Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Live 5: Foto (2)

... Apa?

Luo Binghe merasa dia pasti salah dengar, namun sebelum bisa bertanya lebih lanjut, Wei Wuxian mengambil ponselnya dan menyimpannya kembali ke balik pakaian.

"Ngomongin tentang itu, kamu 'kan amnesia ... Tapi ... " Wei Wuxian mengelus dagunya, bersikap layaknya detektif yang sedang berpikir. " ... Amnesia yang aneh."

Aneh apanya? Kamu yang aneh! Seluruh keluargamu yang aneh!

"Yah, biasanya kalau di film-film, orang yang amnesia masih memahami cara kerja dunia, seperti ... penggunaan ponsel."

Luo Binghe tidak mengerti. Apa itu film? Kata baru apa lagi ini?

"Kamu lebih seperti menjadi orang kuno yang ketinggalan zaman."

Oh, kali ini Luo Binghe memahami maksudnya.

Tunggu, apa itu artinya dia mencurigaiku? batin Luo Binghe waspada. Apakah dia akan berusaha menyingkirkanku?

Bagaimanapun, dalam seni kultivasi benar, kasus jiwa tersesat yang menggunakan tubuh orang lain dinilai sebagai teknik kultivasi iblis dan harus segera dilenyapkan.

Namun berbanding terbalik dengan pikirannya, Wei Wuxian melanjutkan teori fantasinya. "Mungkinkah kamu adalah protagonis dalam novel yang mengalami transmigrasi dari zaman kuno ke zaman modern?!"

Wei Wuxian semakin bersemangat ketika  berpikir kesimpulannya ini nyata. "Jadi, kamu berpura-pura amnesia karena tidak mengerti dengan situasi dunia ini. Kamu akan menggali informasi dari orang-orang terdekat, kemudian perlahan menyesuaikan diri dengan tubuhmu dan lingkungan sekitar!

"Lalu kamu akan bertemu protagonis wanita secara tidak sengaja. Melalui skenario 'pertemuan kebetulan', kalian akan menjadi dekat! Kamu akan mendirikan kerajaan bisnismu sendiri dan menikahi protagonis wanita ... Atau malah meng-harem?! Kamu akan memiliki banyak wanita―"

"Cukup." Luo Binghe merasa sakit mendengar omong kosong dari saudaranya. Tapi di sisi lain, dia juga sedikit takut dengan imajinasi Wei Wuxian yang sepenuhnya tepat sasaran mengenai dirinya yang bukan dari dunia ini, melainkan dari dunia lain.

Tenanglah, tidak perlu takut. Dia hanya manusia biasa. Luo Binghe berusaha menenangkan dirinya.

Wei Wuxian tidak marah, justru ia tertawa melihat rasa frustrasi di wajah adiknya. "Tentu saja, itu tidak mungkin terjadi." Dia mengedipkan sebelah matanya dengan sedikit bercanda. "Ini 'kan dunia nyata, bukan dunia novel yang dimana semua hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."

Sayangnya, Wei Wuxian tidak tahu kalau orang di depannya benar-benar mengalami apa yang dia pikir hanya fantasi, atau jika tidak Wei Wuxian akan meragukan ketiga pandangan dunianya.

[Arbi: Dan kamu gk sadar kalau kamu itu hanya karakter fiksi :)]

Wei Wuxian bangkit dari kasur dan berkacak pinggang. "Lagipula, Ah-Luo tetaplah Ah-Luo. Hal ini tidak akan berubah."

Tok tok―

Suara ketukan pintu menyela keduanya. Pintu terbuka, tampaklah pria lain yang tidak dikenal Luo Binghe, namun Wei Wuxian langsung menyambut kedatangannya.

"Ah-Ning!"

Yang dipanggil 'Ah-Ning' tersenyum malu pada Luo Binghe sebelum berkata pada Wei Wuxian, "Tuan Muda, waktunya kembali ke studio."

"Oh, benar!" Wei Wuxian menepuk keningnya. Ia merapikan pakaiannya sejenak, lalu melambai pada adiknya. "Kalau begitu, aku pergi dulu. Beristirahatlah malam ini, Ah-Luo~"

Sosoknya menghilang di balik pintu tertutup.

Luo Binghe jatuh terbaring di kasur, merasa hidupnya berkurang setengah tahun setelah menghadapi kakak keduanya yang interaktif itu.

Omong-omong, dia masih memikirkan apa yang dimaksud Wei Wuxian dengan 'diam-diam menyukai Shen Yuan'.

Bukan Shen Qingqiu melainkan Shen Yuan?

Apa yang dipikirkan Luo Binghe di dunia ini?

===

Markas Kepolisian Bai Zhan.

Yang Yixuan membawa ponsel korban pada tim forensik untuk mengekstrak sidik jari yang tertinggal. Ia juga mengabari tim penyelidik untuk menelusuri jaringan yang digunakan korban sebelum kejadian. Tiba-tiba terpikir sesuatu dan ia meminta tim teknis untuk membongkar isi ponsel, siapa tahu apa yang ada di dalamnya?

Setelah menyelesaikan semua perintah, Yang Yixuan hendak meminta arahan selanjutnya dari Liu Qingge, namun seseorang datang mendekat membuatnya berhenti. Itu adalah Wakil Kapten Cheng Luan* yang kembali dari TKP.

[*Nama pedang LQG :)]

Yang Yixuan memberi hormat. "Wakil Kapten Cheng."

Cheng Luan mengangguk sebagai tanggapan. Dia hendak pergi ke ruang tim teknis, namun berhenti di tengah jalan ketika memikirkan sesuatu.

"Ah, Yang Yixuan. Aku punya tugas untukmu."

" ... ?" Yang Yixuan menunggu apa tugas yang diserahkan padanya.

Cheng Luan mengeluarkan ponsel dari balik jaketnya. Sebuab foto ditunjukkan padanya. Yang Yixuan melihat bahwa foto itu menangkap layar CCTV yang menangkap area jalan remang-remang.

"Kita belum memiliki izin mendapat file CCTV, jadi aku hanya bisa memotretnya menggunakan ponsel."

Cheng Luan memperbesar foto, menunjuk sosok samar yang melintas tertangkap kamera CCTV.

"Coba kamu selidiki, siapa orang yang melewati jalan itu."

===

Di sisi lain, sosok dalam gelap menatap awas pada pemandangan di luar jendela.

Tangannya mencengkram erat ponsel di tangannya, yang menampilkan sebuah foto seseorang yang memukul orang lain dalam keremangan cahaya.

"Dia benar." Ia bergumam. "Tidak seharusnya aku pulang melalui jalan itu."

Foto itu pun dihapus.

===

Matahari menampakkan wujudnya, tanda awal hari dimulai.

Luo Binghe terbangun dengan cepat ketika mendengar suara teriakan membahana dari kakak keduanya.

"Tidak! Tidak! Lan Zhan! Aku tidak sengaja melakukannya! Sungguh!"

Mendengar ini, Luo Binghe mengembuskan nafas pasrah. Ia tidak kembali ke dunianya setelah tidur, sepertinya ia harus terjebak di dunia ini untuk waktu yang lama.

Luo Binghe berusaha untuk turun dari kasur walau tubuhnya tidak memungkinkan. Dengan tertatih-tatih, dia menggerakkan kakinya menuju pintu, perlahan membukanya, dan melihat pemandangan di luar kamar.

Dia akui rumah ini sangat mewah, jenis kemewahan yang berbeda dari dunianya. Setidaknya, tempat ini memiliki banyak kilauan emas yang memanjakan mata kaum missqueen kayak kamu :v.

Luo Binghe melirik ke lantai bawah, di mana Wei Wuxian sedang berbicara dengan pria tanpa ekspresi yang dia ingat telah melihatnya di ponsel Wei Wuxian.

Kalau tidak salah, dia mengakui orang itu sebagai temannya. Jadi, namanya Lan Zhan? pikir Luo Binghe menatap mereka berdua.

Seakan menyadari tatapannya, pria yang bernama 'Lan Zhan' itu mengangkat kepalanya. Mereka berdua saling bertemu pandang.

Wei Wuxian menyadari perhatian kawannya itu tidak tertuju padanya, jadi dia mengikuti arah tatapan dan menemukan sosok adiknya di lantai dua. "Oh, Ah-Luo! Selamat pagi~"

Luo Binghe hanya mengangguk. Ia menoleh, mencari lokasi tangga dan berjalan ke sana. Namun, dia berhenti sejenak ketika melihat bahwa di dinding tangga terpajang potret lukisan dengan tiga sosok anak kecil terlukis di dalamnya.

Luo Binghe cukup akrab melihat tiga anak itu, karena dirinya telah bertemu mereka. Yang duduk di depan pasti kakak tertua, Hua Cheng. Yang berdiri di belakang adalah Wei Wuxian. Dan terakhir ... itu pasti dirinya, Luo Binghe di dunia ini.

Di sebelah potret lukisan tiga anak, ada lukisan besar tiga pria muda dengan pose yang sama. Ketika dua lukisan itu dipajang berdampingan, orang-orang yang melihatnya sekilas tahu bahwa tiga anak kecil itu tumbuh besar menjadi tiga sosok pria muda dalam potret.

Luo Binghe menatap gambar dirinya di dunia ini.

Entah mengapa, dia merasa aneh. Ada perasaan yang mengatakan bahwa mereka berdua adalah satu orang yang sama.

•••
Arbi's Note:

Silakan kemukakan teori kalian~

Aku suka melihat kalian berteori tentang apa yang terjadi pada Shen Qingqiu dan Shen Yuan (≧▽≦)




Omake:

Kedai kopi sedang bersiap untuk buka. Pemilik kedai sedang membersihkan  kaca jendela ketika seseorang tiba-tiba datang mengetuk kaca pintu kedainya.

Sang pemilik meletakkan kain lap dan membuka pintu. "Maaf, tapi kami belum buka."

"Apakah Anda Tuan Xie Lian?"

Sang pemilik kedai, Xie Lian tertegun beberapa saat sebelum mengangguk membenarkan. "Ya, ini saya. Ada yang bisa saya bantu?"

Orang itu mengeluarkan tanda pengenalnya sebagai anggota polisi. "Saya Petugas Yuan, ingin menanyakan beberapa hal padamu."

Xie Lian mengangguk mengerti. Yuan Yixuan senang atas kerjasamanya dalam penyelidikan.

"Apa yang Anda lakukan semalam, pada jam 20:15?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro