Zero
Art by Yozzi_aa from Twitter
Legenda mengatakan ; tidak ada yang benar-benar merupakan kematian selama mereka berada dalam menara. Umur panjang setiap penghuninya dan juga angka kelahiran yang sedikit bukan tanpa alasan.
Dikatakan saat seseorang mati, jiwanya akan terjebak didalam menara selamanya. Berkeliaran di sekitar menara hingga kemudian mereka akan memasuki siklus renkarnasi kembali. Terlahir kembali sebagai penghuni menara. Lagi dan lagi.
Flap
Buku tebal itu ditutup menghasilkan bunyi yang khas mengisi ruang sunyi pustaka. Bocah kecil itu sedikit cemberut dengan sinis melirik guru pembimbingnya. "Legenda pada akhirnya hanyalah omong kosong, bisa kita lanjut saja dalam pembelajarannya?"
Wanita yang menjadi guru itu hanya mengangguk acuh saat dia sedikit menunduk meminta maaf. Memulai pengajaran untuk sang Tuan Muda keluarga nya.
Saat hari-hari terus berlalu, pesta pertemuan yang harus dihadiri semua anggota keluarga diadakan. Bocah kecil itu menyelinap pergi, tidak suka dengan keramaian dan keramah tamahan palsu kerabatnya.
Kaki kecil berbalut sepatu kulit berkilau mendapati jalannya sendiri menuju salah satu taman istana yang relatif sepi. Bocah itu baru saja hendak bersantai di salah satu pohon saat dia terkejut melihat kehadiran orang asing di pohon lain.
"Siapa kau?" tanya Bocah itu, mengambil acang-acang hendak kabur memanggil bantuan jika orang di depannya benar-benar penyusup.
Lelaki dengan surai coklat panjang itu tersenyum teduh saat dia berjongkok menyamakan tingginya dengan bocah yang baru berumur 10th. "Halo, aku datang menemani seorang teman. Tapi aku bosan jadi aku datang kemari."
Mata kobalt bocah itu menatap skeptis, "Benarkah? Lalu buktikan!"
Lelaki itu masih tersenyum, memperlihatkan medali yang dikenali oleh sang bocah dengan cepat. "Kau pengawal Putri Bar-bar itu, betapa anehnya." Komentar bocah itu menatap lelaki di depannya dengan menghitung. "Kenapa kau datang sendirian kesini? Seharusnya kau menemani Putri itu di pesta."
Lelaki itu tertawa pelan, saat dia mengeluarkan sesuatu yang lain.
Mata kobalt itu berbinar cerah, tampak bersemangat melihat sebuah anting indah di tangan lelaki asing itu. Anting itu panjang dengan warna emas yang berkilau dan ukiran kecil bintang dan bulan di bilahnya yang ramping. Sebagai puncak yang menjadi pasaknya adalah sebuah batu permata biru yang tampak begitu anggun di antara emas yang mendominasi.
"Ini?"
"Aku memiliki urusan yang harus segera diurus, aku takut menghilangkannya." Mata emas lelaki itu menatap bocah didepannya penuh harap. "Keberatan jika kau menyimpannya?"
Bocah itu jelas bersemangat melihat perhiasan yang indah, namun dia tidak langsung percaya saat dia masih curiga. "Hm, apa ini sesuatu jenis alat penyadap?"
"Tentu saja tidak, ini murni perhiasan." Lelaki itu memiliki temperamen yang lembut dan tenang saat dia dengan sangat alami mengambil tangan bocah kecil didepannya. Meletakkan perhiasan berharga itu di tangan si kecil. "Aku ingin kau menyimpannya, saat kau menjadi regular nanti, berikan itu kembali pada ku di lantai 73. Bagaimana?"
"Lantai 73? Kau anggota Wolhaiksong?" tebak Bocah itu cepat.
"Ya," ujar lelaki itu saat dia mengusap lembut puncak kepala bocah berambut biru lembut, "Dan aku akan sangat senang kau mau datang di masa depan."
Aku menunggumu selalu, Aguero-ku.
.
.
.
Last and Begin
Hanya sedikit penghiburan diri sendiri TuT
23 April 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro