Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

After Story (II)


Setelah kejadian kemarin malam, Taehyung benar-benar berubah.

Maksudnya, bukan berubah jadi ultraman atau kawanannya. Power ranger? Tidak juga. Cowok yang satu ini jadi sosok yang irit bicara.

Chaeryong was so fucking serious about this one. Suaminya itu benar-benar irit bicara.

Jawaban Taehyung cuman ada tiga.

''Ya.''

''No.''

''Hmm.''

Soal jawaban yang ketiga... Entahlah. Chaeryong sendiri nggak ngerti apa maksud dari jawaban Taehyung yang satu itu.

Kalau sekadar diabaikan sih, Chaeryong sudah cukup biasa. Tapi kalau diabaikan Taehyung?

I want to kill that guy, oh my goodness.

Yang paling menyebalkan adalah pagi ini.

Ya, pagi ini.

Chaeryong harus ke kantor dan mengirim storyboard baru untuk komiknya, hanya saja mobilnya rusak. Harusnya Taehyung mengantar. Harusnya sih, begitu.

Nggak usah nganter, mau ngomong aja nggak. Ngomong irit banget kayak WC mampet.

Rasa-rasanya, semalaman hari dibeginikan membuat Chaeryong merasa bersalah parah.

Ya, memang kewajiban seorang istri untuk memberikan momongan bagi suami. But she has a reason why she didn't want to do it.

Kalau kata Seulgi, rasanya sakit. Apalagi kalau cowoknya kasar.

''Kalau menurut gue nih, Chae, suami lo ama Wonwoo tuh sama. Sama-sama rude.''

Mungkin Seulgi hanya mau menakuti saja. Tapi Chaeryong ingat kalau Taehyung pernah bilang dia nggak suka main lembut.

Heck. I want to die.

''Udah ah, aku pergi.''

Suara Taehyung membuat Chaeryong kembali ke alam sadarnya. Cowok di depannya ini udah selesai makan.

Usually, this guy will give some pecks on her cheeks. Hanya saja hari ini jadi pengecualian.

Kenapa gue jadi mikirin ciuman? Ya ampun. Forgive my mind.

''Udah mau pergi?''

''Hmm.''

Lagi, cowok itu hanya menjawab singkat, pendek, tapi nggak jelas. Chaeryong hanya bisa menghela napas panjang.

Meskipun Taehyung menjawab, Chaeryong menyadari satu hal. That guy didn't look at her even for a second.

''Aku per—''

''Tae, marah?''

Entah kenapa kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Chaeryong. Dia menundukkan kepalanya sementara Taehyung-akhirnya-mengalihkan pandangannya pada istrinya.

Chaeryong nggak ada bicara apa pun, dia menunggu jawaban. Jawaban yang mungkin hanya....

''Aku emang marah, Chae.''

Dalam hitungan delapan jam terakhir, ini jawaban Taehyung yang paling banyak.

Taehyung memandangi Chaeryong yang masih duduk di kursi selama beberapa detik sebelum dia melangkah ke arah Chaeryong.

''Aku marah, Chae,'' ulang Taehyung lagi, membuat Chaeryong menengadahkan kepalanya. ''Aku marah karena kamu nggak bolehin aku nyentuh kamu.''

Taehyung's dirty talk has been started.

''Kamu tau sebulanan ini aku nahan diri aku. Nggak nyentuh kamu bikin frustasi,'' kata Taehyung. Cowok itu kini memegang kedua tangan Chaeryong. ''Kamu tau kan kalau aku pengen banget kamu bisa gendong anak sendiri?''

''Tapi aku takut, bastard!''

''Hah?''

Demi dewa, langit, dan bumi, itu jawaban paling nggak waras yang pernah Taehyung dengar. Takut?

''Chae, kenapa harus takut? Kan kamu udah pernah liat pe—''

''Waktu itu kamu yang bilang kamu nggak suka main lembut, Tae! Gimana aku nggak takut?!'' Chaeryong tiba-tiba berteriak, membuat mata Taehyung membulat untuk beberapa saat.

Tapi nggak butuh waktu lama, Taehyung tiba-tiba tertawa.

''Apa yang lucu? Pabo!''

''Kamu... kamu yang lucu, sayang.'' Suara tawa Taehyung semakin besar. Cowok itu kemudian sedikit menundukkan kepalanya sementara kedua telapak tangannya kini berpindah ke pipi Taehyung.

''Kamu kira aku beneran serius bilang itu?'' tanya Taehyung yang masih tertawa kecil.

Chaeryong tadinya mau menjawab, memarahi Taehyung atau meneriaki cowok menyebalkan itu, tapi senyuman Taehyung seakan mengubah semuanya.

My heart. Please stay strong. Chaeryong berdoa untuk hatinya yang rasa-rasanya hampir meleleh.

Oh, no. Hatinya memang sudah meleleh.

Apalagi di saat hidung Taehyung menyentuh hidungnya dan cowok itu mencuri ciuman kecil dari bibir Chaeryong.

''I won't do that if it hurts you, Chae,'' suara serak Taehyung terdengar. ''This will be our first time. I'll do it softly.''

Kemudian Taehyung mengedipkan sebelah matanya. ''Lagian kamu tuh enaknya disentuh pelan-pelan.

Lagi, dirty talk. Pipi Chaeryong langsung merah bukan main. Spontan cewek itu melayangkan kepalan tangannya ke lengan Taehyung.

Bukannya meringis, cowok itu justru tertawa. Bahkan Taehyung mengangkat badan Chaeryong dan meletakkan cewek itu di atas meja.

''Dumbass, meja buat tempat makan!'' omel Chaeryong. But of course, Taehyung nggak peduli.

''Ya udah ini aku mau makan makanan aku, Chae.''

''Aku bukan maka—''

''Kamu makanan aku pagi ini,'' sela Taehyung cepat.

Hanya dengan satu gerakan, cowok itu mengunci pergerakan Chaeryong. Seketika punggung Chaeryong langsung menempel di meja makan.

Oke, jelas ini salah. Salah besar. Tapi bukannya menyingkir, Taehyung justru membuka dua kancing atas kemejanya sambil melonggarkan dasinya.

Yang bisa Chaeryong lakukan hanyalah mengutuk cowok ini dengan segala godaan yang dia buat.

But... damn it. He is hot as fuck. My eyes gonna be melted in second.

''Tae, aku di suruh ke kantor,'' kata Chaeryong. ''Masih mau nganter storyboard ke editor.''

''Nanti aja.''

''Taehyung! Nanti aku—''

''Bilang aja ke bos kamu, ''Pak, suami saya habis ngasih saya makan besar,'' bilang aja gitu.''

''Pervert!''

''Ya, i know i am.'' Taehyung tersenyum sebelum kembali membungkukkan tubuhnya dan menepis jarak yang tersisa antara dia dan Chaeryong. ''But you love this pervert, right?''

Chaeryong hanya bisa berdecih. Cowok ini memang terlalu over-confident. Tapi Chaeryong nggak bisa bilang nggak. Cause she loves that guy. More than word can describe.

''Tae...'''

''Hm?''

''Harus banget di atas meja?''

Chaeryong menatap mata Taehyung polos.

''Kalau mau coba di meja nanti aja,'' balas Taehyung sambil cekikikan. Cowok itu kemudian menggunakan dua lengannya untuk memapah tubuh istrinya ke kamar.

Taehyung tidak buru-buru, dia masih memberikan kesempatan kalau Chaeryong mau mengubah pikirannya.

Tapi yang dilakuin Chaeryong justru melingkarkan lengannya di leher Taehyung. Jadi Taehyung anggap itu sebagai ajakan untuk...

make love and have a baby.

Ya, Taehyung jelas nggak bakal nolak.

Yang ada dipikirannya sekarang hanyalah Chaeryong di atas kasur dan bayi kecil yang akan lahir sembilan bulan.

''Chae, kalau anak kita nanti lahir, mau kasih nama siapa?''

***



Arata's Noteu (Noteu bukan yhaaa):

Taehyung: Chae, liat deh. Readers pada nyari konten naena gitu di sini.

Chaeryong: Kalau kamu nggak mesum mereka nggak bakal nyari.

Taehyung: Terus salah aku?

Chaeryong: Kamu selalu salah, Tae.

Taehyung: Tapi aku nggak salah nikah sama kamu tuh.

Chaeryong: Receh ah, gombal. Gombal.

Taehyung: Udah biasa receh. Ketularan Arata. Eh, itu readers gimana?

Chaeryong: Buat readers, maaf ya. We need privacy too, jadi... udah ah. Mau berdua doang.

Taehyung: Um, sweet banget pake acara privacy segala.

Chaeryong: Shut up, Tae!

Arata: Oke ya kalian berdua, kalo mau naena sana aja. Jauh jauh. *hush~

Buat readers, maaf part ini nggak sesuai sama ekspektasi kalian yang bakal ada konten nganu. Karena ini aku bikin ratenya buat reader 15+, so i won't write that kind of anu. Silahkan bayangin sendiri itu dua nganu ngapain.

Dan dengan ini, I'm closing this book. Thanks for reading ya!

Say goodbye to ChaeTae for now, karena aku bakal coba balik ke dunia kata baku dengan couple baru Taehyung, Bang Yoora. Jadinya YooTae deh, hihihi.

Buat yang mau cek, bisa diliat di Director's Next Target. Taehyungnya tetep bangsat sih.

(Tae: I see what you did there, Ta.)

Dan seperti biasa, part ini akan diprivate setelah 24 jam. Jadi, silahkan baca dulu. :)

Terakhir, makasih udah mau mampir ke sini. Sayang kalian.

Finished: Dec 10, 16.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro