Lantai Tersembunyi
Pada dasarnya ini berisi apa yang sebenarnya terjadi saat di Lantai Tersembunyi.
OlleKhun//VioleKhun, SadBoy Viole, banyak plot hole,...
Warning!! Banyak adegan kiss-nya dan jujur ini pertama kalinya aku nulis adegan kiss jadi mohon maaf jika mengecewakan.
.
.
.
Aguero menghela nafas kasar. Mencoba menahan diri untuk tidak melemparkan tombak es setengah jadinya ke data si pecandu kopi.
Sudah beberapa hari berlalu setelah terjadinya penyerbuan dari musuh abadi mereka dan data Edhuan sama sekali tidak memberi waktu lebih dan langsung memaksa mereka untuk terus berlatih kembali. Dan tentu saja Aguero dan Rak akan diawasi oleh Hansung Yu sementara Baam tengah di latih secara pribadi oleh data Edhuan.
Persiapan untuk melawan data Zahard muda.
Aguero sebelumnya sangat membenci berlatih tombak. Ingatan bagaimana masa mudanya dulu dihabiskan untuk berlatih tombak membuat Aguero benar-benar muak. Dia dulu bahkan sering membolos dan lebih suka memancing ikan, yang kemudian dia akan diseret oleh Maria untuk kembali berlatih bersama sekelompok anak Khun lain.
Ah, dan jangan lupakan latihan tambahan dari Ibu dan Keluarga Ibu nya.
"Kau hebat juga mampu mewujudkan tombak itu hanya dengan sedikit bayangan, tapi sunguh apa ini benar kemampuan aslimu? Kau benar-benar anak dari 10 Keluarga Agung kan? Lemah sekali."
Aguero memutar mata malas. Dia lelah membalas cemoohan dari si pecandu kopi. Dia hanya ingin segera pergi dan membenamkan diri membuat bermacam-macam rencana licik yang akan digunakan dalam menaiki menara. Aguero dengan hati terbuka ingin melaksanakan hal itu daripada berlatih tombak.
Mata kobaltnya tertuju pada tombak es digenggaman.
Tombak adalah apa yang menjadi lambang keluarga. Bukti bahwa dia keturunan dari seorang laki-laki yang tidak mempedulikan bagaimana keluarganya terbina. Bukti bahwa dia berasal dari keluarga yang saling bunuh untuk terus bertahan hidup tiap waktunya.
Aguero membencinya. Dan semakin membencinya saat dia mengetahui kalau dia juga mewarisi shinsu unik Ayahnya. Shinsu Es.
Betapa baiknya kalau dia memiliki kemampuan lain. kemampuan yang tidak mencerminkan kalau dia berasal dari keluarga Khun. Memiliki anima atau kemampuan api? Itu keren juga, dan keduanya sama sekali tidak Khun sekali.
Tapi begitulah. Baam ingin dia berlatih dengan kemampuan Es nya. Baam ingin Aguero berlatih agar Aguero tidak tertinggal. Agar mereka bisa berkembang bersama. Mengingat itu cukup membuat Aguero membuang semua pikiran buruk tentang kebenciannya akan keluarganya sejenak.
Karena Baam memintanya, maka yang harus dilakukan Aguero adalah mencoba sebisa mungkin mengiyakan.
Beruntung Hansung Yu tampaknya masih memiliki urusan dengan data orang-orang yang sebelumnya terjebak di dalam bola raksasa itu. Latihan mereka dengan segera berakhir.
Kastil tempat Khun Eduan tinggal sangat besar dan luas. Mereka semua pada dasarnya mengambil kamar yang saling berdekatan untuk memudahkan saat mereka ingin berkumpul. Tapi setelah semua latihan yang ada, Aguero benar-benar tidak tertarik untuk bergabung dengan keributan yang di buat oleh Rak ataupun emosi sang Putri Endorsi.
Berkeliling melihat-lihat bukanlah hal yang buruk. Walaupun sebenarnya tidak ada yang perlu dilihat. Baam kemungkinan besar akan terjebak dengan latihannya hingga sore hari nanti. Aguero berpikir mungkin dia bisa membuat makan malam untuk menyambut Baam nanti. Baam pasti kelaparan mengingat Eduan sama sekali tidak memberi waktu Baam untuk sekedar istirahat pendek.
Aguero baru saja hendak memikirkan apa yang hendak dia buat saat mengingat kembali fakta bahwa data Ayahnya di sini sedikit berbeda dengan Ayahnya yang asli. "Hm, data orang tua itu pasti akan heboh sendiri. Sebaiknya aku tidak memasak saja..."
Pemuda biru itu baru akan berbalik arah, membatalkan niatnya menuju dapur, terkejut melihat orang yang entah sejak kapan ada di belakangnya. Dengan cepat Aguero mundur sambil memakai posisi siaga, satu tangan menggenggam belati saat ke-empat lighthousenya bersinar cerah.
"Viole, bagaimana mungkin? Kau seharusnya sudah menghilang."
Pemuda dengan kuncir coklat panjang itu diam. kepalanya sedikit menunduk dan poni nya benar-benar tidak membantu karena itu membuat mata emasnya terhalang hingga Aguero kurang yakin bagaimana data Viole itu bereaksi selain hanya diam.
"Apa maumu? Jika kau mencari Baam, dia tidak ada disini."
Viole sedikit mengangguk, "Aku tahu."
Satu alis Aguero terangkat, jika dia tahu kenapa dia datang?
"Luka mu," Viole mengambil langkah mendekat, "Bagaimana dengan itu?"
Aguero mundur awas, "Ya, lebih baik. Kurasa?"
Pemuda data itu berguman pelan sebagai jawaban. Melihat pemuda biru itu mempertahankan sikap awas dan acuh terhadapnya, membuat pemuda dengan kuncir rambut panjang itu memilih diam di tempat. Tidak lagi mengambil langkah untuk mendekat. Dia menunduk dalam, aura di sekelilingnya jelas suram.
Aguero masih berpikir alasan keberadaan Viole sekarang ini. Karena sejauh yang dia ketahui data Viole seharusnya sudah diserap oleh Baam sepenuhnya saat terjadi penyerangan beberapa waktu lalu. Baam yang menerima masa lalunya membuat Baam benar-benar menghapuskan keberadaan musuh abadi nya- Viole- sehingga tidak seharusnya Viole masih ada.
"Kau ingin aku pergi juga?"
Pertanyaan Viole mematahkan roda pikiran Aguero. Pemuda biru itu kembali menatap Viole dengan tatapan dingin. "Kau hanya hantu masa lalu Baam, kau tidak lebih dari keberadaan yang seharusnya tak ada!"
"Tidak! Aku tidak terima itu!" tolak Viole keras.
"Itu kenyataan! Bagi kami kau tidak lebih dari hantu menjijikkan!" balas Aguero tidak kalah keras. Dia sebelumnya juga sudah mengatakan hal ini tepat di depan Data Viole sebelumnya, jadi mengatakan hal yang sama sekali lagi bukanlah hal yang memberatkan.
Hanya saja tanggapan yang diterima agak berbeda kali ini. Data Viole yang datang beberapa hari yang lalu langsung mengamuk dan menyerang Aguero setelah Aguero mengatakan hal itu, namun data Viole yang satu ini bereaksi berbeda. Pemuda data itu menunduk lebih dalam menyembunyikan matanya di bawah poni nya yang panjang. Tubuhnya sedikit bergetar dan jika telinga Aguero masih berfungsi dengan baik, dia jelas mendengar isak tangis yang ditahan.
"Tidak... jangan katakan itu... aku ada... tolong jangan tolak aku... aku... aku ..." gumanan pelan itu terdengar jelas di heningnya koridor. Bergema dengan rasa sedih dan kesepian yang kentara terasa.
Aguero sedikit bermasalah. Dia menurunkan penjagaannya, menatap tidak enak pada pemuda di depannya. Walau dia tahu itu bukanlah Baam, melainkan hanya setumpuk data, melihat Viole yang merupakan rupa Baam saat masih di jadikan boneka oleh FUG dulu membuat hati Aguero sakit.
Baginya, Viole adalah keberadaan yang tidak dikenalnya. Keberadaan yang ada karena kesalahan Aguero dalam membaca situasi dan mengambil keputusan dulu ketika tes. Jika saja dia lebih jeli dan memperhatikan, Baam tidak akan menderita di bawah penindasan FUG. Baam tidak akan membawa aura suram dan mata emasnya tidak akan meredup bak ikan mati. Bahkan walau Baam sudah kembali bersama mereka kembali, ada kalanya sang Irregular masih akan terbangun tengah malam karena mimpi buruk tentang masa-masanya di FUG.
Melihat bagaimana Baam terkadang memendam perasaan cemas untuk dirinya sendiri, menyembunyikan hal-hal yang ingin sang Irregular tanggung sendiri karena takut teman mereka yang lain mungkin akan beralih takut dengan Baam yang jelas menjadi monster di bawah asuhan FUG. Semua itu membuat Aguero benar-benar membenci FUG dan juga identitas yang dibuat oleh FUG untuk Baam.
Khun Aguero Agnis membenci keberadaan Jyu Viole Grace.
Suara teriakan Rak terdengar samar-samar membuat Aguero langsung tersentak terkejut. Dirinya tidak tahu kenapa, tapi dia malah menarik Viole untuk segera bersembunyi ke kamar acak. Aguero bingung sendiri. Kenapa dia harus bersembunyi dari Rak? Dan kenapa juga dia harus menyembunyikan Viole? Bukankah lebih baik mengusir sang musuh abadi Baam segera.
"Tn.Khun,..." panggil Viole pelan.
Mata kobalt itu sekaligus melihat kearah pemuda yang berdiri dekat dengannya. Aguero ingin membuat jarak lebih jauh, namun Viole mengenggam erat bagian depan pakaian Aguero. Di tempat dimana kebutuhan pakaian sangat diperlukan, Aguero tidak ingin merusak lebih banyak pakaian lagi. Stok pakaian di lighthousenya mungkin masih banyak, tapi itupun dia harus berbagi dengan Endorsi, Baam dan juga rekan yang lain. Sebaiknya berhemat untuk berjaga-jaga.
Poni panjang Viole sedikit tersibak, mata emas di bawahnya tampak berkilau dengan air mata. Sejenak Aguero tertegun karena sebelumnya tidak pernah Baam memperlihatkan wajahnya saat menangis secara terang-terangan seperti ini. Terlebih itu dengan rupa saat masih menjadi Viole, efeknya jauh lebih kuat karena Aguero bisa dengan langsung membayangkan betapa suramnya kehidupan Baam saat masih menjadi Viole dulu.
"Tn. Khun, kau tidak akan menolakku juga kan? kumohon jangan, kumohon." Viole memohon memegang erat pakaian Aguero seakan itu adalah harapan terakhirnya. "Aku melakukan semuanya untuk melindungi kalian, aku hanya ingin melindungi semua orang, jadi kenapa kalian membenci ku? Kumohon jangan benci aku..."
Air mata itu mengalir deras saat ucapan permohonan terus meluncur keluar. Berbeda dengan beberapa hari yang sebelumnya dimana Viole meluapkan perasaan kesepiannya sembari mencoba menyerang dengan mengamuk, kali ini Viole tampak menyedihkan karena dia jelas menangis dan memohon.
Persetan dengan data! Aguero tidak lagi peduli apakah yang ada di hadapannya ini asli atau hanya kumpulan data. Fakta bahwa dia memiliki rupa dan ingatan seperti Baam sudah cukup membuat Aguero lunak.
Dia menarik pemuda yang terus menangis lebih dekat. Memeluknya erat mencoba membuatnya lebih tenang. "Tidak Baam, tidak apa, aku tidak pernah membencimu. Jangan menangis lagi, semua baik-baik saja."
Viole masih menangis. Pemuda data itu membenamkan wajahnya di bahu Khun saat dia terus menangis, balas memeluk Khun erat. "Tn. Khun, aku benar-benar tidak ingin melakukannya, mereka memaksa ku, aku benar-benar..."
"Sshht, tidak apa aku mengerti." FUG sialan, aku benar-benar akan menghancurkan kalian suatu hari nanti! , Aguero mengutuk keberadaan FUG saat dia membelai lembut rambut pemuda yang pendek beberapa senti darinya itu.
Aguero terus mencoba menenangkan Viole dengan belaian lembut dan pelukan. Perlahan dia merasa itu mungkin tidak terlalu efektif hingga dia mempraktekkan apa yang dia sering lihat di drama picisan yang sering di tonton oleh Wangnan dan tim Asam-Manis.
Tidak tahu apa yang mendasari dia meniru drama itu. Tapi Aguero benar-benar tidak berbakat menghibur sehingga dia hanya mencoba apa yang dia tahu.
Isakan Viole berhenti saat sang pemuda data itu merasakan kalau puncak kepalanya di cium. Mata emas itu berkedip beberapa kali saat Aguero yang mungkin masih gelisah dan tenggelam dalam pikirannya tidak menyadari kalau sekarang Viole sudah berhenti menangis. Lelaki biru itu terlalu khawatir pada Baam sehingga dia buta.
Dia mengangkup wajah pemuda data itu saat dia menanamkan ciuman lembut di dahi dan kelopak mata. Mata kobalt itu sendiri terpejam saat terus berbisik 'tidak apa' dan 'semua baik-baik saja'. Jelas masih berusaha menghibur sementara yang dihibur sudah tidak memerlukannya lagi.
Viole memperhatikan dengan jelas bagaimana Aguero masih kaku dalam setiap tindakan. Jelas tidak terbiasa. Tapi itu bukan apa yang dia pentingkan sekarang.
"Tn. Khun, kau tidak akan menolakku kan?"
"Tidak, aku tidak." Aguero berguman sebagai jawaban, dia mengusap lembut pipi Viole, menghapus air mata yang membasahi kulit manusia data yang terasa begitu nyata. Mata kobalt itu sendiri mencoba menghindar untuk menatap langsung.
Dia baru sadar kalau dia mencium data sahabatnya dan itu sedikit membuat Aguero merasa kotor dan merasa sangat bersalah.
Viole disisi lain memeluk Aguero lebih ketat saat dia sedikit memiringkan kepalanya. "Bagus, jangan tinggalkan aku. Tn. Khun, jangan tinggalkan aku."
Baru saja Aguero hendak mengangguk mengiyakan, tapi dia langsung kaku saat merasakan sikatan lembut di bibirnya. Itu seringan bulu dan cukup membuat geli, membuat seseorang gemas dan ingin menekan lebih untuk menghilangkan perasaan geli tersebut.
"...Baam?"
Viole kembali mempertemukan bibir mereka, kali ini memberi lebih banyak tekanan. Pemuda data itu melakukannya berulang kali dan yang baru selalu lebih lama dan lebih dalam dibandingkan yang sebelumnya.
Aguero masih diam. Dia tahu apa yang sedang dia lakukan sekarang itu salah dan tidak seharusnya mereka lakukan. Terutama tidak seharusnya dia melakukan hal-hal intim yang bisa dibilang kotor ini terhadap data sahabatnya. Dia tidak seharusnya.
Tapi, perasaan lembut dna ringan di bibirnya terasa begitu menyiksa. Dan semakin menyiksa saat dia melihat bagaimana Viole berjuang untuk itu. Jelas pemuda data itu mewarisi sifat Baam yang polos dan pastinya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Jelas bahwa Viole melakukannya hanya berdasarkan insting karena sedari tadi yang di lakukan oleh nya hanyalah mencoba menempelkan bibirnya ke bibir Aguero dengan putus asa.
Dan sekali lagi,
Ini adalah Data Viole! Yang merupakan data Sahabatnya. Sahabatnya yang diam-diam dia pendam rasa. Sahabatnya yang sangat ingin dia miliki sendiri. Sahabatnya yang adalah dunia nya.
Bisakah kali ini Aguero egois? Bisakah dia menipu dirinya sendiri dan membalas?
"Tn. Khun!" Viole berseru terkejut saat kedua tangan Aguero terangkat menangkup wajah nya. Mata emas itu membulat sempurna saat Aguero memimpin ciuman. Menunjukkan bagaimana ciuman yang sebenarnya.
Menyerah pada kelembutan bibir si Biru. Viole membiarkan Aguero memimpin saat dia sendiri diam-diam mendaftarkan apa yang dilakukan si biru. Tangan nya jatuh ke pinggul Aguero, menariknya lebih dekat saat mereka berciuman bolak-balik di antara nafas pendek dan tekanan kecil.
Dan kemudian Aguero menarik bibir bawahnya diantara bibirnya dan mengisapnya pelan tapi cukup membuat Viole mengeluarkan erangan kecil.
Itu seperti saklar yang dibalik. Viole balas menekan belakang kepala Aguero dan menciumnya keras. Mengembalikan apa yang dilakukan Aguero tadi lakukan dengan beberapa kali lipat lebih dalam dan ganas dibandingkan dengan tindakan lembut dan metodis si biru.
Kedua kaki Aguero terasa sangat lemah, dan dia yakin dia pasti akan jatuh jika saja dirinya tidak ditahan oleh Viole. Tidak aneh. Bagaimanapun ini adalah data Baam dan wajar saja jika itu memiliki kemampuan belajar yang sangat cepat seperti yang aslinya. Memikirkan fakta ini, Aguero tiba-tiba memiliki beberapa pemikiran kotor.
Saat kebutuhan untuk bernafas kembali memaksa untuk memecah pagutan, Aguero mendorong Viole sedikit memberi jarak. Manic kobaltnya sedikit bergetar melihat bagaiamana mata emas itu menatapnya intens.
"Aku akan mengajarimu sesuatu, kau mau?" Aguero mengutuk suaranya yang bergetar.
Viole bernafas sedikit berat saat dia menatap Aguero –ralat, bibir merah Aguero. Mengangguk kecil sebagai tanda dia memahami.
"Bagus." Seringai kecil terukir di paras Aguero. "Buka mulutmu dan keluarkan lidahmu."
Menurut, Viole melakukannya yang membuat Aguero langsung tertawa. "Kau tidak harus membuka selebar itu, tapi baiklah, itu cukup bagus juga."
Aguero menjilat bibirnya sendiri sebelum kemudian mendekat, dengan ringan menyapukan lidahnya ke lidah Viole yang terjulur. Mendorong lidah itu kembali ke gua basahnya dan melilitnya dalam tarian yang sistematis.
Tubuh pemuda data itu bergetar merasakan rangsangan yang ada. Dia mendapati dia mengikuti kemana lidah Aguero pergi dengan lidahnya sendiri. Rasa lapar terasa mengancam perutnya. Tapi sebagai data, tidak mungkin dia kelaparan bukan?
Yang manapun itu membuatnya mulai merasa tidak puas. Dia beralih dengan cepat mengejar lidah Aguero dengan ganas mendominasi dan menikmati apa yang ditawarkan. Gigi saling beradu dan pipi saling menempel. Kepala Aguero di miringkan dengan sudut yang pas dan itu sempurna.
Terlalu sempurna dan Viole di penuhi dengan kegembiraan akan rasa dan dorongan dari organ licin mereka yang saling beradu. Tidak ingin berhenti bahkan untuk bernafas. Apa yang dia inginkan hanyalah terus mencium dan mencium pemuda biru yang berada dalam rengkuhannya ini.
Tangannya gelisah. Mulai dengan kusut membelai punggung adil Aguero, mencengkram kain yang melapisi, mengancam hendak merobeknya jika saja Aguero tidak menahan tangannya.
"Jangan, jangan robek." Nafas regular biru itu sedikit tak beraturan. Bibirnya sudah memerah cerah dengan sedikit kilau dari saliva yang mereka pertukarkan. Mata kobaltnya sayu tapi bersinar cerah dengan keinginan. Ada sedikit air mata di sudut mata. Entah itu karena dia menahan nafas terlalu lama dalam ciuman atau karena ciuman itu yang terlalu memabukkannya.
"Tn. Khun!" Viole berseru tertahan saat dia kembali mencium Aguero.
Pakaian yang melapisi menjadi begitu menganggu dan membuat muak. Ingin dia merobeknya tapi dia juga tidak ingin membangun ketakutan pada diri si Biru sehingga berakhir di jauhi. Menekan hasrat itu jauh kedalam dan melampiaskannya dalam ciuman yang bisa dia ambil.
Aguero tidak tahu berapa lama waktu yang mereka habiskan untuk bertukar ciuman. Dia sudah lama kehilangan hitungan akan waktu dan pikirannya menjadi begitu kacau dalam ciuman. Bahkan dia hampir kehilangan tenaga untuk membalas dan lebih sering membiarkan dirinya luluh dan dimonopoli begitu saja oleh Viole.
Karena ciuman Viole semakin banyak dan semakin lama dia belajar semakin itu menjadi sangat terampil dan semakin keras juga serangan yang dilancarkan. Seakan Viole mencurahkan semua rasa frustasinya kedalam ciuman mereka.
Aguero sama sekali tidak akan terkejut jika dia berakhir pingsan sebab Viole hampir tidak memberi kesempatan bagi dirinya untuk bernafas. Jika itu bukan karena Aguero yang mendorong pelan Viole sebagai pengingat ditengah ciuman, dia dipastikan akan kehabisan nafas. Beruntung Viole masih memperhatikan pengingat yang dia berikan dan mau memberi sedikit waktu baginya untuk mengambil udara.
"Mmmph... Akh!"
"Tn. Khun, kau baik?" suara Viole terdengar sedikit serak dan berat saat bertanya dengan khawatir.
Aguero menundukkan kepalanya, meringis saat merasakan perih di bibirnya. Jemarinya terulur menyentuh sudut bibirnya dan sekali lagi dia meringis saat merasakan pedih di sana. Tidak. Sebenarnya hampir seluruh bibirnya terasa sangat kelu dan kemungkinan besar bengkak. Saat mata kobalt itu melihat ujung jarinya yang tadi menyentuh bibir, dia sama sekali tidak terkejut melihat noda darah.
Yah tidak mengejutkan juga. Bagaimanapun mereka berciuman entah hampir berapa lama dan itupun bukan ciuman yang lembut dan manis.
"Tn. Khun, aku menyakitimu."
Aguero menggeleng pelan saat dia menarik Viole kembali dalam pelukan. Menyandarkan kepalanya ke bahu pemuda data yang lebih pendek beberapa senti darinya. Menghela nafas pelan saat dia mengatur kembali nafas dan detak jantungnya.
"Tidak apa, kau sama sekali tidak melakukan hal yang salah." Ini adalah aku yang melakukan kesalahan, betapa kotornya aku sampai melakukan dosa seperti ini. Baam, aku benar-benar brengsek. Orang baik seperti mu tidak seharusnya dekat dengan ku.
Tapi,...
Viole melingkarkan kedua lengannya di tubuh Aguero, balas memeluk erat. Membenamkan wajahnya di perpotongan leher si Biru saat dia menyesap aroma disana khidmat. "Tn. Khun, jangan tinggalkan aku."
"Ya, tentu."
Aku benar-benar tidak bisa meninggalkanmu. Aku tidak mau pergi dan ingin terus bersama dengan mu. Aku juga tidak ingin ditinggalkan. "Aku akan selalu bersama mu, Baam."
Waktu selanjutnya hening dan damai. Aguero merasa sangat tenang dan nyaman menikmati kehangatan manusia data dipelukannya. Dia tergoda untuk beristirahat dan tertidur dalam pelukan hangat ini hanya untuk dikejutkan dengan kuat seakan menghancurkan mimpi yang bahkan belum tercipta.
"Khun, aku menca-"
Pintu kamar yang sebelumnya dia pikir sudah dia tutup terbuka lebar dan Baam berdiri disana. Mata emas sang Irregular tampak kosong saat melihat apa yang menyambutnya.
Mendorong Viole untuk melepas pelukan segera. Aguero merasa benar-benar sangat kotor sekarang. Walaupun otaknya dengan cepat mendaftarkan bahwa Baam baru saja datang dan tidak mungkin mengetahui apa-apa saja yang dia dan Viole lakukan. Tapi tetap saja dia ketakutan.
"Baam?! aku..."
"... apa yang sedang kalian lakukan?"
Dan Aguero hampir tidak mendaftarkan apa-apa saja yang terjadi setelah nya.
.
.
.
[End]
08 Juni 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro