Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 13

PLAK!

BUKK! BUK!

BRAAKK!!!

"Hentikan! Kau bisa membunuh putramu!"

"Putra?! Apa brengsek ini pantas dipanggil putraku?!"

Barang berserakan, pecahan kaca di mana-mana, aura ruangan terlingkupi dan terselimuti akan emosi yang meletup-letup. Makian Paman Yu tiada henti, suara tangisan dan mohonan Bibi Yu untuk menghentikan pun mengikuti seirama dengan makian sang suami.

Setetes demi setetes, darah luruh dari sudut bibir pecah Zi Han yang kini berlutut di hadapan sang ayah dengan wajah memar, lebih tepatnya babak belur.

"Mau jadi apa kau?! HAA?!" bentak Paman Yu. "Hubunganmu berakhir dengan Yun Bei, aku bisa toleran dan menahannya! TAPI ...! Sekarang kau beraninya ingin keluar dari kepolisian! Lalu hidup seperti apa yang kau inginkan?! Mau sejauh mana lagi kau ingin mempermalukan keluarga ini?! HA?!"

"Die, aku hanya ingin hidup sesuai dengan apa yang kuinginkan," ucap Zi Han gemetar, menahan sakit ataupun tangisnya.

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan?! Kau bahkan memiliki sikap tak normal dengan menyukai sesama jenis! Lantas hidup seperti apa yang kau inginkan?! Kau adalah cacat dalam hidupku, sungguh cacat!"

PLAKKK!

"Anak tak berguna!"

BUKK!

BRUKK!

"Hentikan! Apa kau sudah kehilangan kewarasan?!" teriak Bibi Yu dalam tangisnya, menghampiri Zi Han yang berusaha bangun dari tendangan Paman Yu tadi.

"Kau masih membelanya setelah sikapnya seperti ini! Lihat baik-baik, bagaimana anak ini menghancurkan hidupnya sendiri!" Paman Yu berkecak pinggang, memandang anak dan istrinya yang bersujud, berpelukan. "Ini karenamu yang tidak mendidik dirinya tegas!" Menunjuk-nunjuk kasar istrinya.

"Baik, ini salahku ... salahku karena membiarkanmu mendidiknya dengan keras. Sekarang, waktunya bagi Zi Han menjalani hidupnya sendiri. Bukan demi hidupmu yang menjunjung kehormatan dan kekuasaan!"

"Kau! Apa kau sadar apa yang kau katakan barusan?"

"Selama kuhidup, ini adalah hal yang sangat kusadari dan tepat kulakukan untuk putraku. Aku sangat menyesalinya selama ini, tidak membiarkan dirinya hidup bebas ... hiks ...! Dan kenapa tidak membiarkan dia hidup sesuai dengan kemauannya saja."

"Niang! Hentikan, berhentilah membelaku."

"Baik! Mulai sekarang terserah kalian mau seperti apa! Jika perlu hancurkan saja keluarga ini!" Pergi, sang ayah meninggalkan rumah begitu saja.

"Niang, maafkan aku."

"Kau pantas menjalani hari yang kau inginkan mulai sekarang. Niang akan mendukungmu."

Tak kuasa lagi menahan tangis, Zi Han menghambur dalam pelukan hangat ibunya. Menangis sejadi mungkin, meluapkan segala yang dirasakan, entah karena luka fisik atau luka hatinya yang kini mulai bertaburan perihnya obat.

Sementara di sisi lain, hal tampak akan berjalan sama seperti kekacauan yang dialami Zi Han. Tepatnya, toko Weiyin Cosmetic yang kini dihadiri musuh bebuyutan Yun Bei. Tak hanya satu, melainkan tiga musuh sekaligus.

"Karena kalian sudah melihat diriku baik-baik saja, maka kalian bisa pergi sekarang dan tidak membuat keributan di sini." Yun Bei melirik ke arah pelanggan lainnya, risih akan pandangan orang-orang.

"Bagaimana bisa kami pergi begitu saja? Sangat jarang kami bisa mengunjungi tempat kau bekerja. Bagaimana, jika kami membantumu menjual produk?" ujar Wu Shan.

"Kalian adalah pelanggan, bagaimana bisa aku memperlakukan kalian seperti itu? Lebih baik kalian ...."

"Yun Bei, tidak perlu begitu sungkan. Kami tahu kau sedang mengalami hal buruk setelah putus dengan Zi Han. Bahkan, aku juga merasa sedih mendengar kabar itu apalagi dirimu," potong Lai Rong sambil menghapus sudut terdalam matanya yang tak berair dengan jari tangannya.

"Lai Rong, kenapa kau mengungkit hal itu? Bagaimana jika Yun Bei kembali sedih?" tambah Lan Mei, menutup mulut dan hidungnya dengan sapu tangan. Tampak sedih, tapi pandangan yang diarahkan pada Yun Bei dipenuhi senyuman mengejek.

"Kenapa kalian bersikap sedih seperti ini? Kita datang untuk menghibur Yun Bei, bukan untuk membuatnya tambah sedih," ujar Wu Shan sedikit mengeluarkan isak tangis, pastinya buatan.

"Ejeklah sepuas kalian, setelahnya pergi. Tidak perlu bagiku mengantar kalian, pintu toko ini selalu terbuka lebar untuk mengeluarkan kalian."

"Yun Bei, kita teman satu sekolah. Kesedihanmu juga kesedihan kami, bagaimana jika ... jika kami membantumu dalam penjualan seperti yang Wu Shan katakan tadi? Kau bersediakan?" tanya Lan Mei.

Netra terpejam, Yun Bei tidak sanggup lagi melihat sikap ketiga orang di hadapannya, menahan-nahan emosi dengan mengepal kedua tangannya. Mengingat ini tempat kerja dan dirinya adalah pegawai saat ini.

Sedangkan Lan Mei, malah menggerakkan kedua tungkainya mendekati meja kaca, mengambil satu botol perona pipi.

"Ahhh!" Terlepas begitu saja, botol perona pipi pun berakhir menghantam lantai.

"Lan Mei! Kau baik-baik saja?" tanya Lai Rong dan Wu Shan bersamaan, menghampiri Lan Mei setelahnya. Namun ....

"AAHHH ... AAHHHH!!!"

BRUKKK!

BRAAKKK!!!

Sontak, netra terpejam Yun Bei terbuka akan suara keributan, serta merta berbalik dan terbelalak dengan apa yang disaksikan, bahkan kedua tangan menangkup mulut. Pasalnya, dua meja kaca yang berisi produk perona pipi tumbang, hancur berkeping-keping menjadi produk gagal yang terbuang sia-sia.

Tidak bisa kutahan lagi!

"Yun Bei, maaf. Kami benar-benar tidak sengaja. Salahkan aku, karena aku tidak berhati-hati dan menjatuhkan botol perona pipi, tapi tak kusangka Wu Shan akan tersandung setelahnya, lalu ... lalu ...."

"Lan Mei, ini salahku karena tidak hati-hati dengan langkahku. Jangan menyalahkan dirimu, lihatlah kakimu juga terluka," ujar Wu Shan.

"Kalian ... sudah cukupkah main-mainnya?!" bentak Yun Bei, menarik pasang mata semua orang ke arahnya.

"Yun Bei, jangan marah ... aku tahu hatimu sedang bermasalah karena baru saja putus dari Zi Han, tapi tetap saja tidak seharusnya kau melampiaskannya pada kami," ujar Lai Rong yang terisak. Namun, siapa yang tahu isakannya itu sungguh-sungguh isakan atau bukan. Memang terlihat nyata, tapi jangan lupa bahwa dirinya juga seorang aktris.

"Ada apa ini?!" seru seseorang, tak lain adalah Xu Wei yang melangkah masuk ke lokasi kejadian.

"Manajer Xu, mereka yang menghancurkannya dengan sengaja untuk mempersulit diriku," jawab Yun Bei cepat.

"Bagaimana bisa kau menuduh kami seperti itu? Kami datang dengan maksud baik untuk menghiburmu," ujar Lan Mei menangis, tentu tanpa air mata.

"Benar, tega sekali kau menuduh kami seperti itu Yun Bei. Lihatlah kaki Lan Mei, terluka seperti ini. Bagi kami yang berprofesi sebagai aktris, tentu tidak boleh membiarkan tubuh kami terluka. Jadi, tidak mungkin kami sengaja hanya untuk menyulitkanmu," tambah Wu Shan.

"Wahhh ...! Kurasa tahun ini akan sangat sulit menentukan siapa aktris terbaik dari kalian bertiga."

"Yun Bei, kenapa masih menuduh kami seperti itu? Apa masalah putusnya Zi Han benar-benar membuatmu kehilangan akal?" ujar Lan Mei masih terisak.

Yun Bei mengatup rapat gerahamnya, mata berkaca-kaca dengan kedua tangan terkepal erat sebelum akhirnya mendesah, menatap ketiga biang onar dengan pandangan tajam.

"Yun Bei, perhatikan sikapmu pada pelanggan kita," tekan Xu Wei.

"Manajer Xu, apa kau tahu alasan kenapa mereka tidak pernah menggunakan produk kita ...? Itu karena aku bekerja di sini, mereka jugalah biang yang membuat nama produk Weiyin dulu tercemar. Semua hanya untuk menyulitkanku, sayangnya ... mereka tidak berhasil mendapatkan apa yang mereka mau ....

"... Untuk orang seperti mereka, bagaimana mungkin bersedia menghiburku? Yang mereka mau hanyalah menambah garam di atas lukaku," ungkap Yun Bei.

"Begitukah kau selama ini melihat kami?" tanya Lan Mei menitikkan air mata, air mata yang tampaknya sulit sekali dikeluarkan akan kesedihan yang telah berlangsung sedari tadi.

Pelanggan lainnya yang menyaksikan tampak memandang Yun Bei dengan tidak suka, saling berbisik-bisik yang sontak membuat Lai Rong dan Wu Shan tersenyum menang, memandang Yun Bei yang semakin geram.

"Ini adalah toko Weiyin, bukan tempat bagi kalian untuk membuat keributan," tekan Xu Wei.

"Kami akan melupakannya dan pergi dengan tenang, tapi kami tak bisa menerima tuduhan Yun Bei pada kami begitu saja. Apalagi kami adalah aktris, bagaimana orang-orang akan menilai kami setelah keributan ini berakhir? Tentu, hal ini tidak baik untuk nama kami," ujar Lai Rong, wajah boleh sedih, tapi netra berbanding terbalik, penuh kemenangan.

Orang-orang pun mulai menunjuk-nunjuk tidak suka pada Yun Bei, tuduhan demi tuduhan menjadikannya bahan tontonan yang tak bisa berkata apa-apa dalam situasi yang menyudutkannya.

"Jadi, apa yang kalian inginkan agar masalah ini terselesaikan dengan baik?" tanya Xu Wei.

"Tentu saja mereka ingin aku meminta maaf," sela Yun Bei dengan menahan gemetar suaranya.

"Bukankah sudah sepatutnya begitu? Kau bahkan harus meminta maaf sambil bersujud pada Lan Mei. Dirinya terluka, tapi kau masih saja menuduh yang tidak-tidak. Apa kau pikir, sepenting itu dirimu hingga kami rela membuat diri kami sendiri terluka?" ujar Wu Shan.

"Barusan ... apa yang kau katakan? Meminta maaf? Pada kalian? Sambil bersujud padanya?" Yun Bei melempar pandang geram pada Lan Mei.

"Apa kalian akan melupakannya jika Yun Bei melakukannya?"

"Manajer Xu!" teriak Yun Bei tak terima.

"Kau adalah pegawai dan karyawanku, dan mereka adalah pelanggan! Kau tahu betul betapa pentingnya hal itu."

"Baik, baik ...!" Yun Bei melepaskan pin nama yang terpasang di dada kirinya, menjatuhkan dan menginjak pin tersebut hingga patah.

"Mulai hari ini, aku bukan lagi pegawai atau karyawan Weiyin Cosmetic. Aku hanyalah Li Yun Bei, putri dari Ketua Hakim, Li Yan Xian ... dan aku tidak akan pernah minta maaf pada orang yang tak sepatutnya menerima, apalagi bersujud," tekan Yun Bei.

Tungkai pun membawanya melangkah mendekat, pandangan lekat pun ditujukan pada ketiga musuhnya. Tak lagi peduli akan pandangan orang-orang padanya akan seperti apa. Baginya, dia tak salah, karena itu adalah kenyataannya. Lantas kenapa harus terlihat begitu menyedihkan? Tidak seperti dirinya saja.

Kepingan-kepingan kaca yang terinjak pun semakin menambah ketegangan di antara keempatnya. Tampak, Yun Bei berhenti sesaat, mengambil pecahan kaca dan melemparnya kemudian pada kaki Lan Mei.

"AHHH ...! Yun Bei! Beraninya kau?!"

"Kau baik-baik saja? Ha?" tanya Lai Rong panik, melihat luka goresan baru pada kaki Lan Mei.

"Yun Bei! Kau benar-benar jalang!" teriak Wu Shan.

"Yun Bei!" teriak Xu Wei menambahkan.

"Aku hanya melengkapi bagian permainan yang kalian buat, itu saja. Tidak perlu marah begitu, ini hanya luka kecil. Bukankah kalian bisa menggunakan banyak cara jika itu berbekas? Sama seperti wajah kalian yang penuh dengan ketidakalamian," kekeh Yun Bei.

"KAU!" geram Lan Mei.

"Manajer Xu, aahhh ... tidak, aku harusnya memanggilmu Xu Wei sekarang, bukan?" ucap Yun Bei santai. "Maaf sudah membuat keributan di sini, aku akan mengganti rugi semuanya. Ambil saja dari gajiku bulan ini, jika tidak cukup, tagih saja sisanya ke rumahku."

Yun Bei segera keluar, tak lagi tahan berada dalam ruangan yang menyesakkan dengan langkah yakin. Begitu kakinya hendak melewati pintu, sosok Ren Cheng yang hendak masuk pun muncul. Namun, Yun Bei berlalu begitu saja seolah tak melihat sama sekali keberadaannya.

"Yun Bei!" panggil Ren Cheng, tapi yang dipanggil tetap tak mengindahkan. Terus saja melangkah pergi.

Ada apa dengannya? Kenapa terlihat sangat suram?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro