak daehyun berbicara di luar saja dengan begitu mungkin dia bisa berlama lama dengan daehyun karna sebenarnya itulah tujuan yeonju datang ke sana,masalah jadwal presdir itu hanya sebagai alat saja.
"kenapa masih diam,sana pergi hush...,hush..." ujar youngjae yang sudah menyandarkan tubuhnya sembari menggerakkan kakinya seperti menendang sesuatu,daehyun hanya bisa melihatnya dengan pasrah bahkan sekretaris nya sendiripun di perlakukan seperti itu.
"ne,kalau begitu aku permisi" yeonju terlihat sedikit kesal tapi dalam hatinya dia benar benara sudah mengumpat,dia berdiri dan menunduk sekilas pada youngjae, daehyun beranjak berdiri tapi youngjae menahan tangannya dan mendudukkannya kembali tanpa melihat ke arah daehyun.
yeonju menunduk ke arah daehyun untuk memberi salam"aku akan mengantarmu ke depan"
"tidak usah" senyum yeonju tiba tiba menghilang ketika mendengar suara youngjae, "dia kan datang ke sini sendiri,masuk rumah juga sendiri biarkan saja dia pergi sendiri"
"hentikan" gumam daehyun.
"mwo,mwo,mwo" ujar youngjae yang mungkin terlalu bersemangat,sehingga yeonju menatap aneh ke arahnya.
"masih di sini,sana pergi"
"ne,aku permisi,selamat malam presdir" ujar yeonju memberi penekanan pada kata presdir dan berjalan keluar dengan kesal setidaknya daehyun masih mau untuk mengantarnya sampai depan jika bukan karna presdir yang kambuh penyakit gilanya.
"ya' sebaiknya kau langsung pulang jangan kelayapan" seru youngjae dia bahkan tidak perduli saat daehyun menegurnya pelan.
"jika ada pria yang mendekatimu lari saja,hati hati banyak pria hidung belang di luar sana jika ada sesuatu hubungi saja 112,jangan hubungi daehyun eoh....."
daehyun melempar youngjae dengan bantal kecil di sebelah nya dan hanya berhasil mendapat sedikit perhatian dari youngjae.
"jangan pergi ke kedai di pinggir jalan eoh...langsungmpulang saja,jika kau ke sana akan ku kirim minjae untuk menyeretmu pulang,kau mengerti eoh....."
daehyun tersenyum tidak percaya sembari memalingkan wajahnya,dan lebih anehnya lagi kelakuan youngjae saat ini,dia tiba tiba memelorotkan tubuhnya hingga punggungnya menyentuh dudukan sofa.
"apa yang kau lakukan"
"seperti ini kau tidak tau"
Ujar youngjae sembari mengarahkan pandangannya ke arah daehyun.
"sudah puas"
"apanya"
daehyun berdiri sembari meraih bantal dan ingin memukul youngjae tapi youngjae lebih dulu beranjak dengan sedikit merangkak dan kemudian berlari ke arah tangga,dan berjalan dengan biasa menaiki tangga.
"lain kali jika kau ketahuan menerima tamu wanita di rumahku akan ku habisi wanita itu mengerti" ujar youngjae santai,sedangkan daehyun hanya bisa menatapnya tidak percaya.
"apa kau sedang mabuk"
"mabuk?di rumah ku bahkan tidak ada soju,jika aku mabuk berarti ada seseorang yang sudah menyelundupkannya secara diam diam"
bahkan youngjae mengucapkannya dengan mudah tanpa melihat betapa kesalnya daehyun saat ini.
"kau membuatku gila"
"daehyun-ssi"
"mwo"
"dimana kaca matamu" ujar youngjae sembari bersandar di pembatas tangga.
"mwo?"
"kau tuli atau dungu eoh....haruskah aku mengulanginya,kau benar benar membuatku seperti orang gila" ujarnya dan melanjutkan langkahnya.
"ya'... aku yang bisa gila karnamu,jinjja,tensi darahku bisa naik jika seperti ini terus"
"kalau begitu tidur di luar dan biarkan nyamuk mengurangi darahmu gampang bukan" ujar youngjae yang tiba tiba kembali dan melongokkan kepalanya ke bawah.
"aku tidur di mana saja bukan urusanmu,urus saja kejiwaanmu" ujar daehyun kesal sembari berjalan menuju kamarnya,sedangkan youngjae menaikkan sudut bibirnya ke atas dan berbalik berjalan menuju kamarnya.
tepat saat dia membuka pintu kamar ponselnya berbunyi tanda ada sebuah pesan yang masuk,dia mengambil ponselnya dan berjalan menuju balkon.
dia menyandarkan tangannya pada pembatas balkon dan membuka pesan.
~kim nayeon~ssi
aku akan sampai di seoul besok.
sudut bibir youngjae terangkat,dia tampak memainkan ponselnya tanpa khawatir jika sampai ponselnya jatuh ke bawah,dia kemudian melongokkan kepalanya ke bawah,untuk apa lagi tentu saja untuk mengganggu daehyun karna kamar daehyun berada tepat di bawah kamar youngjae.
"daehyun-ssi.........daehyun-ssi.....kau masih hidup,daehyun-ssi.........heol apa dia benar benar sudah mati, ya' daehyun-ssi....daehyun-ssi......jung daehyun-a............"
Daehyun yang mencoba untuk berpura pura tidak dengar sepertinya sudah tidak tahan lagi,dia kemudian membuka jendela kamarnya dengan kasar dan melihat ke atas meski yang di lihatnya hanyalah bagian bawah balkon.
"Ya' kau sudah gila jangan teriak malam malam,apa gunanya kau memiliki ponsel jika kau masih berteriak diam atau ku lemapar sepatu" teriak daehyun entah sadar atau tidak tapi suaranya bahkan melebihi teriakan youngjae.
"Mwo.....kau bilang apa,apa kau orang bodoh bahkan suaramu lebih keras dari ku eoh.....dasar orang aneh"
Daehyun mendengus kesal dan langsung melompat keluar dari jendela tanpa menggunakan alas kaki,dia berjalan ke tengah halaman samping sampai ia bisa menjangkau youngjae, youngjae yang melihatnya sempat terkejut bahkan dia tidak mengira bahwa daehyun akan keluar ke halaman.
"Heol"
"Ya' berhenti menggangguku dan cepat katakan apa maumu eoh..." ujar daehyun sembari berkacak pinggang.
Youngjae tersenyum tidak percaya ternyata sangat mudah membuatnya marah,"ya' bukankah kau bilang tensi darahmu tinggi kalau begitu tetap di sana eoh....kau mengerti"
"Heol....anak ini benar benar, ya' jika kau sampai berteriak setelah ini awas kau"
"Mwo,mwo,apa yang akan kau lakukan" tantang youngjae.
"ku bakar rumahmu"ujar daehyun sembari berjalan ke arah kamarnya dan masuk kembali melalui jendela.
" heol,kejam sekali,ya'daehyun-ssi.....apa kau pencuri eoh.....kenapa kau lewat dari jendela eoh.....daehyun-ssi....."
Youngjae menarik sudut bibirnya lebih lebar sehingga menciptakan sebuah senyuman,raut wajahnya terlihat sangat senang bahkan dia terlihat menggigit bibirnya sendiri untuk menekan rasa senangnya.
"Ahhhh....aku bisa gila,kenapa waktu berjalan lambat sekali" teriaknya frustasi yang sampai di telinga daehyun.
"Dia memang benar benar gila"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro