Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 19

youngjae tengah mengadakan rapat di ruangannya bersama sekretaris pribadi nya,kim yeonju, meski bukanlah hal yang harus di rahasia kan tapi cara mereka berbicara seperti tengah membicarakan sebuah rahasia sebenarnya bukan keinginan yeonju,dia hanya mengikuti apa yang di lakukan youngjae, karna tiba tiba saja youngjae memelankan suaranya sehingga mengharuskan yeonju mendekat dan sedikit membungkuk agar bisa mendengar dengan jelas apa yang tengah di ucapkan youngjae.

"ah..yang ini,bisa kau tunda dulu" ujar youngjae sembari menujuk ke selembar kertas di hadapannya,"dan ini,pertemuan dengan presdir kang tolong jadwalkan kembali"

"ne"

"jangan hanya iya iya mengerti tidak"

"mengerti presdir"

Yeonju bisa mengerti apa yang tengah youngjae bicarakan yang tidak di mengerti olehnya adalah keadaan yang terjadi sekarang kenapa mereka harus bicara sembari berbisik bisik tapi mungkin ini jauh lebih baik dari pada harus mendengarnya berteriak sembari menggebrak meja.

"dan batalkan semua agendaku untuk minggu depan"

"semua"

"ya...semua aku harus pergi ke gangwon-do"

"sendiri"

"tidak"

"bersama daehyun-ssi"

youngjae tersentak dengan pertanyaan yeonju,dia pun menegakkan kepalanya dan menatap ke arah yeonju yang tampak masih menunggu jawabannya.

"kenapa kau bertanya"

tiba tiba saja suasana kembali seperti semula,perlahan yeonju menegakkan tubuhnya dan tersenyum pahit seperti nya yang baru saja terjadi hanya kesalahan belaka lihat saja wajah youngjae yang sudah kembali seperti biasa.

"presdir...apa terjadi sesuatu pada daehyun-ssi"

"kenapa kau bertanya" ujar youngjae dengan nada yang kaku seperti biasa.

"sejak kemarin aku tidak melihatnya apa dia sakit"

"kenapa kau bertanya"

Yeonju membuang nafasnya ke samping,bicara dengan youngjae sama saja berbicara dengan orang dungu.

"presdir...."

"jika kau sudah mengerti kembali ke mejamu" sela youngjae yang berhasil membuat senyum di wajah yeonju menghilang.

"kau dengar tidak,pergi sana"

Yeonju berjalan keluar dengan menghentakkan sepatu hak tingginya ke atas lantai yang mengkilap,mata youngjae mengekorinya sampai ia berada di luar dan menutup pintu dengan wajah yang kesal.

"untuk apa dia bertanya memangnya dengan dia bertanya aku akan memberitahunya,meski kau bertanya seribu kalipun aku tidak akan menyerahkan dia padamu" maki youngjae yang di tujukan pada pintu tak berdosa yang berjarak beberapa meter di hadapannya,dia kemudian menaruh penanya dengan sedikit kesal.

dia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang,"minjae-ya...siapkan mobil,hari ini aku pulang sendiri,aku akan turun lima menit lagi"

youngjae menutup panggilannya dan memutar mutar kursi yang ia duduki beberapa kali dan tampak tengah memikirkan sesuatu.

~|~

daehyun masih terduduk di ranjangnya karna seharian ini dia tidak beranjak dari kamarnya dan hanya turun dari ranjang jika ingin ke kamar mandi lagi pula jikapun dia ingin keluar seungwoo pasti menghalanginya tapi semenjak kepergiannya kurang lebih tiga puluh menit yang lalu semuanya tiba tiba menjadi sepi,daehyun melihat ke arah kakinya yang cedera,gibs nya sudah di lepas mungkin besok dia bisa pulang.

"baiklah,sudah waktunya untuk pergi,kenapa melihatku seperti itu kau tidak ingin aku pergi,meski kau melarangku aku akan pergi,mulai sekarang aku akan jarang menemuimu hiduplah dengan sehat dan makan yang banyak kau bahkan lebih buruk dari tengkorak,baik baiklah dengan presdir, aku akan pergi ke bukcheon hari ini,jaga dirimu baik baik,mengerti...."

daehyun teringat perkataan seungwoo sebelum pergi meninggalkannya,lagi pula untuk apa ia mengatakan hal seperti itu bahkan sampai saat ini status mereka hanyalah orang asing tapi kenapa seungwoo bersikeras untuk mendekati daehyun apa sebenarnya tujuan seungwoo mungkinkah dia mengincar keluarga presiden tapi untuk apa bukankah dia seorang kepala detektif,ketika daehyun tengah sibuk dengan pemikirannya pintu tiba tiba terbuka.

~satu menit setelah pintu terbuka~

daehyun mengikuti pergerakan youngjae dengan ekor matanya dan ini lah yang di lakukan youngjae saat masuk dan melihat perban di wajah daehyun sudah terlepas,dia meneliti setiap inci dari wajahnya bahkan caranya melihat seperti tengah mencari jarum yang jatuh di lantai,youngjae kemudian memberi isyarat dengan tangannya agar daehyun mengangkat dagunya, saking seriusnya bisa terlihat kerutan yang mentautkan kedua alis youngjae, dia kemudian menegakkan tubuhnya dan berdehem.

"suster,apa bekas lukanya bisa hilang dalam waktu lima hari"

daehyun menatap youngjae tidak mengerti meskipun hanya sebatas siluetnya,untuk apa dia menanyakan hal itu dan untuk apa pula menghilangkan luka dalam waktu lima hari.

"lukanya tidak terlalu dalam,perlahan lahan lukanya akan menjadi samar dan tidak akan berbekas" youngjae menganggukkan kepalanya sembari berkacak pinggang.

"kalau begitu saya permisi"

youngjae menurunkan tangannya dan menunduk sekilas ketika perawat tersebut memberi salam,youngjae kemudian berbalik ke arah daehyun dengan tangan yang kembali ke posisi sebelumnya.

"di mana temanmu itu"

"sudah pergi"

"kemana"

"bukcheon"

"malam malam begini,untuk apa dia ke bukcheon malam malam begini"

"mana aku tahu,memangnya aku ayahnya"

youngjae berjalan ke arah sofa dan duduk dengan santai dengan tangan yang bersedekap,daehyun memicingkan matanya melihat youngjae bukan karna dia mencurigai youngjae melainkan karna dia sudah melepas lensa kontaknya jadi akan sangat sulit baginya untuk melihat wajah youngjae dengan jelas terlebih lagi youngjae belum berbaik hati untuk mau membawakan kaca matanya.

"kau tidak pulang"

"tidak"

daehyun mengernyitkan dahinya,"kenapa,apa ada masalah"

"aku akan tidur di sini" jawaban youngjae yang sedari tadi terdengar sangat santai membuat daehyun penasaran bagaiman raut wajah youngjae saat ini,youngjae akhirnya menyadari cara daehyun melihat ke arahnya terlalu berlebihan.


"kenapa melihatku seperti itu,apa ada masalah"

"aku tidak bisa melihat mu dengan jelas"


"heol" seru yongjae yang langsung bangkit,"jinjja"sambungnya sembari berjalan ke arah daehyun, dia berhenti di depan daehyun dan melambaikan tangannya tepat di wajah daehyun, "apa benar benar tidak bisa"

daehyun menyingkirkan tangan daehyun yang terlihat blur di matanya seperti nya youngjae sengaja melakukannya terbukti dari suara tawanya yang terlihat senang sekali.

"heol,bagaimana jika ada di yang berniat jahat padamu saat kau seperti ini eoh..." ujar youngjae sembari tertawa ringan,daehyun mengangkat tangannya dan mendorong wajah youngjae ke samping cukup keras.

"wae.....aku kan cuma memperingatkan apa salahnya"

seperti nya youngjae datang kesana dengan niat yang benar benar kuat hanya untuk menggoda daehyun dan rencananya berhasil karna seratus persen daehyun benar benar terganggu.

"jikapun ada orang yang berniat jahat padaku,tidak lain kaulah orang nya" ujar daehyun kesal.

youngjae malah tertawa seperti mendapatkan penghiburan setelah kebosanannya ketika di tinggal daehyun, youngjae kemudian merogoh saku jasnya dan mengambil sebuah kaca mata yang memang sengaja ia bawa dari rumah ketika pulang tadi,youngjae memakaikan kacamata tersebut pada daehyun dan membuatnya sempat tersentak.


"sudah lihat sekarang"

daehyun meraih bantal dan memukul youngjae dengan keras,"wae....aku kan sudah berbaik hati membawa kaca matamu setidaknya ucapkan terimakasih"

youngjae berlari menuju sofa dan kembali duduk ketika melihat tanda tanda bahwa daehyun akan segera mengamuk.


"kenapa kau ingin tidur di sini"

"kenapa,memangnya ini rumahmu"

daehyun menghela nafas,"kau akan cepat tua jika membuang buang nafas mu seperti itu,harusnya kau bisa lebih tenang sedikit eoh...."



"aku akan mengambil cuti"

"ya' apa kau sudah gila belum ada satu bulan bekerja kau mau meminta cuti memangnya kau bekerja di rumah kakekmu"


"aku tidak bisa mengemudi jadi untuk apa aku di rumahmu"


"aku bisa mengemudi sendiri"


"ya' sebenarnya apa yang kau mau, berhenti membuat masalah jika sampai presiden tahu bagaimana"



youngjae menatap daehyun heran kenapa di tiba tiba berbicara seperti itu.


"dari mana kau tahu apa ahjusi itu yang memberitahumu"


"memberitahu apa maksud mu"

menyadari bahwa daehyun tidak mengerti dengan pertanyaannya, youngjae berdehem dan membenarkan posisi duduknya,"tidak ada,lupakan dan satu lagi jangan meneriaki aku seperti barusan aku atasanmu kau ingat itu,mengerti "

daehyun menarik sudut bibirnya sembari membuang nafas,terserah apa yang di inginkan youngjae bagaimanapun dia adalah orang yang sulit untuk di tebak yang jadi pertanyaan daehyun adalah dengan siapa youngjae berkelahi kemarin mungkinkah itu youngjae yang satunya lagi.



"kau berkelahi dengannya lagi"

"siapa"


"Youngjae-ssi"

"aku youngjae"


"ck,temanmu yang pernah memukul mu" ujar daehyun kesal.


"memukulku,benarkah dia memukulku kenapa aku tidak ingat" ujar youngjae sembari memiringkan kepalanya seakan akan tengah berfikir,daehyun yang tidak sabar akhirnya melempar bantal ke arahnya.

"simpan untuk dirimu sendiri" ketus daehyun.


"dia sudah pindah keluar negeri kemarin" ujar youngjae sembari memalingkan wajahnya.


"apa kau memukulnya"



"dia tidak akan pergi jika hanya ku pukul satu atau dua kali,dia hanya mencoba lari dariku,anggap saja begitu"



"kau membuatku gila"

"mau ku pindahkan kerumah sakit jiwa"

helaan nafas panjang daehyun seakan akan menjadi angin yang bertiup menambah kesepian suasana di luar rumah sakit.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro