Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 20

"Yun Bei, kau benar siap?" tanya salah satu pegawai.

"Buka pintunya, sekarang!" teriak Yun Bei penuh tekad dan keyakinan.

Tanpa menunggu lagi, karena pegawai pun tentunya berharap keributan ini bisa teratasi sesegera mungkin, dan kini, selain Yun Bei siapa lagi memang yang ingin melompatkan diri di kerumunan beringas itu? Jika ada, tidak mungkin selama seminggu ini keributan masih saja terjadi, bukan? Maka, begitu Yun Bei keluar, dirinya pun menutup kembali pintu dengan tubuh kurusnya menghadang dorongan kuat para wanita.

"BERHENTI!!!"

"Kau siapa?! Kenapa keluar dari sana?"

"Benar, bagaimana caranya kau masuk ke sana?" sergah wanita lainnya, tak lebih baik beringasnya dari si penanya satu tadi.

"Bukankah dia wanita malam itu? Wanita yang dilindungi Jia Hou?"

"Benarkah? Benarkah wanita ini?"

"Benar! Aku yakin sekali itu dia orangnya!"

"Benar! Itu aku orangnya! Li Yun Bei!" sela Yun Bei, telinga memerah. Mungkinkah marah? Atau karena tak tahan mendengar segala bentuk ocehan hingga telinganya memanas?

"Li Yun Bei? Putri Ketua Hakim?" sela wanita lainnya.

"Benar sekali! Jadi berhenti bertanya lagi." Yun Bei membenarkan, memerhatikan seluruh wanita penggemar seolah dirinya sedang menerima wawancara saja. Parahnya lagi, mungkin saja bagi orang-orang yang berlalu-lalang terutama bukan asal Kunyang akan mengira bahwa dirinya seorang aktris bermasalah.

"Apa hubunganmu dengan Jia Hou? Katakan?!"

"Pertama, aku bukan penggemarnya. Kedua, aku tidak dalam hubungan pribadi apa pun dengannya. Ketiga, Jia Hou adalah atasanku dan aku adalah asisten alias bawahannya."

"Bohong! Kau pasti bohong!" teriak satu orang yang pastinya memancing lainnya untuk ikutan juga. Bukankah memang seperti itu cara kerjanya?

"Nona-Nona sekalian, kalian jelas tahu betul idola kalian orang yang bagaimana. Jika aku penggemarnya, akankah aku punya kesempatan masuk ke sana?" Yun Bei menunjuk ke arah toko yang tertutup.

"Lalu kenapa harus kau? Kenapa tidak laki-laki saja?"

"Karena hanya wanita yang akan mengerti hati wanita, bukan?" Yun Bei tersenyum, dirinya bahkan tidak tahu bagaimana bisa ide ini melintas begitu saja di kepalanya. Pintar, memang pintar. "Begini saja, aku akan menjadi perantara kalian dalam menyampaikan surat-surat cinta kalian, bagaimana? Aku jamin, surat itu akan sampai pada idola kalian, Jia Hou."

"Benarkah? Benarkah yang kau katakan?" tanya bersamaan semua wanita dengan antusiasnya. Jelas saja mereka suka, penggemar mana yang akan menolak jika ditawari hal beginian? Jika ada, maka orang itu jelas penggemar bohongan.

"Tentu saja benar! Tidak mungkin aku berbohong pada kalian. Ingat! Hanya surat cinta, bukan hadiah dalam bentuk barang atau apa pun!" tekan Yun Bei, jika tidak ditekankan sudah dipastikan para penggemar akan menyelipkan hadiah juga, bukan? "Mulai besok, aku akan menempatkan kotak khusus surat dalam toko. Jadi ... kumohon pada kalian, jangan lagi membuat keributan di sini dan mengganggu bisnis idola kalian. Apa kalian ingin melihat bisnisnya hancur dan berjalan tidak baik?"

"Tentu saja tidak! Tentu kami ingin yang terbaik untuk Jia Hou Gege."

"Baiklah, itu berarti kesalahpahaman antara kita semua sudah selesai, bukan? Kalian bisa bubar dan datang lagi dengan surat besok. Jangan lupa! Membeli bunga-bunga juga promosikan Nightshade Florist kepada seluruh orang-orang yang kalian kenal. Aku yakin, idola kalian akan sangat suka. Siapa yang tahu jika nanti dia akan berbaik hati dengan mengadakan sesi tanda tangan secara langsung pada kalian!" ucap Yun Bei dengan histerisnya, seolah dirinya bagian dari penggemar. Padahal, dirinya sudah memperhitungkan berapa banyak penjualan yang akan diterima nanti.

"Baiklah! Baiklah! Kami pasti akan melakukannya!"

"Yun Bei, kau memang yang terbaik! Terbaik dari terbaik!"

Semuanya pun tertawa bahagia, tak satu pun yang menyadari bahwa Yun Bei sedang berakting, benar-benar alami atau mereka semua sudah terlalu dibahagiakan oleh rencana Yun Bei. Entahlah, yang pasti hal itu membuat semua pegawai dalam toko yang melihat, ikut tertawa.

"Yun Bei, idemu sungguh luar biasa! Mulai sekarang, pendapatan toko kita pasti akan berkali-kali lipat dari sebelumnya," puji salah satu pegawai dengan senyum lebarnya. Tak lupa juga memberikan dua acungan jempol dan tepuk tangan meriah. Apa mungkin ini semacam pesta penyambutannya? Apa pun itu, masalah utama telah diselesaikan.

"Terima kasih semuanya, mari kita bekerja dengan baik mulai sekarang. Juga! Siapkan kotak khusus menampung surat-surat buat besok," ujar Yun Bei.

"Kau benar akan menyerahkan surat-surat pada Direktur Feng?"

"EHEM!"

Sontak semua pasang mata mengarah ke arah suara, tepatnya sosok yang kini berdiri dengan kedua tangan terlipat di dada. Netra memandang lurus Yun Bei dengan dingin, bagai hanya Yun Bei seorang di sana dan memang Yun Bei-lah sasarannya. Tak heran, Yun Bei tak berani memandang, menunduk dengan mengatup rapat mulutnya.

"Kau! kemari dan ikut aku!"

Berakhirlah, di sini, dalam ruang kerja Jia Hou, berdiri di hadapannya yang masih menatap lekat dengan laser dingin. Jari sesekali mengetuk-ngetuk meja, seolah suara palu pada meja hijau.

Kenapa diam saja? Bicaralah, jangan membuat diriku semakin terintimidasi seperti ini.

Namun, bukan suara ucapan yang keluar, malahan ledakan tawa memenuhi ruangan. Terkesiap, serta merta Yun Bei mengalihkan pandangan pada Ming Hai, menatap dengan tidak suka seolah akan menelan hidup-hidup. Akan tetapi, tak berhasil mendiamkan Ming Hai yang masih saja tertawa puas.

"Kau ...! Beraninya kau mengatakan hal seperti itu tanpa kompromi denganku dulu."

"Jia Hou, kurasa idenya tidak terlalu buruk. Kau harusnya memuji bukan memarahinya," sela Ming Hai, berusaha menghentikan tawanya.

"Kau sendiri yang mengatakan aku bisa menggunakan cara apa pun tanpa merusak reputasi. Jadi, kau tidak bisa marah padaku. Bukankah, caraku ini bisa meningkatkan penjualan?" ujar Yun Bei, suara semakin mengecil setelah memandang Jia Hou.

"Benar! Yun Bei, kau memang berbakat!" Ming Hai mengacungkan dua jempol tangannya.

"Jadi ... apa yang akan kau lakukan dengan surat-surat itu?" tanya Jia Hou yang jelas saja menahan emosinya.

"Tentu aku akan membacanya, memberitahumu jika kau sedang bosan. Bukankah itu ide yang baik?" ujar Yun Bei tertawa, tawa yang lebih diarahkan untuk dirinya sendiri.

"Kau pikir sedang bermain-main di sini? Kau punya waktu untuk hal konyol itu?"

"Ideku memang terlihat main-main, tapi itu akan sangat membantu penjualanmu nanti. Lagian, aku juga tidak terlalu sibuk. Jadi, aku bisa mengurus hal-hal ini tanpa mengganggumu. Kau tenang saja."

Jia Hou segera bangun dari duduknya, mengambil beberapa buku dari rak yang terpajang pada sudut ruangan. Sementara Ming Hai hanya tersenyum, tampak tahu apa yang akan dilakukan Jia Hou.

"Mulai sekarang, pelajari dan hafal semua yang tertulis dalam buku-buku ini." Menempatkan tumpukan buku tebal di meja kerjanya. "Bukalah."

Mencoba membuka, tentu dengan raut waspada. Perlahan, raut wajah Yun Bei berubah menjadi frustrasi dengan tangan yang semakin cepat membuka tiap lembar buku yang tak ada habisnya.

"Kau tidak serius, bukan?"

"Sebagai asisten seorang florist, tentu kau harus tahu jenis dan nama-nama bunga. Termasuk, artinya."

"Lalu ... untuk apa buku yang penuh warna ini? Kau ingin mengetes aku buta warna atau tidak?"

"Tentu kau juga harus bisa membedakan warna dan nama-nama warna. Ini adalah hal dasar yang harus kau kuasai. Selain itu, cobalah untuk mengubah gaya pakaianmu. Gunakan gaun jangan cheongsam, juga ... bisakah jangan mengepang kedua rambutmu lagi?"

"Kau!"

"HA HA HA HA HA HA!!!" Tak kuasa menahan, Ming Hai memilih keluar saja meninggalkan keduanya. Namun, suara tawanya masih terdengar jelas.

"Kau adalah asistenku, akan banyak bertemu dengan orang-orang penting di luar sana. Jadi, cobalah menyamakan gayamu denganku. Tempatmu bekerja sekarang tidaklah sama dengan Weiyin Cosmetic yang masih memelihara unsur tradisional. Jangan samakan dan mulailah beradaptasi dengan lingkungan kerja baru."

Terusik memang akan perkataan itu, apalagi cara penyampaian Jia Hou sama sekali tidak memerhatikan bagaimana perasaan yang mendengar, tapi Yun Bei tak bisa menentang karena apa yang dikatakan atasannya ini benar adanya.

"Baik, aku tahu."

"Keluarlah, aku sibuk."

Berlalu pergi dengan memeluk buku-buku tebal, desahan kecil pun terdengar. Sementara Jia Hou kembali sibuk dengan pekerjaan, memeriksa dan menandatangani dokumen dengan senyum sedikit tersungging di wajahnya.

"Bisakah kau berhenti tertawa?"

"Maaf, maaf, aku sungguh tidak bermaksud," jawab Ming Hai, masih berusaha menahan tawanya.

"Tapi ... apa benar seburuk itu penampilanku?"

"HA HA HA HA HA HA!!!"

"Ming Hai!"

"Cantik! Benar cantik, tapi akan lebih baik jika mengikuti perkataan Jia Hou. Dia benar, tempat kerjamu sekarang bukanlah tempat kerja lamamu dulu," ucap Ming Hai serius kali ini.

"Semangatlah!" Ming Hai melihat buku-buku yang tertumpuk di meja kerja Yun Bei. Sedangkan yang diberikan semangat hanya menanggapi dengan desahan kuat nan panjang, duduk lalu membuka satu buku dan mulai membaca.

Setelah kejadian inilah, Yun Bei memfokuskan diri dalam menghafal apa pun yang tertera dalam buku. Kadang, Jia Hou akan mengadakan kuis dadakan tiap kali Yun Bei mengantarkan dokumen ke ruangannya. Kadang juga, Yun Bei meminta bantuan pegawai yang menjaga bunga untuk mengetesnya.

Tentu tidak mudah, tapi bukan Yun Bei namanya jika menyerah begitu saja. Belum lagi, kesibukannya akan ide yang diberikan kepada para penggemar, menjadikan dirinya semakin sibuk akan surat-surat.

Namun, dirinya dengan senang membaca setiap kata yang tertera dan bahkan akan membuat pesan balasan yang siap diserahkan pada hari yang telah ditentukan sebelumnya lengkap dengan sekuntum bunga yang disesuaikan dengan isi pesan.

Hal ini pastinya semakin menambah minat para penggemar dan pembeli sebagai metode untuk berkomunikasi dengan Jia Hou. Namun, jika dilihat dari segi bisnis hal ini bisa dikatakan bentuk promosi unik yang hanya bisa dilakukan oleh toko bunga, lebih tepatnya hanya Yun Bei seorang yang bisa terpikirkan ide ini.

"Luar biasa, bukan?"

Ming Hai tersenyum penuh kekaguman, meskipun Jia Hou tak mengatakan apa-apa, jelas bahwa Jia Hou juga puas akan hasil laporan penjualan dalam satu bulan ini.

"Di mana dia?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro