Part 27: Love You
Anne mungkin nggak tau apa yang buat Chaeryong tiba-tiba menangis. Tapi apa pun itu, yang jelas Anne tau kalau ada masalah yang membuat Chaeryong jadi gila, bahkan mungkin lebih gila dari pasien di rumah sakit jiwa.
Begitu datang ke apartemen Anne, Chaeryong sempat tersenyum. Tapi sepersekian detik kemudian Chaeryong langsung menangis sejadi-jadinya.
Dan demi kelangsungan hidup Anne-maksudnya supaya tetangganya nggak mikir weird things-akhirnya Anne menyuruh Chaeryong masuk dan menceritakan semuanya di dalam.
''Kalau aku jadi Kakak, mungkin aku udah ke rumah oom Kanghyung dan minjem katananya. Sometimes, love can turns somebody into a bad person, Kak.''
Ya, that is what I wanna do, Anne.
''Tapi setau aku Kak Mei bukan cewek genit kayak gitu, ah,'' komentar Anne lagi sambil menyebut nama sekretaris Taehyung, Mei. ''Atau batang hidungnya aja baru keliatan sekarang... i don't know.''
Chaeryong hanya tersenyum miris. Dengan jarinya yang bergerak memutari mulut gelas berisi kopi yang Anne buatkan, Chaeryong mengeluarkan suaranya.
''Aku bahkan nggak ngerti kenapa aku harus peduli,'' katanya sambil menatap nanar kopi di dalam gelas.
Chaeryong sadar seharusnya dia nggak mikirin hal kayak gini. Dia nggak perlu repot mikirin Taehyung yang justru bikin hatinya makin sakit. Harusnya Chaeryong senang, bahagia, bukannya malah meratapi nasib kayak gini.
Anne masih mencoba memandangi Chaeryong, memerhatikan kakak iparnya itu untuk beberapa saat sebelum memutuskan untuk menanyakan sesuatu.
''Kak, can i ask you something?''
''What?''
''But i want you to be honest, Kak.'' Sekarang sorot mata Anne berubah menjadi lebih serius. ''Jangan bohong.''
''Bohong?''
Anne menganggukkan kepalanya.
''Bohong itu dosa, Kak. Dan lagi, sekalinya kakak bohong, kakak udah ngebohongin dua orang sekaligus ...,''
Anne mengambil jeda untuk kalimatnya sebelum kembali melanjutkan, ''... when you lied to other, it's mean you were lying to yourself too.''
Pandangan Chaeryong langsung tertuju pada Anne. Matanya yang kelihatan bengkak itu kembali melembab.
Ya, Anne got the point.
''Kak Chae, semua orang memang punya tujuan tersendiri for doing something, even lying,'' ujar Anne lagi. Kali ini suaranya terdengar lebih santai.
''But for this time, just this time, Kakak harus jujur. Stop lying to yourself, Kak. At least, be honest to yourself.''
''Anne... tapi ....''
''Kak Chae, you love him, don't you?'' Anne langsung bertanya tanpa memerdulikan ucapan Chaeryong yang dia sela tadi. Kedua sudut bibirnya terangkat.
''Kakak nggak perlu bilang ke aku. Kakak cukup bilang ke diri Kakak sendiri.''
I love him?
Kedua tangan Chaeryong perlahan mengepal sementara kepalanya tertunduk.
''Anne, you know it really hurts me.'' Chaeryong mulai terisak.
''Waktu dia bilang dia udah ngehubungin pengacaranya for that divorce stuffs, aku cuman bisa senyum. Tapi di saat yang sama aku ngerasa kalau something inside me has already broken.''
Bagi Anne, ini kedua kalinya dia melihat Chaeryong menangis. Tapi untuk yang sekarang... ah, she doesn't even know how to describe it. Hanya dengan melihat sorot mata Chaeryong, Anne seakan merasakan rasa sakit yang Chaeryong rasakan saat ini.
''I guess everything will be okay. Aku pikir aku nggak perlu peduli soal perceraian itu. I married him cause he asked me to do it.''
''Just because he asked you to, Kak?'' Kali ini Anne bertanya. ''Tapi kayaknya bukan cuman karena itu.''
Ucapan Anne barusan membuat Chaeryong kembali berpikir.
Ya, nggak semua orang mau melakukan sesuatu hanya karena they asked to. It's to simple. Kalau memang begitu, mungkin koruptor juga bisa ngaku cause they asked to.
But... no. Anne was right. Chaeryong must have some reasons why she married Taehyung.
Dia pasti punya alasan kenapa dia harus jatuh ke lubang yang sama dan akhirnya kembali pada titik yang sama. Jatuh.
Marriage is not that simple.
''I hate him,'' celetuk Chaeryong tiba-tiba. ''I hate him because he doesn't even ask me about my heart. He hurts me, but I'm still here. Stay. Aku nggak ngerti kenapa aku terus ngelakuin hal yang sama padahal aku tau itu bakal nyakitin diri sendiri.''
Anne tersenyum kecil pada Chaeryong sambil meluruskan punggungnya.
''Kalau gitu, aku rasa Kakak udah tau jawabannya kenapa Kakak terus ngelakuin hal yang sama.''
Untuk beberapa saat Chaeryong termenung. Dia menghela napas panjang sebelum akhirnya suara lirihnya kembali terdengar.
''Guess like I've already fallen. Fallen for him''
***
Menyadari sesuatu itu memang take time. A lot of time.
Ketika seseorang mencoba untuk mengerti sesuatu, mereka harus meluangkan waktu untuk sadar akan hal itu.
Dan itu berlaku untuk segala hal. Termasuk untuk peka terhadap perasaan sendiri.
Chaeryong tau kalau sebentar lagi dia sama Taehyung bakal pisah sebentar lagi. Dan seharusnya dia senang.
But everything change when she realize something about her feelings.
She has already fallen for Taehyung. That bastard who ruined her life, her heart... everything.
Ya, Chaeryong udah jatuh dalam pesona Taehyung. Dan dia nggak bisa lepas dari pesona itu.
She loves him. And that's the reason why she keep hurting herself.
Hal lainnya yang dia sadari adalah, resiko dari menyukai seseorang dan memercayakan hatinya untuk orang yang bahkan nggak bisa dipercaya.
When you're in love with someone, it's mean you're ready to hurt because of your choice.
Itulah hal yang Chaeryong sadari. Dia udah ngambil resikonya.
Jadi, sebelum semua ini berakhir, dia pengen kasih tau ke Taehyung semuanya.
Walaupun mereka bakal cerai, seenggaknya Chaeryong nggak mau bohong terus. Dia bakal jujur. Buat yang pertama, juga buat yang terakhir kalinya.
Dan karena itulah Chaeryong ada di sini, berjalan keluar dari lift dengan kantor pribadi Taehyung sebagai tempat tujuannya.
Wedges yang dia gunakan menghentak lantai kecil, sementara matanya mencari letak ruangan Taehyung.
Cklek.
Begitu Chaeryong membuka pintu ruangan Taehyung lebar-lebar, matanya menangkap sosok Taehyung yang tengah berdiri di meja kerjanya sendiri.
Cowok itu menoleh ke arah Chaeryong yang masih ada di depan pintu.
''Kenapa nggak bilang mau dateng?''
''Did i have to?''
''Of couse you have.''
Masih dengan wajah tanpa ekspresi, Chaeryong melangkah mendekati Taehyung. Cewek itu masih tetap diam sampai akhirnya dia berdiri tepat di depan Taehyung.
''Kamu sibuk?''
''You can say so. Kenapa?''
Taehyung nampaknya masih bersikap nggak peduli. Meskipun begitu, Chaeryong sudah ada di sini, dan dia nggak bakal pergi keluar sebelum dia bilang apa yang mau dia bilang ke Taehyung.
''Boleh aku minta waktu kamu sebentar?'' tanya Chaeryong lagi. Dia masih berdiri di depan Taehyung dengan tegak.
Taehyung sendiri nggak ngerti kenapa Chaeryong ada di sini dan tiba-tiba dateng. Kalau boleh jujur, Taehyung memang lagi ngehindarin istrinya ini. Tapi karena Chaeryong sudah ada di sini, Taehyung will give her his time.
''You have 5 minutes then,'' kata Taehyung dengan santai. Kedua tangannya kini terlipat di depan dadanya.
Kedua sudut bibir Chaeryong sempat tertarik, membentuk lengkungan di wajahnya sebelum dia tertawa.
''I don't need that much. Hanya beberapa detik.''
Ada jeda beberapa detik sampai akhirnya Chaeryong melakukan apa yang harus dia lakukan.
Tangan kanannya langsung menarik dasi Taehyung, membuat cowok yang lebih tinggi darinya itu menundukkan kepala. Chaeryong kemudian sedikit berjinjit sampai akhirnya bibirnya bisa bertemu dengan Taehyung.
Inilah yang mau Chaeryong lakukan. Dia pengen Taehyung tau perasaannya. Rasa sayang dan juga rasa sakit yang bercampur dalam dadanya saat ini. Dia pengen Taehyung tau semua itu.
Ciuman itu hanya berlangsung beberapa detik. Waktu yang cepat untuk membuat jantung Taehyung keluar dari tempatnya.
''I love you, Tae. Thank you for marry me. It's been a great marriage.''
Suara lirih Chaeryong terdengar gemetaran. Cewek itu sempat tersenyum sebelum akhirnya melepaskan dasi Taehyung dari tangannya dan melangkah keluar dari kantor pribadi cowok itu.
Kantor pribadi suaminya yang bentar lagi bakal jadi mantan suaminya
Butuh beberapa detik bagi Taehyung buat mencerna apa yang baru saja terjadi.
Matanya masih terbelalak sampai akhirnya dia sadar kalau dia nggak seharusnya diam.
But, it's too late.
Begitu Taehyung sadar kalau dia harus mengejar Chaeryong...
That girl has gone.
Chaeryong udah nggak ada lagi di kantor Taehyung.
Ya, cewek itu udah pergi dari kantor Taehyung.
Dan mungkin...
Cewek itu juga udah pergi dari kehidupan Taehyung.
Selamanya.
***
Arata's Noteu:
Ehem. Ehem.
Aku mau batuk dulu ah.
Gimana kalian yang lagi pada uas? Aman belajarnya?
Kalian kesel sama Taehyung? Atau mungkin kesel sama yang nulis?
Eit. Kesel sama sayanya ditahan dulu ya.∪ˍ∪
Buat gantinya, dan biar kalian yang masih uas nggak ngomelin saya dan malah lupa sama yang udah dihapalin, mending jawab pertanyaan saya. Cuman satu kok.
Final part mau di update kapan?
Kalau kalian mau malem ini juga silahkan. Tapi kalau saya minta vote di atas 200 dulu gimana? Pada mau? *ini malah jadi dua pertanyaan*
Itu aja dulu deh.
Buat kalian, selamat malam. Inget, besok senin *lirik yang sekolah*
*Dec 4
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro