Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 21 : 'Saudara'

Kamar Ki Bum menjadi sangat ramai ketika didatangi oleh empat anggota Power Boys ditambah Hyo Young. Dan tak lama kemudian Kyu Hyun yang harus duduk di kursi roda datang menemuinya, begitu-pun dengan yang lain. Sekarang Eun Hyuk membuat gaduh dengan perkataan cintanya pada Hyo Young.

"Kita memang ditakdirkan untuk bersama!" seru Eun Hyuk. Mencoba memeluk kekasihnya tapi dihentikan oleh Jong Woon.

Jung Soo sempat terkekeh mendengarnya. Dan senyumnya segera luntur ketika melihat sosok yang sangat ia rindukan, sedang bersembunyi dibalik tubuh Dong Hae. Wanita itu terlihat gugup, dia terus saja menghindari kontak mata dengan Jung Soo. Hening, tak ada yang berbicara. Beberapa tahu perihal pernikahan Jung Soo yang gagal, dan beberapa masih menerka-nerka.

"Seo Hyun-ah! Kau Seo Hyun, bukan?" ucap Jung Soo meyakinkan. Tak ada jawaban dari Seo Mi, yang ada hanya anggukan dari Dong Hae.

Tak lama Seo Mi menyahut. "Ne, Oppa! Naya (Ini aku)." ternyata dia sudah bisa memberanikan diri.

Dipeluknya Seo Mi erat, sebenarnya terasa canggung. Tapi apa salahnya jika seorang kakak yang sangat merindukan adiknya melakukan hal itu. Jung Soo mulai menangis, yang lain ikut terharu. Bahkan Dong Hae dan Eun Hyuk sudah mengeluarkan air mata. Seung Yeon mengerti sekarang, bahwa Seo Mi adalah calon pengantin wanita Jung Soo yang ternyata adiknya. Itu yang ia tahu dari cerita Hyo Young.

"Kembalilah, eomma dan appa sangat ingin bertemu denganmu." ucap Jung Soo setelah melepas pelukannya. "Jangan khawatir, Oppa sudah melupakan semuanya. Bukankah kau juga sama, kau adikku Jung Mi yang hilang beberapa tahun lamanya. Dan kenyataan mempertemukan kita dengan cara yang seperti ini, jadi jangan menyesalinya..." kini Seo Mi yang tak bisa mengontrol dirinya, air matanya jatuh tak tertahan. Ia menangis keras.

"Seo Hyun!?" Tae Yeon tertegun melihat kejadian di kamar rawat Ki Bum, langkahnya berhenti di pintu kamar. Yu Ri juga melakukan hal yang sama, sampai Jong Woon mendekatinya dan mengajak mereka untuk masuk.

"Tae Yeon Eonni! Yu Ri Eonni!" tanpa ragu Seo Mi memeluk mereka. Ia juga sangat merindukan kedua kakaknya itu, mereka sudah seperti keluarga saat Seo Mi tinggal dirumah Yu Ri. Ah Ra mengerti apa yang sedang dirasakan oleh mereka, ia merangkul pundak Kyu Hyun dan dibalas dengan senyuman khas adiknya itu.

Suasana haru berubah menjadi tawa kebahagiaan, semua akan menjadi manis sekarang. Jong Woon mengumumkan hubungannya dengan Yu Ri, keduanya berpegangan tangan dengan malu-malu saling pandang dan berkata kompak.

"Kami akan segera menikah..."

Semua orang berseru, menanyakan kapan tepatnya acara pernikahan itu dilaksanakan. Tak lupa mengingatkan Jong Woon untuk meminta restu terlebih dahulu pada penggemar mereka.

Kamar Ki Bum menjadi begitu ramai, rasa sakitnya terus berkurang. Tapi ia masih memikirkan satu hal, yaitu tentang kedua kakaknya. Melihat pertemuan manis antara kakak adik membuatnya merasa iri. Dia juga ingin bertemu dengan kakaknya. Seung Yeon mengerti apa yang sedang Ki Bum pikirkan, dia memberi senyum yang membuat lelaki muda itu tenang.

Rangkaian bunga menghiasi kamar Ki Bum, harumnya begitu menyejukan, kehangatan begitu terasa. Tawa menjadi suara indah yang terdengar seperti melody dengan tempo tak beraturan. Eun Hyuk dan Young Woon terus membuat hal-hal yang lucu, sehingga terdengar tawa dari setiap sudut ruangan, ditambah dengan Han Geng yang menarikan balet seperti wanita.

Seo Mi sempat menanyakan tak adanya Hee Chul. Jung Soo menjawab sambil terkekeh. "Dia sedang sibuk dengan dramanya." padahal kalau mau Hee Chul bisa ikut bergabung.

"Hentikan! Kau membuat Ki Bum kebanyakan tertawa, lukanya belum kering!" Jong Woon berkata seolah mengerti. Yang lain kembali tertawa, terlebih lagi Ki Bum. Rasa sakitnya telah ia lupakan dengan kehadiran orang-orang disekitarnya.

Seo Mi melihat kearah Ki Bum yang tertawa puas, sampai memegangi perutnya. Dia berpikir Hee Chul sudah tahu segalanya, dan mencoba untuk tidak memberitahukannya. Sekali-pun itu pada Ju Yeon, adiknya. Lalu apa yang harus dilakukannya, mana mungkin diam dan berpura-pura seolah tidak tahu apa-apa.

***

Butik yang baru dibuka beberapa hari itu terlihat ramai. Didalamnya hanya ada beberapa penjaga, pemilik butik-pun ikut melayani pelanggannya. Zhoumi, Si Won, Ryeo Wook dan Henry melihat-lihat kemeja yang cocok untuk mereka. Sesekali mereka saling mencocokan, dan berkomentar. Ji Hyun berlari mendekati Ju Yeon yang sedang membantu seorang ibu memilihkan pakaian untuk puterinya.

"Dari tadi ponselmu berbunyi!" disodorkannya ponsel putih milik Ju Yeon, napasnya tak beraturan. Mungkin akibat berlari.

Ju Yeon permisi untuk mengangkat telepon, dan Ji Hyun mengambil alih pekerjaan bos-nya. Dengan kepintaran berbicaranya, ia dengan mudah berkomunikasi. Sang pelanggan tersenyum ramah membalas kehadirannya. Dari kejauhan Ryeo Wook memperhatikan Ji Hyun, senyumnya mengembang melihat wanita itu mencocokan pakaian pada wanita kecil yang sepertinya berumur 6 tahun.

"Mwo? Benarkah ini Seo Hyun! Kau dimana? Apa kau baik-baik saja? Aku sangat merindukanmu." seru Ju Yeon senang mengetahui yang menelponnya adalah Seo Hyun.

"Namaku sekarang Seo Mi, jadi panggil aku Seo Mi!" perintah Seo Mi yang masih berada di rumah sakit, menjauh dari orang-orang. Ju Yeon mengerti dan memanggil Seo Hyun dengan nama barunya.

Seo Mi mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, dan sudah bertemu dengan kakak-kakaknya di Seoul. Jadi benar dugaan Tae Yeon kalau Seo Mi ada di Seoul, gumam Ju Yeon tak terdengar. Tapi Seo Mi mengatakan yang harusnya ditanya seperti itu Ju Yeon bukan dia. Ju Yeon tak mengerti dengan maksud perkataan Seo Mi. sebenarnya tujuan Seo Mi menelpon adalah untuk memberitahukan sesuatu tentang Ju Yeon, bukan tentangnya.

"Apa kau tidak melihat berita hari ini?" lanjut Seo Mi mulai gugup. Ju Yeon mengatakan ada apa sebenarnya? Dengan perlahan Seo Mi menjelaskan. Tangan Ju Yeon mulai begetar.

Ia ambil remot untuk menyalakan televisi. Dilihatnya seorang lelaki tua yang berada dijeriji besi, dan lelaki yang terlihat lebih muda darinya yang sedang terbaring dikelilingi beberapa orang yang ia kenal.

Ju Yeon melihat anggota Power Boys terus membuat lelucon, yang mengundang tawa. Kehadiran mereka di kamar rawat putera Do Jin membuat para wartawan mendatanginya dan mewawancarai mereka. Ditambah dengan gosip kekasih Jung Soo yang berada di situ juga, mereka langsung menyerbu Tae Yeon yang kebingungan.

"Ju Yeon-ah! Kau masih disitu?!" suara Seo Mi terdengar cemas.

"Ya aku sudah melihatnya, terima kasih sudah memberitahukannya. Aku akan menemuimu!" sambungan terputus, Seo Mi terus memanggil Ju Yeon tapi sudah tak dapat terdengar. Ia menghela napas lega, sekaligus khawatir apa yang dilakukannya benar atau salah.

Ju Yeon keluar dari ruang kerjanya. Zhoumi mengejarnya, menahan langkah wanita itu dengan meraih lengannya. Zhoumi terkejut melihat air mata yang sudah membasahai pipi Ju Yeon. Yang lain ikut mendekati Ju Yeon. Bahkan Ji Hyun mulai cemas akan keadaan Ju Yeon, siapa yang menelponya tadi? Penasaran Ji Hyun, mungkin Ju Yeon menangis karena penelpon tadi.

***

Televisi menyala diruang yang sering digunakan anggota Power Boys untuk bersantai. Tapi kali ini hanya ada satu anggota yang menonton. Ia melihat berita yang sedang banyak dibicarakan hari ini, dan membuatnya geram sendiri melihatnya. Seorang wanita keluar dari pantry membawa dua minuman yang baru ia buat. Diberikannya salah satu minuman tersebut pada lelaki yang sedang memandang enggan kearah layar.

"Apa yang sedang kau pikirkan? Kita sudah bisa kencan hari ini, kenapa masih menekuk wajah seperti itu?" wanita itu adalah Se Hee. Keduanya sedang memiliki waktu senggang, dan Hee Chul mengajaknya ke dorm Power Boys.

"Apakah aku terlihat sedang menekuk wajahku?!" Hee Chul menegak minumannya. "Aku senang kau ada disini." lanjutnya menatap lekat kekasihnya. Yang ditatap merasa risih.

"Yak! Hanya ingin bersamaku kau menolak ke rumah sakit?" setelah pertanyaan itu terucap. Hee Chul mematikan televisinya, ekspresi-nya terlihat kesal dengan melempar remot kesembarang arah. Se Hee terkejut, ia langsung panik. Bertanya apakah dirinya sudah membuat kesalahan.

Tiba-tiba Hee Chul memeluknya, Se Hee kembali terkejut. Ada apa sebenarnya? Batinnya balas memeluk Hee Chul, berharap lelaki itu lebih tenang.

"Tetaplah seperti ini untuk beberapa menit." ujar Hee Chul. Tanpa diketahui Se Hee, ia telah mengeluarkan setetes air matanya yang mengalir sampai dagu. Setelah itu barulah Se Hee tahu bahwa kekasihnya itu menangis, dan itu hal pertama yang ia ketahui sebelumnya Hee Chul tidak pernah menangis dihadapannya.

***

Restoran yang pernah popular karena disinggahi oleh Power Boys beberapa bulan lalu masih ramai dengan pengunjungnya. Beberapa penggemar Power Boys masih ingat tentang hal itu dan memilih untuk duduk dimeja yang pernah ditempati oleh idolanya. Dari banyaknya pengunjung, salah satunya ada sepasang kekasih yang mengenal bahkan dekat dengan Power Boys.

Televisi di restoran itu menyala dan memperlihatkan anggota Power Boys yang sedang menghibur seorang pasien yang diketahui namanya Kim Ki Bum. Dan juga membahas berita yang menyangkut Do Jin, presiden direktur Cho Hyun Group yang membuat banyak kejahatan untuk meraih jabatannya. Melihat hal itu membuat restoran riuh dengan komentar-komentar buruk terhadap Do Jin, dan perasaan simpati pada Ki Bum dan Kyu Hyun.

"Mereka tak kalah tampan dari anggota Power Boys!" seru wanita muda yang memang fans dari boyband yang baru me-release album full pertama mereka yang menarik beberapa anak muda penyuka musik lainnya.

"Apakah itu kekasih Jong Woon Oppa!" wanita dengan rambut yang dikuncir dua menunjuk televisi sedih, karena idolanya menyatakan akan segera menikah.

Wanita yang dari tadi sibuk kini tengah beristirahat, karena tak ada tamu yang datang untuk memesan lagi. Ia juga ingin melihat tayangan tentang Power Boys, jelas dia fans mereka terlebih Han Geng. Melihat idolanya menari balet itu membuatnya terkekeh. Ketika mendengar akan ada anggota Power Boys yang akan menikah, ia terkejut luar biasa. Untunglah bukan Han Geng, gumamnya lega.

"Ukh, itukan Yu Ri Eonni!" teriak pelayan restoran itu tak percaya, sehingga mengalihkan beberapa pasang mata kearahnya. "Omona! Seo Hyun, itu Seo Hyun!" lanjutnya. Kali ini membuat pasangan yang bukan fans fanatik dari Boyband yang sedang dibicarakan menatap kearah televisi, dan mendapati Seo Hyun yang berdiri disebelah Jung Soo lalu pergi keluar dari kamar yang semakin ramai itu.

"Bo Mi-ya! Kau ini dari tadi aku panggil tak dengar! Antarkan pesanan ke meja 13!" pelayan yang kesenangannya terganggu merasa kesal. Dia kira tidak ada tamu lagi, karena semua meja terlihat sudah penuh. Dengan enggan ia melangkah pergi ke dapur untuk mengambil pesanan yang dimaksud atasannya tadi.

"Chang Min Oppa, mereka sudah bertemu dengan Seo Hyun!" senang So Min. ia mensyukuri ada pelayan yang mengenali Seo Hyun dan tanpa sadar memberitahukan mereka akan keberadaan Seo Hyun.

Wajah Chang Min terlihat senang juga. Mengetahui adiknya baik-baik saja sudah cukup membuat perasaannya lega. Suara riuh dari pengunjung restoran menyerukan nama wanita yang akan menikah dengan Jung Woon. "Kwon Yu Ri!" beberapa telah mendengarnya dari Bo Mi.

Chang Min dan So Min hanya tertawa melihat Bo Mi yang langsung diserbu oleh Powerful dengan berbagai pertanyaan. Keadaan restoran ini semakin berisik.

"Apa Seo Hyun benar-benar baik-baik saja?" cemas Chang Min.

"Tentu, sepertinya dia sudah bisa menerima kenyataan. Aku yakin Seo Hyun bisa menangani perasaannya dengan baik."

***

Lee Dong Hae mengakhiri teleponnya. Ia berjalan senang menuju tempat latihan anak asuhannya. Purple Blossom akan segera debut, dan perusahaan barunya akan mulai bersaing dengan agensi lain. Disana sudah ada Eun Hyuk dan wanita yang ia sukai. Dan Seung Yeon? Batin Dong Hae mengerutkan dahinya. Kenapa wanita itu di sini? Gumamnya.

"Annyeong, Dong Hae-ya!" sapa Seung Yeon pada teman yang sudah 2 bulan ia kenal. Dong Hae tersenyum, kesenangannya bertambah saat ini.

Sebelumnya ia memberitahu keluarganya bahwa Seo Hyun yang sudah berubah nama menjadi Seo Mi ada bersamanya. Ji Woo senang mendengar kabar yang begitu baik dari puteranya itu. begitu-pun dengan Young Ae yang mendengar kabar tersebut dari Jung Soo.

"Kenapa kau ke sini?" Tanya Dong Hae. Eun Hyuk mencibirnya dan mengusir keduanya agar keluar dari ruangan.

Anggota Purple Blossom menggoda, ketika melihat Dong Hae tersipu malu. Sedang Seung Yeon keluar ruangan terlebih dulu, disusul dengan Dong Hae yang bertanya-tanya ada apa gerangan? Wanita yang ia sukai datang dan mengajaknya keluar.

"Ayo cepat kita latihan!" teriak Eun Hyuk dijawab semangat ke enam anggota Purple Blossom.

***

Suara bel berbunyi. Seakan mengganggu orang yang berada didalamnya. Se Hee yang tengah menidurkan kepalanya di paha Hee Chul bangun, berniat membukakan pintu. Melihat Hee Chul yang sedang tertidur membuatnya tersenyum geli. Ternyata kekasihnya itu tampan juga saat tidur.

Ia melihat dari layar yang dapat merekam siapa orang didepan pintu dorm. Sontak Se hee terkejut, kenapa dia ada di sini? Apa yang harus dia lakukan? Dibukakannya pintu setelah ia bersiap untuk menyambut seseorang.

"Chagiya, siapa yang datang?" seru Hee Chul ketika pintu terbuka dan memperlihatkan dua orang yang sangat ia kenal. Se Hee menatap kearah Hee Chul yang tercengang. Kenapa dia begitu terkejut dengan kedatangan adiknya?

"Aku, adikmu, Ju Yeon!" Ju Yeon menyahut. Dia melangkah masuk dan memeluk kakaknya yang masih tak percaya. Untuk apa Ju Yeon kemari? "Aku merindukanmu Oppa!" lanjutnya menatap Hee Chul yang kini sudah bisa mengontrol dirinya, ia tidak mau kalau Ju Yeon mengetahui kejanggalan akan sikapnya yang berubah.

"Kenapa kau tidak menelpon dulu, Oppa bisa menjemputmu." basa-basi Hee Chul jelas terdengar canggung.

Zhoumi memberi salam kepada Se Hee, kemudian Hee Chul. Ia memperkenalkan diri pada kekasih Hee Chul, begitu-pun dengan Se Hee. Tanpa memperkenalkan diri-pun Zhoumi sudah tahu bahwa wanita yang berada dihadapannya ini Ahn Se Hee, artis terkenal tahun ini.

***

Pintu ruang rawat Kyu Hyun bergeser, tak lama Seo Mi masuk dengan melangkah hati-hati tak ingin membangunkan pasien di dalamnya. Dia bahkan bersusah payah membuka tutup botol minuman tanpa harus mengeluarkan suara, namun usaha ketiga kalinya juga gagal. Tutupnya tak mau terbuka,

Di ranjangnya Kyu Hyun membuka kelopak mata, tersenyum melihat Seo Mi yang mulai kesal. "Aigoo, begini saja tidak bisa." Kyu Hyun menyambar tak sabar botol ditangan Seo Mi, membukanya dengan sekali putar.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya Seo Mi menerima botol minuman rasa lemon dari tangan Kyu Hyun.

"Dari kau membuka pintu juga aku sudah bangun, lebih tepatnya aku tidak sedang tidur." Kyu Hyun menjawab sambil bangun dari rebahannya, bersandar pada headbed.

Seo Mi menengak minumnya, kemudian berkata. "Tega sekali kau membiarkan kekasihmu ini kesulitan membuka botol minuman, sampai harus menahan haus." Kata Seo Mi dengan maksud menyindir.

Adakah seseorang yang mengakuimu sebagai pacar tanpa pernah menyatakan perasaannya terlebih dahulu. Dan jawabannya ada pada Kyu Hyun, dia seenaknya mengenalkan Seo Mi sebagai kekasih tanpa memberitahu terlebih dulu.

"Memangnya aku mau menjadi kekasihmu," imbuh Seo Mi melihat ke arah lain.

"Aku pernah mengatakan bahwa kau akan menjadi istriku, apa kau tidak ingat?" sekarang apa lagi yang dibicarakan Kyu Hyun.

"Lalu?"

"Lalu menikahlah denganku."

Apa begini caranya seseorang melamar. Seo Mi semakin dibuat kesal. Bukan itu yang ingin didengarnya, tapi...

"Sejak pertemuan pertama kita aku merasa berterima kasih padamu, untuk kedua kalinya aku tertarik padamu. Kau membuatku nyaman..." Seo Mi meletakan botol minuman di atas meja yang berada disebelah ranjang, Kyu Hyun melanjutkan. "Aku selalu ingin menemuimu, untuk itu aku pergi ke Busan. Ketiga kalinya bertemu denganmu aku merasa bahagia,"

Seo Mi mengangguk kecil. "Terus?"

"Terus aku mulai menyukaimu, kau membuatku jatuh cinta padamu dalam waktu singkat. Sampai akhirnya aku berani menciummu," Kyu Hyun berdehem mengalihkan pandangan ke langit-langit.

Ingatan Seo Mi kembali pada saat dia dan Kyu Hyun berbaring bersama, lelaki itu memang menciumnya. "Kau bilang itu sebagai tanda terima kasih." Desis Seo Mi tak terima dipermainkan.

"Saat itu aku tidak berani memberitahumu bahwa aku mencintaimu," kata Kyu Hyun mendadak terdiam.

"Kau bilang apa barusan?" Seo Mi melihat kearah Kyu Hyun dengan mata berbinar. "Ulangi sekarang kalau tidak aku akan pergi!" ancam Seo Mi menghentakan kakinya hendak bangkit dari duduknya.

"Aku mencintaimu, lupakan semua cintamu yang sudah lalu dan datanglah padaku." gugup Kyu Hyun menundukan kepalanya.

Perasaan sayang itu tumbuh seiring berjalannya waktu, menghabiskan kebersamaan dengan saling mengkhawatirkan satu sama lain dan juga berbagi masalah bersama. Seo Mi mengangkat kedua sudut bibirnya, berkata dengan riang.

"Aku tidak akan pulang ke rumah!"

Kyu Hyun menatapnya heran. "Kenapa? Orangtuamu pasti sangat merindukanmu,"

"Aku tidak bisa meninggalkanmu dalam keadaan sakit." sahut Seo Mi.

Satu tangan Kyu Hyun mendapat perban tebal karena patah, hampir seluruh tubuhnya dibalut dengan perban. Hanya wajah memar dan lebam yang bebas dari kain putih itu.

Ekspresi tersipu malu Kyu Hyun jelas terpatri diwajahnya, meski begitu dia tetap menyuruh Seo Mi untuk kembali ke Busan dan segera menyelesai permasalahan keluarganya. Dia juga berpesan agar Seo Mi jangan membenci orangtua yang telah mengurusnya.

Tapi Seo Mi tetap pada pendiriannya. "Tidak, aku baru pulang setelah kau sembuh."

"Memangnya siapa yang sakit, aku sudah merasa lebih baik!" Kyu Hyun sesumbar sembari mengangkat lengan kanannya yang patah, mencoba menahan erangan akibat ngilu yang dia rasa.

Seo Mi menangkupkan kedua telapak tangan pada wajah Kyu Hyun yang kontan meringis kesakitan saat luka memarnya tertekan.

"Masih bilang tidak sakit?"

"Seo Mi-ya, lepaskan."

"Tidak, sebelum kau bilang sakit!"

Tanpa diduga Kyu Hyun juga ikut memegangi kedua belah pipi chubby Seo Mi. Mereka saling menatap, seperkian detik kemudian Kyu Hyun menautkan bibirnya pada bibir Seo Mi. Gadis itu membelalakan matanya, ia terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya membalas ciuman tersebut.

Tautan mereka terlepas setelah Kyu Hyun menjerit merasakan tangannya sakit, dia bahkan lupa kalau tangannya itu terluka. Seo Mi terkekeh, menyuruh agar sebaiknya Kyu Hyun berbaring saja. Dengan manja Kyu Hyun menggeleng.

"Cepat..." titah Seo Mi membantu Kyu Hyun berbaring. "Geser sedikit." lanjutnya segera dituruti.

Wajah Kyu Hyun sumringah, seperti anak kecil yang senang diberi hadiah mainan. Dia melihat setiap pergerakan gadis di sebelahnya yang menghadap ke arahnya lalu menyangga kepala dengan satu tangan. Dilihat dari dekat Seo Mi semakin cantik, jika seperti ini Kyu Hyun tidak mau menyuruhnya untuk pulang.

Sekarang jantung Kyu Hyun sedang berdegup kencang saking bahagianya. Bukankah sekarang ia telah bebas dari kehidupan mengerikan, tanpa cemas tertangkap dan disekap dalam ruangan gelap.

Tangan Seo Mi membelai lembut pipi Kyu Hyun, sedikit bersalah karena tadi sempat menekan luka di sana. "Ucapan maaf sekaligus terima kasih." kata Seo Mi mengecup lembut bibir Kyu Hyun.

"Tuan muda aku mem...-"

Suara Sung Min tercekat, ia berjalan mundur dan kembali menutup pintu. Di antara keduanya tidak ada yang merasa terusik dengan kehadiran Sung Min, meski mengetahuinya.

***

Salam hangat untuk pembaca. Bittersweet hanya meninggalkan satu part lagi, terima kasih buat yang udah nyempetin baca...

Part ending sabtu depan readers ^^

Alesta Cho.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro