Epilog
Pernah mendengar jangkrik bersahut-sahutan? Bernyanyi dengan nyaring dan lantang tanpa takut apalagi khawatir akan dihujat oleh siapa pun yang mendengar. Lalu, adanya keberadaan nyanyian serangga ini menandakan apa?
Benar, musim panas tiba. Pun langit akan sangat bersih menyambut liburan yang datang. Oleh karenanya, tak heran banyak orang-orang akan menghabiskan waktu bersama keluarga di luar alih-alih berdiam diri dalam rumah. Berpiknik, salah satu pilihannya.
Cukup dengan adanya hamparan kehijauan ditemani rindangnya pepohonan saja, tempat itu akan ramai dikerumuni orang-orang. Menggelar alas, menyiapkan bekal makanan dan sebagiannya lagi sibuk bermain dengan anak-anak biar kata suhu udara terbilang sangatlah panas. Namun, senyuman dan tawa sukacita mengalahkan semua rasa sakit sengatan sang surya.
"Yun Bei!" seru seseorang, tak lain ialah Jia Hou. "Lempar bolanya kemari!" serunya lagi dalam lambaian tangan antusias.
Pun Yun Bei mengakhiri acara memerhatikan sang surya dari sela-sela jari tangannya yang bagai malu-malu bersembunyi di antara ranting dedaunan pohon rindang, membangunkan diri dari sesi berbaringnya.
"Niang! Lempar padaku!"
Tersenyum menanggapi, pandangan akhirnya Yun Bei arahkan pada bola karet biru yang entah sejak kapan setia bertengger atau menyentuh pahanya. "Kemarilah! Berhenti bermain dan istirahatlah dulu!" serunya, masih saja tersenyum mendapati Jia Hou dengan bocah laki-laki berusia sekitar 6 tahun mendekatinya. Seorang anak yang tampan, serupa dengan Jia Hou.
Kedua pria itu pula yang tanpa sadar mengubah senyum Yun Bei menjadi tawa. Bagaimana tidak? Jika harus menyaksikan putranya berlari mengekori sang suami, bagai berlomba siapa duluan yang akan mencapai garis akhir yang nyatanya garis tersebut adalah Yun Bei itu sendiri.
"Hou Han, kemarilah. Niang hapus keringatmu." Mengambil handuk, mengelap lembut wajah putra ciliknya ini. "Bagaimana, serukah bermain bersama Die?"
"Hmmm, sa ... ngat menyenangkan, Niang."
"Jangan hanya memerhatikannya, aku juga ingin diperhatikan olehmu," protes Jia Hou yang serta merta berjongkok di hadapan Yun Bei, merebut tempat Hou Han yang kini mendorong paksa ayahnya untuk menyingkir.
"Baiklah! Baiklah! Berhenti bertengkar. Bagaimana jika Niang membelikan es krim?" tawar Yun Bei pada Hou Han sambil menghapus keringat di wajah Jia Hou.
"Baik!!!" seru Hou Han antusias, berlari-lari kecil mengelilingi Yun Bei. "Aku ingin rasa cokelat," lanjutnya.
Pun Jia Hou menangkap dan memeluk putra aktifnya ini, entah karena gemas atau tak tahan melihat putranya itu mengambil penuh perhatian sang istri. Entahlah, tapi apa pun alasan Jia Hou, pemilik Nightshade Florist ini berakhir menggelitiki Hou Han yang berakhir pula bermain kuda-kudaan. Tanpa lupa, Jia Hou memandang kepergian Yun Bei dengan penuh senyuman. Namun, kenapa senyuman bahagia itu mulai luntur kini? Terganti dengan keterkejutan, tidak menyangka akan apa yang dilihat.
Apa mungkin Feng Mei Lin? Karena permainan kuda-kudaan yang baru saja dimulai sontak terhenti, pun Hou Han terdiam serius memerhatikan sang ayah. Tangan yang masih kecil itu serta merta pula meraih, menggandeng atau barangkali tergandeng oleh Jia Hou.
Seiring dengan bergeraknya awan tipis, waktu juga ikut bergerak. Terasa lama, tapi nyatanya hanya beberapa menit saja yang hilang. Yun Bei, kembali dengan dua es krim cokelat di kiri dan kanan tangannya.
Namun, langkah terhenti begitu saja pun mata terpaku. Tak menyangka akan kembali bertemu dengan seseorang yang telah lama menghilang, pergi. Sosok yang mengenalkan Yun Bei pada Jia Hou melalui suatu insiden kurang menyenangkan. Pun senyuman akhirnya Yun Bei kembangkan, sementara Jia Hou melambaikan tangan tak terkecuali pula pria dewasa satunya yang duduk di sebelah Hou Han. Pria yang tak lain adalah mantan kekasih Yun Bei, Yu Zi Han.
Kurasa cupid benar-benar telah bekerja keras dalam menyatukan kami lewat Zi Han. Berkatnya, aku bisa bertemu, dekat dan memiliki kehidupan indah bersama Jia Hou. Hanya saja ... aku harap Zi Han tak akan berebut pasangan denganku setelah ini. Bagaimana menurut kalian? Akankah cupid kembali bermain-main dengan panah cintanya?
Berakhirlah Yun Bei bergabung dengan lainnya yang sontak bersenda gurau penuh tawa, tak kalah nyaringnya dari nyanyian jangkrik musim panas di Kota Kunyang ini. Suara tawa yang berhasil membuat sang surya tersenyum lebih ceria lagi di atas sana dengan memanggil pelangi untuk mengelilinginya.
The End
Kebenaran sukar tuk diterima, tapi bukan berarti harus dijauhi. Karena begitu sukar menerima kebenaran, kebohonganlah yang selalu hadir.
---Bittersweet Blossom---
Sampai juga dipenghujung cerita, waktunya mengucapkan perpisahan dengan para karakter😢
Kuharap kalian yang telah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir, bisa terhibur😄 juga terima kasih banyak atas setiap komen,vote n dukungan yang kalian berikan😘 sungguh, sangat dan sangat terima kasih❤❤❤
Mari berjumpa lagi di new story aku yaa😘😘
Perlu kalian ketahui juga, nama putranya Yun Bei dan Jia Hou, Hou Han. Itu didapat dari Jia Hou n Zi Han😆😆 (kan Zi Han yang paling berjasa, tanpa Zi Han mungkin Yun Bei ga akan kenal Jia Hou, malahan Yun Bei bisa-bisanya jadi istri Ren Cheng lagi😂😂)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro