Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Live 7: Shang Qinghua (2)

Hal yang sangat buruk sedang terjadi.

Korban―sekaligus saksi―Shang Qinghua yang notabene sekarat(?) di ranjang rumah sakit telah menghilang!

Alhasil dari hilangnya orang ini membuat biro kepolisian lebih sibuk dari biasanya, terutama Liu Qingge yang memiliki tanggung jawab terhadap korban selamat Shang Qinghua.

"Sesuaikan pantauan kamera pengawas!" Bersama timnya, Liu Qingge memasuki ruang pengawasan rumah sakit di mana banyak layar kamera CCTV ditampilkan di monitor.

Petugas pengawas kamera mengikuti arahannya untuk menyesuaikan kamera yang merekam area di sekitar bangsal tempat Shang Qinghua di rawat inap. Waktu diputar mundur dari ketika Liu Qingge pergi ke luar rumah sakit untuk membeli sarapan hingga ia kembali ke bangsal.

Seperti yang diharapkan, sosok Shang Qinghua yang sedang melarikan diri(?) tertangkap kamera. Walau cukup mengherankan bagi orang yang masih terluka bisa bergerak gesit seperti itu, tapi Liu Qingge tidak menaruh rasa heran ini di hatinya.

Karena, siapapun yang mengenal Shang Qinghua pasti tahu betapa lincahnya orang ini ketika berusaha melarikan diri demi melindungi hidupnya. Misalnya, saat masa SMA dulu, ada kelompok anak-anak tukang bully; orang yang selalu di-bully pasti Shang Qinghua―sampai-sampai ada istilah 'di mana ada tukang bully, di situ ada Shang Qinghua'. Mungkin berkah dibalik kemalangan bully ini membuat Shang Qinghua memiliki hobi menghindari masalah ... walau sejatinya orang ini pembawa masalah.

Singkatnya, jika suatu hal terjadi membawa nama 'Shang Qinghua', maka tidak perlu menyia-nyiakan waktu berhargamu pada orang tak berguna ini ― Liu Qingge bersabda(?).

Sayangnya, Liu Qingge tidak bisa mengelak dari masalah ini. Bagaimanapun ... separah apapun masalah yang dibawa Shang Qinghua, bajingan biang masalah ini tetaplah seorang korban atas kasus yang membuat Liu Qingge pusing tujuh keliling.

Dan sudah menjadi tugas Liu Qingge untuk merawatnya.

"Ah, brengsek yang bermarga Shang! Ketika aku menemukanmu, akan kupastikan kedua kakimu itu patah agar tak berlarian lagi!"

===

Sementara itu, orang yang membuat kesal petugas polisi pemarah kita sedang berhadapan dengan seseorang yang tak pernah disangka akan ia temui.

Tidak―sebenarnya, Shang Qinghua tahu ketika diam-diam datang ke Kediaman Mo akan bertemu Luo Binghe baik sengaja maupun kebetulan, tapi ia tidak menyangka akan bertemu secepat ini!

Masalahnya ... yang membuat Shang Qinghua merasa malu adalah Luo Binghe menangkapnya memanjat pagar kediaman seperti melihat pertunjukan.

Benar-benar memalukan!

Jika saja Shang Qinghua mempunyai sayap, ia pasti akan terbang jauh dan tak pernah kembali ke depan Luo Binghe lagi.

Sayang sekali, ia hanya manusia biasa, bukan manusia burung.

Dan sebagai manusia biasa, ia hanya bisa pasrah berdiri di depan mantan Raja Iblis paling disegani ini.

Oh, wahai Yang Mulia Iblis Es tercintaku, tolong lindungi hambamu yang malang ini dari kemarahan Raja Iblis Agung yang hobinya mengekor Shen Qingqiu! batin Shang Qinghua putus asa ketika merasakan tatapan maut dari pria muda di depannya.

Di sisi lain, Luo Binghe bersilang tangan melihat sosok Lord Puncak An Ding yang terus menundukkan kepala tanpa berani menatapnya, seolah-olah tampak berusaha menyembunyikan kepalanya ke dalam tanah seperti burung unta.

Tidak seperti Lord Puncak yang lain, Luo Binghe tidak terlalu akrab dengan Lord Puncak An Ding―mungkin karena di masa lalu ia sering menghindari orang ini yang selalu menyebarkan makanan anjing sialan bersama Mobei-Jun. Satu-satunya yang Luo Binghe ketahui tentang Lord Puncak An Ding adalah sifat pengecutnya dan ... suka berbicara berdua dengan Shizun-nya.

Ah, bagaimana Luo Binghe bisa lupa rasa cemburunya ketika melihat bajingan An Ding ini berduaan bersama Shizun tercintanya, berbasa-basi entah membicarakan apa tanpa orang ketiga, kemudian saling tertawa seolah-olah sudah saling kenal sangat lama.

Betapa cemburunya ....

Sial.

Luo Binghe merasa ingin memukul wajah orang di depannya ini.

Bulu kuduk Shang Qinghua meremang, entah mengapa ia merasa kematian semakin mendekatinya. Tanpa pikir panjang, ia segera jatuh bersimpuh di hadapan mantan Raja Iblis dengan air mata berlinang di pelupuk matanya. "Yang Mulia Raja Iblis! Ini kesalahan saya! Saya janji tidak akan mengulanginya lagi!"

Kemarahan yang terakumulasi di hati Luo Binghe pun sirna dalam sekejap setelah mendengar kalimat itu. Secepat kilat ia menyambar kerah baju Shang Qinghua dan menatapnya nyalang. "Apa yang kamu katakan?!"

Shang Qinghua pikir permintaan maafnya tidak diterima, jadi ia segera melanjutkan, "Sa-saya sengaja pergi ke sini untuk mencari Yang Mulia Mobei-Jun ... ka-karena saya telah berhasil mendapat informasi tentang pe-pelaku!"

Luo Binghe tidak mendengar apa yang dikatakan Shang Qinghua. Apa yang dipikirkannya hanyalah kalimat pertama yang dilontarkan dari mulut Lord Puncak An Ding sebelumnya; ada satu hal yang sangat jelas dan pasti.

Orang ini tahu dirinya adalah Raja Iblis!

Apa artinya ini?

Kesimpulan pertama, Shang Qinghua tahu dirinya bukan 'Luo Binghe' dari dunia ini―tapi kesimpulan ini masih ambigu; bagaimana Shang Qinghua tahu dirinya Raja Iblis jika dunia ini hanya dunia biasa?

Jadi, kesimpulan pertama terhubung ke kesimpulan kedua, yaitu Shang Qinghua juga berasal dari dunia yang sama, kemudian jiwanya pindah ke dunia ini dan memasuki tubuh 'Shang Qinghua' seperti Luo Binghe yang jiwanya memasuki tubuh 'Luo Binghe'.

Singkat kata, ia dan Shang Qinghua mengalami hal yang serupa!

Tanpa sadar, cengkeraman tangannya menguat, membuat seragam pasien Shang Qinghua semakin kusut. Walau matanya tidak lagi berwarna merah, tapi mata Luo Binghe yang tajam tampak bersinar merah seakan darah iblis masih mengalir di urat nadinya.

Shang Qinghua yang melihat ini hampir mati ketakutan dengan mulut berbusa, beruntung ia mampu menahan perasaan takut ini yang membuatnya ingin bersembunyi di bawah tanah.

"Katakan," suara dingin yang lebih dingin dari es terdengar di telinga Shang Qinghua seperti genderang kematian, "apa yang sebenarnya terjadi?"

Tenggorokan Shang Qinghua bergerak seakan menelan ludah, ia berusaha mati-matian menahan rasa takutnya dan mencoba menjelaskan tanpa kegagapan, "Pe-pelaku memiliki rutinitas yang aneh karena sering berkeliaran di tempat yang sepi dan gelap. Saya, saya sebisa mungkin untuk mengikutinya diam-diam, tapi sayangnya saya tertangkap dan alhasil dipukul oleh senjata yang dibawa pelaku. Kemudian―"

"Bukan itu!" potong Luo Binghe dengan bengis setelah mendengar omong kosong yang menurutnya tak berguna itu. "Maksudku, mengapa aku berada di dunia ini?! Di tubuh ini?!"

Pertanyaan kasar itu sontak membuat Shang Qinghua tertegun, bahkan ia melupakan rasa takutnya dan wajahnya benar-benar menunjukkan rasa heran bercampur kaget yang tidak biasa.

Luo Binghe yang diliputi kemarahan tidak menghiraukan ekspresi yang ditunjukkan Lord Puncak An Ding ini. "Di mana Shizun?! Kamu pasti telah menemukannya!"

Shang Qinghua butuh banyak waktu untuk mencerna apa yang diucapkan oleh Luo Binghe. Setelah memahami situasi―dengan segala keberanian yang ia punya―Shang Qinghua pun bertanya, "Yang Mulia, biarkan saya bertanya ... Apakah Anda mengingat apa yang terjadi sebelumnya? Maksud saya, selama dua puluh tahun Anda hidup di dunia ini, apakah Anda mengingatnya?"

Semarah apapun Luo Binghe, mendengar pertanyaan balik Shang Qinghua, ia akhirnya menyadari sesuatu yang tidak beres. Hal ini mengganjal di pikirannya hingga tertulis jelas di wajahnya. "Apa yang harus kuingat?"

" ... Dengan lancang saya bertanya, apakah sekarang Anda mengingat kehidupan di dunia sebelumnya?"

Alis Luo Binghe berkerut. "Mengapa kamu bertanya?"

Shang Qinghua menelan rasa takutnya dan bersikeras bertanya walau nyawanya mungkin di ujung tanduk. "Dan apakah Anda tidak mengingat kehidupan dua puluh tahun Anda di dunia ini?"

"Apa masalahnya?"

'Apa masalahnya' dengkulmu! Ini jelas-jelas sangat bermasalah! umpat Shang Qinghua dalam hati. Ia mengerang tak berdaya, bertanya-tanya apakah sekarang hari sialnya―pertama, ia dipukul oleh pelaku dan berakhir di rumah sakit; kedua, ia ditangkap basah oleh Luo Binghe dan mendapati mantan Raja Iblis ini kehilangan ingatannya!

Dan ditambah lagi, ia tidak bisa meminta bantuan pada Shen Qingqiu saat ini, apalagi untuk menginformasikan kondisi Luo Binghe yang tidak normal―itu artinya ia mencari kematian!

Betapa tidak adilnya Surga kepadaku! Shang Qinghua merutuk Surga sembari menangisi kesialannya dalam hati.

Jika ia tahu akan berakhir seperti ini, lebih baik tetap diam di rumah sakit dan diinterogasi oleh para anjing pemerintah daripada menghadapi mantan Raja Iblis. Setidaknya, ada Liu Qingge yang notabene 'akrab' dengannya dibandingkan Luo Binghe yang tidak memiliki ingatan!

Cucumber-bro! Kamu berhutang seribu nyawa padaku!

Mungkin karena mereka terlalu berisik sehingga menarik perhatian orang-orang di dalam rumah.

Wei Wuxian pergi ke halaman untuk melihat perihal yang terjadi; niat awal ingin menonton kesenangan jika ternyata ada pencuri yang tertangkap, siapa sangka 'pencuri' ini adalah orang yang ia kenal.

"Eh? Shang Qinghua? Kenapa kamu di sini?" Dengan jelas Wei Wuxian ingat Hua Cheng mengatakan kalau orang ini harusnya masih terbaring di ranjang rumah sakit, jadi tidak heran karena ia bertanya demikian.

Seakan melihat seorang malaikat penyelamat, entah darimana kekuatan yang ia miliki hingga Shang Qinghua mampu melepas cengkeraman Luo Binghe dan melemparkan tubuhnya ke arah Wei Wuxian. "Wei-ge!"

Sayangnya, semua itu tidak mungkin terjadi―karena ada seseorang yang dengan cepat menarik Wei Wuxian untuk menghindari sentuhan orang lain.

Siapa lagi kalau bukan Lan Zhan?

Memeluk pria yang lebih pendek setengah kepala darinya itu, Lan Zhan menatap tajam pada Shang Qinghua. "Dia milikku."

Menghadapi bos besar ini, Shang Qinghua hanya bisa pasrah mengangkat tangan. "Tuan muda kedua Lan, bukan niat saya untuk merebut pacar Anda."

Walau ekspresinya masih datar seperti biasa, tapi dirasa dari aura disekitar tampaknya tuan muda ini menerima pernyataan Shang Qinghua.

Alih-alih melepas pelukan yang erat itu, Wei Wuxian justru bersandar pada dada bidang milik pria di belakangnya. Manik abu-abunya menatap Shang Qinghua dengan heran. "Bukannya kamu harusnya di rumah sakit?"

Shang Qinghua tidak perlu bertanya darimana Wei Wuxian mengetahui hal ini. Ada Liu Qingge di sisinya dan Hua Cheng sebagai saudara Wei Wuxian; mereka berdua―walau tidak bisa dikatakan bersahabat―setidaknya saling memiliki kontak. Dengan Liu Qingge menyebarkan berita tentang dirinya, Hua Cheng akan tahu tentang itu dan secara otomatis Wei Wuxian juga mengetahuinya.

Jadi, dengan lugas Shang Qinghua mengatakan alasan keberadaannya di Kediaman Mo. "Saya ingin bertemu Mo Beijun."

•••
Arbi's Note:
Ah, betapa rindunya aku masa-masa SMP dan SMK yang notabene masih punya begitu banyak waktu luang ... Jadi, buat kalian yang masih di masa itu, nikmati kehidupan sekolah kalian sebelum merasakan betapa sibuknya kuliah dan kerja! Aish, aku jadi pingin balik ke SMK, hiks QwQ

Betewe, chapter kali ini mengungkapkan banyak hal loh! Coba tulis di komentar tentang pendapat pembaca tentang informasi yang didapatkan! Hehe~

Seperti biasa, bonus di bawah ini~~
•••

Omake:

"Ugh ... Hidungku tiba-tiba gatal, pasti bajingan Airplane sedang mengutukku."

Shen Qingqiu menggosok hidungnya yang tanpa sebab terasa gatal.

Matanya menatap label harga pada kemasan daging sapi di lemari pendingin, kemudian beralih pada kemasan daging ayam di sisi yang lain.

"Enaknya hari ini masak apa, ya?"

Setelah beberapa saat menimbang keputusan, akhirnya Shen Qingqiu memilih daging ayam. Setidaknya, harganya jauh lebih murah daripada daging sapi.

Tepat setelah membayar di kasir, bahunya tiba-tiba ditepuk dari belakang. Shen Qingqiu menoleh, mendapati sosok akrab yang sudah sangat lama tidak ia jumpai.

" ... Mo Beijun?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro