I Trust You
Art by DELete_breath from Twitter
"Aku mempercayaimu, Baam."
Khun mengucapkan kalimat itu dengan senyum menghiasi paras rupawannya, manik kobaltnya membawa sentuhan rasa hangat dan tulus membuktikan apa yang dia ucapkan. Baam sejenak kehilangan nafas.
Bagi seorang Khun yang selalu memiliki masalah untuk mempercayai orang lain setelah apa yang menimpanya di masa lalu. Pengakuan bahwa dia mempercayai Baam tidak ubahnya seperti pengakuan cinta. Dan bagi Baam sendiri itu memiliki efek yang lebih daripada ucapan-ucapan cinta yang selalu mereka bagikan sebelumnya.
Perang dengan sesama pihak FUG yang saling bertentangan telah dimulai. Disaat semua orang gugup dan takut menerpa mental mereka akan perang yang mungkin akan membuat mereka tidak akan lagi melihat orang yang mungkin sekarang tengah bicara bersama mereka. Khun mengatakan kalimat itu yang sungguh menenangkan hati Baam.
Tangan lembut pemuda biru itu membelai halus sisi wajah Baam saat dia membisikkan kata-kata motivasi untuk segera mengakhiri perang yang ada. "Ayo kita selesaikan semua masalah disini, kita masih memiliki ujian lantai yang harus dijalani."
Mengambil tangan yang menghibur wajahnya, Baam menempatkan ciuman kecil di telapak tangan yang halus, "Hm, aku pikir juga bagus kita mengakhiri semua ini segera. Kita tidak memiliki satupun kencan sejak kita resmi berpacaran."
Khun tertawa pelan saat dia menyentil dahi Baam, "Sungguh, menara benar-benar membuatmu menjadi seorang perayu."
Kenangan kabur pada momen itu menyeruak memenuhi ingatan Baam. Khun selalu memliki suhu tubuh yang relatif rendah tapi akan tetap terasa hangat setelah lama disentuh, tapi tidak pernah Baam memikirkan akan menjadi sedingin ini bahkan setelah dia memeluknya begitu lama. Tubuh dalam rengkuhannya lebih dingin dari yang dia ingat, itu sedingin es yang pernah Baam sentuh dari penciptaan shinsu Khun sendiri.
"Baam,..." tangan berlumuran darah pemiliknya terangkat, hendak menangkup wajah sedih sang Irregular yang memeluknya.
"Jangan bicara, jangan bicara,..." guman Baam terus menerus, dia tidak ingin mendengarkan.
"... tidak apa Baam..."
"Tidak! Jangan bicara lagi!"
"... kau akan baik-baik saja tanpa diriku,..."
"Aku tidak akan! Jadi berhenti bicara!" bentak Baam keras.
Dia tidak pernah membentak Khun sebelumnya, dia tidak pernah tega untuk membentak. Tapi kali ini, Baam tidak peduli. Dia membentak dengan keras agar Khun diam, diam dalam rengkuhannya.
Diam menunggu kematiannya...
Suara tawa wanita itu diiringi dengan ledakan dan dentuman perang terdengar di latar belakang. Baam tidak peduli akan semua itu. Dia mencoba terus dan terus memakai shinsu penyembuh yang dia pelajari dari seorang ranker keluarga Eurasia yang sempat dia temui sebelumnya. Mencoba dengan keras untuk menyembuhkan luka mengangga di dada Khun yang terus mengalirkan darah.
"Itu percuma saja! Bahkan FireFish miliknya tidak bisa lagi menyelamatkannya!" Teriak Rachel dengan senyum gila di seberang sana, "Baam! Semua yang kau lakukan sia-sia!"
"Diam!"
"Hahaha, aku berhasil! Setelah sekian lama akhirnya aku berhasil!" teriak wanita itu. Shinsu di sekitar wanita itu beriak gila, mengikuti komando sang wanita irregular.
"DIAM!"
Sebagai seorang Irregular yang membuka pintunya sendiri, adalah suatu kewajaran bagi mereka untuk dapat mengendalikan shinsu sebebasnya. Dia –wanita itu, selama ini terlalu terpaku dengan masa lalu dimana dia terlalu lemah dan obsesinya dengan langit berbintang. Tidak setelah Po Bi Dau Gustang membawanya, Rachel dengan segera menemukan kekuatannya sendiri.
Kekuatan yang mampu bersanding dengan para Irregular lainnya.
Dia mampu mengendalikan shinsu sesukanya. Tidak ada regular ataupun Ranker yang bisa mengalahkannya. Tidak ada, bahkan seorang Khun pada akhirnya berhasil jatuh dalam serangannya.
Tidak peduli bagaimana cerdas dan jeniusnya Khun membuat strategi untuk menghindar, pada akhrinya pemuda biru itu tidak bisa mengalahkan kekuatan Rachel sekarang.
Mengakibatkan serangan demi serangan mengenai tubuhnya hingga saat FireFish hendak menyembuhkan, Rachel menyuruh peliharaannya sendiri untuk melahap ikan kecil itu. menyudutkan Khun hingga tidak bisa pulih. Melancarkan serangan terakhir, tepat saat Baam baru saja datang hendak membantu.
Tepat saat Baam baru saja datang, satu serangan telak menembus tubuh Khun.
Air mata sang irregular sudah lama bocor, menetes jatuh membasahi wajah pemuda biru di bawahnya. Wajah putih bersih yang sebelumnya selalu bersinar bak bulan itu tampak begitu pucat dan redup, di nodai dengan darah tampak begitu kotor. Bibirnya yang biasa berwarna merah muda yang segar ternoda dengan banyaknya darah yang dimuntahkan. Bulu mata biru keperakan itu panjang seperti kipas saat bergetar mencoba tetap membuka mata yang perlahan menjadi berat. Menaungi mata Kobalt elektrik yang perlahan meredup kehilangan sinar.
Khun mengukir senyum tipis saat dia mengusap air mata Baam, mengucapkan kata-kata di ambang nafas yang habis, "...Baam,... aku mencintaimu,..."
"Aku juga mencintai mu, karena itu tetaplah bertahan! Kumohon!" pinta Baam menahan tangis yang mengancam keluar.
Senyum sendu adalah apa yang menjadi jawaban. Tangan yang terangkat jatuh saat sinar kehidupan di mata kobalt itu hilang sepenuhnya. Nafas yang sebelumnya sudah melemah benar-benar berhenti di ikuti dengan suhu tubuh yang semakin mendingin.
"Hahaha, dia benar-benar mati?" Rachel tertawa di belakang, menatap dengan antusias pada tubuh mati di pelukan Baam. "Dia benar-benar mati! Bajingan itu benar-benar mati! Hahaha,..."
Perang pada hari itu akan tercatat dalam sejarah baru menara. Shinsu di sana menjadi begitu liar hingga kemudian dengan ganas menyerang secara membabi buta. Satu lantai kacau dan panik saat semua orang mencoba melarikan diri tidak tahu apa yang menjadi alasan kekacauan yang ada.
Neraka yang dulu pernah digambarkan terjadi di lantai kematian terjadi lagi pada saat ini. Dengan lebih banyak nyawa, lebih banyak kerugian, lebih banyak ketakutan yang muncul akan kaum Irregular.
Yuri dan Urek beserta beberapa kelompok Wolhaiksong dan juga Shibisu dan tim baru saja datang. Mereka datang pada awalnya hendak mengulurkan bantuan untuk baam atas permintaan Khun dengan perantara Shibisu. Tercengang melihat apa yang menyapa saat mereka baru saja datang.
Di sana di tanah yang menjadi dasar lantai tempat perang terjadi. Darah administrator dan semua orang yang berada di lantai yang tidak sempat melarikan diri tercampur menjadi satu. Bagian-bagian tubuh raksasa Administrator menjadi tumpang tindih dengan potongan-potongan tubuh manusia dan penghuni lantai. Pesawat-pesawat tempur entah itu jatuh terjebak di antara daging yang hancur menjadi puing-puing saat kadar shinsu tinggi perlahan menghancurkan.
"Apa-apan ini?" guman Hatz tidak percaya.
Evan mengernyitkan dahi,"Ini bahkan lebih buruk daripada Lantai Kematian."
Shibisu dengan khawatir memindai seluruh lantai dengan Observer, tersenyum sumringah saat menemukan Baam tengah memeluk sosok biru. "Mereka selamat! Syukurlah, ayo sekarang,..."
"Hoi, apa kau yakin itu mereka atau dia yang selamat?" potong Endorsi dingin saat mata nya melotot melihat apa yang ditampilkan di layar Obsever Shibisu.
"Eh? Itu... ti-tidak mungkin kan?"
Di atas langit yang dibawahnya berserakan mayat-mayat yang bergelimpangan. Baam melayang terbang memeluk tubuh seorang pemuda biru erat.
"Khun, perang sudah berakhir. Kenapa kau masih belum bangun?" air mata mengalir deras saat bibir tidak juga berhenti berucap. "Ayolah, kita memiliki kencan. Bukankah kau sendiri yang bilang begitu?"
Derak shinsu liar yang kehilangan kendali Administrator menjadi jawaban di tempat sepi.
"Aku sudah mengatur kencan kita sebelumnya. Aku sudah memesan pesawat khusus untuk pergi berlibur, hanya kita berdua...hiks... aku juga... sudah membeli..."
Isak tangis tidak tertahan lagi saat Baam sendiri menyadari, tidak ada satupun sisa kehidupan yang terasa pada tubuh dalam dekapannya. "... Khun, ku mohon buka mata mu... hiks... kumohon..."
"... Aguero..."
.
.
.
End
[A/N] Oke jangan banyak bacot tentang betapa pendeknya fic ini! sudah cukup semua tisu dan bajuku sendiri yang basah gegara ngetik yang beginian! aku ngk tahan lagi!! aku butuh penghiburan!
Btw tentang bagaimana ide Rachel menjadi begitu Op adalah itu memang karena sepertinya ada kemungkinan tuh B*cth bakal jadi Op karena bagaimanapun dia itu Irregular dan SIU sendiri juga udah mengkonfirmasi kalau Rachel adalah Female Protagonis di dalam cerita.
Jadi memang ada kemungkinan tuh dia jadi Op di cerita asli. Ini hanya teori ku saja ya, jangan terlalu percaya juga.
Udahlah, aku pen nyari fanart BaamKhun yang lucu2 biar ngk sedih lagi ToT
23 April 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro