Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 23 | Ruang Belajar Yang Panas 🔞

"Istri, apakah kau lelah?" tanya Gu Ming lembut melihat istrinya sangat sibuk.

"Tidak begitu melelahkan. Pekerjaan di sini memang sibuk, namun tidak ada banyak tekanan. Itu jauh lebih baik dibanding saat-saat di istana."

Chen Yi tidak bisa menapik bagaimana kondisi di desa telah memperbaiki suasana hatinya dan membuatnya menjadi lebih santai. Penyakit lamanya di musim panas tidak datang dan ia bisa banyak berolahraga ringan. Gu Ming mencium Chen Yi dan memeluknya dari belakang, pandangannya tidak terlihat oleh gernya namun seluruh ruangan memiliki suasana yang sedikit muram.

"Suami, aku hanya mengatakannya dengan santai. Itu semua adalah masa lalu, aku hanya membandingkan bagaimana hari-hari berat yang aku jalani bisa digantikan oleh hari bahagia di sini bersamamu dan anak-anak."

Gu Ming memeluk Chen Yi dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher gernya. Chen Yi mengusap tangan Gu Ming dan merasakan suaminya memberikan ciuman-ciuman kecil di lehernya. Saat Gu Ming mengangkat kepalanya ia mencium bibir Chen Yi dengan lembut. Membuat ger itu hampir kehabisan napas, Gu Ming lalu menggendong Chen Yi dan memeluknya. Tangan kiri Gu Ming mulai membereskan isi meja yang membuat Chen Yi bingung, namun saat Gu Ming meletakkan istrinya di atas meja dan menciumnya lagi. Suasana di seluruh ruangan seperti diselimuti oleh gelembung merah muda.

Gu Ming melepaskan ciumannya, lalu ia membiarkan Chen Yi setengah berbaring. Siapa menyangka bahwa saat Chen Yi berbaring—Gu Ming akan menyingkap bagian Hanfunya dan melepas celana yang digunakannya. Kaki Chen Yi yang kurus, mulus dan lurus itu terpampang membuat Gu Ming tersenyum dan mencium jemari kakinya.

"Suami, itu kotor."

"Tidak kotor, kamu tidak pernah kotor di mataku."

Chen Yi merona dan saat Gu Ming memasukkan jarinya ke dalam mulut, Chen Yi merasa teransang. Lidah panas Gu Ming mengisap dan mengelum jari kakinya, merasa sangat aneh Chen Yi ingin menarik kakinya segera. Gu Ming melihat ekspresi Chen Yi dan tersenyum puas, ia lalu bangkit dan membayangi tubuh gernya yang terbaring di atas meja. Mengangkat kaki ger-nya dan memperlihatkan ereksi dan krisan Chen Yi yang memerah.

Gu Ming membungkuk dan menjilati krisan Chen Yi, tidak ada kata yang bisa Chen Yi ucapkan pada Gu Ming. Punggungnya melengkung saat merasakan jari dan lidah Gu Ming merenggangkan krisannya, Chen Yi merasa ia akan klimaks kapan saja jika terus seperti ini. Gu Ming memastikan krisan Chen Yi telah siap untuk menerimanya sebelum ia menurunkan celananya dan memperlihatkan ereksinya.

Chen Yi melihat penis Gu Ming yang tegang. Ia lalu mengangkat bokongnya sedikit dan membuka krisannya di depan Gu Ming, matanya dipenuhi kabut nafsu yang kuat dan Gu Ming harus mengakui bahwa istrinya memiliki wajah yang pantas disebut sebagai siluman rubah penggoda.

"Suami, masuklah... aku bisa menerimamu."

Gu Ming mendekat dan mencium gernya lembut sambil mengarahkan penisnya yang tegang ke depan krisan Chen Yi. Dorongan itu ringan pada awalnya namun baru saat kepala penis Gu Ming masuk ia mendorongnya dengan kuat dan setengah penisnya akhirnya tertanam di dalam tubuh Chen Yi. Keduanya berkeringat akibat penetrasi, Gu Ming menggunakan jarinya untuk membuka krisan Chen Yi agar lebih mudah masuk tanpa mengeluarkan penisnya.

Chen Yi merasakan benda tumpul masuk ke dalam tubuhnya sedikit demi sedikit. Membuatnya hampir kehilangan akal karena sensasi menggelitik di krisan hingga perutnya. Jemarinya mengepal dan tubuhnya bergetar, ini jelas bukan seks pertama yang ia dan Gu Ming lakukan namun setiap kali mereka bercumbu—keduanya seperti menegak aphrodisiac.

"Hnnng Suami, haaaah kau sangat besar."

Mendengar keluhan Chen Yi, Gu Ming hanya bisa tertawa pelan. Jika ia harus membandingkan ukuran ayamnya dengan sesuatu, maka itu harus selebar pergelangan Chen Yi, ia tidak ingin membuat gernya merasa kesakitan jadi Gu Ming selalu menahan diri untuk bermain dengan ritme yang cepat dan kuat. Perenggan krisan Chen Yi sangat baik, setelah beberapa saat ia mulai terbiasa. Gu Ming memberinya ciuman di dadanya sambil beberapa kali memainkan dua kacang merahnya dengan sedikit kasar yang membuat Chen Yi mengeluarkan cairan pre-cum dari penisnya.

"Istri kamu sangat indah," bisiknya di telinga Chen Yi sambil mendorong pinggangnya beberapa kali dan membuat bunyi berderit pada meja kayu yang ada di ruangan.

Pa pa pa pa pa—

Bunyi nakal itu beriringan dengan desahan di bibir Chen Yi yang terbaring di atas meja dalam keadaan mengangkangi Gu Ming. Bayangan penis Gu Ming muncul di permukaan perut Chen Yi, ia memegangnya dan merasakan suaminya menyatu dengannya. Tidak ada hal yang lebih membuat Chen Yi bahagia saat ini dibandingkan bagaimana Gu Ming memperlakukannya, pria itu lembut dan sangat sabar. Meskipun Chen Yi tidak pernah memperlihatkan sikap keras kepala ataupun melawan, namun sisi lembut Gu Ming selalu membuatnya tahu seberapa besar pria ini mencintainya.

"Suami, suami suami! Ah ahnng... di sana, lebih kuat."

Mendengar permintaan Chen Yi, Gu Ming lalu memeluk tubuh Chen Yi dan menggendongnya. Merasakan tubuhnya melayang Chen Yi langsung melekat ke tubuh Gu Ming, kulit mereka menempel satu sama lain, sementara kedua lengan dan kakinya melingkari tubuh Gu Ming. Sebagai mantan tentara tentu saja fisik Gu Ming sangat baik dan kuat, menggendong Chen Yi bukanlah masalah. Ia merasakan bahwa penisnya menerobos semakin jauh ke dalam tubuh gernya, untuk membantu Chen Yi melawan ketakutan dan rasa tidak nyaman—Gu Ming menciumnya dengan lembut, mengambil alih perhatian Chen Yi pada pengejaran lidah dan saliva mereka.

"Rasanya aku bisa pergi lebih jauh ke dalammu istri. Apa mungkin jika aku melepaskannya di dalam kau akan hamil anak kita?" bisik Gu Ming pelan.

"Aku ingin, aku ingin Suami melepaskannya di dalam."

"Tentu saja."

Penis Gu Ming terasa membengkak lagi saat melihat penampilan kacau Chen Yi, merasakan milik Gu Ming yang membesar Chen Yi tanpa sadar menangis.

"Suami kau terlalu besar, aku akan mati. Aku akan mati ditiduri olehmu."

"Istri, maaf. Kau sangat cantik, aku sudah begitu lama mendambakanmu. Aku akan lembut jadi kau tidak akan terluka." Bujuk Gu Ming ke arah Gernya yang menangis di dalam pelukannya.

"Uhk, aku yakin jika itu ger lain mereka akan terbelah menjadi dua saat kau memasukinya."

"Tidak akan ada ger lain, baik dulu ataupun sekarang hanya kau."

Gu Ming mencium wajah Chen Yi dan membujuknya lagi. Merasa suasana hati Chen Yi sudah tenang, perlahan Gu Ming menggerakkan pinggulnya lagi dan dengan bantuan kedua lengannya ia mengangkat dan menurunkan tubuh Chen Yi untuk ia masuki. Karena ke dalaman baru yang mereka masuki lubang krisan Chen Yi membutuhkan waktu penyesuaian untuk mengikuti ukuran dan bentuk penis Gu Ming yang menusuknya.

Tubuh Chen Yi bergerak naik-turun dalam gendongan Gu Ming, pada awalnya ia takut namun melihat Suaminya bahkan tidak memiliki napas berat—Akhirnya Chen Yi mengikuti instingnya dan membiarkan ereksi Gu Ming menusuk titik yang ia inginkan. Gu Ming yang terus disodori oleh dada Chen Yi menggigit dan mencium kacang merah Gernya dengan penuh nafsu bahkan ia mengabaikan keluhan Chen Yi yang merasa dadanya sakit dan nyeri.

Setelah hampir 2 dupa waktu berlalu Gu Ming merasakan bahwa ia akan ejakulasi, Chen Yi yang telah datang dua kali merasakan dorongan suaminya semakin kuat. Mata Chen Yi sudah lama kehilangan fokusnya dan saat Gu Ming menembak Chen Yi menempel dengan erat ke tubuh suaminya dan ia tidak dapat menahan diri, ia merasakan bahwa selain menembakkan cairan sperma ke perut suaminya, ia juga tidak sengaja melepaskan air mani dan membasahi tubuh keduanya.

"Huhuhu aku sangat malu. Suami sangat jahat."

Chen Yi menangis seperti bayi dan membuat Gu Ming merasa bersalah. Ia lalu memeluk Chen Yi dengan erat dan menghiburnya, tidak lama setelah itu ia juga mengelap dan memanggil pelayan di luar untuk membawa air hangat. Syukurlah tidak ada dokumen atau buku yang rusak karena apa yang mereka lakukan. Setelah merasa mereka lebih baik dari keadaan sebelumnya, Gu Ming membawa Chen Yi ke lantai atas dan membantunya untuk membersihkan diri dan mandi.

Sambil bersandar di tubuh suaminya, Chen Yi memejamkan mata sejenak sebelum melihat ke arah Gu Ming yang tersenyum ke arahnya. Senyuman hangat itu melelehkan hati Chen Yi lagi, membuatnya semakin merasa bahagia. Dekapan hangat, perlakuan istimewa dan setiap sentuhan penuh cinta membuat Chen Yi tidak bisa menghentikan dirinya jatuh cinta pada Gu Ming.

"Suami!" panggil Chen Yi pelan.

"Hm?"

"Aku mencintaimu," bisik Chen Yi pelan.

"Aku lebih mencintaimu."

Dan kecupan manis mendarat di bibir Chen Yi, keduanya tertawa sejenak sebelum menyelesaikan agenda berendam mereka dan pergi tidur sambil berpelukan juga berbisik kata-kata manis satu sama lain.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro