[20] Kidnapped
Ada sebuah cerita tentang keindahan yang luar biasa mengundang kekaguman setiap dunia. Tapi dia begitu dingin namun membangkitkan gairah banyak pihak untuk memburu nya. Hingga mereka begitu buta dan mengambil yang salah.
***
Waktu untuk pertandingan final di Colloseum semakin dekat dan Yasha menjadi lebih kurang berkunjung dari pada biasanya. Yang juga berarti pengasuhan Kai dan Yue akan di limpahkan pada Shen Qingqiu yang memiliki banyak waktu luang. DaiZhou? Jangan tanya, dia tengah sibuk mengejar mantan peserta yang sempat membuat luka di tubuh Mate nya. Walau itu hanya luka kecil.
"Mama, siapa naga merah ini?" tanya Yue polos sembari menunjuk Luo Binghe yang tengah meletakkan piring terakhir di meja. Sudut matanya berkedut saat mendengar sebutan yang di gunakan Yue untuk memanggil Shen Qingqiu. Mama?! Apa maksudnya?! Jangan bilang orang ini menjadi selir si Tuan Barat itu?!
"Hanya seorang koki." Ujar Shen Qingqiu ringan. Membantu Kai untuk duduk di meja sebelum dia mulai menyantap makanan yang ada. Mengabaikan keberadaan pihak yang dia sebut koki sebelumnya.
Shen Yuan menghela nafas sembari memijat ruang antara alisnya. "Tuan ini, aku benar-benar berterima kasih untuk makanannya. Anda pasti punya urusan tersendiri, kami tidak akan merepotkan lebih dari ini. Untuk peralatan makannya, nanti para pelayan yang akan mengurusnya." Kata Shen Yuan tulus sembari mengukir senyum kecil.
Luo Binghe balas mengukir senyum tipis, "Tidak apa, urusan ku tidak terlalu mendesak. Tapi karena Tuan Shen memberi kelonggaran, saya harus menerimanya."
Kedua berbasa-basi sebelum kemudian Luo Binghe undur diri. Mata merahnya yang tersembunyi di bawah topeng diam-diam bergulir melihat perhatian Shen Qingqiu pada kedua anak anjing Yasha. Wajah itu melembut saat menasehati anak-anak, sama sekali berbeda dengan bagaimana orang itu memberi dia nasehat di masa lalu. Ah, bukan nasehat sih. Lebih tepatnya hukumannya dan omelan atau cacian(?).
Shen Yuan mengantar yang lain keluar sebelum kembali ke tempat duduknya. Menatap sanksi Shen Qingqiu yang tampak menikmati makanannya. Menyadari tatapan yang lain, Shen Qingqiu mengangkat pandangannya acuh. "Apa? Ayo cepat makan! Kita harus segera pergi ke Colloseum."
Menggeleng pelan, Shen Yuan mulai menyuap makanannya. Yang mana dirinya langsung tertegun setelahnya. Menatap lamat makanan di hadapannya, Shen Yuan mengambil satu suap lagi untuk memastikan dugaannya. "Uhm, Qingqiu, siapa sebenarnya koki mu itu?" tanya Shen Yuan sedikit takut.
Alis tipis milik Shen Qingqiu bertaut sebal, "Apa itu penting? Yang penting perut dan lidah ku puas! Untuk apa aku peduli tentang identitas nya?"
Shen Yuan mengerang jengkel. Siapa yang membuat individu ini menjadi begitu tak tahu malu? Dia tidak tahu identitas yang lain tapi dengan beraninya membuat orang lain menjadi koki pribadinya. Apa dia(SQQ) tidak takut kalau pihak lain mungkin saja memberi racun pada masakannya?
Terlebih dengan masakan ini, Shen Yuan menghela nafas panjang saat mencoba mengingat sesuatu, masakan ini memiliki cita rasa yang begitu familiar tapi Shen Yuan tidak bisa mengingat dimana kira-kira dia memakan masakan dengan cita rasa seperti ini.
Setelah menyelesaikan semua makanan di meja. Mereka segera pergi menuju Colloseum. Sebenarnya tidak ada yang bisa dilihat karena Pertarungan resmi masih akan diadakan lusa nanti. Tapi Shen Qingqiu adalah tipe orang yang sangat teliti. Dia secara pribadi selalu mengecek dan mengawai ketika array pelindung di sekitar arena. Jika array pelindung rusak, maka fluktuasi energi dalam pertarungan akan mencapai penonton. Memang benar jika para pengunjung yang memasuki Dunia Tengah adalah para petinggi di bidangnya. Tapi tetap saja ada yang tidak bisa terpapar energi negativ atau bahkan ada yang berujung fatal.
Dewi Api contohnya. Gadis bersurai merah emas itu bisa muntah darah jika terpapar niat membunuh di pertarungan. Semakin tinggi dan semakin suci kultivasi ataupun sihir satu individu, maka semakin terlarang baginya untuk menyentuh hal yang buruk.
Yah, Shen Qingqiu pengecualian. Walau dia berkultivasi suci, dia bisa dengan bebas menyentuh hal yang dilarang. Arak dan Judi misalnya. Itu tidak lepas dari banyak dunia yang dia lewati tentu saja.
Dua bocah beersaudara itu mengekori Shen Qingqiu sembari mengomentari relief-relief yang terukir di dinding pualam. Sesekali berseru takjub ketika menemukan relief-relief dari individu yang mereka kenal. Ukiran kemenangan DaiZhou misalnya. Mereka berkicau bangga betapa hebatnya orang tua mereka dan mulai bertanya-tanya, apakah Ibu mereka, Yasha, juga akan mendapatkan ukiran tersendiri nanti. Mengingat ini adalah pertama kalinya Yasha menyertai Pertarungan Colloseum.
Shen Yuan awalnya juga mengikuti sembari menjaga pandangannya pada Yue dan Kai. Tapi segera perhatiannya teralihkan pada relief di salah satu dinding. Melihat lebih dekat menyadari kalau itu adalah relief pemuda dari ras Elf.
Ukiran pemuda itu sepertinya digambarkan saat dia memenangkan pertarungan terakhir. Pakaiannya sedikit robek akibat pertarungan dan ada goresan seperti luka sayatan di beberapa bagian tubuhnya. Rambut nya yang panjang berantakan dengan potongan kacau, mungkin juga disebabkan oleh pertarungan yang dilaluinya. Tapi bukan itu yang menarik perhatian Shen Yuan. Apa yang menarik perhatiannya adalah kipas lipat yang tergantung di pinggang si Pemuda Elf dan juga tanda seperti kelopak bunga teratai di kening. Terlebih lagi ukiran wajah. Wajah itu indah namun berekspresi dingin nan acuh, beberapa fitur wajah juga familiar dengan orang lain.
Tentu penemuan ini langsung membuat Shen Yuan berspekulasi ; Ini mungkin adalah Shen Qingqiu saat kehidupan lain. Melihat symbol kelopak bunga yang hanya berjumlah dua, Shen Yuan yakin kalau itu adalah salah satu Dunia yang ditempati Shen Qingqiu sebelum Dunia Luo Binghe.
Mengalihkan pandangan. Shen Yuan menyusuri dinding dengan cermat. Menemukan beberapa karakter yang diduganya sebagai Shen Qingqiu dengan ciri khas yang jelas. Kipas lipat dan simbol kelopak teratai dengan wajah dingin. Sedikit terkejut ketika menemukan satu dua yang berwujud perempuan. Walau memang Shen Yuan sudah menduganya sebelumnya.
Sebelumnya ada beberapa Pejabat Surgawi yang mengatakan kalau Bailian Huaxin a.k.a Shen Qingqiu selalu mencapai kemenangan saat menyertai Pertarungan Colloseum. Tapi Shen Yuan tidak menduga ada begitu banyak. Hampir 20% dari ukiran di Colloseum, semua adalah milik Shen Qingqiu. Entah itu dalam wujud manusia, Elf, Siluman, Naga ataupun Beast.
Yang sedikit membuat Shen Yuan tersenyum, sepertinya dalam bentuk Siluman ataupun Beast, Shen Qingqiu selalu mendapat wujud rubah. Jarang dia mendapat wujud hewan lain. Tapi yang membuat Shen Yuan sedih adalah ukiran mata tiap-tiap karakter. Mereka memang hanya ukiran tapi mata mereka yang dingin membawa rasa kesepian dan kesedihan. Entah apa jenis kehidupan yang dijalani pada saat itu.
Shen Qingqiu, "... Setiap kali aku menyelesaikan misi dunia. Aku langsung menghapus semua ingatanku selama di dunia itu."
Mengingat perkataan dan nada sendu yang tersembunyi di suara pihak lain. Sepertinya apa pun yang menjadi Ujian Surgawi yang menimpa Shen Qingqiu bukanlah sesuatu yang baik. Seperti Dunia tempat Luo Binghe asli contohnya. Menderita kemalangan dari bayi sebagai pengemis dan juga budak ketika beranjak remaja, mendapati hinaan dan ditinggalkan sendirian di neraka dunia, mencapai puncak kehidupan hanya untuk berakhir tragis setelahnya. Itu jelas sangat suram. Shen Yuan tidak mau memikirkan bagaimana suramnya kehidupan Shen Qingqiu di dunia-dunia sebelumnya.
"Bukankah ini Tuan Bailian?"
Lamunan Shen Yuan buyar saat suara itu terdengar dekat. Melihat kalau itu adalah Elf yang siapa yang tahu apa hubungannya dengan Shen Qingqiu, tapi sepertinya Elf ini salah mengenali dia(SY) sebagai dia(SQQ).
Shen Yuan ingin memberitahukan ini pada pihak lain tapi memilih diam kemudian setelah melihat kilat mata aneh di mata pihak lain. "Dan anda?" tanya Shen Yuan tanpa ragu. Bagaimanapun sikap polos dan tak tahu malu Shen Qingqiu sudah mencapai tahap kebrengsekan sehingga Shen Qingqiu tidak akan repot-repot mengingat nama dan wajah orang lain jika orang itu bukan orang yang menurutnya penting.
Sudut mulut Shu Yong sedikit berkedut menahan emosi, jangan sampai dia lepas kendali di tempat yang jelas bisa membuatnya langsung menemui kematian. "Saya Pangeran Elf, beberapa waktu lalu kita bertemu di penginapan."
Shen Yuan hanya ber 'oh' sebagai jawaban. Sama sekali tidak memikirkan topic ataupun rangkaian kalimat lain untuk melanjutkan percakapan. Bagaimanapun ramahnya dia, tapi dia bukan orang baik yang akan bersikap ramah pada pihak asing. Terlebih jika pihak itu memiliki hubungan ambigu dengan Shen Qingqiu asli.
Shen Yuan akan berlaku ramah dan sopan jika pihak itu jelas memiliki hubungan yang baik dengan Shen Qingqiu, tapi jika itu tidak jelas, Shen Yuan harus memutar otak untuk menyelidiki terlebih dahulu. Musuh atau hanya kenalan? Bagaimanapun dia tidak mau menyinggung sembarang pihak.
"Tapi ini mengejutkan," ujar Shu Yong sembari menyapu penampilan Shen Yuan dengan matanya. "Tidak biasanya anda memperlihatkan tubuh fana anda secara menyeluruh, sepengetahuanku anda selalu meninggalkan satu tanda Abadi jika ingin memakai tubuh fana."
Shen Yuan menguncang kipasnya lembut dengan acuh menjawab, "Ah, aku hanya ingin menghemat kekuatan ku untuk pertarungan lusa nanti. Berjaga-jaga untuk kejadian tak terduga."
"Kalau begitu sepertinya anda tidak beruntung,..."
Di sisi lain, Shen Qingqiu yang selesai memeriksa sudut terakhir array akhirnya menyadari ketidakhadiran Shen Yuan. Mata hijau miliknya menyapu sekitaran, tidak mendapati kehadiran pria yang memiliki tubuh lama nya itu. "Kai, Yue, dimana Jiejie kalian?"
Kai yang sibuk memperhatikan ukiran di dinding mengangkat pandangannya. "Aku tidak tahu, seingatku dia di belakang kami."
Yue mengangkat tangannya sembari melompat-lompat kecil antusias. "Jiejie tadi melihat-lihat ukiran kemenangan Mama."
"Ukiran kemenangan ku?" ulang Shen Qingqiu sembari menautkan alis tipisnya bingung sebelum kemudian berubah horror. Bukankah itu sama saja dengan membiarkannya mengetahui kalau aku juga pernah menjadi perempuan didunia sebelumnya?! Tidak! Jangan sampai dia tahu kalau aku pernah menjadi wanita lebih dari sekali!
"Ayo kita cari Jiejie, dia mungkin saja tersesat."
***
Luo Binghe tidak pernah mengerti mengapa Shen Qingqiu di dunia-nya begitu berbeda dengan Shen Qingqiu yang lain. Dirinya juga tidak mengerti kenapa dibandingkan untuk menculik Shen Qingqiu(Shen Yuan), dirinya malah memilih untuk mendapatkan Shen Qingqiu(Shen Jiu).
Secara logis jelas lebih baik merebut Shen Yuan karena walau dia dingin dia jelas lebih patuh dan penuh kasih. Tidak seperti Shen Jiu yang sifat keras kepalanya benar-benar membuat hati Luo Binghe mendidih karena orang itu tidak akan pernah mengakui superiotas Luo Binghe. Terlebih Shen Yuan yang berada di samping BingMei yang jelas tidak dapat mengendalikan Xin Mo, lebih mudah di ambil daripada Shen Jiu yang sudah sepenuhnya menjadi Dewa di surga.
Dirinya tidak pernah tahu.
Sampai kemudian MengMo, yang selama ini mengawasi Luo Binghe dari alam bawah sadarnya mendengus dingin. Iblis Mimpi yang juga merupakan guru nya dalam berkultivasi memaksanya untuk melihat adegan demi adegan di mana dia menyiksa Shen Jiu sampai mati. Di selingi dengan adegan dimana dia menyiksa orang lain hingga kemudian saat dia tanpa sengaja menyiksa Shen Yuan saat Shen Yuan melintas dunia nya.
MengMo tidak berbicara banyak, hanya dengan sebal menggerutu. "Sebagai Penguasa tiga alam, apa yang tidak kau mengerti?"
Hanya kata itu dan sampai sekarang Luo Binghe belum menemukan jawaban pasti.
Merenung sendiri saat dia memilah adegan itu. Luo Binghe dengan samar sadar akan satu hal. Dia hanya puas ketika dia menyiksa Shen Jiu, menjaga yang lain tetap hidup dalam pengawasannya saat dia terus menyiksa nya hingga mati –yang mana sebenarnya Luo Binghe sama sekali tidak merencanakan. Saat dia menyiksa pembangkang lain, itu tidak lebih dari satu gerakan siksaan sebelum kemudian Luo Binghe kehilangan minat dan menyerahkan pada bawahannya.
Dan saat dia menyiksa Shen Yuan, itu tepat ketika dia mengunjungi tubuh mati Shen Jiu. Rasa kosong yang melanda karena kematian yang lain langsung terhibur saat melihat Shen Qingqiu di depannya. Tapi saat dia mendengar jeritan dari Shen Yuan, hati Luo Binghe tetap terasa kosong. Kepalanya meneriakkan satu hal.
Ini bukan Shen Qingqiu nya!
Shen Jiu tidak akan pernah menampilkan mata yang bersinar takut padanya. Shen Jiu tidak akan pernah mengalihkan tatapan saat dia menatapnya, malah Shen Jiu akan balas menatap menantang. Shen Jiu tidak pernah berteriak begitu menyedihkan di bawah tangannya, lelaki itu lebih memilih menggigit bibirnya hingga berdarah untuk menahan teriakannya.
Melihat teriakan dan tatapan takut Shen Yuan yang memiliki penampilan yang serupa dengan Shen Jiu. Seharusnya Luo Binghe merasa gembira karena mata itu akhirnya patuh dan mengakuinya. Tapi dia tidak merasakan nya. Hanya kosong dan kosong. Luo Binghe secara naluri entah bagaimana tahu, orang yang berada dalam tubuh yang mirip Shen Qingqiu ini bukanlah pihak yang dia inginkan.
Dia menginginkan pengakuan Shen Jiu sendiri. Bukan pengakuan dari pihak yang menyerupai Shen Jiu.
Hal ini terbukti saat dia tanpa sengaja terlempar ke dimensi lain tampat Shen Yuan berada. Melihat bagaimana dia bertindak begitu bebas dan tidak terkekang akan rasa was-was dan cemburu. Luo Binghe semakin diyakinkan. Orang ini bukan orang yang di inginkannya.
"Ayahanda, aku sepertinya harus kembali ke Istana." Kata Luo FengMing membuyarkan lamunan Luo Binghe. Luo Binghe mengalihkan pandangannya dari jendela kepada anaknya, sebelah alisnya terangkat menanyakan apa yang begitu mendesak sang anak untuk pergi. Luo FengMing menjawab, "Permaisuri-ku sepertinya berkonflik dengan Selir Sha, aku hendak menengahinya."
Alis Luo Binghe sedikit bertaut. Setelah melihat kembali ke masa lalu, Sha Hualing adalah Haremnya yang paling berguna tapi juga paling merepotkan. Wanita iblis itu begitu haus perhatian bahkan jika saja bukan karena ulah Sha Hualing, anak kandung Luo Binghe seharusnya tidak hanya empat saja yang masih hidup sekarang. Karena wanita itu mendapat kepercayaannya untuk menjaga Hareem, Luo Binghe terlambat menyadari kalau calon anak dan juga anak-anaknya sendiri menjadi korban.
Sebagai manusia Luo Binghe marah, tapi sebagai iblis Luo Binghe bisa mengerti. Bagaimanapun para Hareem itu ingin menguatkan posisi mereka tapi tidak mungkin Bunga Indah yang dipetik Luo Binghe secara liar dapat menandingi kelicikan Bunga Beracun seperti Sha Hualing. Hanya bisa menyalahkan diri sendiri, Luo Binghe pada akhirnya secara diam-diam menempatkan pelayan khusus untuk anak-anak dan calon keturunannya.
Melindungi dan mendidik mereka karena pengabaian ibu mereka sendiri.
Dia marah tapi dia tidak bisa secara ceroboh membuang para Harem yang melakukan penyimpangan. Bagaimana pun posisi nya sekarang dapat dicapai karena bantuan mereka, dan Luo Binghe pada akhirnya tetap menghormati mereka. Dia tidak bisa membuang mereka begitu saja jadi Luo Binghe memilih untuk tidak menyentuh dan menemui mereka. Walau begitu dia akan tetap memperlakukan mereka dengan hormat, tapi kasih sayang yang dulu dia berikan sudah hilang dan hanya menjadi bentuk sopan santun saja.
Sha Hualing?
Tentu Luo Binghe juga mulai memperlakukannya berbeda, apa lagi sejak keguguran yang dialami Ning Yingying. Tapi Sha Hualing selain menjadi istrinya, wanita itu juga merupakan bawahan dan tangan kiri nya. Tidak mungkin dia bisa menjaga jarak yang optimal saat dia juga akan tetap bertemu dengan wanita iblis itu untuk urusan bisnis kerajaan.
Mengantarkan anaknya ke perbatasan antar dunia. Luo Binghe hanya mengingatkan agar yang lebih muda tidak termakan emosi saat menghadapi Sha Hualing. Bagaimanapun Luo Binghe tidak mau kehilangan anak nya lagi.
Berbalik hendak kembali ke penginapan. Mata merah darah yang tersembunyi di bawah topeng itu sedikit menyipit. Melihat satu kelompok Elf yang dia ketahui sebagai kelompok yang memiliki konflik dengan Shen Qingqiu beberapa hari yang lalu. Shu Yong tampak berjalan pongah saat wajahnya mengukir senyum puas. Di tangannya ada sebuah kotak kecil yang tampak kuno, memegangnya erat sembari mengelusnya sayang.
Luo Binghe tidak tahu apa isi nya karena seperti nya kotak itu sendiri semacam instrument surgawi yang kuat sehingga mengaburkan apa yang berada didalamnya.
Melihat Shu Yong dan kelompoknya yang memasuki array teleportasi untuk kembali ke Dunia mereka, Luo Binghe hanya bisa menebak kalau mungkin saja Shen Qingqiu memberi mereka semacam harta karun untuk mengusir mereka segera. Bagaimanapun itu adalah cara Shen Qingqiu.
Kembali melanjutkan langkahnya. Luo Binghe baru saja hendak memasuki penginapan saat Shen Qingqiu keluar. Mata hijau bak permata itu jelas menyiratkan kebingungan saat menyapu pemandangan di sekitarnya. Para pelayan yang bekerja di penginapan juga tampak kewalahan berlari kesana kemari seakan mencari sesuatu.
"Tuan Bailian, apa ada yang bisa saya bantu?" tegur Luo Binghe saat Shen Qingqiu hendak berjalan melewatinya begitu saja. Lelaki rubah itu berhenti sebelum kemudian menoleh, alisnya yang sebelumnya bertaut bingung langsung turun menjadi curam. Wajah halus itu menjadi dingin dan marah, persis seperti yang sering di terima Luo Binghe di masa lalu.
Pemuda iblis itu sedikit tertegun, terlebih saat dia merasa dingin di lehernya. Melihat kebawah kalau ada sebuah pedang mengancam untuk menyayat lehernya.
"Tuan?"
"Kau bajingan kecil, dimana kau sembunyikan saudara ku?" geram Shen Qingqiu. Mengabaikan wajah ingin tahu para abadi yang berada di sekitar penginapan.
Luo Binghe menautkan alisnya, berbagai pemikiran membanjiri otaknya. Saudara? Maksudnya Shen Qingqiu yang satu lagi? Ah, setelah di pikir lagi memang aneh melihat orang ini sendirian tanpa ada kembarannya.
"Tuan Bailian, aku,..."
"Setengah berkembang biak sialan! Jawab pertanyaan ku!" potong Shen Qingqiu kejam.
Luo Binghe membeku saat kutukan yang dilontarkan oleh yang lain sama dengan yang sering di lontarkan Shen Qingqiu di masa lalu. Curiga kalau Shen Qingqiu mungkin saja sudah mengetahui identitasnya. Marah karena kutukan itu kembali di alamatkan pada nya.
"Saya tidak dan saya tidak tahu apa yang anda bicarakan." Balas Luo Binghe dingin, sikap sopan nya hilang sudah. Sedikit mengejutkan Shen Qingqiu karena seperti mengingat sesuatu.
Dia memang sudah membuang semua ingatannya dan dia juga sudah menempatkan mantra agar dirinya tidak perlu lagi melihat kehadiran pihak yang menurutnya menganggu. Tapi jiwanya tetap mengenang beberapa hal secara acak. Dan sikap dingin pihak didepannya jelas mengingatkannya akan sesuatu yang samar. Menyembunyikan ekspresi cemberutnya di balik kipas, satu jarinya membentuk segel.
Mengarahkan agar pedang yang sedari tadi mengancam Luo Binghe bergerak untuk membunuh. Dia memang tidak ingat, tapi dia tahu. Orang di depannya tidak seharusnya berada dihadapannya.
CLANG
Liu Qingge tiba-tiba muncul dan membelokkan serangan Shen Qingqiu. Dirinya bersyukur karena sepertinya Shen Qingqiu tidak memberi banyak energi spiritual sehingga dengan tingkat Liu Qingge yang berada di bawah Shen Qingqiu sekarang, dia masih bisa menahannya dengan mudah.
"Liu Qingge! Minggir!" desis Shen Qingqiu marah saat dia menyentak keras kipasnya untuk menutup. Bersamaan dengan banyaknya pola magis terbentuk di punggung lelaki rubah itu, dan masing-masing tampak memiliki senjata dan siapa yang tahu betapa berbahaya nya benda itu.
Liu Qingge tidak pandai berbicara selain sindiran dan sarkasme, bagaimanapun bagian untuk berkata manis berada di tangan Yue Qingyuan. Yang sekarang tidak bisa hadir karena harus menemani dua Raja Hantu lainnya untuk menemui mantan Dewa Surgawi lama.
"Kau ingin berbuat kekacauan sekarang?" tanya Liu Qingge dingin, mengingatkan kalau Festival Surgawi masih berlangsung. Mengingatkan kalau mereka berada di daerah netral di antara semua dunia.
Shen Qingqiu mengertakkan giginya kesal. Mendengus dingin saat dia mengibaskan lengan bajunya membuat hilang semua pola magis di belakangnya. Para penonton diam-diam menghirup nafas lega. Bagaimanapun mereka merasa kedinginan saat salah satu senjata yang keluar dari pola magis Shen Qingqiu sebelumnya adalah salah satu Tombak Dunia Abadi.
Senjata surgawi yang dapat menghancurkan satu dunia hanya dengan satu serangan saja. Siapa yang tahu dari Dunia Kuasi mana Shen Qingqiu mengumpulkannya.
Liu Qingge mendengus saat menyarungkan kembali pedangnya. Menatap sosok Luo Binghe yang memakai topeng. Luo Binghe tidak mengatakan apapun, tangannya menyentuh lehernya yang memiliki luka gores dan sama sekali tidak sembuh segera seperti luka-lukanya yang lain. Sepertinya tubuh iblis nya yang abadi hanya bisa kebal akan senjata kultivator dan instrument sihir yang dipegang oleh makhluk fana. Instrument yang dipegang oleh Dewa jelas tidak bisa dianggapnya remeh.
Liu Qingge menghampiri Shen Qingqiu yang tampak gelisah. Hendak menenangkan yang lain saat dari kerumunan penonton satu sosok keluar. Sosok itu adalah seorang kultivator berpakaian serba putih. rambutnya yang hitam panjang jatuh lembut seperti tinta mengalir. Kultivator itu tidak memiliki mahkota yang menghiasi, hanya sebuah pita putih jernih yang menjalin sebagian dari rambut bak tinta itu. Pita lain tampak melingkari dahi sang Kultivator yang memiliki batu giok biru jernih sebagai hiasannya.
"Shen Ge?"
Shen Qingqiu melirik kedatangan sosok itu sebelum kemudian menggeleng lemah. "WanNing, sebaiknya kau kembali segera." Usul Shen Qingqiu acuh. Dia tidak mau mengambil resiko dengan kehilangan Chu WanNing. Kehilangan Shen Yuan sudah cukup membuat Shen Qingqiu waswas. Ada banyak pihak yang ingin menaklukkannya, dan selama ini sering salah target menangkap pihak yang memiliki temperamen yang mirip dengannya.
Dewa Petir Xi Rui misalnya. Ketika Xi Rui masih mejadi fana, karena kemiripan temperamennya dengan Shen Qingqiu. Banyak pihak yang mengira kalau Xi Rui adalah reinkarnasi Shen Qingqiu yang baru sehingga dia sering dijadikan target penculikan. Beruntung Lin Zhi yang mendapat gelar Anak Dunia berhasil melindunginya. Tapi percobaan itu tidak berhenti sampai mereka akhirnya mengetahui kalau Shen Qingqiu terlahir sebagai kultivator lain di dunia yang lain. Dunia yang sama sekali berbeda dengan Xi Rui.
Chu WanNing adalah sosok yang paling mirip temperamennya dengan Shen Qingqiu. Dia dingin dan acuh, dan dia juga kejam dan tegas dalam memberi hukuman. Terlebih dengan fiturnya yang halus dan bisa dikatakan cantik. Dia mendekati pengambaran dengan sosok Shen Qingqiu sendiri.
Pihak yang tidak mengetahui pasti bagaimana Shen Qingqiu hanya mengetahui dari beberapa kata yang tersebar : Penguasa Danau Ming, Bailian Huaxin memiliki wajah yang indah nan dingin. Sikapnya dingin dan seenaknya sendiri. Menyukai manisan dan sering marah karena hal sepele.
Bagaimanapun itu sangat mirip dengan Chu WanNing!
Satu-satunya perbedaan adalah Chu WanNing yang lebih suka berpenampilan rapi dan sederhana. Tidak seperti Shen Qingqiu yang suka memakai pakaian rapi namun mewah dan elegan. Tapi fakta ini sering di lupakan mengingat banyak orang hanya mengingat 'wajah cantik' yang dimiliki keduanya.
Dan sekarang Shen Yuan yang menjadi korban. Memang Shen Yuan lebih lunak dari Shen Qingqiu, tapi sikap Shen Yuan juga bisa dikatakan hampir mirip dengan Shen Qingqiu sendiri. Terlebih di bagian sikap keras kepala nya dan sikap kejamnya ketika marah. Dan sebagai faktor utama, Shen Yuan jelas memiliki tubuh lama-nya!
Mendengar perkataan Shen Qingqiu, Chu WanNing menautkan alisnya tidak senang. Tapi dia juga tidak menolak. Bagaimanapun dia tidak mau diculik untuk dikurung dan dirantai lagi. Cukup sekali saja dia merasakan kesengsaraan itu, dan itupun karena muridnya yang dia cintai. Mengangguk pelan dia berkata tenang, "Kalau begitu aku akan menunggu kabar baiknya."
Kipas bergetar pelan, menutupi setengah wajah yang lain. Menyembunyikan bagaimana ekspresinya yang sebenarnya. "Segera saja pulang dan jangan berkeliaran!"
Chu WanNing mengangguk sebelum berbalik pergi. Menghampiri muridnya untuk segera kembali ke Dunia asli mereka. Mengawasi kepergian Chu WanNing, Shen Qingqiu beralih pada Liu Qingge dan Luo Binghe. Memberi isyarat untuk mendiskusikan di dalam penginapan saja.
Di dalam akhirnya Luo Binghe memahami keseluruhan cerita. Shen Yuan tiba-tiba menghilang saat mereka berada di Colloseum. Yang mana semua yang abadi tahu kalau tempat itu memang sangat pas untuk melakukan aksi tanpa ketahuan karena Colloseum membatasi beberapa kemampuan mereka yang berada di dalamnya, terutama jika berada di barisan penonton.
Luo Binghe tidak bisa melacak keberadaan Shen Yuan secara langsung juga karena keberadaan makhluk abadi di Dunia Tengah cukup ramai sehingga dia tidak bisa memastikan keberadaan yang lain kecuali berada di jarak tertentu. Ingatan tentang kelompok Shu Yong yang pergi beberapa waktu melintas sehingga dia tidak bisa untuk tidak curiga.
"Kelompok Elf itu? Tuan ini tidak bertemu mereka lagi sejak kejadian Sop tumpah." kata Shen Qingqiu sembari mencemooh sekelompok Elf tersebut. "Tapi kau bilang mereka membawa kotak?"
Luo Binghe, "Ya, itu seperti alat instrument yang sangat kuno."
"Itu mungkin barang khas dari dunia kuasi disana," tebak Liu Qingge sembari menoleh pada yang lain. "Apa kau menyimpan beberapa ingatan tentang dunia disana?"
Menggeleng pelan, Shen Qingqiu menggoyangkan kipasnya pelan. "Aku tidak, dan bahkan walau aku ingat aku tidak akan pasti. Bagaimanapun dunia kuasi yang aku terlahir sebagai Elf bukan hanya satu."
"Jangan tentang dunia, bagaimana tentang alat-alat sihir yang berbentuk kotak? Coba ingat bagian itu saja." saran Liu Qingge.
"Aku tidak pasti." Guman Shen Qingqiu sembari mencoba mengingat-ingat instrument sihir berbetuk kotak yang dia ketahui, dan jumlahnya sama banyaknya dengan dunia kuasi yang sudah dia jelajahi. "Kau, kenapa tidak kau lukiskan saja bagaimana bentuk kotak itu terlihat."
Luo Binghe berkedip beberapa kali saat sehelai kertas dan kuas dan tinta terhampar di depannya. Dia sedikit ragu. Bagaimanapun walau dia sangat hebat dalam pertarungan dan penciptaan mantra baru, dia lemah dalam sastra dan seni lainnya. Baik itu kaligrafi, lukisan, dan bermain qugin. Yang juga merupakan salah satu alasan kenapa Shen Qingqiu dengan giat menindasnya di masa lalu.
Shen Qingqiu sepertinya menyadari kalau pihak di depannya payah dalam melukis sehingga dia mendengus dingin. "Goreskan saja kuas disana sembari membayangkan bagaimana kotak itu terlihat, itu akan terbentuk dengan sendirinya."
Menyadari adanya ejekan dalam nada bicara yang lain. Luo Binghe menipiskan bibirnya sembari menggoreskan garis di kertas kosong. Membayangkan apa yang dia lihat dan garis itu bergerak dengan sendirinya membentuk pola dan menjadi sebuah gambar yang utuh.
Melihat hal ajaib bekerja. Luo Binghe tidak bisa untuk tidak melirik alat di tangannya takjub. Seharusnya dia memiliki alat seperti ini di masa lalu. Dan melihat apakah bisa Shen Qingqiu akan bersikap lebih baik karena nya.
Mengambil kertas yang sudah di lukis, Shen Qingqiu mengamati sejenak setiap detail ukiran ada objek. "Ah, benda ini. Peninggalan kuno ras Elf di Dunia yang satu itu ternyata." Gumannya sembari mengingat-ingat garis besar kehidupannya di dunia yang dimaksud. "Kotak ini hanya bisa menyegel satu individu, tapi itu cukup kuat bahkan Tuan ini sendiri bisa disegel disana. Tapi segel hanya bertahan beberapa hari sebelum kemudian hancur. Dan alat ini sendiri tidak bisa digunakan untuk seribu tahun kedepannya."
Alis tipis Shen Qingqiu bertaut saat bibirnya turun kebawah, suaranya membawa nada mengejek yang jelas. "Melihat mereka berani menggunakan benda ini, mereka pasti sangat putus asa. Tuan ini tidak menyangka mereka begitu menginginkan Tuan ini."
Liu Qingge, "Kita akan menjemput nya sekarang?"
Meletakkan kembali kertas di atas meja, Shen Qingqiu menggeleng pelan. "Portal ke dunia itu lebih rusak jika dibandingkan dengan Dunia Cermin. Alasan kenapa para bajingan itu baru datang sekarang adalah karena pembukaan portal dunia disana hanya terjadi sekali setiap delapan ribu juta tahun menurut hitungan waktu dunia fana."
"Delapan ribu juta? Kau akan menunggu sampai waktu itu untuk menjemput Shen Yuan? Cerminan si Bajingan itu akan mengamuk dan menghancurkan Dunia Cermin!" tukas Liu Qingge saat dirinya mengejek seseorang tertentu.
Luo Binghe diam. mengukir senyum tipis saat mata merah yang tersembunyi dibawah topeng diam-diam menatap dingin Liu Qingge. Dia sadar kalau yang di ejek adalah Dirinya yang lain, tapi tetap saja itu dirinya!
"Tuan ini tidak akan menunggu lama." ujar Shen Qingqiu mengambil teh nya. "Dewa Tanah Barat memiliki esensi kekuatan disana, Tuan ini akan meminta dia untuk membantu. Tapi mungkin kita harus menunggu hingga pertandingan besok selesai."
Alis Luo Binghe terangkat heran, "Kenapa tidak sekarang saja? bukankah lebih cepat lebih baik?"
"Persimpangan Dunia Cermin dan Dunia Nyata sudah selesai di perbaiki. Itu akan menyebabkan flutuasi antar ruang pemisah Dunia Kuasi. Dan lagi, Dunia Nyata, Dunia Cermin dan juga Dunia tempat Elf itu tinggal cukup dekat. Membuka portal sekarang terlalu beresiko, lebih baik menunggu esok malam saat keadaan penghubung antar Dunia Kuasi lebih stabil." Jelas Shen Qingqiu sembari menyesap tehnya.
Membahas rencana yang bisa disebut bukan rencana. Liu Qingge pergi untuk memberi laporan pada Dewa Besar. Bagiamanapun Shen Qingqiu membuat cukup banyak keributan sebelumnya. Luo Binghe pergi kedapur penginapan, membuat satu sup ringan. Bagaimana pun tenangnya Shen Qingqiu terlihat, lelaki rubah itu terlalu sering mengetuk kipasnya. Memberi tahu Luo Binghe bahwa pihak lain cukup cemas.
"Tuan Bailian, cobalah."
Shen Qingqiu menghela nafas pelan. Meletakkan kipasnya saat dia menerima mangkuk berisi sup hangat. Mengaduk-aduk sup dengan sendok giok saat mata hijaunya melihat kearah Luo Binghe yang masih mengukir senyum kecil.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Kau jelas membenci ku."
Senyum di wajah Luo Binghe berubah kaku. Dia mengukur pihak lain didepannya dengan hati-hati. "Ini, yang satu ini tidak memahami maksud Tuan."
Mendengus dingin. Shen Qingqiu menatap orang lain dengan mata dingin mencemooh. "Berpura-pura bodoh, sungguh mengesankan!" cemoohnya dingin saat dia dengan cepat menyesap sup di tangannya hingga tandas.
Tuk
Luo Binghe terdiam untuk waktu yang lama. Saat dia kembali pada pikirannya, Shen Qingqiu sudah beranjak pergi. Melihat koridor sepi, Luo Binghe tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya. Apa mungkin Shen Qingqiu sudah menyadari siapa dia? Tapi kalau memang begitu pasti lah sikap Shen Qingqiu akan lebih buruk dibanding yang sebelumnya.
Di sisi lain, Shen Qingqiu langsung merebahkan dirinya di atas ranjang kamar. Mata hijaunya perlahan memudar digantikan mata sehitam tinta menatap langit-langit kamar. Walau tubuh abadi nya tidak memerlukan tidur lagi, Shen Qingqiu tetap memaksakan dirinya untuk terlelap. Bagaimanapun itu adalah cara terampuh yang sering dia pakai saat memeriksa keadaan Shen Yuan selama ini.
Dia jelas Shen Yuan ada di Dunia Kuasi Elf, dan tapi dia perlu memastikan dimana tepatnya Shen Yuan berada. Shu Yong jelas akan mengurung yang lain di tempat yang bisa menahan semua jenis kekuatan spiritual sehingga keadaan Shen Yuan pasti sangat rentan. Dia harus memastikan keadaan Shen Yuan sehingga dia bisa dengan segera memikirkan cara penghukuman untuk Shu Yong segera setelah dia menyelamatkan yang lain.
ShuYong jelas sudah melewati batas bawahnya!
.
.
.
.
.
Tbc~
Oh No!! Shen Yuan di culik lagi geng!!
Heran aku tu yak,...
Shen Qingqiu sering di datangin ama Tunangan ataupun Bisnis Pernikahan yang belum tuntas, Shen Yuan kok apes bener yak?
Di novel asli maupun di ff di sering banget jadi korban penculikan.
20 Nov 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro