Part 11
daehyun duduk di depan meja dapur sembari memeriksa agenda youngjae untuk besok,dan besok adalah hari pertama youngjae memulai kembali aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa setelah cuti panjangnya,sepertinya daehyun harus benar benar berhati hati karna meski sudah dua minggunlamanya paparazi masih sering mengikuti mereka atau lebih tepatnya hanya youngjae yang mereka incar,jika sampai kegilaan youngjae sampai tertangkap kamera paparazi mungkin mereka akan menulis artikel buruk tentang youngjae dan jika sampai seperti itu mungkin youngjae atau bahkan keluarga presiden akan terkena masalah dan entah sejak kapan daehyun mulai prihatin pada apapun yang terjadi pada youngjae terlebih lagi hanya youngjae lah yang selalu bergentayangan di sekitarnya selama dua minggu terakhir.
daehyun memeriksa beberapa agenda yang telah di rubah oleh ahjussi dan minggu depan youngjae harus pergi ke gangwon-do untuk menghadiri acara amal yang juga di hadiri oleh presiden dan juga ibu negara,daehyun membuang nafasnya,sepertinya akan sulit membawanya ke gangwon-do terlebih lagi jika sudah berurusan dengan presiden.
daehyun menutup file di tangannya dan beranjak dia berjalan menuju ruang tengah,dan duduk di depan sebuah piano berwarna hitam dan terlihat sangat elegan.
daehyun menaruh filenya di atas piano,dia mengangkat tangannya dan menekan tuts dengan pelan,ini pertama kalinya daehyun mendekati piano tersebut sejak melihatnya dua minggu lalu,entah kapan terakhir kali daehyun memainkan piano mungkin sejak dia kehilangan keluarganya dalam insiden divisi 0xforce.
perlahan ingatan daehyun membuka kembali nada nada yang pernah ia pelajari sebelumnya dan menciptakan alunan musik yang mengagumkan.
youngjae yang tengah berdiri di balkon menoleh ke dalam kamarnya ketika mendengar permainan piano daehyun, dia penasaran siapa yang sedang bermain piano karna selama ia tinggal di sana tidak ada satu orang pun yang menyentuh piano tersebut selain untuk membersihkannya.
youngjae berjalan masuk ke kamarnya,dia menutup jendela dan gordennya kemudian berjalan ke bawah,dia menuruni tangga ke bawah sembari melihat ke sekeliling seperti nya semua pelayan sudah berada di paviliun belakang,youngjae melangkahkan kakinya menuju ruang tengah,dia menhentikan langkahnya ketika sampai di pintu ruang tengah dan melihat bahwa daehyun lah yang duduk di depan piano,youngjae melihatnya dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan,setelah beberapa waktu berdiri di ambang pintu youngjae berbalik menuju ruang tamu,dia duduk di sofa ruang tamu jika seperti ini benar benar terasa sepi,sebenarnya youngjae ingin memprotes daehyun kenapa dia harus memainkan lagu yang menyedihkan seperti ini,bahkan lagu yang di mainkan oleh daehyun mampu mempengaruhi suasana hati youngjae,dia meraih ponselnya yang sebelumnya ia taruh di atas meja,dia membuka folder foto di ponselnya dan menemukan sebuah foto di mana dia berada di antara dua wanita yang paling ingin di lindunginya,dia masih ingat bagaimana perasaannya ketika foto itu di ambil,lima tahun berlalu dan lima tahun pula youngjae jalani di penjara keluarga presiden tanpa satupun tikus yang bisa menyusup,jika di beri kebebasan dia pasti sudah berlari ke incheon airport dan pergi ke london,tapi mungkin itu hanya sebuah harapan karna ibu youngjae tidak akan pernah mau meninggalkan presiden,dan senyum youngjae saat ini benar benar menunjukkan seberapa besar harapannya.
permainan piano daehyun tiba tiba berakhir membuat senyum youngjae memudar dan mengangkat kepalanya melihat ke arah ruang tengah,dia kemudian beranjak dan menghampiri daehyun di ruang tengah,dia melihat daehyun menunduk dengan kedua tangan di atas piano,apa dia menangis.
youngjae menghampiri daehyun dan duduk di samping daehyun membelakangi piano,"apa kau menangis"
daehyun menoleh ke samping,dia tidak menangis hanya saja merasa sedikit sedih rasanya benar benar sepi,daehyun menegakkan tubuhnya dan melihat ke arah youngjae.
"apa aku mengganggumu"
youngjae menggeleng dengan tatapan mata tertuju ke depan,"aniya,sama sekali"
youngjae sekilas melihat ke arah daehyun, "dari mana kau mempelajarinya,kau terlihat sangat mahir"
"itu bakat alami"
youngjae tertawa tidak percaya,apa.daehyun mencoba menyombongkan dirinya sekarang, "apa kau ingin mengatakan bahwa di bandingkan denganmu aku tidak ada apa apanya"
youngjae memutar posisinya dan menghadap piano,daehyun sedikit bingung,apanya yang lucu bahkan daehyun tidak berniat untuk membuat sebuah lelucon.
"akan ku tunjukkan apa itu bakat yang sesungguhnya"
youngjae mulai menekan tuts tuts piano di depannya meski dia sempat merasa kesepian karna lagu yang di mainkan oleh daehyun yang di lakukannya saat ini pun tidak ada bedanya,daehyun menarik sudut bibirnya.
"mainkan sesuatu yang lebih menyenangkan"
"kau ingin"
ujar youngjae tanpa melihat kearah daehyun dia kemudian mengganti nada permainannya.
"apa apaan ini" daehyun tertawa tidak percaya karna youngjae malah memainkan lagu baby shark.
"wae......bukankah ini lagu yang menyenangkan" ujar youngjae sembari tertawa,dia kemudian melihat ke arah daehyun, "bagaimana jika kau menarikan tariannya,eoh...."
"aniya,aniya"
"wae........kau hanya perlu menari seperti ini,baby shark du du durudu....."
"sirheoyo"
"ya'jika kau mau menari akan ku beri dua kali lipat bayaranmu bulan ini"
"sirheoyo,aku bahkan belum menerima gaji pertama ku"
daehyun meraih file yang sebelumnya ia taruh di atas piano dan bergegas pergi,"ya' daehyun-ssi,mau kemana kau,kembali kesini,daehyun-ssi..."
"ne........."
~
youngjae membuka pintu mobil bagian belakang dan masuk ke dalam mobil,"kita berangkat sekarang " tanya daehyun sembari melihat youngjae melalui kaca spion.
"jika aku berangkat besok aku akan ketinggalan kelas ku"
daehyun hanya tersenyum ringan dan menyalakan mesin mobilnya,mereka meninggalkan kediaman youngjae dan menuju jalan utama untuk menuju ke kampus tempat youngjae kuliah,daehyun melihat youngjae dari kaca spionnya jika di lihat dari atas sampai ke bawah dia sama sekali tidak mirip.dengan seorang mahasiswa,daehyun berfikir apakah youngjae juga akan menjaga imagenya sebagai seorang anak presiden ketika berada di kampus atau dia akan bersikap seperti sebelumnya tapi itupun jika youngjae dulu benar benar anak yang ramah.
daehyun memasuki kawasan kampus dan menghentika mobilnya di area parkir yang kosong,ponsel daehyun tiba tiba berdering membuat youngjae menghentikan pergerakannya yang ingin membuka pintu.
"ahjussi,ada apa"
"......"
"ahhhh,aku mengerti,jangan khawatir"
daehyun menutup panggilannya,"ada apa"tanya youngjae, daehyun menoleh ke belakang.
"paparazi,rapikan bajumu"
daehyun melepas sabuk pengamannya dan keluar dari dalam mobil,youngjae menghela nafas seperti nya memperkenalkan youngjae sebagai anak presiden hanyalah akal akalan presiden untuk membatasi gerak youngjae, youngjae membenahi bajunya dan tampak kesal,dia kemudian membuka pintu mobil sebelum daehyun menjangkaunya,dan begitu keluar dari mobil,yang benar saja bahkan beberapa pelajar yang berada di area parkir melihat ke arahnya sembari berbisik bisik,youngjae menutup pintu mobil dan mengarahkan pandangannya ke sekeliling dan benar meski mereka menyamar sebagai pelajarpun mereka tetaplah paparazi dia kemudian mengarahkan pandangannya pada daehyun.
"apa kau akan berdiri di sampingku seharian"
"jika kau masuk ke kelas aku akan menunggu di luar"
"jangan terlalu bekerja keras,abaikan saja paparazi itu aku memiliki sesuatu untuk mereka"
ujar youngjae sembari berjalan ke arah bangunan kampus dengan senyuman yang berwibawa,daehyun mengikutinya di belakang dan sesekali melihat ke sekeliling,di sepanjang koridor kampus jalan yang bisanya rapat oleh para pelajar tiba tiba saja menjadi lenggang bahkan mereka merapat ke tembok seperti tengah membukakan jalan untuk youngjae, youngjae menunduk sekilas.dan tersenyum ramah ketika melihat beberapa pelajar menatapnya kagum,sebenarnya dia tidak sepopuler ini sebelumnya tapi dia juga bukan termasuk pelajar yang bandel.
langkah youngjae dan daehyun terhenti ketika mereka bertemu dengan salah satu profesor di kampus tersebut.
youngjae memberi salam kepada profesor yang terlihat sudah sangat senior.
"anyeonghaseyo, senang bisa melihatmu kembali beraktifitas kembali" ujar profesor tersebut.
"ne,aku juga senang bisa kembali lagi kesini,lama tidak bertemu bagaimana kabar anda"
profesor tersebut tersenyum ramah pada youngjae, "seperti nya aku bertambah tua selama kau tidak ada di sini"
profesor dan youngjae tertawa ringan,"anda hanya sedikit berbeda"
profesor menghela nafas,"aku benar benar tidak menyangka bahwa anak presiden yang tersohor itu adalah muridku sendiri,aku merasa sangat terhormat"
"bukan begitu,aku mohon jangan bersikap seperti itu" ujar youngjae sembari tersenyum canggung dan sedikit menundukkan kepalanya.
daehyun melihat ke sekeliling dan benar para paparazi mengambil beberapa gambar youngjae, tapi untuk saat ini daehyun masih berada di zona aman karna saat ini yang bersama daehyun adalah seorang anak presiden dan bukannya yoo youngjae si maniac game yang sudah beberapa hari ini tidak pernah terlihat bermain game di ponselnya.
setelah bercengkrama dengan profesor Youngjae dan daehyun melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kelas youngjae, selama kelas berlangsung seperti yang di katakan daehyun sebelumnya dia menunggu tepat di samping pintu di luar kelas,bahkan youngjae sering melihat ke arah daehyun untuk memastikan apakah daehyun benar benar menunggunya.
setelah kelas selesai youngjae memilih untuk tetap duduk di bangkunya berbeda dengan sebelumnya,dia akan berlari keluar begitu kelas berakhir,kali ini dia harus tersenyum setiap kali para pelajar lainnya menundukkan kepalanya sekilas ketika melewatinya,sebenarnya youngjae tidak nyaman di perlakukan seperti itu bahkan dia bukanlah seorang putra mahkota yang akan meneruskan tahta nantinya.
"woah.....lihatlah siapa kunyuk sialan ini eoh....."
youngjae menghentikan pergerakannya ketika ia ingin beranjak pergi saat kelas sudah kosong tapi rupanya dia salah karna seseorang masih berada di sana dan menegurnya secara tidak sopan.
"kau bilang sesuatu"
youngjae menatap malas ke arah orang yang menegurnya barusan,kim youngjae mahasiswa seangkatan youngjae, nama mereka memang mirip semirip tingkah mereka bahkan sebelumnya yoo youngjae dan kim youngjae terlibat pergulatan serius.
"hahhhh apa sekarang kau juga tuli,kunyuk sialan"
"ya',jaga ucapan mu itu"
"wae..........."
youngjae mendengus kesal,persetan dengan paparazi dia benar benar tidak bisa memalingkan perhatiannya pada kim youngjae.
"kau ingin berkelahi"
"ne.......!?" kim youngjae tertawa,"haruskah aku menjadi orang pertama yang memukul wajah putra presiden" ujarnya mengejek youngjae yang sudah terlihat sangat kesal padanya.
youngjae melepas jasnya dan melemparnya ke sembarang arah,dia menghampiri kim youngjae sembari menggulung lengan bajunya.
"hari ini kupastikan akan membunuhmu"
"jinjja?,ahhh menakutkan"
ujar kim youngjae dan segera menghindar dari youngjae, "ya',jangan lari kau kemari,cepat kemari,Sialan...."
~|~
daehyun sesekali melongokkan kepalanya ke dalam saat melihat bahwa banyak pelajar yang sudah meninggalkan kelas,dia sempat melihat youngjae yang masih duduk tenang di kursi nya,seperti nya dia menunggu semua pelajar keluar,daehyun kemudian kembali pada posisi awalnya bahkan beberapa pelajar sempat melihat ke arahnya dengan tatapan yang tidak bisa di mengerti,setelah beberapa saat tidak ada lagi pelajar yang keluar dari ruang kelas,daehyun sedikit heran kenapa youngjae belum keluar juga sampai saat ini.
"..kemari sialan......"
daehyun terkejut ketika tiba tiba mendengar teriakan youngjae dari dalam,dia segera bergegas masuk ke dalam dan tersentak ketika melihat apa yang tengah di lakukan oleh youngjae saat ini,raut wajah daehyun tiba tiba memucat dia terlihat sangat gelisah dia sempat melihat keadaan di luar jika sampai ada orang yang melihat kelakuannya habislah.
daehyun segera menyusul youngjae yang tengah berkelahi dengan pelajar lainnya.
"ya' ya' hentikan,hentikan, apa yang kau lakukan"
"persetan dengan anak presiden,Cih,lagi pula siapa yang ingin jadi anak nya" gumam youngjae yang masih bergulat dengan kim youngjae.
daehyun menghentikan pergerakan youngjae dengan memeganginya dari belakang tapi tangan youngjae masih memegang tangan kim youngjae,dia melihat kearah daehyun dengan ekor matanya.
"apa yang kau lakukan"
"apa kau sudah tuli"
"mwo....." pekik youngjae dengan mata terbuka lebar,"apa sekarang kau berpihak pada kunyuk ini eoh......."
"diamlah,dan cepat lepaskan dia"ujar daehyun malas sembari memalingkan wajah.
" ya' apa kau tuli,bukankah pesuruhmu itu menyuruhmu melepaskanku" ujar kim youngjae membuat youngjae menggertakkqn giginya dan hampir menjangkau kim youngjae dengan kakinya jika daehyun tidak memeganginya,kim youngjae kemudian menarik tangan nya dengan susah payah agar bisa terlepas dari youngjae dan ketika ia berhasil lepas dia tersenyum seperti mengejek youngjae dan pergi sembari menyambar ranselnya.
"aku tidak ada urusan lagi dengan anak ibu seperti mu"
"mwo........" pekik youngjae, daehyun menghela nafas setidaknya youngjae tidak perlu berteriak di tempat umum seperti ini.
"ya' lepaskan aku"
"sirheoyo,sekarang kita harus ke kantor"
"ya', kau fikir siapa kau bisa mengaturku seenakmu,aku atasanmu jika aku bilang lepas kau harus lepas mengerti tidak,apa kau sudah tuli eoh......"
"ne..........." jawab daehyun pasrah,tapi tiba tiba dia memekik kesakitan ketika youngjae tiba tiba saja menggigit lengannya,refleks daehyun melepaskan youngjae dan memegangi tangannya sembari menunduk sedangkan youngjae melarikan diri dan tidak perduli dengan jas ataupun bukunya daehyun yang melihatnya hanya bisa meringis kesakitan dia tidak tahu jika youngjae memiliki gigi yang tajam.
"menyebalkan"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro