[5] Shizun?!
***
Angin bertiup lembut menerbangkan dedaunan membuat pemandangan menyegarkan, matahari bersinar di atas langit biru tanpa awan tapi suhu udara jelas menyejukkan. Suara aliran air dari sungai terdekat dan suara kicauan burung menghiasi suasana hutan siang itu.
Ning Yingying menghirup udara hutan dalam-dalam. Dirinya memakai pakaian sutera putih nan mewah ketika berdiri di bawah salah satu pohon besar disana. Matanya yang indah seperti danau berair menatap teduh ke atas langit saat senyum lembut terukir di wajahnya yang menawan. Disampingnya Xiao Gongzhu menatapnya dengan tatapan penuh iritasi.
Wajah indah Xiao Gongzhu terditorsi karena melihat tampilan Ning Yingying yang menurutnya tidak enak dipandang. Sebagai sesama Harem di istana Luo Binghe, Xiao Gongzhu sangat membenci Ning Yingying sementara Ning Yingying hanya akan diam dan tetap bersikap low profile. Dengan sikap halus Ning Yingying yang tidak mengerti bagaimana membuat ataupun mengatasi sebuah bingkaian, seharusnya dirinya tidak akan bertahan lama di Harem Luo Binghe yang berisikan banyak kecantikan dengan kemampuan tinggi di tiap bidangnya.
Satu-satunya penyebab dirinya masih hidup damai sekarang tidak lebih karena bagaimanapun Luo Binghe sangat menyayangi Ning Yingying. Bahkan kasih sayang Luo Binghe untuk Ning Yingying tidak bisa di bandingkan dengan Liu Mingyan.
Xiao Gongzhu mendengus kasar, "Yingying, apa tujuan anda ke hutan hanya untuk menghirup udara segar saja? Saya benar-benar harus berburu sekarang!"
Ning Yingying membuat ekspresi tak berdaya, "Xiao Gongzhu, anda bisa berburu jika anda ingin, saya akan menunggu disini, bagaimanapun saya masih memiliki janji untuk menunggu Kakak Sha Hualing."
Xiao Gongzhu benar-benar mengejek sifat naif Ning Yingying. Diantara semua Harem, Sha Hualing adalah yang paling liar dan hanya menuruti perkataan Luo Binghe. Sha Hualing jugalah yang paling berani untuk memberikan kesusahan untuk anggota Harem lainnya. Anggota Harem berjumlah total lebih dari 3000 kecantikan, dan sudah hampir setengah dari mereka menderita karena Sha Hualing.
Hanya seperempat yang menderita di bawah cambuk Xiao Gongzhu.
Ibarat kata, Harem Luo Binghe tidak lebih dari sebuah tempat Survival Game. Diantara banyak kecantikan yang bertahan, Liu Mingyan, Sha Hualing, Xiao Gongzhu dan Ning Yingying adalah anggota lama yang bertahan.
Qiu Huaitang sudah meninggal beberapa waktu yang lalu karena faktor usia. Qiu Huaitang tidak memiliki bakat kultivasi yang tinggi seperti empat lainnya, membuat umurnya dengan cepat mengejar.
Qin Wanrong dan saudarinya Qin Wanyue, kedua saudara yang selalu akur dan bersikap saling mengasihi dengan berjalannya waktu mulai berselisih dan selalu mencari cara untuk merebut perhatian Luo Binghe lebih dulu dari yang lain. Di tambah dengan hasutan Sha Hualing, kedua saudari itu pada akhirnya berakhir dalam kematian yang cukup tragis.
"Huh! Terserah padamu! Mari berharap kau masih hidup damai setelah bertemu dengan Wanita Iblis itu!!" Xiao Gongzhu menatap tajam Ning Yingying sekilas lalu berbalik pergi memasuki hutan. Meninggalkan Ning Yingying yang masih tersenyum halus di belakangnya.
Ning Yinying menurunkan pandangannya ke tanah, menatap sendu tanah di pijakannya. Dirinya sama sekali tidak memiliki janji dengan siapapun, Ning Yingying hanya ingin memiliki tempat dimana dirinya bisa berfikir dengan tenang tanpa gangguan. Dan hutan selalu menjadi pilihan terbaiknya.
Ingatannya akan situasi di Istana dan Harem selama beberapa bulan terakhir masih segar dalam ingatan. Luo Binghe sejak dirinya mengamuk tanpa penyebab yang tidak di ketahui terakhir kali tiba-tiba mengabaikan semua Harem. Jika biasanya tiap malam ada setidaknya dua atau lima paling kurang Harem yang dikunjungi Luo Binghe, sejak beberapa bulan terakhir Luo Binghe bahkan sama sekali tidak menginjakkan kakinya di halaman Harem.
Luo Binghe sendiri tampak sibuk mencari seseorang yang siapa yang tahu siapa yang dicari. Pernah Ning Yingying dan Liu Mingyan menawarkan bantuan karena tidak tahan akan sikap Luo Binghe yang tampak begitu gelisah, tapi tawaran mereka di tolak. Di lain waktu saat Ning Yingying mencoba mendesak Luo Binghe untuk bercerita penyebab kecemasannya, tapi Luo Binghe hanya menatapnya dengan tatapan terluka.
Saat dirinya dan ke tiga wanita utama lainnya mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, ke empatnya langsung mendatangi Mo Beijun. Mo Beijun tidak memberi jawaban yang jelas, tapi pria iblis itu hanya mengucapkan satu nama yang membuat Ning Yingying langsung menghirup nafas dingin
"Shen Qingqiu"
Pandangan Ning Yingying masih belum bergeser dari objek acak yang sedari di pandangnya, pikirannya yang kabur tidak menyadari seekor harimau besar tengah mengintainya dari bebalik pepohonan. Wanita itu baru saja mengangkat pandangannya saat mendapati harimau yang ukurannya tidak bisa dianggap normal itu sudah berada di hadapannya.
Mata harimau itu menatapnya tajam seakan tidak sabar untuk merobek kulitnya. Ning Yingying baru saja hendak menarik pedangnya saat Harimau itu mengambil langkah cepat, menghantamkan cakarnya pada Ning Yingying hingga tubuhnya terpental menabrak pohon terdekat.
Pikiran Ning Yingying yang masih belum terkumpul, ukuran harimau yang tingginya saja mencapai dua meter, dan luka dalam yang diderita Ning Yingying sebab racun yang baru-baru ini di konsumsinya, ketiga hal itu benar-benar kombinasi yang tidak menguntungkan.
Tidak peduli seberapa berbakatnya Ning Yingying, dengan keadaannya yang lemah dan tidak terfokus. Dirinya benar-benar tidak bisa melestarikan hidupnya dengan mudah.
Perlawanan yang diberikannya memang menciptakan beberapa kerugian pada Harimau, tapi jelas bahaya sebenarnya selalu terletak pada hewan buas yang terluka. Sehingga secara perlahan semua perlawan yang diberikannya melemah hingga menyebabkan pedang miliknya terlempar dari pegangan. Ning Yingying menatap kosong saat cakar besar harimau itu berayun padanya.
Dirinya sudah hidup hampir ratusan tahun menemani Luo Binghe. Dalam hidupnya tidak pernah sekalipun dirinya membantu Luo Binghe selain melemparkan dirinya sendiri ke dalam masalah tiap waktunya. Kesadaran ini membuatnya selalu merasa rendah dibandingkan dengan Harem yang lain yang jelas selalu membantu Luo Binghe dalam kekuasaannya.
Dirinya selalu menunggu kematian datang, setidaknya dengan kematian menjemputnya dirinya tidak lagi membuat masalah untuk Pria yang dicintainya. Karena itu lah dirinya tidak pernah melawan saat Harem lain menyiksanya, bahkan walau dirinya tahu dalam makanannya terdapat racun, Ning Yingying akan memakannya seakan tidak ada yang salah.
Alis cantik wanita itu sedikit tertekuk saat rasa sakit tidak kunjung menghampirinya, terlebih dengan suasana hening yang menyelimuti keadaan sekitarnya. Sampai suara dengan nada cemas terdengar menghampiri telinganya.
"Selir Ning! Anda baik-baik saja?!"
Membuka matanya, Ning Yingying mendapati seorang pemuda 15th menatapnya cemas. Mata phoenix pemuda itu terlihat sedikit berair, seakan air mata akan segera tumpah. Wajah tampan pemuda itu ternoda darah dan sedikit noda darah juga tampak mengotori pakaian indahnya, termasuk pedangnya sendiri.
"Ah-Sheng" ujar Ning Yingying lembut, dirinya memperbaiki dirinya terlebih dahulu sebelum kemudian memperhatikan pemuda didepannya. Memastikan tidak ada luka di tubuh pemuda itu, Ning Yingying mengalihkan pandangannya pada mayat harimau di belakangnya.
"Ah-Sheng, bukankah seharusnya dirimu masih menjalani pelatihan di akademi? Kenapa berada disini?" tanya Ning Yingying lembut pada salah satu keturunan Luo Binghe didepannya.
Luo Sheng memang bukan anak Luo Binghe, lebih tepatnya Luo Sheng adalah cicit Luo Binghe yang memiliki hubungan darah paling jauh jika dibandingkan dengan cicit-cicit lainnya. Bahkan darah Iblis yang dimiliki Luo Sheng nyaris tidak ada. Tapi bakatnya dalam berkultivasi mampu menutupi kekurangan itu.
Walau keberadaan Luo Sheng sering terlupakan karena adanya keturunan yang lebih bersinar, Ning Yingying bisa dibilang satu-satunya orang yang selalu mengakui keberadaan Luo Sheng.
Luo Sheng mengukir senyum canggung, "Selir Ning, sejujurnya aku berniat keluar dari Akademi"
"Kenapa? Apa kerabat-mu yang lain membuat semuanya susah untukmu?"
Luo Sheng, "Bukan begitu, mereka memperlakukanku cukup baik tapi, aku hanya..."
***
Luo Binghe menatap dingin anak muda di depannya, mengukur wajah yang sama sekali tidak memiliki tanda-tanda kalau anak itu adalah salah satu keturunannya.
Suasana aula istana saat itu sangat sunyi walau aula itu sendiri berisikan banyak pihak yang mengisinya. Baik para selir maupun para keturunan Luo Binghe hadir disana, mayoritas mereka menatap orang yang berada di bawah tahta dengan pandangan merendahkan.
Luo Binghe menghela nafas panjang sebelum kemudian membuka suara, "Kau ingin keluar dari akademi, ada baiknya kau memberi alasan yang bagus untuk ini Luo Sheng."
Luo Sheng menelan ludah dengan susah payah, walau dirinya tidak memiliki banyak darah Luo Binghe dalam tubuhnya, dia masihlah salah satu keturunan Luo Binghe. Dan Luo Binghe selalu memastikan keturunannya kuat dan tidak mempermalukan. Luo Binghe tidak akan mengekang keturunannya untuk menjadi yang terhebat, tapi setidaknya kemampuan mereka dapat melindungi diri mereka sendiri dan orang yang mereka sayangi.
"Hormat pada Yang Mulia, saya sebenarnya hanya ingin mengikuti Shizun mengembara." Luo Sheng dengan susah payah meludahkan kata-kata ini, semua orang terfokus pada Luo Sheng sehingga melewatkan tatapan Luo Binghe yang berkilat saat kata-kata 'Shizun' terucap.
"Shizun ini, apakah dia salah satu dari Master di akademi?" tanya Liu Mingyan memastikan, jika itu salah satu orang dari akademi tentu permintaan Luo Sheng masih bisa di pertimbangkan. Bagaimanapun kemampuan para Master di akademi setingkat dengan para Master Kepala Sekte besar di periode saat Luo Binghe masih belajar.
Luo Sheng sedikit ragu hendak berucap, tapi tidak mungkin dirinya berbohong saat Kakek Buyutnya mengawasi. "Bukan, Master ini hanya seorang kultivator liar yang tidak sengaja di temui oleh yang satu ini ketika melakukan perburuan malam di pegunungan. Dia menyelamatkan saya dari serangan Binatang Spiritual dan sejak saat itu saya sering sengaja pergi untuk menemuinya."
"Beberapa hari yang lalu saya mengetahui kalau Shizun berada di pegunungan untuk mencari tumbuhan Spiritual dan dia baru saja menemukannya. Dan Shizun sepertinya sama sekali tidak memiliki niat untuk menetap dan dia berencana untuk berangkat besok, saya benar-benar ingin berguru pada-nya secara resmi karena itu saya..."
Luo Binghe tidak memerlukan ucapan lebih lanjut, dia tahu benar apa yang ada dalam pikiran Luo Sheng. Walau darah Luo Binghe tidak seberapa di dalam nadi Luo Sheng, sepertinya naluri mereka untuk mengikuti seorang panutan menjadi suatu benang penghubung yang lebih kuat.
Luo Binghe tidak memiliki sosok panutan sedari dulu, sehingga dirinya hanya bisa mengikuti instingnya sendiri. Dan sekarang, saat dirinya akhirnya memahami sosok panutannya di masa lalu ternyata ada tapi tersembunyi dalam bayang-bayang kebencian, Luo Binghe bagaimanapun sangat ingin mengejarnya. Walau dirinya tahu benar kalau baik dia maupun orang lain sudah sangat terlambat.
Dan sekarang saat Luo Binghe sendiri masih mencari-cari dimana sosok itu berada, keturunannya malah mendahuluinya. Hal ini cukup membuat Luo Binghe semakin gelisah, tapi sebisa mungkin di sembunyikannya.
"Siapa nama orang ini?"
"Hormat pada Yang Mulia, Shizun tidak pernah memperkenalkan dirinya secara resmi pada saya, tapi ada setiap kali kesempatan saat Shizun mengucapkan namanya saat bertarung dengan Binatang Ajaib. Shizun menyebut dirinya sebagai murid utama seorang penatua yang di panggilnya sebagai 'Penatua Bailian' dan menyebut dirinya sendiri sebagai Gongyi Xiao."
*Gongyi Xiao : Salah satu karakter umpam meriam di novel asli. Mantan murid utama Istana Huan Hua dan juga merupakan Kultivator muda berbakat dan bersinar tapi tersingkir karena Halo Protagonist milik Luo Binghe.
Mayoritas hadirin yang berada di aula itu berbisik mempertanyakan siapa orang yang di sebutkan sebagai Shizun dari Luo Sheng, mereka terlalu sibuk untuk bertanya pada orang didekat mereka sehingga melewatkan Xiao Gongzhu yang menghirup nafas dingin dan kilatan mata dari Sha Hualing dan Mo Beijun.
Luo Binghe mengerutkan alisnya, jantungnya berdebar tak karuan saat firasatnya merasakan sesuatu yang dirinya sendiri tidak pasti apa itu. "Kau yakin dia menyebut dirinya sebagai Gongyi Xiao? Seperti apa penampilannya?"
Luo Sheng sedikit mengangkat alisnya, merasa kalau sebaiknya dirinya tidak menjawab pertanyaan tersebut, tapi tidak mungkin dia melakukan hal tersebut. "Shizun sangat berbakat sehingga perawakannya tidak jauh berbeda dari seorang pemuda 24 tahun yang hidup dalam keluarga kaya, cara berpakaian Shizun tidak jauh berbeda dengan Kultivator lainnya, lebih dekatnya cara berpakaian Shizun tampak sedikit menyerupai Paman Kedua , Luo FengMing."
Luo FengMing adalah salah satu anak keturunan langsung Luo Binghe dari Xiao Gongzhu, kemampuannya masuk dalam jajaran terbaik dari semua keturunan yang ada, bahkan Luo FengMing dapat mengimbangi Mo Beijun dalam duel pertarungan.
Luo FengMing mengerutkan alisnya saat namanya terucap, banyak mata yang kemudian menatap kearahnya, tidak terkecuali sang Ibu, Xiao Gongzhu, menatapnya dengan mata terbuka lebar. Seakan menyadari sesuatu yang membuatnya serasa melihat hantu. Luo FengMing baru saja hendak bertanya ada apa pada Ibunya tapi terpotong dengan ucapan mengejutkan Luo Binghe.
"Aku akan mengizinkan dirimu pergi selama beberapa hari, dengan kondisi kau akan mendapat kan mantra pengikat, mantra ini akan memberitahuku keadaanmu dan dimana kau berada. Jika dalam waktu beberapa hari dirimu bersamanya dan kau baik-baik saja dan juga ada peningkatan terhadap kultivasimu, mantra itu akan langsung menghilang dan kau bisa secara bebas berguru padanya. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, mantra itu akan secara langsung mengirim dirimu kembali kesini. Bagaimana dengan itu?"
Luo Sheng sedikit tertegun. Tentu saja dirinya mengetahui sikap posesif Luo Binghe terhadap seluruh keturunannya, bahkan sikap itu mendarah daging pada semua keturunannya, terutama yang terlahir sebagai laki-laki. Tapi tidak sekalipun ada kondisi dimana Luo Binghe akan berlaku se-posesif ini sebelumnya.
Meneguk ludah berat, Luo Sheng menyingkirkan setiap pemikiran lain di kepalanya. Yang dia inginkan sekarang hanyalah mengikuti Shizun-nya dan mempelajari kehidupan dunia kultivasi lebih baik lagi.
"Saya menerima kondisi yang diberikan Yang Mulia..."
***
Suasana di gerbang kota saat itu cukup ramai dengan banyaknya gadis muda yang berkumpul hanya untuk melihat kehadiran tidak biasa disana.
Seorang Kultivator muda dengan paras tampan nan tegas tampak tengah membersihkan seruling bamboo miliknya. Apa yang membuat para gadis muda itu semakin bersemangat adalah kenyataan bahwa selain tampan, kultivator muda itu juga mengenakan pakaian yang jelas sangat mewah. Entah apa bahan sutera yang dipakainya, tapi apapun itu, itu jelas sangat mahal.
Beberapa dari mereka awalnya mengira kalau Sang Kultivator adalah salah satu keturunan ataupun kerabat Luo Binghe yang terkenal akan gen mereka yang menawan. Tapi pemikiran itu terhapus dengan cepat saat mereka dengan jelas melihat para pengawal kota yang meminta bayaran untuk keluar gerbang.
Bila itu adalah Keturunan Luo Binghe, pastilah para pengawal itu akan langsung mengenali, karena bagaimanapun semua pengawal yang menjaga gerbang kota adalah orang yang sering bertemu langsung dengan para keturunan Luo Binghe yang gemar mengembara itu.
Gongyi Xiao baru saja melangkahkan kakinya dua langkah menjauhi gerbang kota saat seruan keras seorang anak terdengar di belakangnya. Gongyi Xiao menoleh mendapati Luo Sheng yang berlari dengan terburu-buru kearahnya. Alis Gongyi Xiao sedikit bertaut saat menyadari kalau Luo Sheng pasti berlari langsung dari istana Luo Binghe hingga ketempatnya. Kalau tidak, mana mungkin Luo Sheng tampak begitu kelelahan mengingat kondisi fisik Luo Sheng yang cukup menakjubkan.
"Apa yang kau lakukan disini? Kau seorang pangeran dan kau seharusnya tengah mendapat pelatihan di akademi sekarang!! bagaimana mungkin kau membolos untuk pembelajaran hanya untuk urusan tidak penting begini!!" tegur Gongyi Xiao mengelengkan kepalanya tidak mengerti.
"Yang Mulia sudah memberi ku izin untuk mengikuti Shizun!! Sekarang aku bisa menjadi murid Shizun sepenuhnya!!" ujar Luo Sheng bersemangat.
Gongyi Xiao mengangkat pandanganya, menatap istana megah di tengah kota yang terlihat megah walau dilihat dari kejauhan. Alis pemuda itu kembali terangkat tidak menyangka kalau Luo Binghe yang terkenal posesif terhadap keturunannya akan memberikan izin semudah itu. Pasti ada sesuatu, dan apapun itu Gongyi Xiao tidak ingin sampai melanggarnya. Bagaimana kalau Luo Sheng menderita di bawah pengawasannya?? Pasti Luo Binghe yang super over protektif itu akan langsung memburunya nanti!!
"Walau Yang Mulia memberi mu izin apakah menurutmu aku juga akan memberimu izin?" tanya Gongyi Xiao menatap lamat Luo Sheng. Ayolah, bagaimanapun Gongyi Xiao tidak mau menerima amukan Luo Binghe jika terjadi sesuatu pada Luo Sheng. Dirinya memang hanya mendengar rumor tentang kekejaman Luo Binghe dari beberapa orang, walau itu hanya rumor, lebih baik berjaga-jaga bukan.
Mata berair milik Luo Sheng meredup, jelas tidak mengetahui pikiran Gongyi Xiao. Luo Sheng berpikir kalau Gongyi Xiao tidak mau menerimanya karena dia tidak terampil dan sekuat pangeran yang lain. Pasti begitu.
"Aku hanya ingin ikut Shizun..."
Gongyi Xiao memandang wajah anak muda didepannya sejenak sebelum kemudian matanya beralih memandang pengunungan jauh disisi selatan sana. "Aku akan menerima-mu sebagai murid resmi-ku jika berhasil melewati ujian yang kuberikan, jika kau tidak berhasil kau harus kembali ke Akademi dan lupakan saja untuk mencari ku. Mengerti?"
Manik Luo Sheng melebar, dia senang karena Gongyi Xiao memberinya kesempatan tapi juga sedih karena ucapan terakhir Gongyi Xiao. Dengan enggan, Luo Sheng menganggukkan kepalanya membuat Gongyi Xiao mengukir senyum puas.
"Ujiannya tidak terlalu susah, kau hanya perlu ikut denganku ke Gunung Zhong Ming dan mengikuti Ujian dari Dewa Lokal disana untuk mendapatkan tanaman ajaib. Jika kau mendapatkan itu, maka aku akan menerimamu sebagai muridku dan aku juga akan meperkenalkan dirimu pada Shizun-ku!" ujar Gongyi Xiao bersemangat.
*Zhong Ming, salah satu nama gunung yang memiliki Danau luas dipuncaknya dengan sebutan Ming. Terdapat di sebelah selatan benua dan tiap sepuluh tahunnya di danau Ming akan tumbuh satu Bunga Teratai yang penuh dengan esensi murni sehingga banyak sekte besar menjadikan saat itu sebagai pelatihan lapangan untuk para murid mereka.
Luo Sheng mengerutkan keningnya. Tentu saja dia mengetahui apa itu Gunung Zhong Ming, tapi dirinya tidak mengerti apa yang dimaksudkan Gongyi Xiao dengan 'ujian Dewa Lokal'. Saat Daun Seribu Teratai Danau Ming mekar, itu akan menjadi Festival Pemetikan Bunga Zhong Ming. Setiap sekte besar akan mengirim perwakilan murid mereka untuk melatih diri mereka dan mengambil bunga tersebut.
Bagaimanapun, Daun Seribu Teratai Danau Ming memiliki kemampuan untuk 'menghilangkan kecemasan dan menyelesaikan melankolis jantung' dan juga dapat memurnikan konstitusi, meningkatkan budidaya dan menciptakan landasan yang baik untuk jalur masa depan seseorang dalam berkultivasi.
Untuk Kultivator seperti Luo Sheng, tentu ini adalah harta yang tak ternilai. Tapi bukankah Festival memetik Bunga sudah diadakan dua tahun yang lalu?! Apakah itu berarti dirinya harus bersabar menunggu delapan tahun lagi agar bisa mendapatkan tanaman ajaib itu?! bukankah itu sama saja dengan dirinya kembali ke istana karena Luo Binghe hanya memberinya waktu beberapa hari, bukannya beberapa tahun!!
Gongyi Xiao tentu mengetahui apa yang dipikirkan Luo Sheng, pemuda itu menuntun Luo Sheng untuk terus berjalan. Saat dirinya yakin tidak ada orang disekitarnya dan memasang array penghalang suara, Gongyi Xiao mulai menjelaskan.
"Memang tidak banyak yang mengetahui, tapi Gunung Zhong Ming memiliki penguasa disana. Semua energi spiritual, Binatang Ajaib dan juga Tanaman Ajaib, semuanya bisa terkonsentrasi dengan baik karena Penguasa ini menjaga Gunung Zhong Ming tetap suci. Dan juga, Daun Seribu Teratai bukanlah tanaman ajaib asli. Itu adalah kumpulan esensi energi spiritual dan alam milik Penguasa Gunung. Untuk berkultivasi, Penguasa Gunung akan mengumpulkan seluruh energi digunung dan memurnikannya, menciptakan Daun Seribu Teratai."
"Semua orang berpikir kalau Daun Seribu Teratai hanya muncul setiap sepuluh tahun, tapi sebenarnya itu bisa muncul kapanpun. Apa yang muncul setiap sepuluh tahun sekali tidak lebih dari satu bunga gagal, karena semua bunga yang lebih baik akan dibawa oleh Penguasa Gunung untuk persembahan pada Dewa Besar disurga."
Luo Sheng menatap GongYi Xiao tak percaya, dirinya semakin tidak percaya saat mengetahui Daun Seribu Teratai yang begitu berharga hingga membuat para sekte besar berebut mendapatkannya ternyata tak lebih dari produk gagal. Jadi kalau itu adalah produk gagal, bagaimana dengan Daun Seribu Teratai yang sesungguhnya?!
"Penguasa Gunung itu sudah diangkat oleh Surga sehingga menjadi salah satu Dewa besar di Surga, kekuatannya tidak berbeda dari Dewa yang selalu disembah oleh para manusia. Tapi Penguasa ini sama sekali tidak memiliki pengikut dan kekuasaannya hanya meliputi Gunung Zhong Ming. Produk gagalnya semakin hari semakin berkurang, dan bahkan hampir tidak pernah muncul lagi."
"Penguasa ini mengetahui kalau banyak Kultivator yang menyukai Daun Seribu teratai miliknya, jika dia meletakkan Daun Seribu Teratai yang sempurna sekali sepuluh tahun, maka pasti akan ada perang yang terjadi didunia Kultivator sehingga Penguasa hanya menciptakan Daun Seribu Teratai murni dengan kemampuan seperti yang kau ketahui. Daun Seribu Teratai Murni yang sempurna bisa didapatkan, tapi Sang Penguasa akan memberikan ujian. Pada saat awal-awal hal ini diketahui, banyak pemimpin sekte dan juga orang besar datang ke gunung Zhong Ming."
"Tapi, hanya beberapa hari setelahnya mereka dinyatakan gagal. Tidak ada yang tahu apa ujian yang diberikan oleh Sang Penguasa, tapi lebih setengah dari orang-orang kuat itu mati karena trauma dan mereka yang selamat menjadi gila. Kejadian ini mengemparkan dunia kultivasi sehingga semakin sedikit orang-orang yang mengikuti ujian dari Penguasa. Lambat laun, orang-orang melupakan fakta sebenarnya dari Gunung Zhong Ming yang memiliki Penguasa, terlalu fokus untuk mendapatkan Daun Seribu Teratai."
Gongyi Xiao menghentikan ceritanya, menoleh untuk menatap Luo Sheng yang memperhatikannya dengan serius.
"Apa kau yakin ingin mengikuti ujian ini?"
.
.
.
.
.
Tbc~
Oke, aku yakin ada yang sadar dengan Danmei apa yang aku masukin kesana dan ada juga yang ngak. Perihal Gunung Zhong Ming itu aku ambil dari Danmei sebelah yang berjudul <<The Villain's White Lotus Halo>> , tentang apakah di sana ada Dewa Lokal itu hanyalah imajinasiku aja, alias hanya aku buat-buat aja.
Aku tidak terlalu dengan bagaimana pembagian benua di novel <<The Scum Villain's Self Saving System>> jadi aku mungkin akan menambahkan nama tempat-tempat berdasarkan pembagian wilayah dari Danmei lain yang aku baca untuk melengkapi cerita.
Dan karena nama wilayahnya aku masukin, jangan terkejut kalau secara kebetulan mungkin saja karakter di danmei itu juga ku munculin. Tapi kemungkinan mereka muncul itu tipis, paling-paling mereka cuma tampil sebagai 'pejalan kaki' aja.
Btw , Black Readers disini banyak juga yak 😂😂😂 ayo dong sedekahin vote dan comment nya 😂😂😂
24 Juni 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro