Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 16: London


''Tae, udah mau berangkat?''

''Um. Udah.''

Chaeryong tertawa pelan melihat Taehyung yang sibuk ngikat dasi. Oh, for God sake. Cowok ini ngikat dasi atau ngikat tali tambang sih? Berantakan. Banget.

''Kalau nggak bisa bilang aja, nggak usah sok-sokan. Sini deh, aku bantuin.''

Chaeryong kemudian mendekati Taehyung, memutar pundak suaminya itu agar berhadapan dengannya. Perlahan Chaeryong mulai membuka ikatan yang Taehyung buat tadi dan mengikatnya dengan rapi.

''Nah, harusnya gini. Selesai,'' kata Chaeryong yang kemudian menepuk dada bidang Taehyung. Dia kembali tersenyum. ''Dasar aneh. Masa ngikat beginian nggak bisa?''

Taehyung ikut-ikutan tersenyum sebelum menundukkan badannya dan mencium bibir Chaeryong pelan. ''Aku nggak perlu susah payah belajar ngikat dasi. Toh aku tau kalau istriku ini bakal siap ngikatin dasi aku tiap hari.''

''Kamu kira aku pembantu kamu?''

Dengan satu gerakan Taehyung mendorong Chaeryong hingga punggung cewek itu bertolak belakang sama dinding. ''Bukan hanya pembantu aku. Kamu juga istri aku yang-AW!''

Bruk.

Seketika mata Taehyung terbuka.

Finally, cowok itu balik dari mimpi yang hampir buat dia maksiat itu. Oh, bahkan di mimpi aja cowok kayak dia bisa lupa diri. Sialan.

Taehyung mencoba untuk meluruskan punggungnya. Ternyata dia baru saja terguling dan jatuh ke lantai. Dia kemudian berdiri dari lantai. Badannya bisa remuk sama dinginnya lantai kalau terus di situ.

Begitu berdiri, Taehyung bisa melihat Chaeryong yang lagi tiduran, dengan badan yang terbungkus bed cover.

Buat Taehyung, Chaeryong kalau lagi tidur kayak gini tuh cute-overload. Istrinya ini bisa jadi cute plus menggoda di saat yang bersamaan. Gimana caranya, Taehyung juga nggak ngerti. Yang jelas, dia suka. Ya, he loves this.

Setelah bergeming dan senyum-senyum sendiri for a minute, sesuatu muncul dalam pikiran Taehyung.

Rasanya hal yang dia lakuin itu nggak salah. They're married already, right?

Taehyung kembali berbaring di tempat tidur. Tapi kali ini, dia pastikan kepala Chaeryong berada di lengan berototnya dan lengannya yang satu lagi melingkar di pinggul Chaeryong.

Cewek itu sempat melenguh pelan, but luckily dia nggak bangun. Bahkan-kalau menurut mata Taehyung-cewek ini kelihatan nyaman dalam pelukan Taehyung.

Satu-satunya hal yang Taehyung sesali saat ini hanyalah matahari yang sebentar lagi bakal terbit. So it's mean that this girl should wake up dan ngurusin rumah. Arti lainnya, Taehyung nggak bisa lama-lama ada dalam posisi yang sekarang.

But, he wouldn't mind. Saat-saat di mana dia bisa nyentuh Chaeryong jadi berkesan lebih precious dari biasanya, bukan?

Sebelum Taehyung kembali memejamkan matanya, dia mencuri satu kecupan kecil dari pipi Chaeryong. Kemudian, dengan suara seraknya Taehyung berbisik.

''Makasih karena udah mau nikah sama bajingan kayak aku, Chae. I don't know what I tho, but it feels like I have fall for you.''




***




''So, how's going?''

''I'm okay.'' Chaeryong tersenyum kecil sambil berbicara lewat telepon rumahnya. ''Ya, I guess.''

Dari ujung Seulgi tertawa renyah. ''Gue tau lo sendiri ragu, But I hope you okay, Chae. Cuman dua hari nggak ada lo hidup nih sepi. Yang ada pak tua itu ngomel terus. Nggak sayang umur apa?''

''Hey, calm down, Seul.''

''Gimana mau calm down coba?''

''Inget Wonwoo nggak suka cewek bawel.''

Kalimat itu sukses membuat Seulgi diam. Cewek itu mendengus kasar sebelum kembali bicara. ''Jangan bicarain dia dulu. Gila, gue lagi pusing.''

''Kalian berantem lagi?'' Sekarang giliran Chaeryong yang bertanya.

''I'll talk to you later. Nanti gue cerita. Sekarang gue mau lanjut makan dulu.''

''Oh, kay.''

''See you, Chae. Jangan kelamaan libur. Jangan lupa salamin ke suami lo.''

Chaeryong baru saja mau memprotes kalimat barusan, tapi Seulgi sudah memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu. Jadi Chaeryong cuman bisa merutuk sendiri.

''Habis ngobrol sama siapa?''

Sepertinya Taehyung sadar kalau Chaeryong sudah mengakhiri acara telponan itu, jadi Taehyung langsung bertanya. Matanya sedikit menyipit. ''Who is that?''

''Temen,'' balas Chaeryong santai. Cewek itu melenggang ke meja makan, tempat Taehyung duduk sekarang.

Masih dengan tatapan yang sama, Taehyung terus memandangi Chaeryong. ''Temen? Maksud kamu Kihyun?''

''Kalau iya, so what? Dia temen aku juga.''

''Temen? Heck. He's your first love.'' Senyuman di bibir Taehyung mengembang. But for sure, Chaeryong tahu maksud dari senyuman itu. ''Aku bener kan?''

Chaeryong sempat diam untuk beberapa saat, merenung dan bertanya pada diri sendiri. Taehyung ini sebenarnya anak pengusaha atau anak dukun, sih?

''Jangan sok tau, ah. Udah makan cepetan.'' Chaeryong jadi salah tingkah. Dan karena nggak mau menyinggung hal itu lebih jauh, Chaeryong memutuskan untuk menghindari acara debat dengan Taehyung. Ini juga masih pagi, masa mereka harus debat sepagi ini? Oh, jangan.

Taehyung sendiri bukan orang bodoh. Dia tahu betul kalau Chaeryong sedang mencoba menghindari topik yang dia singgung, tapi... untuk kali ini Taehyung nggak akan nyinggung lebih. Seenggaknya dia nggak harus memulai paginya dengan perdebatan sama Chaeryong.

''Anyway, hari ini Papi nelfon aku,'' kata Taehyung yang mulai membicarakan topik baru. Dengan santai cowok itu menyantap makanannya. Sarapan pagi yang dibuat sama his beloved wife. Harusnya Taehyung menambahkan kata fake di situ?

Sambil memakan sarapannya, Chaeryong memberi respon. ''Oh, ya?''

Taehyung langsung mengangguk kecil.

''Um. Papi bilang aku harus ke London. Ada klien di sana, dan kliennya pengen aku yang dateng.''

''Kalau gitu pergi aja.''

''Aku takut kamu kangen sama aku.''

Konyol. Iya, konyol. Taehyung justru memberikan flying kiss dengan sebelah matanya yang mengedip ke arah Chaeryong. Geli? Oh, jelas. Tapi anehnya, Chaeryong merasa ada kesenangan sendiri yang merasuki dirinya.

Oh, I become more weird than before.

Taehyung berdeham beberapa kali sebelum meletakkan sendok dan garpunya. Dia memandangi Chaeryong sementara dagunya bertumpu pada sebelah telapak tangannya.

''Karena itu, aku mutusin biar kamu ikut sama aku. We will go to London. Both of us.''

''HAH?''

Chaeryong jelas saja kaget. Terlebih ekspresi Taehyung yang menyampaikan hal itu dengan tenang...

Why he can be that calm? Oh, heck.

''Tae, tapi aku cuman libur seminggu,'' bantah Chaeryong. Cewek itu ikut-ikutan meletakkan sendok dan garpu yang tadinya dia pegang. ''Aku juga harus ngejar deadline komik.''

''Kita hanya pergi 3 hari. Hanya buat ketemu klien, kok.'' Taehyung menyahut dengan cepat. ''Soal komik, aku bisa bantu kamu. Gini-gini aku bisa gambar loh.''

''Gambar apa? Snowman tiga lingkaran?''

''I can draw how big my love for you, Chae.''

Dan gombalan receh kembali terselip dari mulut Taehyung. Itu receh. Banget? Ya, banget. Dan Chaeryong tahu itu. Hanya saja, rasa aneh itu muncul lagi. Bukannya mau marah, Chaeryong justru ingin mencubit pipi Taehyung sekarang.

''Tae, tapi kan kita ....''

''Kita apa?'' Taehyung memotong. ''Papi udah siapin semua. He said that we should go. We.'' Ada penekanan di kata terakhir yang Taehyung ucapkan. Tatapan matanya makin intens.

''Papi bilang juga sekalian honeymoon. Kita juga butuh waktu berdua, Chae.''

Oke, sekarang topik pembicaraannya semakin horror buat Chaeryong.

Seriously, honeymoon ...? Bukankah itu waktu di mana sepasang suami istri menghabiskan waktu bersama dan akhirnya ended up di ....

Membayangkan hal itu seketika membuat Chaeryong malu setengah mati. Pipinya memerah membayangkan hal itu. Mungkin kelihatan manis. Honeymoon di London.

Bukan itu yang horror, tapi dengan siapa dia pergi honeymoon. Dan lagi, pernikahannya...

''You can trust me. Aku nggak bakal nyentuh kamu.'' Dan lagi, kemampuan dukun Taehyung keluar. Cowok itu seakan tahu apa yang Chaeryong pikirkan.

Taehyung beranjak dari kursinya, melangkahkan kakinya dan berdiri di belakang Chaeryong yang masih duduk di kursi.

Napas berat Taehyung tiba-tiba menerpa tengkuk leher Chaeryong. ''As long as kamu bisa ngendaliin seberapa menggodanya kamu, aku rasa I can hold myself.''

Spontan Chaeryong langsung berdiri, berusaha untuk berbalik dan mengomeli Taehyung.

Okay. She was successed at the first step. Tapi begitu dia melihat mata cokelat Taehyung, semuanya rasanya buyar. Terlebih cowok itu-entah sejak kapan-punya tatapan yang tajam namun berkesan tegas.

Taehyung? Berwibawa gini? Hell. Since when? Ini pasti hanya fatamorgana. Ya, fatamorgana.

Entah apa yang ada di pikiran Taehyung, but he did it. Dia menarik Chaeryong hingga kulit mereka saling bersentuhan. Oke. Ini yang namanya skinship.

Ekspresi Chaeryong sekarang bahkan nggak jauh beda dari ekspresi tuan rumah yang liat maling masuk ke rumahnya.

Sengaja, Taehyung sedikit menggeliatkan badannya, membuat kulitnya dan Chaeryong saling bergesekan, meskipun dalam frekuensi kecil.

Ini ancaman. Ya, ancaman. Tapi bagaimana pun, Taehyung harus bisa membawa Chaeryong ke London. Dengan cara apa pun. Bahkan jika dia harus...

''Kalau kamu nggak mau pergi, kita bisa honeymoon di sini. Aku rasa Papi sama Mami nggak akan keberatan kalau kita buat anak di sini. Sekarang.''

Mati gue.

Itulah kalimat pertama yang terlintas dalam pikiran Chaeryong. Pikirannya kacau. Gimana kalau Taehyung serius? Gimana kalau Taehyung beneran nyentuh dia?

Sekarang, pertanyaan Seulgi waktu itu kembali terngiang. Just how big is his...

''Goddamn it! Argh!'' Chaeryong meringis sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia mencoba untuk melepaskan diri. But of course, she failed.

''Jadi, kamu mau gimana?'' Suara serak Taehyung terdengar. ''Mending honeymoon di London dengan jaminan aku nggak nyentuh kamu, atau kita honeymoon sekarang? I'm ready to rocking you hard, Chae.''

Fuck him. His pervert mind. Ya, fuck whatever that he did and everything he has. Fuck it.

Ini permainan kotor. Ya. Jelas saja, Chaeryong sebagai cewek yang baik-baik, mau nggak mau bakal milih opsi yang pertama.

''But be sure to hold yourself. Jangan sentuh aku sama sekali!'' desis Chaeryong.

Puas dengan jawaban itu, Taehyung melepaskan Chaeryong. Cewek itu langsung mengomel seperti ibu kos yang nagih uang kosan.

Oh. Oh. Tapi Taehyung belum selesai.

Sebelum dia benar-benar pergi dari ruang makan, Taehyung mencuri kecupan kecil dari bibir Chaeryong. Not for a specific reason, hanya sekadar teasing kecil-kecilan.

''Siap-siap gih. Besok subuh kita berangkat.''

***





Arata's Noteu:

Yey update lagi. Sorry kalo ada typo. Just woke up a minute ago. Maaf gabisa sering, aku bingung mikirin final test. Dapet tugas ngajar anak bocah, dan aku dapetnya ngajarnm satu geng anak paling bandel di Elementary School, tiga kurcaci dari grade 2. Duh, gatau deh nilai bakal gimana 😂

Aku sibuk nyiapin media ajarnya. Rencananya sih mau make gambar, ngenalin number sama fruits pake cerita yang diceritain pake gambar.

Oke, disamping curhatanku itu, ada yang mau kubilang...
Jadi aku pengen collab gitu, but.. Idk mo ama siapa. Mungkin kalian ada yang mau? 😂🔫

Sip, itu aja dulu. Saran dan komentarnya ditunggu, your suggestions and comments raise my enthusiasm.😊

*Nov 12

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro