Part 4: Ego of The Marriage
Chaeryong sendiri nggak tau sihir atau mantera apa yang Taehyung pake sekarang, tapi yang jelas cowok itu berhasil beradaptasi dalam keluarganya.
Semua ketegangan yang Chaeryong pikir bakal berakhir buruk nyatanya berubah gitu aja. Taehyung sekarang justru ngobrol bareng Mama Papa, seakan kayak mereka udah kenal since a fucking long time dan baru ketemu sekarang.
Cowok ini sedikit unik.
Taehyung menyenggol lengan Chaeryong, ngebuat cewek itu langsung noleh ke arah Taehyung.
''Mikirin apaan kamu?''
''Aku... apa? Nggak ada,'' sanggah Chaeryong cepat.
Taehyung masih merhatiin Chaeryong beberapa detik sebelum balik ke makanannya.
''Jangan ngelamun depan makanan, Chae. Lalatan, tuh. Mana ada kecoa lagi.''
Chaeryong heboh. Dia langsung ngalihin kepala ke piring putih berisi salad itu.
Sadar kalau Taehyung baru saja fooled her around, Chaeryong langsung meninju lengan Taehyung. ''Lol.''
Taehyung jelas ketawa. Cewek ini emang gampang banget dibohongin sama hal-hal remeh kayak gini.
''Makanya jangan ngelamun.''
''Whatever,'' balas Chaeryong setengah menggeram.
Taehyung sebenarnya ingin ngbrol banyak bareng Chaeryong, have some chats and giggling. Tapi dia nggak bisa.
He doesn't know why, tapi kayaknya orang tua Chaeryong mulai nunjukin kalau Taehyung itu interesting. Seenggaknya, menurut mereka begitu.
But it doesn't matter. Buat Taehyung, bisa dekat dengan keluarga Chaeryong juga udah lebih cukup. Tapi kalau dia bisa meminta lebih, dia pengen bisa lebih dekat sama Chaeryong. Not for a specific reason, dia hanya mau rencananya berjalan mulus lancar aman jaya.
''Ngomong-ngomong, kamu bener mau ngelamar Chaeryong?'' tanya Mama tiba-tiba, membuat Taehyung langsung buyar dari pikirannya. Chaeryong yang makan pun langsung tersedak.
Oh, minum. Minum. Gue butuh minum.
Seakan tau apa yang Chaeryong butuhkan, Taehyung langsung menawarkan cewek itu segelas air putih. Chaeryong langsung mengambil gelas tersebut dan menegaknya sampai habis.
Sadar kalau Mama dan Papa butuh jawaban, Taehyung kembali memandangi mereka.
''Rencananya sih mau minggu depan. Hari minggu mungkin,'' jawab Taehyung, berusaha kalem sebisanya. ''Tante sama Oom ada waktu, nggak?''
Papa tertawa, membuat Chaeryong bertanya apa ada hal yang perlu ditertawakan.
''Anytime. Kalau soal itu, Oom sama Tante pasti bisa.''
Kemudian Papa melirik ke arah Chaeryong.
''Papa bingung kenapa kamu nggak mau ngenalin pacar kamu. Padahal mungkin Papa bisa lebih kenal. Bisa ngajak mancing bareng.''
Dan nggak lama, Chaeryong tersedak. Lagi. Kali ini gara-gara pertanyaan Mama.
''Kalian udah berapa lama pacaran?''
Taehyung dan Chaeryong saling bertatapan, seolah berdiskusi soal jawaban apa yang harus mereka keluarkan. Karena tidak dapat jawaban, Chaeryong asal jawab.
''Udah sekitar lima tahunan. Tahun ini yang ke lima.''
Jangan tanya reaksi Papa sama Mama. Jelas mereka kaget. Karena selama itulah Chaeryong ngejalin hubungan tanpa ngenalin pacarnya ke mereka.
Kecewa? Actually, sedikit. Tapi sekarang pacar Chaeryong sudah ada bersama mereka, having a dinner and chit chat. Sejauh ini nggak ada masalah. Mama rasa Taehyung cowok yang baik buat Chaeryong. Begitu juga sama Papa.
Taehyung cowok yang mapan dan ramah. Husband goals banget nggak, sih?
Tapi itu nggak berlaku buat Chaeryong. Kata bajingan udah menempel buat Taehyung. Seenggaknya itulah yang cewek itu pikirin.
Untuk beberapa saat Chaeryong masuk ke alam pikirnya sendiri. Dia nggak denger apa yang Mama, Papa, dan Taehyung bicarakan. Dia juga nggak begitu peduli.
Pelan-pelan tangannya megang perutnya sendiri.
Kalau emang ada baby di dalam sana, Chaeryong pengen nanya sesuatu.
Apa keputusannya ini bener? Did she take the right choice?
Or nah?
***
Chaeryong masih nggak ngerti apa cowok sialan itu punya kekuatan buat managing time. Dia bilang lamarannya hari minggu. Dan yang Chaeryong ingat, masih ada sekitar lima hari lagi.
Tapi sekarang...
Bahkan lamaran itu sudah selesai.
Di ruang tamu masih ada Kim Kanghyung dan istrinya yang lagi ngegosip bareng Mama Papa.
And here she is. Di teras rumah lantai dua dengan angin yang nerbangin helaian rambutnya. Chaeryong mendesah gusar sebelum mengacak rambutnya sendiri.
Dia sendiri nggak tau mantera apa yang Taehyung pakai atau apa yang ada di dalam pikiran Mama Papa. Tapi semuanya berjalan mulus. Terlalu mulus sampai dia sendiri bingung kenapa semuanya bisa kayak gitu.
''Lagi ngapain?''
Suara itu spontan membuat Chaeryong berbalik ke belakang. Ada Taehyung di sana, dengan setelan jas semi-formal dan tangan yang masuk ke dalam saku celana. Cowok itu menatap Chaeryong dengan datar.
''I hope I can jump below.''
''Then, jump,'' kata Taehyung cuek. Dia kemudian melangkahkan kakinya mendekati Chaeryong. ''Tapi itu bunuh diri. Dan kamu bunuh anak kamu.''
Chaeryong terdiam dan Taehyung tersenyum licik. He got her weakness.
''Lagian kita mau nikah bentar lagi. Yakin mau bunuh diri?'' tanya Taehyung dengan ringannya. Entah sejak kapan sekarang cowok itu udah berdiri di samping Chaeryong.
Chaeryong hanya bisa memandang Taehyung kesal. Dia nggak bisa ngucapin apa pun.
''Jadi, mereka lagi ngapain?'' tanya Chaeryong yang kayaknya nyoba buat ngalihin topik pembicaraan.
Taehyung mengangkat sebelah alisnya, ''Who?''
''Our parents, of course. You dumbass.''
Taehyung hanya mengangguk sambil membulatkan mulutnya. ''Lagi ngebicarain kita.''
''Kita?''
''About our marriage,'' sambung Taehyung.
''Mami sama Papi ada acara di bulan oktober awal. Jadi, mereka lagi ngatur gimana caranya biar pernikahannya bisa minggu depan.''
Awalnya Chaeryong mengangguk. Tapi begitu dia selesai mencerna semua omongan Taehyung, cewek itu langsung melongo. ''What? Minggu depan?''
''Iya, minggu depan.'' Taehyung sedikit heran kenapa Chaeryong tiba-tiba kaget. ''Kenapa?''
''Apa nggak kecepetan?''
Sebisa mungkin Chaeryong menenangkan dirinya, menyembunyikan shock yang dia alami. Oh, God. Dia bisa saja kena serangan jantung detik ini juga.
''We have dating for 5 years, Chae,'' balas Taehyung.
''Tapi kan itu ....''
''That what they thought.'' Taehyung memotong ucapan Chaeryong dengan ringannya. Kemudian, Taehyung menambahkan, ''Lagian lebih cepet lebih baik, kan?''
''Tapi ini kecepetan,'' sanggah Chaeryong. Dia kelihatan panik. Gagal sudah usahanya yang pengen tetap kalem dan stay cool. Percuma. Dia udah panik dan gila tujuh keliling.
''For God sake, Tae, can we just take some times to calm our mind?'' Chaeryong sekarang menghela napas panjang.
''Ya, we can. But after the marriage.''
Chaeryong terbelalak.
''Kita bisa diskusiin ini nanti,'' kata Taehyung lagi. Dia kemudian berbalik dan berjalan menjauh dari Chaeryong, sebelum cewek itu kembali menceramahi dia.
Taehyung tau ini egois. Ya, dia juga nggak keberatan dibilang egois. He needs to rush. Karena semakin ditunda, mungkin kebohongannya bakal terbongkar.
Tujuan dia cuman satu. Nikah dan nerusin usaha Papi. That's all.
Dan dia butuh Chaeryong buat mencapai tujuannya itu.
***
And then, the day's come.
Chaeryong duduk di depan meja rias, memandangi dirinya dengan gaun putih panjang dan riasan yang...
Oh, semua orang yang ngeliat dia pasti tau kalau dialah si bride hari ini.
Setelah selesai make-up, Chaeryong terus menghabiskan waktunya yang tersisa untuk diam dan memandangi dirinya.
Oh, she will miss herself. The old her. Dia yang masih free.
Sebentar lagi dia bakal nikah dengan cowok yang bisa dibilang ngehancurin hidupnya. Rusak sudah semua rencana dia. Nggak ada yang namanya hang-out bareng temen, rencana buat keliling Europe, atau bahkan kerja di luar. Sekarang nasibnya berubah.
Jadi ibu, nunggu anak lahir, dan akhirnya dia bakal pisah sama Taehyung. Itu kesepakatan mereka.
Untuk beberapa saat Chaeryong merasa dadanya sesak. For real, dia nggak bisa ngelepasin dirinya yang sekarang.
She wants to marry a man who she loves and loved her back. Tapi sekarang... Oke, it's just a dream.
Chaeryong masih terus merenung sampai dia mendengar suara pintu yang terbuka.
''Chae?''
''Taehyung?''
Chaeryong spontan berdiri. Dia memandangi Taehyung seakan cowok itu nggak seharusnya muncul. Dan ya, actually Taehyung harusnya nggak ada di sini.
''Kamu ngapain di sini?''
Taehyung menggaruk tengkuk lehernya canggung. ''Cuman mau mastiin kalau kamu nggak kabur.''
Konyol memang. Tapi Taehyung serius. Dia tau kalau Chaeryong emang awalnya nggak mau nikah. Jadi, ada kemungkinan kalau cewek itu kabur.
Taehyung bersyukur karena itu hanya pikirannya aja. Nyatanya Chaeryong masih ada di ruangan, complete with her white gown. Taehyung memuji Chaeryong dalam hati. Oh, she's beauty, like hell.
Keduanya masih diam, saling menatap satu sama lain. Sampai akhirnya Taehyung sadar kalau ada yang salah sama Chaeryong. Dia ketakutan. Her eyes was trembling, dan Taehyung yakin betul sama hal itu.
Memang nggak ada yang Chaeryong ucapin, tapi Taehyung tau kalau dia harus nenangin Chaeryong. At least, he needs to give a hug.
Jadi Taehyung melangkah mendekat, kemudian kedua lengannya menarik Chaeryong ke dalam pelukannya.
''It's okay, Chae. Percaya sama aku.''
Dan di detik itulah, hancur sudah pertahanan seorang Jung Chaeryong.
Taehyung berhasil membuatnya menangis. Persetan dengan make-up yang luntur, Chaeryong cuman pengen bisa tenang sekarang. Pelukan yang Taehyung berikan justru membuatnya merasa semakin sakit.
Taehyung kemudian memberi sedikit jarak sebelum tangannya menangkup kedua pipi Chaeryong.
Dia ingin meminta maaf. But... no. Bukan sekarang.
Jadi, Taehyung memutuskan untuk tetap keep the apologizes buat nanti.
Taehyung justru mencium bibir Chaeryong, berharap Chaeryong tau kalau ini salah satu caranya buat minta maaf secara nggak langsung.
He don't know why he did that, tapi Taehyung merasa kalau dia harus melakukannya.
So he did it. He kissed Chaeryong like there is no tommorow.
Mulai saat ini, drama mereka akan jadi semakin sulit.
Mungkin bakal banyak masalah nanti, tapi Taehyung harap, Chaeryong dan dia bakal jadi aktor yang bagus untuk ke depannya.
Ya, sampai dramanya berakhir nanti, they have to move forward.
''Chae, buat kali ini, please trust me. This is the best option for both of us.''
Taehyung merutuk dan meralat kalimatnya dalam hati.
Sorry, Chae. Aku egois. Actually, this is the best option for me.
***
Arata's Noteu:
Nggak mau bahas banyak pas lamaran, makanya langsung fast-skip gitu. Konfliknya bakal mulai dari pernikahan mereka.
Dan anyway, thanks for 1k views. Ada yang baca rupanya. :')
P.s: Yang nulis lagi mabok sama 50 Shades of BTS (re:comeback BTS)
*Oct 10
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro