Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1

Tahun 1940an, tepatnya Kota Kunyang yang berada di wilayah Jinning provinsi Yunnan, China.

Pada masa itu, terdapat tiga jenis bisnis yang sangat berkembang. Dua di antaranya memang sudah diwariskan sejak turun-temurun. Sedangkan yang satunya, dibangun dengan usaha serta darah dan keringat sekitar 8 tahun lamanya.

Bisnis pertama, sebutkan saja perhotelan, dikenal sebagai Zhilian Hotel. Memiliki cabang di kota-kota lainnya dalam provinsi Yunnan dan dikenal sebagai hotel terbaik yang pernah ada.

Bisnis kedua, bergerak di bidang kosmetik yang dikenal dengan Weiyin Cosmetic. Pewarna pipi yang terbuat dari bunga-bunga segar dan pilihan menjadi produk handalan mereka. Bahkan, dikenal sampai ke mancanegara.

Sementara yang ketiga, bisnis yang baru saja berhasil menyamai kesuksesan dengan kedua bisnis yang baru saja disebutkan. Bergerak di bidang bunga, tak lain adalah Florist yang dikenal dengan Nightshade Florist. Bisnis yang merambah ke berbagai bidang, mulai dari acara pesta, perayaan, set panggung bagi penyanyi hingga pembuatan set film atau drama dan lainnya. Tentu tak mencakup Kunyang saja, melainkan di kota-kota lainnya hingga Beijing dan Shanghai, Nightshade Florist akan siap melayani dengan desain dan kualitas terbaik.

Tiga bisnis inilah yang menjadi incaran orang-orang. Pasalnya bagi mereka yang bekerja di sana sudah dapat dipastikan kemakmuran hidupnya.

Ini pula yang dialami oleh Li Yun Bei, gadis berusia 18 tahun dari keluarga Biro Kehakiman terpandang. Sebagai putri satu-satunya dari 3 bersaudara, dirinya diberikan kebebasan untuk melakukan apa pun yang disukai. Pada akhirnya, Yun Bei memilih bekerja pada salah satu bisnis yang terkemuka dan berposisi sebagai Kepala Pemasaran setelah 2 tahun bekerja di Weiyin Cosmetic.

"Besok akan datang manajer baru, aku merasa prihatin dengan Yun Bei Guniang."

(Guniang dibaca Kuniang yang berarti Nona Muda^^)

"Benar, dia sudah bekerja dengan baik selama ini. Tidak ada waktu baginya bersantai dan selalu lembur."

"Tetap saja Weiyin ini bukanlah milik keluarganya, tidak mungkin baginya untuk memimpin meskipun latar belakang dirinya terpandang."

"Benar, benar ... kurasa kita hanya bisa menjadi pegawai biasa dalam toko ini tak peduli berapa lama dan berusahanya kita."

"Sudah bekerja di sini saja kita sudah harus bersyukur. Sudahlah, mari bekerja lagi."

Seiring dengan bubarnya ketiga wanita, kembali ke posisi awal mereka. Yun Bei hanya mendesah, melangkah mendekat dengan senyumnya. Bukan senyum palsu atau paksaan melainkan senyum ikhlas, karena dirinya sadar dan tahu betul bahwa Weiyin hanya akan mengangkat anggota keluarga saja untuk mengisi posisi atas.

"Yun Bei Guniang, kau sudah selesai makan siang?" tanya salah satu wanita, dirinya berdiri di dekat meja berlaci kaca yang berisi botol-botol putih kecil seukuran genggaman tangan orang dewasa.

"Hmmm ... mari bekerja lebih keras lagi, menjual semua produk yang ada dan mendapatkan bonus setelahnya."

"Siap!" seru ketiga wanita dengan semangatnya.

Seiring bergeraknya waktu, satu per satu pelanggan mulai berdatangan. Sibuk melihat-lihat dan bertanya-tanya dengan mengenakan pakaian cheongsam mewah dan aksesoris mahal menghiasi. Yun Bei selaku Kepala Pemasaran yang bertanggung jawab, tentu tidak kalah sibuknya dengan memberikan jawaban serta penjelasan bagi para pelanggannya. Bahkan, mengaplikasikan sendiri produk ke wajah mereka yang putih mulus layaknya porselen dengan senyum ramah dan hangatnya.

Ada satu hal yang menjadikan alasan Yun Bei mendapatkan posisi sekarang hanya dalam waktu 2 tahun. Bukan karena latar belakang, melainkan kemampuan dirinya yang mumpuni, salah satunya memikat hati para pelanggan. Bukankah itu yang lagi dilakukan Yun Bei saat ini?

Dirinya menganggap atau melihat pelanggan sebagai dirinya sendiri, karena sebagai wanita tentunya yang diinginkan adalah kecantikan, bukan? Dan Yun Bei memanfaatkan itu dengan sebaik mungkin, apalagi sebagai sesama wanita dirinya akan memahami betul apa yang wanita lain inginkan.

Oleh karenanya, jangan heran jika Yun Bei diberi julukan 'Anjing Gila Weiyin', begitu menggigit, mangsa sulit dilepaskan.

"Su Yao! Pergilah ke pabrik dan bawa pasokan perona pipi kemari," pinta Yun Bei.

"Baik!"

"Selama menunggu, bagaimana jika aku menunjukkan produk bedak pada kalian?" Senyum ramah Yun Bei tampilkan, para pelanggan pun mengiyakan.

Lokasi pabrik dan toko Weiyin tentunya tidaklah jauh. Hanya, lokasi pabrik mereka lebih terpencil. Jika harus bolak-balik, mungkin akan menghabiskan waktu sekitar 10-15 menit dengan menaiki rickshaw.

"Yun Bei!"

Seketika yang terpanggil mengalihkan pandangan, melihat sosok pria mengenakan seragam kepolisian melambaikan tangan. Tampak berusia sekitar awal 20an, tepatnya 22 tahun, berkaki jenjang bertubuh atletis juga berpenampilan rapi berwajah kalem yang bertolak belakang dengan seragam garangnya.

"Tunggu sebentar, aku akan kemari lagi," ujar Yun Bei pada para pelanggannya.

"Yi Tong! Kemarilah dan layani para pelanggan ini sebentar," pinta Yun Bei kepada salah satu pegawai toko, kemudian mendekati pria berseragam tersebut, menarik keluar dan segera melepaskan genggaman tangannya dari pergelangan tangan si pria.

"Zi Han, kenapa kemari?"

"Kita sudah lama tidak bertemu dan makan bersama. Die, memintaku untuk mengajakmu makan malam bersama. Apa kau bisa?"

(Die dibaca tie dlm bahasa indo yang artinya Ayah).

"Hmmm ... aku mengerti. Setelah pulang kerja aku akan ke rumahmu."

"Perlu aku jemput?"

"Tidak perlu, aku tahu kau juga sibuk," jawab Yun Bei.

"Baiklah, aku pergi dulu ... sampai jumpa nanti malam."

Yun Bei hanya mengangguk, sementara Zi Han mengulurkan satu tangannya. Tampak ragu untuk mengelus kepala Yun Bei yang berakhir hanya menepuk bahu sebagai gantinya lalu pergi dengan senyuman yang tampak palsu.

Namun, saat dirinya melewati toko Nightshade Florist di seberang jalan sana, senyuman hangat dan tulus menghiasi lengkap dengan netra yang berbinar-binar.

***

Malam mengambil alih, Yun Bei selaku orang terakhir dalam toko masih berkutat dengan berkas-berkas pada meja di ruang kerjanya. Memijat pelipis sebelum akhirnya pandangan terfokus pada bingkai foto yang terpampang, menampilkan sosok dirinya dan Zi Han duduk berdampingan, tersenyum dengan jari-jari dibiarkan menyentuh wajah Zi Han. Beranjak pergi kemudian, mematikan setiap lampu dan mengunci toko, berlalu pergi dengan kedua kakinya selama beberapa menit hingga menghentikan langkahnya.

Nightshade Florist, itulah yang diperhatikan netranya, menghampiri dan masuk ke dalam yang sontak dilayani oleh seorang pria. Dapat dikatakan, semua pegawai dalam toko ini adalah pria dan hal itu bukan lagi rahasia melainkan sudah umum diketahui.

Tidak tahu pasti apa alasan yang dimiliki oleh atasan mereka, atau mungkin saja ini salah satu strategi pemasaran mereka untuk menarik minat para wanita. Entahlah, biarkan itu menjadi rahasia bisnis mereka.

Sepeninggalnya Yun Bei, sebuket bunga menghiasi sebelah tangannya dengan kedua tungkai membawa dirinya mendekati jejeran rickshaw hingga berakhir di tempat tujuan.

Sebuah bangunan rumah mewah dengan gerbang hitam, begitu masuk akan disuguhkan dengan taman hijau dan jalan bebatuan setapak layaknya karpet merah. Tiba di teras yang telah disambut oleh tuan rumah.

Seorang pria berusia sekitar pertengahan 50an, mengenakan pakaian jubah labuh berwarna hitam, terbuat dari kain sutera dan brokat dengan corak keemasan juga perak menghiasi. Untuk bentuk bajunya sendiri longgar, memanjang ke bawah dengan bagian lengan panjang dan berkerah tinggi. Sementara, di sebelahnya terlihat wanita berusia sekitar awal 50an. Mengenakan pakaian cheongsam biru donker dengan corak keemasan berupa burung merak, lengkap dengan aksesoris mewah menghiasi setiap bagian tubuh dan rambutnya.

Saat itu, Zi Han menghampiri dengan setelan jas biru muda layaknya langit cerah siang hari dengan kemeja putih. Terlihat sangat cocok dengan tubuh atletisnya.

"Paman Yu, Bibi Yu, maaf jika aku sedikit terlambat," ujar Yun Bei.

"Selama kau datang, itu sudah cukup bagi kita," balas Paman Yu.

Yun Bei kemudian memberikan buket bunga pada Bibi Yu, masuk ke dalam rumah yang dipenuhi dengan perabot mewah berwarna keemasan di hampir setiap sudut rumah.

Keluarga Zi Han sendiri adalah keluarga yang berasal dari Biro Kepolisian. Tak heran bukan alasan kenapa Zi Han pun bekerja di bidang kepolisian juga?

Paman Yu sendiri adalah Ketua Kepolisian yang berteman baik dengan Ayah Yun Bei, berpangkat sebagai Ketua Biro Kehakiman. Maka tak heran pula, dua anak muda ini bisa menjalin hubungan, bukan?

"Mari kita makan," ujar Bibi Yu.

"Kalian sudah menjalin hubungan sekitar 2 tahun, bukankah begitu?"

"Benar, Die," jawab Zi Han.

"Sebelumnya, aku sudah bicara dengan Tn. Li mengenai kelanjutan hubungan kalian. Dia hanya bilang bahwa semua tergantung pada kalian yang menjalani ... karena itu, aku ingin tahu bagaimana pemikiran kalian."

"Die, kurasa kita bicarakan hal itu di lain hari saja."

"Tidak perlu bagi kalian pacaran lama-lama, apa gunanya? Pada akhirnya kalian juga akan menikah, bukankah begitu, Yun Bei?"

"Paman, benar, hanya ... Zi Han, mungkin saja sedang sibuk jadi belum memikirkan ke arah sana."

Yun Bei meraih gelas, sesekali melirik Zi Han yang tampak cuek dan tidak suka dengan arah pembicaraan. Namun, pikiran gadis mana yang tak kalut jika pasangan mereka sendiri tampak tak peduli akan hubungan ke depannya seperti apa, bukankah itu hal normal? Atau memang Yun Bei yang sedikit berlebihan?

"Aahhh!"

"Kau baik-baik saja?" Zi Han mengeluarkan sapu tangan, mengelap sisa air yang membasahi pakaian Yun Bei.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa."

"Pelayan, bawalah Li Guniang untuk mengganti pakaiannya."

"Bibi, sungguh tidak perlu. Ini hanya basah sedikit saja."

"Li Guniang," ucap pelayan yang hendak membawanya pergi sesuai permintaan Bibi Yu.

Tanpa bisa mengelak, enggan pula menolak, Yun Bei akhirnya hanya bisa mengikuti arahan pelayan. Naik ke lantai dua dan masuk dalam suatu ruangan sebelum akhirnya pelayan pergi, meninggalkan pakaian cheongsam merah muda dengan corak bunga di atas ranjang.

Apa ini kamar Zi Han? Sejak kapan dia menyiapkan pakaian ini untukku? Apa karena aku akan datang hari ini?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro