Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 1: Dirty Plan


Seharian ini, Chaeryong menghabiskan waktunya untuk berkutat dengan kertas-kertas di atas meja tracing.
Sebentar lagi deadline buat komiknya, tapi dia bahkan belum buat ending dari komiknya itu.

Oh, goddamn it. Rutuknya dalam hati sambil menjatuhkan kepalanya ke atas kertas-kertas itu. Alhasil, posisi kertasnya bergeser karena dia.

Pikiran Chaeryong melayang pada kejadian yang dia alami dua minggu yang lalu. She can't forget that night. Semuanya kacau gara-gara malam itu.

Masih Chaeryong ingat bagaimana cowok sialan itu dengan ringannya bilang kalau malam itu mereka fucked-up.

Ini gila. Chaeryong bahkan nggak tau kalau dia kehilangan diri dia sendiri malam itu. She lost her virginity. Tanpa sadar. Benar-benar menyedihkan.

''Gue udah ngasih tau. So, marry me.''

Ini hal yang lebih gila lagi. Cowok bajingan itu tiba-tiba seenaknya ngomong kayak gitu. Marry him? Sejak kapan melamar wanita bisa jadi segampang itu?

''Gue cowok yang bertanggung jawab. That's why I asked you to marry me.''

Cowok bertanggung jawab? Oh, God. He is an asshole.

''Lo gila?! Kita bahkan nggak kenal sama sekali dan tiba-tiba lo ngajak nikah? Oh, Mother Theresa.'' Chaeryong mengumpat. Dia tidak peduli bahkan jika cowok itu beranggapan kalau dia cewek yang kasar. Kata-kata kasar yang dia ucapkan memang pantas. Dan lagi, posisi dia sekarang juga memang pantas untuk marah.

''Ah, gue Taehyung. Kim Taehyung,'' celetuk cowok itu cepat. ''Sekarang kita udah kenal. Terus masalahnya apalagi?''

Chaeryong jadi makin kesal. Kenapa cowok ini beranggapan kalau masalah ini itu sepele? Oh, c'mon. Hidupnya ada di ujung daun gara-gara cowok ini.

Gimana kalau orang tuanya tahu?

Gimana kalau kakak sepupunya tahu? Atau mungkin sahabat-sahabatnya?

Oh, dia bisa mati di tempat gara-gara itu.

Taehyung berdeham, menggeser posisinya agar bisa lebih dekat dengan Chaeryong yang bersandar di headboard tempat tidur. Cowok itu kemudian ngeluarin suaranya lagi.

''I told you, just marry me already, kitty.''

''What the fuck is that kit...''

Taehyung langsung memotong, ''Oke. Gue tau lo butuh waktu. Jadi gue bakal kasih waktu satu minggu buat ngambil keputusan. Gue berusaha membantu di sini.''

Lalu Taehyung beranjak dari ranjang dan berjalan ke dapur untuk mendapatkan sesuatu yang bisa dipakai untuk mengisi perutnya.

Chaeryong masih bertanya kenapa waktu itu dia justru diam. Kenapa dia tidak membunuh cowok bajingan itu di tempat?

Jangan salahkan Chaeryong. Dia masih terlalu innocent buat ngelakuin hal gila kayak gitu. Dia tahu ngebunuh itu dosa. Ya, she knew it. But she made another sin. Holy crap.

Dan lagi, Chaeryong harusnya memarahi Kim Taehyung itu. Katanya dia membantu?

Ya, he helped me to break my own life. He broke it. My precious life.

Chaeryong mendesah gusar dengan kepala yang ia bolak-balikkan di atas meja tracing.

''Kamu niat ngegoreng kepala kamu di atas meja tracing kayak tempe gitu?''

Mendengar suara itu membuat Chaeryong menoleh ke belakang, ke arah pintu kamar. Di situ ada kakak sepupunya, Jung Hoseok, yang berdiri sambil tersenyum remeh pada Chaeryong.

''I'm not in mood. Jangan ganggu dulu, please,'' ujar Chaeryong setengah memohon, namun nada bicaranya terdengar seperti orang yang tidak makan selama seminggu.

''Hey, aku cuman nyapa,'' balas Hoseok. Cowok itu tertawa kecil.

''Oh, Hoseok. Cut the bullshit off. Baru di depan pintu aja kamu udah bilang aku tempe goreng.''

''Nggak, tuh. Aku cuman nanya tadi.''

Chaeryong memandangi Hoseok malas. ''Kay, whatever.''

Ya, sebenarnya Hoseok datang ke sini cuman sekadar ingin basa-basi. Bagi Hoseok sendiri, there is no day without teasing his little sister. Ralat, maksudnya little cousin.

Tapi kalau diperhatikan, nampaknya Chaeryong benar-benar sedang dalam mood yang emang nggak bagus.

Jadi niat Hoseok yang ingin menganggu Chaeryong langsung berubah.

Sambil menempatkan dirinya di ujung ranjang milik Chaeryong, Hoseok bertanya, ''Did something happen?''

Chaeryong mendesah kasar sebelum menjawab, ''Ya. Bahkan terlalu banyak sampai aku bingung mau cerita dari mana. I'm screwed, ah.'' Gadis itu mengerang kesal, sedang tangannya bergerak mengacak rambutnya sendiri.

''C'mon, Chae. You can tell me.'' Hoseok tersenyum. ''Kamu tau aku ini bisa jaga rahasia. You can trust me, Chae.''

Ya, Chaeryong tahu betul soal itu. Hoseok memang bisa jaga rahasia. Tapi Chaeryong nggak mungkin cerita about that damn night. About how she fucked-up with a man that she didn't even know.

Dia bahkan nggak bisa ngebayangin bakal jadi apa Hoseok begitu dia cerita. Mungkin cowok itu siap jadi Hades yang bakal ngantar jiwa Chaeryong ke alam bawah.
Jadi, Chaeryong memutuskan untuk tidak menceritakan kejadian malam itu. Malam itu cukup jadi rahasia dia sama Yang Maha Kuasa aja.

Alih-alih menjawab, dia justru bertanya.
''Hey, kalau aku nikah...'' Chaeryong menghela napas sebelem melanjutkan, ''what do you think?''

Pertanyaan Chaeryong barusan justru menggelitik perut Hoseok. Seketika Hoseok terbahak. Suara tawanya benar-benar keras sampai Chaeryong merasa ingin menyumpal mulut besar mirip kuda itu dengan sandal yang dia pake.

''Kamu bilang... nikah?'' tanya Hoseok yang masih tertawa. Dia memegang perutnya yang rasanya baru dimasuki ribuan kupu-kupu karena pertanyaan Chaeryong yang menurutnya sebuah lelucon.

''Dammit, Hoseok.''

''Kamu serius?'' tanya Hoseok yang mencoba meredakan tawanya.

Chaeryong menatap kakak sepupunya itu tajam. ''Itu hanya pertanyaan. Apa salahnya kalau aku nanya?''

''Aku kaget, Chae,'' kata Hoseok mencoba membela dirinya. ''Memangnya kamu... punya pacar?''

Ah, sial. Chaeryong lupa yang satu itu.

''Kan aku udah bilang aku cuman nanya. Hanya nanya.''

''Tapi orang nggak bakal bertanya tanpa alasan,'' timpal Hoseok lagi. ''Apa yang buat kamu sampe nanya kayak gitu?''

Kepala Chaeryong jadi berputar cepat. Dia pusing. Jawaban apa yang harus dia kasih ke Hoseok biar cowok itu nggak nanya lebih jauh lagi?

''I'm 24 already. Bukannya emang pas buat nikah?''

''I know. But you must have a reason, right?''

Oke. Jawaban Chaeryong kurang memuaskan. Hoseok tetap saja bertanya. Mungkin akan lebih baik kalau rumah kebakaran dan Hoseok langsung pergi menyelamatkan diri. Tapi itu terlalu ekstrem.

Karena tidak bisa memikirkan jawaban lain, Chaeryong langsung menjawab asal.
''Aku punya pacar. Dan aku cuman pengen tau gimana kalau aku nikah sama dia.''

Chaeryong harap Hoseok bisa langsung tutup mulut. Tapi nyatanya dia salah. Jawaban itu justru membuat Hoseok kaget bukan main.

''Kamu udah punya pacar? Sejak kapan? Siapa? Kok nggak ada cerita ke aku?'' tanya Hoseok setengah tertawa. ''Memangnya ada yang mau pacaran sama kamu?''

Crap! Crap! Crap! Terkutuklah pikiran Chaeryong. Hoseok benar-benar membuatnya habis kata. Dan sekarang, Hoseok justru tertawa. Chaeryoung merasa malu berat sekarang. Rasa malunya hampir menyaingi berat badannya.

Chaeryong ingin mencelupkan dirinya ke dalam sungai. Tatapan Hoseok juga mulai mengintimidasi dirinya. Sekarang Chaeryong bingung jawaban apalagi yang harus dia berikan pada kakak sepupunya yang banyak tanya itu.

''Chae, answer me!''

Drrt.

''Wait. I'm picking this up first,'' sela Chaeryong yang langsung memegang ponselnya.

Untuk beberapa saat Chaeryong merasa lega. Setidaknya dia bisa mengangkat panggilan ini, cari-cari waktu untuk kabur dan menghindari Hoseok. Biasanya, Hoseok itu pelupa.

Tanpa melihat nama yang muncul di layar ponselnya, Chaeryong langsung mengangkatnya sambil berlari ke luar dari kamarnya.

''Halo?''

''Hey, dear.''

Suara itu membuat Chaeryong mengerutkan keningnya. Dia langsung menjauhkan ponsel dari telinganya untuk melihat layar. Oh, no. Si bajingan itu lagi.

''What?'' Chaeryong mendesis. ''Sekarang apa lagi?''

Di ujung sana Taehyung justru berdeham. ''Kayaknya kamu harusnya nanyain kabar aku dulu, atau nggak nyapa dulu gitu.''

Aku? Kamu? Sejak kapan cowok ini bicara kayak gini?

Chaeryong mengesampingkan pertanyaan itu dulu. Dengan malas cewek itu bertanya dengan nada manis yang dibuat-buat, ''Hey, Tae. How's day?''

''Ya, good,'' jawab Taehyung dengan ceria.

Chaeryong langsung memutar matanya malas, kakinya melangkah ke teras rumah.

''Stop this shit. Langsung aja ke intinya,'' celetuk Chaeryong dingin.

Taehyung sempat tertawa sejenak sebelum kembali berbicara.

''Oke. Aku cuman pengen tau kemana kamu dua minggu ini? Kamu bahkan belum ngasih tau ke aku jawabannya.''

Pertanyaan itu membuat Chaeryong takut dan kesal di saat yang bersamaan. Cowok ini benar-benar menyebalkan, she swear.

''Aku pengen ketemu kamu hari ini. Dan aku harap, jawaban kamu cukup bagus buat ke depannya.''

Chaeryong ingin menggaruk kepalanya dan mengeluarkan isi kepalanya. She feels so stress-out. Kalau dia jadi cowok, mungkin nggak bakal kayak gini ceritanya. Dia juga nggak mungkin tidur bareng Taehyung malam itu. Ya, unless he is a gay. Tapi cowok itu terlalu tampan buat jadi gay.

Ya, harus Chaeryong akui kalau Taehyung memang tampan. Tapi ketampanan itu nggak guna setelah kejadian malam itu. Makin lama Chaeryong makin sadar kalau kelihatannya dia yang membutuhkan cowok itu. Hidupnya kelihatan miris.

''Jadi, jam berapa? Di mana?'' Suara Taehyung kembali terdengar.

''Apanya yang di mana?'' tanya Chaeryong.

''We will meet up. Waktunya bahkan udah lebih dari seminggu.''

''Lo gila?''

''Maksudnya?''

''Lo kira nentuin mau nikah atau nggak cuman butuh waktu satu dua minggu?'' Chaeryong kelihatan berapi-api. Dia kesal bukan main. Cowok itu terlalu seenaknya. Dia juga punya hak di sini. Dia korban, kan?

''Do you want to wait for 3 months, until everyone knows that you're pregnant?''

He gets the point. Taehyung memang benar. Nggak mungkin Chaeryong menunggu selama itu. Dia justru bakal digantung duluan sama mama papanya.

Ini posisi yang paling nggak bisa diajak kompromi. Mau nggak mau, Chaeryong harus cepat-cepat mengambil keputusan.
Jadi setelah diam untuk beberapa detik dan memikirkan sesuatu, Chaeryong mengambil keputusan.

''Yeongdeungpo Train Station at 5.''

''Call.''

Dan setelah itu, Chaeryong langsung menutup teleponnya. Dia benar-benar butuh waktu beberapa menit sebelum berbicara dengan Taehyung dan menentukan langkah untuk masa depannya nanti.

She really needs to do something to stop this shit.

***

''Lo harus tahu kalau yang lo lakuin itu gila.''

Kakak Taehyung, Kim Baekhyun, memandangi Taehyung tak percaya begitu adiknya selesai berbicara lewat ponselnya.

''Don't blame this shit on me. Papi yang nyuruh gue buat nikah.'' Taehyung mencoba untuk membela dirinya. Dia kemudian menjatuhkan dirinya ke atas ranjang di kamarnya.

''Kasian ceweknya, gila.'' Baekhyun sekarang geleng-geleng kepala. ''You lie to her.''

''Tapi dengan kayak gini, she will marry me, right?''

Baekhyun menghela napas panjang. Matanya masih terus memandangi Taehyung. ''Cewek itu udah lo buat takut sama kebohongan lo. Emang nggak keterlaluan? She scares because of nothing, because of something that don't even exist, Tae.''

Kepala Baekhyung sempat menggeleng beberapa kali sebelum dia kembali melanjutkan, ''Gue rasa lo agak berlebihan.''

''Baek, please. This is all I can do,'' omel Taehyung. Dia sudah tidak bisa tahan dengan kata-kata Baekhyun. Itu terlalu benar. Dia tidak ingin merasa bersalah. Setidaknya, bukan sekarang.

''Jadi, apa yang mau lo lakuin sekarang?''

''Ask her to marry me?'' jawab Taehyung setengah bertanya. Alisnya ia naikkan sebelah.

''Dan setelah lo nikah?'' Baekhyun kembali bertanya. Dia berharap jawaban adiknya cukup bagus kali ini.

''We will discuss it. Yang penting gue nikah dulu biar usaha papi bisa diterusin ke gue. That's what that old man want, right?''

Taehyung memejamkan matanya. Dia masih tidak mengerti kenapa Kim Kanghyung, papanya, terus ngedesak dia buat nikah. Dan itu jadi salah satu penyebab dia putus sama pacar sebelumnya, karena pacarnya itu belum pengen nikah.

Like, hell. Masih ada Baekhyun dan Dahyun. Dari dua cowok yang udah lebih mature dari segala sisi dibanding Taehyung, kenapa harus dia?

Ah, Taehyung benar-benar ingin membunuh papanya itu.

Taehyung sebenarnya merasa bersalah pada Chaeryong. Bukan karena dia sudah menghamili cewek itu. Sebenarnya, cewek itu takut untuk hal yang sama sekali nggak ada. Anggap kalau Taehyung fooling her around.

Tapi Taehyung ngelakuin ini untuk kebaikan dia. Ya, Taehyung memang egois.
Jadi biar dia simpan dulu rasa bersalahnya buat Chaeryong. Karena ada saatnya Chaeryong tahu semuanya. Dan Taehyung akan simpan rasa bersalahnya itu sampai Chaeryong tahu kalau dia diseret ke dalam drama buatan Taehyung.

Dan Taehyung akan mulai menyiapkan permintaan maaf yang pantas cewek itu dapetin nantinya.

***

Arata's Noteu:
1,9K words. I was like...
"Did I really write this long text? Wah."

Sarannya ditunggu, guys. Lafyu~ :)

* Sept, 26

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro