Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 12

"Paman dan Bibi Yu, apa mereka tahu mengenaimu? Mengenai ...." Yun Bei malah menggigit kecil bibirnya yang dibiarkan terkatup, tak lagi ingin atau ada niatan untuk melanjutkan. Kedua tangan yang diletakkan di meja serta merta diturunkan, ditempatkan di atas pahanya.

"Kau tidak perlu merasa tidak enak begitu. Benar! Aku seorang gay," potong Zi Han, tidak ada pandangan malu atau apa pun muncul dari binar netra yang memandang lurus Yun Bei. "Tentu, kedua orang tuaku tahu. Karena itu, aku minta maaf ... selain dirimu, keluargaku juga membohongi keluargamu."

"Kenapa kau bersikap lembut seperti ini? Membuatku tidak bisa melampiaskan kekesalanku sekarang." Menyesap pelan kopi, mengisi mulutnya sebagai ganti akan ucapan yang tak mampu diucapnya lagi. Lagian, Zi Han menjadi seperti itu pun bukan atas kehendak atau keinginannya. Sama seperti, seseorang tak bisa memilih akan terlahir sebagai pria atau wanita.

"Kau wanita baik, harusnya aku memberi tahu sejak awal."

"Baiklah, mari pikirkan bagaimana caranya kita mengakhiri hubungan kita tanpa membuat masalah."

"Jika aku memberi tahu kedua orang tuaku, tentu mereka tak akan setuju, tapi lain halnya jika Paman Li yang duluan mengusulkan."

"Kau benar, tapi bagaimana denganmu? Kau akan baik-baik saja setelahnya?"

"Aku akan mengurus sisanya, kau tidak perlu khawatir dan lanjutkan hidupmu dengan sebaiknya," ujar Zi Han, tersenyum. Meskipun nyatanya, Zi Han sendiri tak tahu harus bagaimana menghadapi kedua orang tuanya, terutama sang ayah.

"Zi Han, maaf, dan ... terima kasih."

"Yang harusnya minta maaf dan berterima kasih adalah aku. Kau wanita luar biasa, pasti akan bertemu pria luar biasa juga. Akan kudoakan yang terbaik untukmu."

Bisa dilihat dan dirasakan, ucapan yang keluar dari mulut Zi Han kali ini taklah seperti biasanya yang hanya sekadar berucap. Ketulusan, kini benar-benar terasa lewat pandangannya. Mungkin, ini yang pertama kali bagi Yun Bei.

"Hmmm ... aku juga berharap kau bisa menjalani hidupmu sesuai dengan apa yang kau sukai." Menampilkan senyuman, menjadikan siapa pun yang melihat keduanya akan berpikir hubungan mereka sangatlah dekat. Berbeda dari saat lalu, saat masih ada rahasia di antara mereka.

Namun, tetap saja ketenangan tidak bisa sepenuhnya Yun Bei rasakan. Pemutusan hubungan, mungkin dampaknya tak begitu dirasakan olehnya. Mengingat, kedua orang tuanya selalu mengutamakan kebahagiaan putri mereka, jadi pasti akan menerima alasan apa pun yang Yun Bei akan sampaikan. Akan tetapi, lain ceritanya pada Zi Han.

Pikiran-pikiran itulah yang berkelebat tak berkesudahan, berdampak pada hilangnya fokus kerja. Begitu malam tiba, Yun Bei pula yang menjadi orang terakhir keluar dan mengunci toko.

Tit! Tit!

"Kebetulan sekali, masuklah!"

Tanpa menunggu atau menolak, Yun Bei melesat masuk, mengambil posisi yang nyaman tepat di sebelah kursi pengemudi sebelum akhirnya mobil membelah jalanan yang ramai.

"Kenapa kau diam sekali hari ini?" Yun Bei mencoba memecahkan keheningan.

"Aku hanya bertanya-tanya pada diriku, apa yang membuat dirimu terlihat tidak baik? Haruskah aku menanyakannya? Bagaimana jika kau marah setelahnya?"

"Kau harusnya sudah tahu jawabannya akan seperti apa dari reaksiku yang tidak baik ini."

"Jadi ... secantik itu wanitanya?"

"Aku tidak tahu pasti secantik apa dia. Yang pasti, selera Zi Han memang unik ... sampai aku tidak bisa berkata-kata."

"Setiap orang pasti memiliki selera masing-masing. Jadi, kau tidak perlu merasa buruk akan dirimu sendiri dan segera lakukan tindakan lanjutan," ucap Ren Cheng.

Andai kau tahu selingkuhannya bukanlah wanita, kira-kira masih bisakah kau mengatakan itu?

"Aku sudah bicara dengan Zi Han, dan kami sudah memutuskan akan bertindak seperti apa. Maaf, aku tidak bisa mengatakan apa pun padamu ... hal ini menyangkut dua keluarga jadi kurang tepat membicarakannya ....

"... Semua berkatmu bahwa aku mengetahui kenyataan ini. Meskipun pahit, tapi aku merasa lega di saat bersamaan ... sungguh terima kasih."

"Akan kuterima rasa terima kasihmu jika kau kembali ke dirimu yang dulu," ujar Ren Cheng, mengedipkan cepat sebelah matanya bersamaan dengan senyum berlesung pipinya.

***

Setiba di rumah, Yun Bei tampak ragu untuk masuk ke dalam. Melainkan, dirinya lebih memilih duduk di kursi taman, merenung yang kemudian tenggelam dalam dunia pikirannya sambil melihat bintang.

"Embun malam tidak baik untuk kesehatan!"

Suara itu jelas menarik Yun Bei ke dunia nyatanya, mengalihkan pandangan pada sosok yang meneriakinya yang tak lain adalah Dao Yang.

"Dari kemarin kau bertingkah aneh, bisa kau ceritakan padaku sekarang?" Dao Yang duduk berhadapan dengan Yun Bei.

"Ge ... itu ...."

"Rahasia apa yang kalian sembunyikan?!" seru seseorang yang tak mengejutkan Yun Bei sama sekali, menoleh sedikit saja tidak.

"Aku bahkan belum sempat mengatakan apa-apa berkatmu."

"Siapa suruh tidak mengajakku bersama kalian," ujar Zhen Xi mendekat, ikut bergabung dengan dua saudaranya. "Jadi ... bagaimana wanita pilihan Zi Han? Cantikkah?" tanyanya asal, terbilang ringan.

"Zhen Xi, lebih baik kita diam dan dengarkan saja," celetuk Dao Yang, menggeleng kecil pada adik laki-lakinya yang serta merta melipat rapat bibirnya.

"Benar, Zi Han berselingkuh dan ... dan ... orangnya sedikit unik. Bukan! Sangat unik." Terkekeh kaku, Yun Bei bahkan tak berani memandang kedua saudara laki-lakinya.

"Kau mengenalnya? Tahu dari keluarga mana?" tanya Dao Yang.

"Itu ... tentu aku tidak mengenalnya, tapi dia memang bisa dikatakan dari kelas atas."

"Keluarga kelas atas tidaklah banyak di Kunyang, lalu dari keluarga mana dia?" ujar Zhen Xi yang mengerutkan dahi, berpikir dengan melipat kedua tangannya di dada. "Juga, kenapa Zi Han sering datang ke toko bunga itu? Apa orang itu bekerja di sana?" tambah Zhen Xi yang semakin terbakar penasaran.

"Toko bunga itu tidak memiliki bawahan wanita, jadi bagaimana bisa dia bekerja di sana?" sela Dao Yang,

"Benar, orang itu bekerja di Nightshade Florist dan bukan hanya sekadar bawahan biasa."

"Jie, kau jangan bercanda. Bagaimana bisa wanita itu bekerja di sana, kau tahu sendiri tempat itu anti akan wanita. Lain halnya jika Zi Han menyukai sesama jenis, mungkin aku akan percaya orangnya bekerja di sana," ujar Zhen Xi asal sambil terkekeh, merasa sangat konyol.

Namun, Yun Bei justru menatap serius adiknya itu. Menjadikan Dao Yang yang melihat reaksinya, sontak meminta Zhen Xi diam.

"Benarkah ... Zi Han ...?"

Sontak pandangan Yun Bei alihkan pada Dao Yang, mengangguk yang berhasil membuat Dao Yang tak bisa berkata apa-apa lagi. Dirinya hanya bisa menyenderkan punggung pada kursi lalu mendesah.

"Apa yang kalian pikirkan? Jie? Ge?"

"Zi Han seorang penyuka sesama jenis, seperti perkataan asalmu tadi."

"APA?! Benarkah? Jie, kau sedang tidak membuat lelucon, bukan?"

"Dan kalian tahu siapa orangnya ...? Pemilik Nightshade Florist ... Feng Jia Hou," tekan Yun Bei.

"Kau yakin akan hal itu? Sudah kau pastikan?" Keterkejutan masih dirasakan, tapi Dao Yang ingin memastikan dengan yakin bahwa adik perempuannya ini taklah salah mengira.

"Kemarin saat memergoki, aku memang belum tahu siapa pria itu, tapi hari ini tiba-tiba aku ingat wajah Feng Jia Hou mirip dengan pria kemarin yang bersama Zi Han. Jadi ... tadi siang aku mampir ke tokonya dan akhirnya semua jelas. Bahkan, Zi Han mengakuinya sendiri padaku bahwa dia menyukai Jia Hou dan seorang gay."

"Paman dan Bibi Yu, apa mereka tahu mengenai Zi Han yang tak normal ini?" tanya Zhen Xi.

"Hmmm ... mereka tahu."

"WAHH! Jika Die tahu maka keluarga itu bersiaplah hancur."

"Jadi, aku dan Zi Han memutuskan untuk meminta Die membatalkan perjodohan kami. Ge, bisakah membantuku mengatakan pada Die? Tanpa harus memberi tahu kenyataan tentang Zi Han."

"Jie, kenapa kau masih peduli padanya? Dia saja tidak peduli padamu dan merahasiakan semuanya darimu selama 2 tahun."

"Tentu Zi Han punya kesulitannya sendiri. Entah apa yang akan Paman Yu lakukan padanya jika keluarga kita memutuskan perjodohan, tapi Zi Han mengatakan dia akan mengurus semuanya sendiri tanpa aku harus peduli ....

"... Karena itu, Ge. Jangan beritahu Die dan Niang mengenai kenyataan Zi Han. Kau juga Zhen Xi, jaga rahasia ini baik-baik atau berpura-puralah melupakan pembicaraan kita saat ini."

Zhen Xi masih tak habis pikir akan pikiran Yun Bei, sementara Dao Yang sendiri memilih diam merasakan angin malam yang membawa dingin, menambah suasana semakin dingin di bawah embun malam itu. Bahkan, suara kodok bersautan memanggil hujan. Hujan yang mewakili perasaan Yun Bei atau juga hujan yang berarti membersihkan segala permasalahan. Tanpa terasa seminggu telah berlalu, perjodohan antara Yun Bei dan Zi Han juga telah dibatalkan dengan cara baik-baik dan secara kekeluargaan. Namun, siapa yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro