Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 14 | Sebelum Malam Tahun Baru

Mandor mulai membuat batas dan pondasi baru untuk luas tiga mu tanah yang diminta oleh Chen Yi, Chen Gi juga masih di sisinya dan bertanya-tanya mengapa memperluas rumah.

"Kalian akan tumbuh dewasa nantinya, penting untuk memiliki ruang pribadi untuk menenangkan pikiran dan bersantai. Ayah juga berpikir jika keluarga kita bertambah nanti seperti saat Xiao Mo dan Xiao Gi menikah, mereka bisa tinggal di sisi Ayah."

Chen Gi terkejut dengan pemikiran Ayah angkatnya itu, dulu saat orangtuanya masih hidup. Ada banyak perkelahian yang terjadi di rumah, memperebutkan beras, makanan, pakaian bahkan air untuk mandi dan minum. Ia adalah anak yang tidak begitu disukai di keluarganya karena itu ia memiliki tekad untuk menjadi mandiri dan menjaga Ayah juga saudara-saudaranya.

"Kenapa Xiao Gi?"

Chen Gi menggeleng dan menatap Ayah angkatnya itu dengan pandangan kagum. Ia lalu meraih tangan Chen Yi dan memegangnya erat bertekad untuk menyayangi dan menjaga Ayahnya ketika ia dewasa nanti.

"Ayo kita lihat area rumah lainnya, Chen Gi bisa memilih kamarnya di manapun."

"Aku akan memilihnya dengan Xiao Mei dan Xiao Yue lalu menanyakan Mo-ge."

"Baik."

Hari masih pagi jadi Chen Yi kembali ke halaman lain dan melihat itik dan ayam yang dipelihara. Semua ternak telah diberi makan, babi yang dibawa dan juga kambing juga telah diberi makan. Chen Yi tidak tahu bagaimana memeras susu kambing dan berniat bertanya pada Mo Rui tentang hal itu.

Karena besok adalah malam tahun baru, Chen Yi tidak mengajar anak-anak hari ini dan meminta mereka untuk membantunya mengemas gubuk lebih rapi lagi. Memasang ornamen tahun baru dan menempatkan beberapa lilin yang dibeli di beberapa sudut gubuk.

Chen Yue juga bangun dan ia memainkan kertas uang, Chen Yi ingin membakar kertas uang dan memberikan penghormatan untuk orangtua anak-anak berharap mereka memiliki takdir yang lebih baik dan menjaga anak-anak mereka dari atas. Ada apel dan buah pir yang ranum juga jeruk yang manis di meja.

"Anak-anak mulai sekarang keluarga kita akan memiliki sebuah tradisi unik."

"Tradisi?"
"Ya, Ayah berpikir ini akan menyenangkan. Pertama kita akan membuat cemilan dan juga pangsit."
"Pangsit!?" Chen Mei terkejut saat mendengarnya, ia sering mendengar orang mengatakan bahwa pangsit adalah makanan yang enak dan Chen Mei tidak pernah memilikinya sepanjang hidupnya.

Chen Yi tertawa dengan reaksi lucu anak-anaknya.

"Kita akan membuat banyak makanan lalu kita akan memakan semuanya bersama. Bagaimana? Mau membantu Ayah membuatnya?"

"Ya!“

Chen Yi lalu mengeluarkan tepung terigu, menguleninya di dalam wadah hingga kalis. Lalu membawanya ke meja makan dan mengambil talenan untuk mulai membuat kulit pangsit, ia menunjukkan cara membuat kulit pangsit kepada anak-anak dan mereka memiliki banyak kesenangan dengan kegiatan ini. Chen Mo dan Chen Mei adalah yang paling tertarik dengan kulit pangsit, Chen Gi tidak begitu suka dengan kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan jadi Chen Yi menyuruhnya mengeluarkan beras ketan dari lemari dan mencucinya lalu merendamnya.

Chen Yi membiarkan Chen Yue duduk di pangkuannya dan menggiling banyak kulit pangsit. Setelah menbuat banyak kulit, Chen Yi meminta Chen Mo untuk membawa adik-adiknya mencuci tangan sementara Chen Yi mengambil daun bawang, bawang putih dan juga daging untuk mulai dikelola.

Bunyi pisau yang nyaring membuat anak-anak kembali dengan cepat untuk melihat Ayah mereka bekerja. Chen Yi menjelaskan mengenai prosesnya dan mengatakan bahwa saat mereka cukup kuat dan besar, ia akan mengajarkan anak-anak bagaimana cara menggunakan pisau.

Isian pangsit sangat kaya dan menggugah selera, Chen Yi memulai untuk membungkus pangsit. Ia mengajar dengan baik hingga Chen Mo, Chen Gi dan Chen Mei bisa membungkus dengan baik. Chen Mei bahkan duduk paling lama menemani Chen Yi membuat ratusan pangsit.

"Ini musim dingin jadi pangsit ini tidak akan mudah rusak meski kita membuatnya hari ini."

"Ayah apa ini yang disebut tradisi?" tanya Chen Mei sambil terus membungkus pangsit.

"Ya, dan Ayah punya kejutan nanti."

"Kejutan apa?"

"Kita akan tahu nanti."

Chen Yi lalu pergi ke dalam kamar mengambil beberapa koin tembaga dan mencuci bersih lalu mengeringkannya. Ia membungkus enam pangsit dengan bentuk unik dan menyisihkannya. Chen Yi berpikir untuk membuat bebek goreng dengan saus pedas manis, juga membuat gorengan labu dan ubi. Untuk beberapa kati babi lainnya Chen Yi berpikir untuk membuat sup tulang lalu membuat irisan daging tumis dengan paprika.

Semua rumah sangat sibuk dengan persiapan tahun baru namun semua orang begitu bersemangat. Chen Mo dan Chen Mei bermain di halaman sementara Chen Yue duduk di dalam selimut dan memandangi Chen Yi yang sibuk dengan kedua manik matanya. Sementara Chen Gi pergi ke penyimpanan untuk membawakan Chen Yi beberapa sayuran yang disimpan.

Gu Ming telah mengawasi seekor rusa dewasa yang sedang memakan rumput di antara salju, tubuhnya kuat dan kekar. Gu Ming berpikir untuk melumpuhkan kakinya dan membawanya kembali. Selama satu pagi ini Gu Ming berhasil menangkap dua burung pengar, 3 ekor kelinci dan sekarang untuk buruan yang besar, ia mengincar rusa jantan di depannya.

Dengan tenang Gu Ming mempersiapkan panahnya dan menahan napas selama membidik, ia tidak ingin rusa itu berlari jauh. Jadi ia membidik kaki depan dengan cepat, rusa itu tersungkur ke tanah namun masih bisa bangkit. Gu Ming tidak menyia-nyiakan banyak waktu dan membidik bagian paha belakang rusa.

"Baik!“

Gu Ming mendekat dan melihat rusa itu meronta, namun ia tidak begitu peduli. Segera Gu Ming mengeluarkan tali dan membabat luka di kaki rusa, ia juga mencuci darah agar tidak memancing hewan buas lainnya.

" Mari kembali."

Dengan cepat Gu Ming kembali ke gua tempatnya bermalam dan membawa keranjang berisi hewan-hewan buruannya. Keranjang itu cukup berat dan ia tidak akan membiarkan rusa ini mati sebelum sampai ke desa. Matahari bersinar redup di antara pepohonan, Gu Ming berjalan dengan santai menuju ke kaki gunung. Karena ia membawa beban dan rusa hidup dengannya kecepatannya sedikit lambat dibanding saat ia pergi.

Gu Ming sampai di kaki gunung Desa Huamei saat petang, beberapa orang melihatnya dari kejauhan dan terkejut dengan apa yang dibawanya.

"Tuan Gu sangat kuat, lihat seberapa besar rusa itu."

"Ya, rusa ini sangat besar."

Orang-orang yang bekerja untuk membangun rumah tidak bisa menyembunyikan rasa kagum mereka jadi ada banyak hal yang akan dilakukan harus tertunda sampai Mandor datang dan menegur. Gu Ming juga tidak bersikap kejam, ia mengeluarkan tiga kelinci dan satu burung pengar untuk orang-orang yang bekerja di rumah untuk meraka masak dan makan bersama.

Setelah itu ia melihat Chen Mei bersemangat menghampirinya dari arah halaman.

"Paman Gu! Ini apa?" tanya Chen Mei penasaran.

"Ini disebut rusa."

"Apa dia terluka?"

"Ya, paman memburunya untuk kita makan di malam tahun baru."

"Tapi, tapi kasihan."

Gu Ming tertawa saat mendengarnya, ia tahu anak-anak tidak paham dengan bagaimana daging hewan dihasilkan. Jadi Gu Ming juga tidak berusaha banyak—

"Mari tanyakan pada Chen Yi, apa kita harus makan rusa atau tidak."

Akhirnya rusa itu dimasukkan ke dalam kandang lain di rumah, memberinya jerami dan air untuk minum. Chen Yi masih sibuk di dapur dan tidak memperhatikan gerakan besar di halaman, saat ia selesai mengelola bebek. Betapa terkejutnya ia melihat Gu Ming duduk di ruang tamunya dan menyesap air hangat.

"Kau sudah kembali rupanya."

"Ya, anak-anak sedang melihat hewan yang kubawa pulang di halaman."

"Benarkah? Apakah kau terluka?"

"Tidak ada, selain kelelahan tidak ada banyak hal buruk di sepanjang perjalanan."

"Baiklah, apa kau ingin mandi dan berbaring sejenak? Ada makan malam yang segera siap di sini."

"Aku akan mandi."

Lalu Gu Ming pergi ke area mencuci di luar gubuk untuk mandi. Chen Yi meminta Chen Mo dan Chen Gi mengambil pakaian ganti Gu Ming di rumahnya, tentu saja mereka segera pergi dan kembali dengan cepat. Chen Yi menyajikan bebek goreng, tahu goreng, sup daun labu dan labu untuk makan malam.

Mereka makan dengan lahap juga bersemangat, seluruh isi meja tersapu bersih dan Gu Ming juga Chen Gi pergi mencuci piring. Sementata Chen Mo membantu Chen Yue mandi bersama dengan Chen Mei. Chen Yi yang menganggur membersihkan beberapa sudut dan duduk santai.

"Terima kasih atas kerja kerasmu," ujar Chen Yi saat melihat Gu Ming selesai dengan pekerjaannya.

"Sama-sama, aku akan meletakkan hewan di halaman ini. Besok aku akan membangun kandang kelinci."

"Baiklah, datang saja kemari setelah membuatnya dan kita bisa menghabiskan malam tahun baru bersama."

"Baik."

Gu Ming lalu pergi dari rumah Chen Yi sambil membawa obor, Chen Yi memandang Gu Ming dari atas bukit dan akhirnya masuk ke rumah setelah melihat Gu Ming sampai di halaman rumahnya. Malam itu Chen Yi terlelap dengan cepat dan ia bermimpi tentang beberapa hal.

"Chen Yi, kau adalah bintang musibah untuk keluarga Chen!“

"Chen Yi, betapa malangnya Ayah dan Ibumu yang harus memiliki anak sepertimu."

Gambaran orang-orang meninggalkannya satu demi satu membuat Chen Yi merasa sesak. Ia melihat Ibunya menangis keras sambil memegang abu Ayahnya, ia juga melihat bagaimana ia dan ibunya diusir dan menjadi pengemis. Bertahun-tahun ia melewati hari dengan begitu berat, Ibunya tidak tahan pada kejamnya kehidupan jalanan dan akhirnya ia meninggal di gang gelap di pasar.

Chen Yi tidak jauh lebih baik, untuk mendapatkan makanan atau sedikit uang—Ia harus menjadi pengemis namun sangat sedikit makanan yang bisa ia dapatkan untuk ibunya. Akhirnya ia membuang harga dirinya dan melacur di jalanan dengan harga sepotong roti atau makanan lainnya. Penampilannya memalukan namun hatinya telah lama mati, ia sudah lama merasa bahwa tidak ada bedanya melayani Kaisar dan melayani para lelaki bejat itu.

Kesehatannya juga semakin buruk, beberapa kali ia hamil dan dengan usahanya sendiri ia menggugurkan anak-anaknya itu. Entah itu di bawah pohon, di arus sungai atau saat ia meminta pria lain menghujamnya dengan kuat. Chen Yi memiliki dosa yang tidak terhitung jumlahnya namun ia hanya ingin hidup lebih lama dari sebelumnya.

Saat Chen Yi terbangun, napasnya memburu dan tubuhnya basah oleh keringat. Tubuhnya bergetar, saat menyadari fajar belum datang—Chen Yi meraih jaketnya dan pergi keluar dari gubuk. Ia duduk di bangku taman yang terbuat dari bambu dan mentap jauh ke arah desa, hatinya bergetar dan ia menangis tanpa disadari.

Perasaan dari mimpi itu begitu nyata, menusuknya dengan ribuan sayatan yang tak terhitung jumlahnya. Ia terisak dan mengecilkan tubuhnya seolah bersembunyi dibalik tubuhnya untuk menyembunyikan diri. Persiapan tahun baru dan libur tahun baru menjadi nyata, hanya ada Chen Yi dan anak-anak kecil di gubuknya di seluruh halaman. Pada titik ini ia merasa sangat tidak berdaya dan kesepian, ia merindukan orangtuanya yang telah lama absen dalam hidupnya, merindukan Kasim Wu yang telah berada di sisinya, merindukan Tabib Chu yang mengajarinya dan merindukan hari-hari sebelum ia bertemu dengan Wang Jiang.

"Chen Yi!" suara berat itu membuat Chen Yi perlahan mengangkat wajahnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro