Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 23: Heartbreak, Friendzone, Dinner


Heartbreak.

Satu kata, tapi punya sejuta makna dan semiliyar rasa yang nggak bisa dijelaskan.
Tapi banyak orang yang bilang, itu sakit.
Chaeryong merasakannya.

Mungkin dia bukan satu-satunya, tapi yang jelas dia sakit. Something has broken inside her chest.

Yang Chaeryong lakukan saat ini hanya duduk termenung di dalam kamarnya, sementara Taehyung ada di luar apartemen.

Waktu pergi, cowok itu nggak ngucapin apa pun, hanya ngelangkah pergi gitu aja. Without any words.

Chaeryong masih merasa kulitnya seakan trsentuh, padahal...

Oh, okay. Nobody touch her.

Pikirannya sekarang kacau bukan main. Soal Kihyun, ciuman tadi, dan juga...
Taehyung.

Chaeryong hampir lupa soal statusnya. Soal pernikahan itu. Yang dia tau, ada sesuatu yang membuat Taehyung sakit.

Maksudnya...

That kissed, that dark eyes...

Semuanya menggambarkan perasaan Taehyung. Mungkin cowok itu pintar menipu, tapi tidak dengan yang namanya hiding feelings. He's bad. He is the worst.

Chaeryong menggeram kemudian mengacak rambutnya kasar. Matanya masih terasa perih, tangannya bahkan masih agak gemetar.

Kepala Chaeryong menoleh ke dekat pintu apartemen. Dapat dia lihat jaket hitam milik Taehyung yang tergantung di sana. Oh, she misses that guy.

Sadar kalau diam saja tidak akan mengubah apa pun, Chaeryong memutuskan untuk beranjak dari sofa. Kakinya melangkah ke kamar, mengambil ponselnya di atas meja sebelum dia kembali keluar dan berjalan keluar dari apartemen.

Cewek itu sempat berhenti di depan apartemen. Sengaja dia menyandarkan dahinya pada jaket milik Taehyung yang tergantung di atas situ.

It just smells like him.

Jari-jari Chaeryong bergerak menekan layar ponselnya, mencari kontak seseorang kemudian menghubunginya.

Dia tidak akan menghubungi Taehyung. Cowok itu pasti butuh waktu.

Well, it doesn't mean that Chaeryong will ignore him. Dia bakal minta maaf, karena dia tau itu yang harus dia lakuin. Tapi untuk kali ini, Chaeryong bahkan mengambil satu langkah dulu.

Seenggaknya, dia harus membuat satu cowok menjauh. Bukan menjauh dari Chaeryong. Tapi dari masa lalu mereka. They were just a friend. And so it will be. Forever.

Dengan suara yang sedikit gemetaran, Chaeryong mendekatkan layar ponsel ke telinganya.

''Kihyun, mungkin kamu marah. But can you please spent your time for me today? Ada yang mau aku jelasin. Aku tunggu di depan Millenium Wheel. Dan... aku harap kamu ada di sana.''



***




Chaeryong sendiri bukanlah peramal. Well, dia tidak punya kemampuan supranatural untuk membaca masa depan. Kalau dia bisa, mungkin dia sudah bunuh diri. Mungkin.

Meskipun cewek itu nggak tau apa Kihyun bakal dateng atau nggak, tapi dia tetap datang. So, here she is.

Di depan Millenium Wheel, menunggu orang yang entah muncul atau nggak. Rasanya digantung. Kayak jemuran.

Chaeryong sudah menunggu kurang lebih 20 menit. Oh, sekarang jadi 21 menit.

Yang bisa dia lakukan hanyalah berdiri, memainkan ponselnya sebagai pelampiasan rasa bosan dan jengkelnya.

Mungkin perusahaan elektronik yang memproduksi ponsel harus menambahkan beberapa kalimat promote di kotaknya.

Ponsel. Alat untuk melampiaskan rasa bete dan kesal.

Kalau bisa, ponsel masa depan mungkin bisa dibuat anti banting, jadi orang yang sedang kesal bisa membanting ponselnya sesuka hati tanpa takut harus menyisihkan uang untuk membeli yang baru.

Oh, bisa-bisanya mikirin soal handphone ya, Chae.

Chaeryong masih berdiri di tempat yang sama, menunggu Kihyun yang sampai detik ini belum juga datang.

Sesekali cewek itu menghembuskan napasnya kasar dan mendecakkan lidahnya.
He wouldn't come. He wouldn't.

Kaki Chaeryong baru mau mengambil langkah—yang mungkin—akan membawanya pulang. Tapi di saat yang sama, cowok dengan mantel hitam muncul dan memanggil namanya.

''Chaeryongie!''

Chaeryong menoleh ke arah asal suara sebelum tersenyum. Cowok itu datang. Ya, dia datang.

''What will we talk about?''

Senyum di bibir Chaeryong semakin melebar, kemudian kepalanya menoleh ke arah bianglala raksasa, Millenium Wheel.

''Why don't we take a ride first, Ki?''


*** 


''Chae...''

''What?''

Kihyun memandangi Chaeryong beberapa saat sebelum melemparkan pandangannya ke sekitar. Dari atas sini London benar-benar kelihatan. And it was beautiful, for real.

Sekarang ini Kihyun dan Chaeryong sedang menaiki bianglala raksasa khas London, yang—of course—hanya bakal ditemuin di London.

Tidak ada banyak percakapan yang terjadi di antara keduanya. Dan menurut Kihyun, Chaeryong ngajak ketemuan bukan untuk diam dan buang-buang waktu. So, he started the dialogue.

''Apa yang mau kamu omongin?''

Perlahan bianglala itu berputar, membuat tempat yang Kihyun dan Chaeryong duduki ada di bawah. Langit London pun sudah makin menggelap, membuat suasana malam London terlihat.

London itu indah. Tapi nampaknya itu akan berbanding dengan perjalanan cinta seorang Yoo Kihyun.

Chaeryong mengukir senyuman kecil di wajahnya dan tersenyum ke arah Kihyun. ''Aku tau ini egois, Ki. But, can I ask you one thing?''

Kihyun hanya mengangkat alisnya tanpa mengucapkan apa pun.

''Aku cuman pengen kamu... ubah persepsi kamu tentang aku, Ki.''

''Persepsi?''

Kepala Chaeryong mengangguk.

''I'm no one for you, Ki. I'm with somebody else now. Jadi, jangan ungkit lagi soal hubungan kita dua tahun yang lalu. It has became nothing,'' kata Chaeryong lagi. Cewek itu berusaha untuk tetap mempertahankan senyumannya.

''Chae, tapi... your marriage is fa—''

''I know.''

Dengan cepat Chaeryong memotong ucapan Kihyun. Kinda rude, memang. Tapi Kihyun harus tau satu hal. Dan kali ini, atas alasan itulah Chaeryong pengen ngubah status dia dan Kihyun. Bukan lagi sekadar cinta pertama di masa lalu, tapi teman.

Ya, dia dan Kihyun harus dan hanya akan menjadi teman. Mulai sekarang.

''Ki, let's just be friend.''

''Tapi... kenapa?'' Kihyun jelas saja protes. ''You know I love you, don't you?''

''Ya, I know. Tapi ...,''

''Tapi apa?''

Chaeryong kali ini menghela napas panjang. Dia menatap mata Kihyun dalam, berharap Kihyun akan mengerti.

''But I'm in love with someone else. Dan kamu harus tau, kalau itu suami aku. Ya, suami dari fake-marriage yang lagi aku jalanin.''

Kihyun seketika tercengang.

Really? Chaeryong in love with that bastard?

''Chae...''

''Don't ask why, Ki. Don't ask.'' Suara Chaeryong berubah parau. Cewek itu berdeham beberapa kali, berusaha untuk menormalkan suaranya.

Sebelum bianglala benar-benar membawa Kihyun dan Chaeryong ada di bawah, Chaeryong ingin memberitahukan satu hal lagi untuk Kihyun.

''Aku nggak tau. Aku hanya sayang sama dia. And the only thing I know is, loving someone doesn't need a reason.''



***


Setelah percakapan itu, Chaeryong langsung berpisah dengan Kihyun. Like what she said before, ini akan jadi pertemuan terakhirnya dengan Kihyun.

Dan saat mereka bertemu lagi nanti, status mereka sudah sebagai teman. Hanya sebatas teman.

Masalah dengan Kihyun Chaeryong anggap sudah selesai. Tapi bagaimana dengan Taehyung? Rasanya dia harus minta maaf buat cowok yang satu itu.

She felt guilty for did some stupid thing di apartemen beberapa jam yang lalu.

Tapi Chaeryong sendiri bingung, apa yang harus dia lakuin.

Di saat Chaeryong berpikir, hujan tiba-tiba turun membasahi London. Dan mau nggak mau, Chaeryong harus berteduh. Cewek itu kemudian memilih untuk berteduh di sebuah toko kue yang ada di dekat Millenium Wheel.

Chaeryong melirik ke arah jam tangannya, mencoba memeriksa jam berapa sekarang.

''Oh, gosh. Udah jam 8?'' Chaeryong membulatkan matanya. Sekarang sudah jam 8, berarti makan malam. Dan Taehyung...

''Dia udah makan belum, ya?''

Seketika pikiran Chaeryong makin penuh dengan nama Kim Taehyung, Kim Taehyung, dan Kim Taehyung. Rasanya tiap detik nama itu makin menumpuk di otaknya, terkumpul dalam beberapa berkas sebelum akhirnya hancur berantakan.

Kepala Chaeryong menengadah ke atas, dan ternyata masih hujan. Ada selang beberapa detik sebelum matanya beralih ke arah sepatu timberland yang dia gunakan.

''Ah, tali—''

''Biar aku yang pasangin.''

Entah karena kebanyakan ngelamun atau apa, tapi Chaeryong nggak sadar ada yang berdiri di depannya. Tepat di depan dia.

Sekarang orang itu mengulurkan payung ke arah Chaeryong, menyuruhnya untuk memegang payung tersebut.

Ya, Chaeryong kebanyakan melamun. Dan sekarang, matanya bermasalah. Karena yang ada dalam penglihatan Chaeryong adalah Taehyung. Cowok itu sekarang ada di depannya, dan sekarang berlutut untuk mengikat tali sepatunya.

Oh, wake up, Chae! Bisa-bisa tidur di depan umum.

Chaeryong berusaha untuk mengerjapkan matanya beberapa kali, tapi sosok di depannya tetap saja sama. Taehyung.

Begitu selesai mengikat tali sepatu Chaeryong, cowok itu kemudian berdiri dan menggenggam tangkai payung, yang berarti...

Taehyung menggenggam tangan Chaeryong juga.

Dengan ekspresi datar, Taehyung kembali membuka suaranya.

''Aku lapar. Kamu belum masak malam ini.''

Mungkin Taehyung dan Chaeryong masih punya masalah yang belum selesai.
Tapi di saat Taehyung mengucapkan hal tadi, Chaeryong rasa dia masih punya kesempatan. Kesempatan buat minta maaf sama Taehyung.

Chaeryong kemudian tersenyum pada Taehyung dan membalas ucapan Taehyung barusan.

''Ayo pulang. Aku bakal masak.''

***




Arata's Noteu:

Ada yang kangen? Nggak? Yaudah :')

Aku udah selesai UAS, tapi aku mulai sibuk. Aku juga masuk panitia buat event tahun depan (event futsal gitu sih), jadi mau mulai ngirim proposal. Aku juga harus buat poster dan undangan. Jadi mungkin, gitu... nggak bisa sering update. Ternyata liburanku tuh... nyaris hoax.

Dan lagi, belakangan ini lagi dapet masalah. Kalian tau kan? I'm in fight with my dad. Karena apa? Soal kuliah. Gatau nantinya gimana, tapi aku harap ya... bakal keluar yang terbaik. Mohon doanya ya~

Btw, ini udah chap 23 ya? Cerita ini bakal ada 27 chapter, berarti 4 chapter lagi sebelum nanti final sama epilogue. Mau ngasih tau biar nanti nggak kaget pas tiba-tiba end.

Dan lagi, aku mau nanya...

Mending Jungkook atau Jimin duluan?

Terserah sih, udah disediain juga dua duanya. Kalau Jimin kan yang sama Anne, mereka mantan SMA tapi Anne nya risih, soalnya dulu Anne dibuat malu sama Jimin. Being played *aw

Kalau soal Jungkook...
spoiler dikit, dia ngelakuin hal gila. Dia ngajak orang kabur padahal orangnya tuh bakal ngelakuin upacara... upacara bendera *slapped
Si mas kelinci nyulik telur punya kelinci lain.

Tolong komentarnya ya, nanti aku hitung. Yang paling banyak yang nanti aku pub setelah ini tamat atau mungkin beberapa part sebelum tamat.

Sip, itu aja dulu. See ya in the next chapter, gengs.

*Nov 29

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro