Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 22: The Edge

Warning!

Gapapa. Cuman mau ngingetin sesuatu aja. Barangkali barang kalian ketinggalan /?

***


 

''Udah dari kapan di sini?''

Kihyun langsung bertanya begitu dia masuk dan duduk di sofa apartemen Chaeryong. Cowok itu menoleh ke belakang dan memerhatikan Chaeryong yang tengah berjalan ke depannya.

''Baru kemarin,'' jawab Chaeryong, berusaha sesantai mungkin. ''Ngomong-ngomong, mau minum apa?''

''Apa aja.'' Kihyun tersenyum kecil. Dalam hati dia menambahkan ucapannya yang tadi.

Aku suka apa aja yang dibuatin sama cewek yang aku sayang.

Chaeryong mengangguk pelan sementara kakinya berubah haluan, melangkah ke arah dapur. ''Kalau gitu aku buatin dulu. Masih suka melon kan?''

''Masih.''

Jelas, Kihyun suka banget sama buah yang satu itu. Dulu, dia nggak pernah suka sama yang namanya buah hijau berair itu. Tapi pas Chaeryong menyuruh Kihyun untuk makan melon, Kihyun mulai ngerasa kalau melon itu enak.

Ya kesimpulannya, Kihyun suka melon karena Chaeryong. Apapun yang cewek itu buat, Kihyun selalu suka. Selalu.

Ada sekitar beberapa menit Chaeryong berada di dapur. Terdengar dentingan gelas dan sendok. Kemudian, cewek itu balik lagi ke sofa.

''Kayak biasa, aku bikin nggak terlalu manis,'' kata Chaeryong sambil duduk di sofa yang sama dengan Kihyun. Meskipun duduk di sofa yang sama, Chaeryong tetap memastikan ada jarak di antara mereka.

Kedua sudut bibir Kihyun terangkat mendengar ucapan Chaeryong yang tadi. Jujur, dia tersanjung. Dia bangga untuk alasan yang sepele. Ya, gitu-gitu berarti Chaeryong masih ingat, kan?

Is that mean I still have a chance?

''Diminum, Ki.''

''Ah. Oke, oke.'' Suara Chaeryong tadi langsung membuyarkan imajinasi Kihyun. Cowok itu tertawa canggung sebelum mengambil gelas yang Chaeryong letakkan di atas meja. ''Aku minum, ya?''

Chaeryong hanya mengangguk kecil sementara Kihyun mulai minum. Tidak ada percakapan selama dua menit berikutnya. Chaeryong membiarkan Kihyun minum dulu.

''Chae...''

''Ya?''

''Why don't you pick up your phone?''

Kihyun langsung bertanya begitu dia sudah kembali meletakkan gelas minuman tadi ke atas meja. Matanya langsung menoleh ke arah Chaeryong.

''Aku ....''

''Jangan bohong, Chae. Kamu bisa bilang ke aku,'' potong Kihyun cepat. ''You don't pick it up cause you don't wanna to, right?''

Chaeryong terdiam. Ya sebenarnya, itulah kenyataannya. Chaeryong nggak ngangkat telepon dari Kihyun karena dia nggak mau. Alasan yang terbilang simple memang.

Kihyun masih tersenyum lalu bertanya lagi.

''Kamu kenapa, Chae? Kamu ngehindarin aku? Why?''

Chaeryong jadi canggung bukan main. Pertanyaan Kihyun kali ini terlalu strict. Sebelumnya, Kihyun nggak pernah kayak gini. Nggak pernah.

Seems like two years changed him a lot. Bahkan sekarang Chaeryong bertanya, apa ini Kihyun yang dia kenal dulu?

Chaeryong menundukkan kepala sementara kedua tangannya mulai mengepal.

''Ki, aku bener-bener minta maaf. Tapi aku—''

''Tapi apa?''

Sekarang raut wajah Kihyun berubah. Matanya menggelap, dan tatapannya semakin dalam.

Ini... ini bukan Kihyun yang dia kenal.

''Ki, please. Tapi tolong jauhin a—''

''NO. AKU NGGAK BISA, CHAE!''

Teriakan Kihyun benar-benar mengagetkan Chaeryong. Bahkan, belum selesai keterkejutan Chaeryong, cowok itu kembali memberikan kejutan lain.

Tidak. Tidak. Ini ukan kejutan. Karena nyatanya ini hal yang salah. Sangat amat salah.

Kihyun menggeser posisinya kemudian menarik dagu Chaeryong. Yang dia lakukan berikutnya adalah menyatukan bibirnya dengan bibir Chaeryong.

Persetan dengan punya suami atau apa, tapi demi apa pun, Kihyun benar-benar ingin memiliki Chaeryong. Dia menginginkan cewek yang satu ini. Cukup Chaeryong.

Chaeryong ingin sekali melepaskan diri, tapi dia tidak bisa. Rasanya seperti melawan banteng. Nyaris mustahil.

Masih dengan pergulatan mereka, Chaeryong mulai mendengar suara decitan pintu. Dengan cepat matanya melirik ke arah pintu.

Dan tak lama...

''WHAT THE HELL ARE YOU DOING, HUH?''

Itu Taehyung. Chaeryong yakin matanya tidak salah kali ini.

Cowok itu...

Taehyung.

Kemudian, semuanya terasa seperti slow motion. Taehyung berlari mendekat kemudian kepalan tangannya terayun tepat ke arah Kihyun.

''Lo kira apa yang barusan lo lakuin?''

Suara berat dan tajam milik Taehyung terdengar. Sorot mata cowok itu seakan mendukung raut wajahnya sekarang.

Kihyun berdiri, menyeka sudut bibirnya yang sedikit berdarah kemudian tertawa seperti tokoh antagonis.

''I'm just eating what I have to eat.''

Bajingan. Kalimat terkutuk itu sukses menyulut emosi Taehyung. Cowok itu kembali mengepalkan tangannya. Mungkin, Taehyung akan menghajar Kihyun di tempat kalau saja Chaeryong tidak menahan aksi cowok yang satu itu.

''Chae, ming—''

''Control yourself, Tae!'' Chaeryong langsung memotong sambil setengah berteriak. Dia kemudian menoleh ke arah Kihyun yang ada di belakang.

''Ki, kamu bisa pulang sekarang.''

Kihyun tadinya mau menolak, tapi Chaeryong kembali mengeluarkan suara yang penuh dengan penekanan di tiap kata.''

''Yoo Kihyun. Pulang. Sekarang.''

Tidak ada yang bisa Kihyun lakukan selain berdecih. Meskipun berat hati, cowok itu akhirnya keluar dari apartemen.

Tak lupa, Kihyun meninggalkan satu kalimat untuk Taehyung.

''Cowok kasar nggak cocok buat Chaeryong.''

Dan di situ Taehyung hanya bisa melongo sementara punggung Kihyun mulai lenyap ditelan pintu apartemen.

Taehyung kemudian menoleh ke arah Chaeryong yang ada di dekatnya.

''Aku usahain buat pulang cepat, dan yang kamu lakuin malah... oh, great.'' Cowok itu tertawa sinis. ''Gue nggak nyangka lo kayak gini.''

Cowok ini mulai kasar, pikir Chaeryong. Tapi demi langit dan bumi, cowok ini nggak tau apa-apa. Dia salah besar.

''Kamu nuduh aku selingkuh? Kamu nuduh aku ngajak Kihyun ke sini and doing such a stuff?''

''Ya. Aku nuduh kamu, Jung Chaeryong,'' balas Taehyung tajam. ''Aku bahkan lihat sendiri.''

''Tapi mata bisa salah, Kim Taehyung. Nggak semua yang kamu liat itu bener—''

''APA YANG NGGAK BENER?''

Dengan teriakan barusan, Taehyung menarik tangan Chaeryong kemudian menghempaskan tubuh cewek itu ke atas sofa.

He didn't talk much. Yang dia lakuin justru mengunci pergerakan Taehyung dengan tubuhnya yang ada di atas cewek itu. Manik cokelat di matanya semakin menggelap.

Dan selanjutnya yang Taehyung lakukan adalah menggerakkan tangannya, mulai menyentuh tiap lekuk tubuh Chaeryong.

''Tae—''

''SHUT UP!''

Chaeryong nyaris menangis. Sebelumnya nggak ada yang pernah neriakin dia. Apalagi dengan jarak dan posisi sedekat ini. Nggak ada.

Kembali, Taehyung menggerakan tangannya, menyelipkan jari-jari panjang itu ke dalam baju yang Chaeryong kenakan.

Cewek itu mendesis. Matanya terpejam keras.

Ini salah. Jelas banget salah. Taehyung nggak seharusnya ngelakuin hal ini ke Chaeryong.

''TAEHYUNG! STOP IT!''

Teriakan itu lebih dari cukup untuk membuat gendang telinga Taehyung tertusuk. Tangan cowok itu kemudian bergerak, siap melayang ke pipi Chaeryong.

Dan di saat yang sama Chaeryong langsung menutup matanya rapat-rapat, bersiap menerima rasa sakit di pipinya.

Satu detik.

Dua detik.

Lima detik.

Chaeryong memberanikan diri untuk membuka matanya. Masih ada Taehyung di atasnya. Dan tangan itu...

Tangan itu nggak menyentuh pipinya.

Detik berikutnya yang dapat Chaeryong rasakan adalah sofa yang bergerak. Taehyung seketika menyingkir dari atas Chaeryong.

Cewek itu hampir nangis. Dan itu gara-gara gue.

Taehyung tahu harusnya dia minta maaf. At least. Tapi kali ini mulutnya terlalu berat untuk ngucapin sekedar ''maafin aku'' buat Chaeryong.

Entah kenapa, yang jelas Taehyung kecewa.

Dia memang egois, tapi dia bener-bener nggak suka kalau apa yang jadi miliknya disentuh sama orang lain.

Dan itu juga berarti, dia nggak suka kalau istrinya disentuh sama cowok lain.

He was on his edge.


***



Arata's Noteu:

Berasa feelnya kurang. Aku sendiri kurang suka cowok berantem, apalagi kalau tuh dua cowok paling disayang /lirik Tae sama Kihyun/

Nggak kerasa udah di sini aja. Jungkook sama Jimin nggak akan begitu muncul karena ini udah mau deket-deket klimaks cerita.

Iya, bentar lagi ini end, beberapa part lagi. Nggak mau buat panjang banget, soalnya Jungkook sama Jimin udah protes minta diliput juga.

Coba nyempatin update karena dirusuhin, astagah~ :')
Dan... si mama ampe udah teriak nyuruh lepas hp. Padahal baru jatuhin pantat ke sofa. G8.

Anyway, I bring a good news (eh nggak juga sih).

Tapi hari ini peringkat black jeans naik jadi #39. Wow. Pas pagi ngecek langsung begong, ampe diteriakin suruh sarapan. But I ended up with no breakfast, gegara jam setengah enam berangkat. Good.

Oke. Ini dulu deh. Panjang amat curhatannya. Jangan lupa komentar kalian ya, gaes. It infires me for real.

Kalau ada waktu (dan ada berkah penambahan kuota karena udah sekarat) aku update lagi.

Sip, see ya~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro