Page 08 [Free Fall]
Cyber Room.
"mwoya...?apa ini"
ujar salah seorang berkaca mata yang duduk di depan komputernya,dan tengah berkutat dengan layar komputer di depannya.
dia membenahi posisi kaca matanya dan sedikit memajukan kursinya dan mulai menekan beberapa tombol pada keyboard yang berada di hadapannya dengan raut wajah yang panik.
"ada apa ini?,ya', ya', komputernya tiba tiba bermasalah,periksa yang lainnya" serunya pada rekan rekannya yang duduk tidak jauh darinya dan sama sama menghadap komputer mereka masing masing.
"ada apa?"
tanya salah seorang yang menghampiri nya dan di lihat dari wajahnya sepertinya dia adalah salah satu senior di cyber room.kepala cyber room.
"komputernya tidak bisa di akses"
pekik salah seorang dan berhasil menarik perhatian seluruh orang di dalam Cyber room, tapi perhatian semua orang langsung teralihkan ke layar utama yang tiba tiba menampilkan beberapa huruf dan angka yang berjalan dengan cepat.
"tidak mungkin...." gumam kepala cyber room tak percaya,dia kemudian sedikit mendorong seseorang yang duduk menghadap komputer di depannya dan mengambil alih,mengotak atik keyboard di depannya sedangkan yang lainnya hanya melihatnya dengan gelisah.
"seseorang telah meretas komputer kita,cepat panggilkan leader team divisi satu,cepat.."
"baik pak"
seseorang berlari keluar,meninggalkan ruangan yang minim penerangan tersebut.
"ini tidak pernah terjadi sebelumnya,kalian selamatkan data yang belum terkena virus!"
"baik pak"
"apa yang bisa kita lakukan tanpa anak itu,kenapa dia tidak kembali,ck"
Battle Of Two Cyber God.
[Free Fall]
hong joochan menginjakkan kakinya di lantai divisi satu,dia membungkuk sekilas ketika bertemu dengan beberapa anggota divisi satu saat dia melangkahkan kakinya lebih dalam,dan kurang dari satu menit dia sudah berdiri tepat di depan sebuah pintu.
perlahan dia mengetuk pintu dan membukanya setelah sempat terdengar suara seseorang dari dalam ruangan yang mempersilahkannya masuk.
joochan masuk dengan kepala yang sedikit menunduk dan menutup pintu dari dalam kemudian dia baru mengangkat kepalanya dan melihat punggung seseorang yang berdiri di dekat kaca gedung.
lee jooheon,joochan meninggalkan divisinya untuk memenuhi panggilan dari leader team divisi satu yang saat ini tengah melihat kota seoul yang bersinar di malam hari.
"hyungnim,memanggilku?"
"kau sudah makan?"
jooheon balik bertanya tanpa melihat ke arah joochan yang masih berdiri di depan pintu.
"ne"jawab joochan singkat seperti biasanya.
" kemarilah!,tidak baik jika berdiri di depan pintu"
joochan kemudian melangkahkan kakinya mendekati jooheon dan menempatkan dirinya beberapa langkah di belakang jooheon.
"apa ada sesuatu yang harus ku lakukan"
joochan kembali bertanya,tapi tampaknya jooheon masih terlihat ragu ragu untuk berbicara.
"ada......hal yang ingin ku tanya kan padamu"
melihat bahasa tubuh jooheon,joochan sudah tahu apa yang ingin di tanyakan oleh jooheon tanpa dia mengucapkannya sekalipun,joochan kemudian memalingkan wajahnya.
"apa dia benar benar tidak menghubungimu"
joochan kemudian merogoh saku jasnya dan mengeluarkan ponselnya,dia menyodorkannya kearah jooheon,"hyung bisa memastikannya sendiri"
jooheon yang menyadari pergerakannya pun menolehkan kepalanya dan melihat ke arah ponsel yang di sodorkan oleh joochan padanya,"terakhir dia menghubungiku saat kami akan pergi ke incheon dan saat hyung berangkat ke kanada,setelah itu dia tidak pernah lagi menghubungiku"
jooheon mendorong tangan joochan yang memegang ponsel agar joochan menariknya kembali,"aku percaya padamu.....tapi,apa dia benar benar tidak mengatakan apapun padamu sebelum pergi"
joochan menggeleng,meski dia telah mengatakan satu kebohongan lagi saat seseorang bertanya tentang changkyun padanya,karna jelas jelas malam setelah changkyun meninggalkan cyber room joochan masih bisa berbicara dengannya melalui sambungan telepon,dan saat itu juga changkyun sudah berpamitan padanya,tapi dia hanya ingin mengingatnya untuk diri sendiri dan lagi pula sekalipun changkyun ingin kembali,dia tidak akan bisa kembali lagi ke divisi empat,setidaknya dengan menghilang begitu saja bisa menutupi kejahatannya malam itu.
jooheon kemudian berbalik menghadap joochan,"bagaimana dengan divisimu?"
belum sempat menjawab pintu ruangan jooheon tiba tiba terbuka dan berhasil mengalihkan perhatian keduanya,petugas cyber room.
"ketua,kita berada dalam masalah"panik petugas cyber room tersebut membuat joochan dan jooheon saling bertukar pandangan sekilas.
"masalah apa yang kau maksud?"
"seseorang meretas cyber room"
mata sipit jooheon tiba tiba membulat sempurna dan tanpa basa basi dia segera bergegas keluar ruangannya di susul oleh petugas cyber room kemudian,dan hanya menyisakan hong joochan dengan ekspresi yang masih sama seperti sebelumnya,dia sama sekali tidak menunjukkan reaksi terkejut ketika mendengar cyber room telah di retas,seakan akan dia tidak memiliki masalah dengan hal itu.
joochan melihat ke arah meja kerja jooheon dan mengarahkan pandangannya pada sesuatu yang membuatnya sedikit terganggu,diapun berjalan mendekati meja kerja jooheon dan meraih sebuah bingkai foto yang berdiri di atas meja jooheon,dimana dalam bingkai foto tersebut terdapat foto jooheon sendiri bersama mantan leader teamnya,im changkyun.
"hong joochan,organisasi sudah memutuskan siapa yang akan menggantikan posisi leader team divisi empat sebelumnya,dia di ambil dari pusat pelatihan divisi satu,untuk itu pastikan semua orang di divisimu mengetahui hal ini"
pikiran joochan kembali memutar ulang ucapan seungwon beberapa waktu yang lalu sebelum ia menapakkan kakinya di lantai divisi satu,sesuatu yang masih sangat memberatkannya,seorang leader team baru untuk divisi empat,sungguh joochan sama sekali tidak pernah membayangkan hal ini terjadi tapi sepertinya dunia tanpa kekecewaan bukanlah dunia yang sebenarnya.
joochan meraih bingkai foto tersebut,melihat sosok leader team yang ia kagumi dan nyatanya telah menelantarkan divisi dan menghilang begitu saja,seseorang yang sudah membuat kekacauan dalam organisasi.
joochan kemudian melangkahkan kakinya berjalan menuju pintu keluar tapi saat dia melewati tong sampah dia memasukkan foto tersebut ke dalamnya tanpa menoleh sedikitpun dan menutup pintu ruangan jooheon dari luar.
"membersihkan kenangan lama sebelum kedatangan orang baru adalah penyambutan yang sempurna meski sempurna tidak selalu merundung pada sebuah kebaikan,ingatlah itu baik baik meski kau akan menjadi orang yang paling bodoh sekalipun,hong joochan"leader team divisi empat,Im Changkyun(ex).
Battle Of Two Cyber God.
[Fre Fall]
jooheon melangkahkan kakinya lebar lebar dan berhenti di depan pintu lift lalu menekan tombol pada samping pintu lift,tidak lama hanya beberapa detik dan pintu lift terbuka dan menampakkan leader team divisi dua yoo kihyun yang sudah berada di dalamnya,tanpa ada keinginan untuk menyapa kihyun,jooheon langsung masuk kedalam lift,menekan beberapa tombol dan kemudian berdiri di samping kihyun.
kihyun sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah jooheon karna merasa ada yang tidak beres sejak kemunculan jooheon,dia menangkap kekhawatiran di wajah jooheon,bukankah itu sudah cukup di jadikan sebagai bukti bahwa telah terjadi sesuatu mengingat jooheon bukanlah orang yang akan memasang wajah serius ketika tidak ada masalah darurat.
"ada masalah"
kihyun yang telah selesai dengan analisisnya kemudian bersuara,jooheon sekilas melihat ke arah kihyun dan kembali melihat ke depan,"cyber room di retas"ujar jooheon singkat dan pintu lift tiba tiba terbuka dan seperti sebelumnya saat dia datang,dia meninggalkan kihyun tanpa sepatah katapun.
kihyun yang sempat terkejut kemudian memutuskan untuk mengikuti jooheon,dia mencoba mensejajarkan langkahnya dengan jooheon,"bagaimana bisa?"kihyun kembali bertanya di sela langkah lebar mereka.
"aku tidak tahu,ini belum pernah terjadi sebelumnya,tapi akan sangat berbahaya jika dia menanamkan virus di komputer kita"
jooheon merogoh sakunya hendak mengambil kartu ID nya namun sepertinya dia meninggalkannya di ruangannya,
"pakai milikku saja"ujar kihyun yang langsung mengeluarkan kartu ID nya dan menggunakannya untuk membuka pintu,dan tepat setelah kunci terbuka dengan tidak sabaran jooheon membuka pintu dan langsung masuk ke dalam dan melihat keributan yang tengah terjadi di cyber room.
jooheon menghampiri kepala cyber room yang tengah mengotak atik keyboard di hadapannya,"sejauh mana?"
kepala cyber room sempat terkejut karna saking seriusnya dia tidak sadar bahwa jooheon telah berdiri di sampingnya,"ketua....."
"aku yang ambil alih"
kepala cyber room tersebut menyingkir dan jooheon yang mengambil alih layar utama,"sejauh mana"ujar jooheon mengulang pertanyaan sebelumnya tanpa menghentikan jarinya yang bergerak dengan liar di atas keyboard.
"65% ketua"
mata jooheon sekilas menunjukkan reaksi akan jawaban dari kepala cyber room,sedangkan kihyun yang tidak mengerti apapun tentang cyber room hanya bisa berdiri tidak jauh di belakang jooheon dan menjadi penonton.
setelah beberapa saat hanya suara ketikan keyboard yang terdengar di telinga jooheon seakan suara itu telah mengalahkan suara suara manusia yang saling bersahutan di sana,"bagaimana bisa begini"gumam jooheon yang sesekali melihat ke layar utama.
"berapa"ujar jooheon sedikit lebih keras dari suara sebelumnya tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun.
"75%,kita berada dalam masalah besar"sahut kepala cyber room yang mengambil alih layar komputer kecil di samping jooheon yang tetap berdiri sampai detik ini meski terdapat bangku kosong di sampingnya.
"tidak bisa,terlalu berbahaya"gumam jooheon seakan berkata pada dirinya sendiri,"selamatkan datanya"gumamannya saat ini di tujukan pada kepala cyber room.
"tidak bisa"
"mwo!?"suara jooheon terdengar begitu datar,sungguh jauh dari kebiasaan lamanya,tapi tak sedikitpun tangannya berhenti bergerak.
"sistem cyber sudah benar benar terblokir secara menyeluruh,kita tidak masuk"terang kepala cyber room yang sudah meninggalkan layar komputernya dan duduk dengan pasrah menatap jooheon,begitupun dengan para petugas lainnya.
"jangan bercanda"
"ketua..."
"aku bilang jangan bercanda....."
jooheon tiba tiba menegakkan tubuhnya dan meneriaki kepala cyber room,membuat semua orang di sana tercengang,bahkan tidak ada salah satu dari mereka pernah melihat jooheon berteriak seperti itu,kihyun yang juga menyaksikannya pun hanya bisa melihat jooheon dengan wajah datar tanpa ekspresi,tapi bukan berati dia tidak terkejut,dia bahkan lebih terkejut dari pada yang lainnya karna kihyun cukup dekat dengan jooheon dan selama bekerja bersama jooheon,kihyun tidak pernah mendapati keadaan jooheon yang seperti ini.
semua berubah hanya karna satu orang menghilang,itulah sebabnya kau harus berhenti membuat sebuah ikatan keluarga (Im Changkyun).
"lakukan sekali lagi! kau punya orang orang profesional di sini"
jooheon menurunkan nada bicaranya dan kembali berkutat dengan layar besar di atas,jooheon kembali terlihat berkonsentrasi pada layar dan keyboard secara bergantian bahkan bisa terlihat bahwa keringat terlihat menetes dari keningnya.
"jebal,jebal,jebal"
jooheon menggumamkan kata kata tersebut seakan tengah melafalkan sebuah mantra dan setelah beberapa menit berlalu pada akhirnya jooheon mengangkat tangannya menjauh dari keyboard dengan raut wajah yang terlihat frustasi sekaligus tidak percaya,dia kemudian menjatuhkan tinjunya ke atas meja dan menghentikan pergerakan seluruh orang di cyber room.dia menunduk dalam.
"game over"batin kihyun.
jooheon mengepalkan tangannya kuat kuat dan sekali lagi melihat ke layar utama yang hanya menampilkan garis putih dalam jumlah yang banyak dan tiba tiba layar utama menjadi gelap dan setelahnya muncul sebuah ketikan di sana.
jooheon menegakkan tubuhnya begitupun kihyun yang berjalan mendekat dan berdiri di samping jooheon,untuk beberapa saat perhatian semua orang tertuju ke layar utama.
"I am What I.M"
B
ASTARD.
tepat setelah ketikan di layar berhenti,secara tiba tiba seluruh layar komputer di sana menjadi gelap satu persatu begitupun layar utama.
"kita kalah"
gumam kihyun yang sekilas melihat ke arah jooheon yang terlihat begitu marah.
~I am What I.M~
"dewa kematian berada di sincheon"
"tidak ada seorang pun yang berani keluar tengah malam"
"aku dengar dia memiliki wajah yang tampan"
"bagaimanapun juga dia sangat berbahaya"
"kenapa dia di sebut dewa kematian,memangnya dia bukan manusia"
"dia manusia tapi dia hanya membunuh korbannya saat tengah malam"
"pergantian tanggal"
"dia mengagumkan dan sangat mengerikan"
EMPAT TAHUN KEMUDIAN.
THE BLOOD WAR [DAZZLING SEOUL NIGHT IN CRIME]
BATTLE OF TWO CYBER GOD.
[PROLOGUE].
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro