[16] World Hole
***
Sebagai anak dari Luo Binghe. Tentu kepribadian Luo FengMing tidak bersih seperti Luo Sheng. Bagaimanapun dia terlahir dalam Hareem yang anggotanya lebih dari 3000 kecantikan. Persaingan untuk memperebutkan perhatian dari Luo Binghe menjadikan para anak yang dilahirkan menjadi alat untuk para selir yang haus perhatian.
Dulu ada banyak bayi dan anak-anak yang tidak bersalah mati hanya karena hasrat serakah para wanita Hareem. Dan anak yang dikandung oleh Ning Yingying dulu adalah salah satu korbannya.
Ning Yingying adalah Hareem paling bersih dan tidak memihak siapapun. Dia juga wanita yang tidak pernah menganggap anak dari harem lain adalah alat ataupun musuh, tapi menganggapnya anak nya sendiri. Tapi sikap naifnya ini menjadi bumerang untuk dirinya. Dirinya yang saat itu tengah hamil muda mendapatkan hadiah dari anak Luo Binghe dari Sha Hualing. Anak iblis penuh itu memberinya buah kesemek yang lembut dan menggiurkan, mengucapkan selamat untuk Ning Yingying.
Ning Yingying sama sekali tidak mencurigai sesuatu dan berakhir keracunan setelah memakan segigit dari buah itu. Siapa yang tahu kalau ternyata Sha Hualing sudah diam-diam memberi racun kuat pada Kesemek itu, membuat Ning Yingying keguguran dan tidak dapat hamil lagi.
Tentu hal ini dilakukan di belakang Luo Binghe karena semua orang tahu benar kalau Luo Binghe jauh lebih memperhatikan keturunannya dari pada Hareemnya sendiri.
Semua kejadian yang terjadi di harem disimpan rapat-rapat dan Sha Hualing lah yang mengurus semua itu.
Hal itu terus terjadi hingga akhirnya hanya tersisa empat anak kandung Luo Binghe yang masih hidup.
Luo FengMing dari Xiao GongZhu. Luo MingSha dan Luo MingShi dari Liu MingYan. Dan yang terakhir Luo SongFei dari Sha Hualing.
Sebagai anak yang bertahan hidup, tentu mereka memiliki kepribadian yang sedikit gelap. Karena tidak ada dari ibu mereka yang menganggap mereka sebagai anak selain sebagai alat untuk mendekatkan diri pada Luo Binghe. Selama ini yang mengisi posisi ibu bagi mereka adalah Ning Yingying ataupun para Wanita Pengasuh yang ditugaskan oleh Luo Binghe secara khusus setelah kematian beberapa anaknya.
Posisi ayah memang terisi dengan baik karena Luo Binghe selalu meluangkan waktu untuk mereka. Tapi saat urusan di istana menumpuk, Luo Binghe tidak mungkin mengabaikan tugas-tugasnya sehingga waktu dirinya bersama anak-anaknya semakin berkurang drastis.
Luo FengMing tahu betapa cintanya Luo Binghe pada keturunannya, tapi dia juga paling tahu benar kalau Luo Binghe tidak pernah mencintai salah satu dari Hareemnya sedikitpun. Sikap Luo Binghe tidak lebih seperti dia menghormati mereka, tapi tidak mencintai mereka. Sebagai anak yang lebih sering menemani Luo Binghe, Luo FengMing jelas merasakan kalau Luo Binghe sejak awal hanya memperhatikan tanaman bamboo yang dirawat Ning Yingying.
Seakan menenggelamkan pikirannya dalam kenangan lama.
Dan saat dirinya melihat reaksi Luo Binghe di aula saat melihat siluman rubah dengan perantara Giok Hitam. Luo FengMing jelas. Orang itu adalah yang dicari oleh Ayah-nya, dan dia sebagai anak harus membantu Ayah-nya untuk mendapatkan nya.
Luo FengMing memperbaiki sedikit topeng biru gelap yang menutupi wajahnya. Matanya sedikit melirik kearah Rubah Putih di seberang sana yang tampak sibuk menyuap manisan kedalam mulutnya acuh. Dirinya tidak bisa berhenti memikirkan potongan adegan di mana GongYi Xiao mengatakan pada Luo Sheng kalau Rubah itu sangat membenci iblis.
Apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Ayahanda?, batin Luo FengMing bertanya-tanya.
"FengMing, sepertinya kita harus membeli bahan dapur di sini." Ujar Luo Binghe tiba-tiba menyadarkan Luo FengMing. Luo Binghe yang memakai topeng hitam menutupi setengah wajahnya sehingga senyum memukau itu bisa tampak jelas, satu tangannya mengangkat sumpit yang berisikan makanan yang tampak menggiurkan. "Bahan-bahan disini sangat bagus sehingga masakan nya menjadi begitu lezat, dan lagi bahan-bahan ini sangat bagus untuk kultivasi dan kesehatan. Kita bisa memberikan olahan makanan ini untuk saudara dan keponakan-keponakan mu yang memiliki tubuh yang lebih lemah."
Luo FengMing mengukir senyum lembut dibalik topengnya saat dia mengangguk patuh, "Baik Ayahanda, aku akan mengurusnya."
Bahan-bahan dapur disini pastinya sangat mahal karena jelas merupakan barang terbaik di antara dunia. Dan Luo Binghe dengan jelas menegaskan makanan yang akan di buat hanya diperuntukkan untuk keturunannya yang memiliki tubuh yang lemah. Ini tidak hanya untuk berhemat tapi juga untuk merawat para keturunannya agar tumbuh sehat.
Suara gong di pukul terdengar bergema di Colloseum, di tengah stadion yang luas dan tampak seperti permukaan danau yang jernih berdiri seorang yang dibaluti pakaian indah dan hiasan emas. Lelaki yang berdiri di sana memiliki wajah tampan dan halus dengan mata persik yang indah dan kulit yang bening bagai giok. Rambutnya yang hitam panjang di hiasi mahkota emas yang indah dan mewah. Jubahnya yang merah dihiasi sulaman naga emas menambah keagungan yang lain.
Satu tangannya memegang satu cabang pohon bunga yang bermekaran sementara satu tangan yang lain memegang pedang hitam yang berkilauan. Setengah dari wajahnya yang halus ditutupi topeng emas yang mewah saat dia mengukir senyum lembut.
"Halo semua hadirin," sapa orang itu dengan suara nya yang merdu dan halus, "Aku, Dewa Putra Mahkota Xian Le, Xie Lian, akan membuka pertarungan Colloseum ini secara resmi."
"Perwakilan dari semua pihak sudah hadir dan berada di kamar tunggu masing-masing. Pembagian lawan akan di acak dengan cara pembalikan ubin, dan yang akan membalikkan ubin adalah Dewa Takdir, Dewa Bailian Huaxin." Ujar Xie Lian sembari melambaikan tangannya pada Shen Qingqiu yang hanya dengan acuh mengayunkan satu dari Sembilan ekor rubahnya sebagai tanggapan.
"Pembalikan ubin? Kenapa itu terdengar seperti membalik ubin harem?" batin Luo Binghe tidak senang.
"Ubin yang sudah dibalik akan dipisahkan dan ubin milik pemenang akan di pindahkan pada papan yang baru sehingga slot peserta untuk babak selanjutnya terisi, seperti itu seterusnya." Jelas Xie Lian.
"Pengaturan bagaimana menentukan pihak yang menang tentu semua orang sudah mengetahuinya. Kemenangan tergantung pada jenis pertarungan yang pilih oleh para peserta yang pertama di balik ubin nya. Death Game, dimana pertarungan akan berakhir di saat salah satu dari peserta mati. Deal Game, dimana mereka bisa bertarung tapi tidak harus sampai mati dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah dari yang kalah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak."
Xie Lian melangkah kesamping, memberi ruang untuk Dewa lain berdiri. "Dewa Beladiri Ming Guang, Jendral Besar Pei Ming akan menjadi wasit pertandingan. Ketika ada yang melanggar peraturan, Dewa Pei Ming akan dengan bebas memberi sanksi."
Pei Ming tersenyum penuh, membuat wajah tampannya bersinar. Matanya tidak lupa untuk melirik kecantikan yang berada di stadion, mengabsen kecantikan mana yang sudah dia tiduri sebelum kemudian mengangguk puas karena para wanita itu masih tergila-gila padanya. Dan dia senang karena sikap gila mereka tidak segila salah satu hantu wanita yang dulu hampir membuatnya trauma.
Dirinya tentu juga mencari kecantikan yang belum pernah dia sentuh, diam-diam mencatatnya dalam hati untuk didatangi nanti. Hehe.
Shen Qingqiu mengunyah pelan makanan di mulutnya, menelannya. Mengambil topeng hijau di tas qiankun nya, dia berkata acuh pada Shen Yuan yang sedari tadi memperhatikan dengan serius pembukaan acara. "Yuan, ingat untuk menjauhi Dewa Pei. Dia memang suka gonta-ganti meniduri wanita cantik, tapi dia itu sebangsa dengan wanita busuk. Jika dia tahu tentang dirimu, yakinlah dia akan membuat ukiran khusus untuk dirimu dan si Iblis brengsek itu."
Shen Yuan, "...." Ukiran?! Tidak! Cukup buku kotor buatan Liu MingYan dan juga lagu terkutuk itu yang menghantui hidup ku! Aku tidak mau ada ukiran yang khusus di buat oleh Dewa untuk sebuah kisah busuk!!
"Qingqiu? Kau mau kemana?" tanya Shen Yuan sadar saat Shen Qingqiu bangkit dari duduknya, menatap lekat wajah yang disembunyikan dibawah topeng hijau cerah yang indah.
"Membuka acara secara resmi tentu saja."
Berkata begitu, Shen Qingqiu menghentakkan kaki nya dengan lembut sebelum kemudian melompat ke tengah stadion tempat Xie Lian dan Pei Ming berada. Dia tampak terbang dengan lembut saat dia mendarat di tanah yang jernih. Kipasnya terbuka dan mengayun lembut saat dia mengambil posisi untuk berdiri dengan anggun.
"Cukup basa-basi! Semua orang disini adalah adalah orang tua yang tidak sabaran, jadi langsung saja!" ujarnya santai sembari mengayunkan sekali lagi kipasnya ke depan. Dan dengan ajaib tampak dua puluh ubin bermunculan dan melayan di depannya. "Langsung saja kita pilih dua peserta pertama!" seru Shen Qingqiu sembari secara acak jemarinya menari diatas tiap ubin sebelum kemudian memilih acak.
Pei Ming melihat nama-nama yang terukir disana dan langsung menyebutkannya keras, "Perwakilan Binatang Surgawi, Ling Xiao. Dan juga Perwakilan Elf, Asta!"
Tepat setelah Pei Ming selesai menyebutkan tiap nama dari para peserta. Sebuah lingkaran mantra muncul di udara di sisi kanan dan kiri. Dengan cepat turun ketanah menampilkan dua pihak yang akan bertarung.
"Ling Xiao terpilih pertama, silahkan tentu kan jenis pertarungan." Seru Pei Ming berdiri di antara ke dua belah pihak.
Xie Lian dan Shen Qingqiu sudah kembali melompat ke tempat mereka, menonton dari altar mereka masing-masing.
Pemuda yang merupakan perwujudan dari Binatang Ajaib yang sudah mencapai tingkat Dewa Binatang dalam kultivasi itu mengukir senyum arogan saat matanya berkilat berbahaya.
"Death Game!"
***
Pertarungan pertama dapat dengan jelas ditebak hasilnya. Pertarungan itu memang berjalan sangat sengit dan begitu memukau. Dan jika itu di adakan di dunia manusia, satu benua pasti sudah hancur lebur karena pertarungan mereka.
Tapi ras Elf sejak awal memang mendapatkan kelebihan di bidang penampilan, tapi kekuatan mereka lebih lemah dibandingkan dari ras lain. Hanya Elf yang terlahir sebagai Elf generasi pertama yang setara kekuatannya dengan Dewa terkuat.
Dan sementara itu Binatang Ajaib memang tercipta untuk selalu bertarung. Untuk mempertahankan hidup, mempertahankan tempat tinggal, mempertahankan kepemilikan. Mereka diharuskan untuk bertarung mati-matian tiap waktu nya. Sehingga Ling Xiao yang sudah lama mencapai kultivasi sebagai Dewa Binatang berhasil memenangkan pertandingan pertama.
Dan pertarungan berlanjut dengan Shen Qingqiu terus memilih ubin. Kali ini dia tidak memilih di tengah stadion lagi, tapi langsung dari altar tempat dia duduk. Memilih dengan satu tangan sementara tangan yang lain memegang satu piring kecil manisan. Shen Yuan sudah mencegah yang lain untuk berhenti memakan makanan manis itu karena jumlah yang dikonsumsi Shen Qingqiu sudah terlalu banyak, tapi diabaikan oleh yang lain.
"DEWA BAILIAN!!"
Shen Yuan mengalihkan perhatiannya dari Shen Qingqiu, mendapati dua Dewa Beladiri menghampiri. Satu dewa memiliki wajah tampan nan pucat dan terlihat sangat dingin. Yang satu lagi tampak lebih bersemangat dan tampan dengan busur indah yang tersampir di punggungnya. Kedua dewa itu tampak marah entah karena apa saat mereka berjalan dengan aura pekat.
Shen Qingqiu melirik kedua Dewa itu sekilas lalu kembali menonton pertandingan di bawah. Mengibaskan kipasnya pada kedua tamu tak diundang itu agar segera pergi.
Dewa Beladiri Nan Yang, Feng Xin. Menipiskan bibirnya saat rasa amarahnya memuncak melihat sikap acuh yang lain, sebisa mungkin mengontrol emosinya yang nyaris akan meledak. Hembus, hisap, hembus, begitu seterusnya hingga emosinya sedikit lebih tenang.
"Dewa Bailian, apa benar anda yang memberikan altar di sebelah Yang Mulia pada si Iblis Merah itu?" tanya Feng Xin sembari mengertakkan gigi nya sebal.
Shen Qingqiu hanya mengangguk acuh, tidak mengeluarkan jawaban verbal lainnya.
"KENAPA KAU- Ugh,..." Feng Xin ingin meneriaki orang lain tapi dia juga tahu posisi yang lain sehingga mencoba menekan perasaan marahnya. "Dewa Bailian, bisakah anda memberi tahu kami kenapa anda memberikannya tempat itu pada dia?" tanya Feng Xin dengan wajah memerah menahan marah.
Shen Qingqiu menelan manisan terakhirnya saat dia menjentikkan jarinya, memunculkan sekendi arak dari udara kosong. "Dia membuat masakah yang sangat lezat untukku selama seminggu penuh, tentu aku harus membalas budi pada dirinya bukan?"
Feng Xin menghisap udara dingin, kedua tangannya terangkat seakan ingin meremuk kan Shen Qingqiu. Kedua tangan itu hanya meremuk-remuk udara gemas selama beberapa waktu sebelum dengan lemas Feng Xin memilih untuk mundur ke sudut berjongkok. Menenangkan diri dengan membuat retakan di lantai pualam.
Mu Qing juga sangat ingin meledak, tapi dia juga tidak bisa melawan orang lain. "Dewa Bailian, bukankah sangat tidak sesuai untuk membuat altar seorang Dewa dan Iblis untuk saling berdampingan? Anda sendiri yang paling tahu kalau hal itu sangat salah."
Shen Qingqiu mengangkat sebelah alisnya saat mendengar nada sarkastik dari Mu Qing, dengan telak menyindir tentang kebencian dalam Shen Jiu tentang ras Iblis. Shen Yuan menautkan alisnya sedikit saat dia melihat kearah Xie Lian yang dimaksud oleh kedua Dewa ini. Melihat bahwa memang di samping Xie Lian tampak ada altar lain yang di isi oleh seorang pria berpakaian serba merah.
Pria itu memakai tunik merah cerah dengan surainya yang sehitam tinta mengalir jatuh ke pundak. Sebagian kecil dari surai indah itu di jalin kecil dan dihiasi dengan sebuah mutiara karang merah. Terdapat kalung perak yang melingkari leher kokoh itu dan juga gelang perak yang berukiran kupu-kupu juga tampak melingkar di pergelangan yang lain. Sepatu boot hitam dengan ukiran rumit juga tampak melengkapi penampilan pria itu.
Saat Shen Yuan melihat, Pria itu tampak tengah berbincang dengan Xie Lian dengan mesra. Dan Shen Yuan dapat melihat kalau afeksi yang diberikan oleh pria itu sama dengan afeksi yang sering diberikan oleh Luo Binghe padanya.
Pria itu tampaknya merasakan tatapan dari yang lain sehingga ia menoleh. Menampakkan wajah tampan dan halus dengan manik hitam berair yang indah. Sebelah mata yang lain di tutupi dengan topeng hitam indah yang diberi hiasan ukiran perak. Pria itu tampak heran sebelum kemudian mengukir senyum sopan dan kembali pada perbincangannya dengan Xie Lian.
Shen Yuan berkedip beberapa kali. Tertegun karena diberi senyum oleh pria yang tampannya menyamai ketampanan Luo Binghe. Dirinya tersentak saat satu kesadaran datang.
'Jangan bilang kalau dia Raja Hong?! Kenapa bisa para pria tampan begitu pandai memasak, ah?!', batinnya berteriak sebelum kemudian dia sadar akan sesuatu yang lain.
Sejauh yang dia ketahui, Iblis Tingkat Tertinggi pasti akan memiliki tanda khusus di keningnya. Sama seperti halnya Luo Binghe dan Mo BeiJun. Bahkan Zhu Zhilang yang termasuk lemah pun memilikinya. Tapi Raja Hong bahkan tidak memilikinya, jadi kenapa dia bisa di anggap iblis? Sama sekali tidak ada hal khusus yang membuatnya tampak seperti Iblis.
Seakan tahu apa yang dipikirkan yang lain, Shen Qingqiu menjelaskan dengan singkat. "Dia bukan Iblis, tapi Hantu. Hanya saja kekuatannya menandingi beberapa Dewa sehingga dia sering disebut sebagai Iblis."
Shen Yuan berguman sembari mengangguk paham. Karena semua keingin tahuannya sudah terpenuhi, Shen Yuan memutuskan untuk mengangkat sumpitnya. Dia terlalu memperhatikan Shen Qingqiu untuk berhenti makan manisan sehingga dirinya sendiri lupa untuk makan.
Shen Qingqiu mengalihkan pandangannya pada Mu Qing yang masih dengan setia menunggu jawaban dan Feng Xin yang tampaknya sudah tidak mau tahu di sudut. Matanya berkedip pelan saat dia mengukir senyum.
"Sepertinya Dewa Nan Yang dan Dewa Xuan Zhen sangat tertekan karena hal ini. Waktu sudah mengalir beberapa tahun, dan kalian masih belum beradaptasi dengan semua hal yang sudah terjadi. Jelas Hong-er dan Xie Lian sudah menikah, lalu apa yang harus di perdebatkan tentang setara atau tidaknya kedua belah pihak?"
Shen Yuan yang baru saja mengangkat sumpitnya terdiam hingga makanan yang sudah dia angkat jatuh kembali ke piring. Tentu Shen Yuan sudah menduga hal itu, tapi tetap saja mengejutkan begitu mendengar faktanya langsung.
Sebaliknya, wajah Feng Xin dan Mu Qing bahkan tidak sedap di pandang saat mendengar jawaban dari yang lain. "Tapi itu tetap saja,..."
Shen Qingqiu menyela, "Kalian dua mertua menyebalkan, sudah terima saja kenyataan bahwa Putri terkasih kalian sudah di ambil istri oleh orang lain! Lagipula, dibandingkan dengan kalian Hong-er jelas lebih bisa membuat Xie Lian bahagia!"
"SIAPA YANG MERTUA?!"
Teriakan kedua Dewa itu sukses membuat semua perhatian mengarah pada mereka. Dua peserta yang seharusnya tengah bertarung sengit berhenti untuk melihat apa yang mungkin terjadi. Luo Binghe yang sedari awal sudah memperhatikan menyipitkan matanya, kesal karena dalam Colloseum ini indra pendengarannya tak ubahnya manusia normal. Sehingga dia hanya bisa mendengar teriakan dari Mu Qing dan Feng Xin saja.
Colloseum memang dirancang memiliki array yang membuat indra pendengaran semua pihak yang berada didalamnya menjadi seperti manusia normal. Sehingga tempat itu sering dijadikan untuk bergosip ria tanpa takut pihak yang dijadikan objek gossip mendengar. Ataupun menjadi tempat paling sempurna untuk melakukan transaksi rahasia.
Mu Qing dan Feng Xin adalah Dewa Beladiri yang sangat terkenal dan memiliki banyak penyembah, dan lagi mereka pernah memenangi Colloseum sebelumnya sehingga kekuatan mereka jelas lebih tinggi dari Dewa Beladiri biasanya. Hal ini juga mempengaruhi suara mereka yang mungkin karena terlalu kesal sehingga saat keduanya berteriak tadi tak sengaja menambahkan energi spiritual kedalam suara masing-masing.
Dan alhasil, cemilan dan makanan yang hampir memasuki suapan Shen Qingqiu dan Shen Yuan sontak melompat dari sumpit dan jatuh mengenai pakaian bersih mereka. Kedua Shen itu memandang makanan mereka masing-masing dengan tatapan datar. Wajah mereka tanpa ekspresi saat mendengarkan gerutuan Mu Qing dan omelan panjang Feng Xin.
Xie Lian menepuk dahinya pelan saat dia menggelengkan kepalanya, dia baru saja bangkit dari altarnya hendak menghampiri keduanya –Mu Qing dan Feng Xin-- saat Hua Cheng menggenggam tangannya erat. Dengan senyum cerah berujar, "Gege, ini adalah kesalahan mereka karena tidak hormat pada Jiu-ge dan Yuan-ge. Mereka harus diberi hukuman agar jera."
"Tapi San Lang, kemarahan Saudara Qingqiu bukanlah sesuatu yang baik."
"Gege, percayalah. Jiu-ge tidak akan memberi mereka hukuman berupa penurunan mereka dari Surga."
"Tapi,..."
Xie Lian masih ragu-ragu. Tapi dia juga percaya apa yang di katakan Hua Cheng. Sekejam-kejam nya Shen Qingqiu(Shen Jiu), dia tidak akan tega membuat seseorang terjatuh terlampau dalam. Paling-paling hanya membuat orang itu trauma berat hingga gila saja. Itu tidak terlalu kejam bukan(?)
Shen Qingqiu perlahan membuang nafas saat dia menyentak kipas lipatnya agar terbuka. Mu Qing dan Feng Xin yang masih berkicau sontak terdiam membisu. Shen Yuan sendiri bangkit dari duduknya, mengukir senyum paling manis yang dia miliki saat matanya menatap kedua Dewa didepannya lekat.
"Dewa-dewa begitu memukau, ini benar-benar kehormatan bisa bertemu dengan Dewa-dewa terkenal secara langsung." Ujar Shen Yuan sembari bertepuk tangan lembut. "Tapi, orang yang kelaparan selalu menjadi orang yang sangat menakutkan jika diganggu. Apa Dewa-dewa yang Agung mengetahui ungkapan ini?"
Feng Xin, "....."
Mu Qing, "....."
"Hahahaha, kebetulan sekali aku masih belum cukup bermain, hahaha." Shen Qingqiu tertawa lembut. Karena posisi Shen Jiu sebagai pembalik ubin, dia berada di tempat yang bisa membuat suaranya dapat di transmisikan pada semua orang di Colloseum. Dan mereka tidak bisa untuk tidak merasa merinding saat hati mereka tergelitik.
Liu Qingge sudah bangkit dari Altarnya sedari tadi, mendengar tawa lembut yang lain. Liu Qingge tahu benar kalau kebiasaan buruk Shen Qingqiu kumat. Jadi dia dengan cepat beranjak untuk segera menghampiri yang lain. Jangan sampai Shen Qingqiu dengan seenaknya mengikat takdir sial untuk dua Dewa terkenal disana.
Kipas mengayun lembut, membuat Feng Xin dan Mu Qing yang tidak siap terhempas jatuh langsung ketengah stadion. Dua peserta yang masih menonton meneguk ludah. Diam-diam bersyukur karena Shen Qingqiu tidak mendaftar untuk menyertai Colloseum. Karena setiap kali Shen Qingqiu terdaftar, peserta lain pasti akan menjadi mayat setelah berhadapan dengannya.
Feng Xin mencoba bangkit saat tubuhnya terasa kaku. Array yang sangat rumit tampak perlahan membentuk di tanah tempat dia dan Mu Qing mendarat. Kedua dewa itu dengan kaku saling melempar tatapan lalu mengangkat pandangan ke atas. Mendapati Shen Yuan yang masih mengukir senyum manis berdiri di atas pedangnya dan Shen Qingqiu yang tersenyum tipis mengambang di samping yang lain dengan kesembilan ekor itu meliuk anggun.
Shen Qingqiu menjentikkan jarinya, membuat array yang menjadi pijakan Mu Qing dan Feng Xin bersinar terang dan perlahan memperlihatkan lubang hitam. Xie Lian langsung menepuk dahinya keras saat dia tanpa sengaja mengutuk. "Keparat! Itu lubang dunia?!"
Hua Cheng di sebelahnya hanya diam dengan wajah tenang. Menyembunyikan teriakan senang batinnya karena akan ada banyak waktu untuk dirinya bersama Xie Lian tanpa ada omelan dua mertua merepotkan. Hehe.
Shen Qingqiu membisikkan sesuatu pada Shen Yuan dan Shen Yuan balas membisikkan sesuatu. Kedua Shen itu mengukir senyum dan mengangguk sepakat.
Shen Qingqiu, "Ahem, berhubung karena kalian berdua belum menjalani Ujian Surgawi. Maka aku akan dengan murah hati memberi kalian Ujian langsung."
Feng Xin dan Mu Qing dalam hati berteriak, 'Sialan!! Kami baru saja menyelesaikan ujian kami beberapa bulan lalu!!'
Shen Yuan, "Kakak Qingqiu baru saja membuka portal ke dunia baru, disana kalian akan hidup sebagai manusia biasa."
Shen Qingqiu, "Dunia ini belum stabil, jadi tidak akan ada plot yang harus kalian ikuti. Kalian akan diberi kondisi khusus dan tujuan kalian mudah."
Shen Yuan mengukir senyum manis saat dia mengayunkan kipasnya senang, "Ambil peran Anak Dunia dan taklukkan dunia."
Shen Qingqiu mengibaskan tangannya acuh, "Jika gagal, kalian akan dilahirkan kembali disana dan mengulang kembali dari awal sampai kalian berhasil."
"Feng Xin dengan kondisi sebagai Sentinel!"
Shen Qingqiu mengukir senyum lebar saat dia menunjuk Mu Qing, "Dan kau, sebagai Guide!"
Semua orang, "....."
Mu Qing berteriak tidak terima dalam hati, 'Jika kau tidak menerima takdirmu sebagai Omega kenapa kau malah membawa ku bersama mu?!'
Shen Qingqiu bertepuk sekali, membuat Mu Qing dan Feng Xin jatuh kedalam lubang hitam. Dengan ramah melambai pada keduanya, "Semoga berhasil, cepat kembali dan bawakan aku cerita bagus, ba!"
Shen Yuan mendesah saat memikirkan mungkin dia tidak bisa mendengar cerita itu.
Shen Qingqiu sendiri masih melambai pada lubang yang perlahan menutup sebelum satu kesadaran menyentaknya sehingga dia tanpa sengaja –Dia sengaja berteriak.
"Ah! Aku tidak sengaja mengikat benang merah keduanya, jadi mereka harus menikah, ah!"
Shen Yuan, "????"
Semua orang, "....."
Hua Cheng, "Hahahaha,... eh? Gege?!"
Xie Lian pingsan.
.
.
.
.
.
Luo FengMing yang tidak mengerti apa maksud yang dikatakan oleh Shen Jiu perihal "Sentinel", "Guide", dan juga "Benang Merah" hanya bisa mengerutkan alisnya di bawah topeng. Dia memilih untuk kembali memperhatikan kembali pertarungan yang kembali dimulai setelah Liu Qingge berteriak keras menegur kedua Shen. Mungkin di Surga, yang bisa menegur dan berteriak tanpa takut pada Shen Qingqiu hanyalah Liu Qingge.
Luo FengMing yang fokus melihat pertarungan tingkat tinggi di depannya tidak menyadari kalau sedari tadi Luo Binghe tertawa kecil saat dia mendapat pengetahuan baru dari ingatan Makhluk Ajaib yang sudah dia lahap. Perihal Sentinel dan Guide yang ternyata tak ubahnya mirip dengan Alpha dan Omega.
"Dia benar-benar Rubah nakal,..."
.
.
.
.
.
Tbc~
Dan wow!!! begitulah nasib dua mertua ku tercinta yg harus terlempar ke dunia antah berantah hanya karena menganggu waktu makan seekor rubah dan kucing yg kelaparan.
Aku kasihan pada mereka,...
Sedikit,...
Sedikit sekali ,....
Bagaimanapun aku nge ship mereka jadi ayo berharap aku mood dan punya ide untuk bikin side story untuk dua Dewa Beladiri Top kita😂😂😂
Mu Qing : Kenapa aku punya firasat buruk?
Feng Xin : Ah!! Kenapa aku harus terlempar sekarang?! Aku sudah berjanji untuk berkumpul keluarga bersama Lan Cang dan Anak ku!!!
Mu Qing : .... Begitu.
27 September 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro