Chapter 20 : 'Ghajok (Keluarga)'
Sebelumnya di Bittersweet: Cho Kyu Hyun sudah mencoba melawan ayah tirinya, namun semua itu gagal. Dan lagi-lagi dia tertangkap oleh anak buah Do Jin, parahnya lagi ia merasa bertanggungjawab atas keselamatan Seo Mi, gadis itu tidak boleh terluka seperti yang lainnya.
Chapter 20
'Ghajok (Keluarga)'
Di tempat yang berbeda tetapi memiliki kejadian yang sama. Mereka dua ibu yang sangat merindukan putrinya, sudah satu bulan lebih Tae Yeon berada di Seoul. Dan itu membuat Ji Woo merindukannya, selain itu dia pun sangat ingin bertemu dengan Seo Hyun. Ibu kandung Seo Hyun pun sangat merindukan putri yang lama telah hilang, meski sudah bertemu ia tidak tahu bahwa itu adalah anak bungsunya. Young Ae hanya mampu melihat puterinya dari selembar foto.
Ketika keduanya hendak menyimpan kembali bingkai poto tersebut, entah kenapa bingkai terjatuh dan pecah. Mungkin karena Ji Woo mengira mejanya masih jauh dijangkau, sedang ia sudah melepaskan pegangannya pada bingkai. Begitupun dengan Young Ae, dia kurang memastikan bingkai yang terpasang di dinding, sehingga bingkai itu jatuh.
Dalam waktu yang bersamaan mereka mengambil bingkai tersebut, gambar Seo Hyun yang tersimpan di dalamnya masih tersenyum meski kaca telah pecah. Jelas tidak akan berpengaruh karena itu hanya sebuah gambar, mungkin beda jadinya jika itu Seo Hyun asli yang terkena pecahan kaca. Mereka mulai tak enak perasaan.
"Aku harap Seo Hyun baik-baik saja." cemas Ji Woo. Kembali bersamaan dengan Young Ae yang juga khawatir. "Jung Mi –ya ibu harap kau baik-baik saja."
***
"SEO MI-YA!"
Terdengar suara ketika seorang wanita datang dengan tersungkur, akibat dorongan yang cukup keras oleh salah seorang lelaki berbadan kekar. Seo Mi melihat ke arah suara yang memanggil namanya. Terlihat Kyu Hyun yang memiliki banyak luka diwajahnya, mungkin seluruh tubuhnya merasakan sakit luar biasa.
"Kyu Hyun..." balasnya memandang iba ke arah lelaki yang terikat di bangku, ia berniat mendekati Kyu Hyun, tapi tertahan oleh dua orang lelaki yang memegangi lengannya, membuat Seo Mi tak bisa pergi walau ia sempat berontak.
Do Jin datang mendekati Seo Mi, diangkatnya dagu wanita itu dengan kasar. Membuat Kyu Hyun menatapnya geram. Do Jin menampar pipi kanan Seo Mi keras, sehingga meninggalkan warna merah dipipinya. Semua yang berada disitu adalah lelaki, kecuali Seo Mi yang datang dengan beraninya tanpa memikirkan konsekuensi yang akan terjadi. Saat ini yang dipikirkannya hanya Kyu Hyun...
"Park Do Jin, kau jangan menyentuhnya dengan tanganmu yang kotor itu!" teriak Kyu Hyun. Ingin sekali lepas dari ikatan yang membuatnya tak berdaya.
Mendengar perkataan Kyu Hyun, Do Jin malah menampar Seo Mi lagi. Darah keluar dari sudut bibir gadis itu, meski begitu ia tak gentar sedikit-pun. Melihat kelakuan Do Jin membuat Kyu Hyun muak, dia mencoba melepaskan diri dari tali yang mengikatnya, tapi tetap tak bisa.
Melihat adegan seperti ini Tae Woon merasa bersalah, ia tak sungguh-sungguh ingin menyiksa kedua anak muda ini. Dia hanya ingin Jung Jae Won merasakan apa yang ia rasakan dulu, ketika kehilangan seorang yang sangat dikasihi. Ketika itu dia sudah terlanjur bergabung dengan Do Jin. Saat ia mengetahui Jung Jae In, anak semata wayang Jung Jae Won meninggal secara tak wajar. Tae Woon sudah tak bisa memutuskan hubungan dengan Do Jin.
"Aku hanya ingin kau memberikan kalung kunci, maka kekasihmu itu akan selamat!" ucap Do Jin. Membuat Seo Mi bimbang.
Jika dia memberikannya, perusahaan akan jatuh di tangan Do Jin, dan usaha Kyu Hyun untuk mempertahankannya akan sia-sia. Tapi jika ia tidak memberikannya ia tak tau hal buruk seperti apa yang akan Kyu Hyun dapat atas pilihannya.
Ditatapnya sosok lelaki yang masih terlihat tampan, walau luka kini menghiasi wajahnya. Kyu Hyun memberi jawaban agar Seo Mi tidak memperdulikannya. Mana bisa seperti itu, dia lebih ingin menyelamatkan lelaki itu dibanding perusahaan yang menjadi sumber permasalahannya. Disisi lain dia sudah berjanji untuk melindungi keduanya, baik benda mati yang dipakainya dan kehidupan seseorang yang berarti untuknya.
Do Jin memetikan jarinya, sehingga berbunyi. Memberi perintah agar anak buahnya memukuli Kyu Hyun. Melihat itu Seo Mi mulai panik. Lima orang itu dengan enaknya memukuli lelaki yang sudah babak belur, membuat Seo Mi kalut.
Ia menggigit tangan lelaki yang menahannya, dan yang lainnya ia injak kakinya. Segera berlari ke kerumunan orang yang sedang menendangi Kyu Hyun, yang sudah tersungkur bersama kursinya.
Adegan mengharukan ini membuat Do Jin tertawa sinis, entah sejak kapan dia menjadi sedingin itu. mungkin karena masa lalunya yang kesulitan ekonomi, dan sang istri dulu selalu menuntutnya untuk mengubah hal tersebut. Mereka selalu bertengkar, sehingga Do Jin meninggalkan istrinya dan kedua anaknya, ia hanya membawa anak bungsunya yang mungkin dapat membantunya untuk meraih impiannya.
Tapi nyatanya Ki Bum tidak bisa menjadi apa yang diinginkannya, sehingga dia harus berusaha sendiri untuk menjadi sesukses sekarang. Dibiarkannya Seo Mi melepas tali yang mengikat tubuh Kyu Hyun. Setelah itu ia menyuruh ke lima orang itu untuk memukuli mereka.
Seo Mi sontak memeluk Kyu Hyun untuk melindunginya, mengetahui Seo Mi melakukan hal itu Kyu Hyun menarik, memeluknya dan kini posisinya beralih melindungi wanita yang telah menemaninya selama hampir dua bulan. Hanya butuh waktu singkat untuk Kyu Hyun tertarik pada Seo Mi, dia tahu perasaan sayangnya tumbuh semakin dalam saat wanita itu menawarkan untuk memberi bantuan.
Pertemuan pertama mereka di Taman Han Gang waktu itu sungguh tak bisa dilupakan, saat pertama kalinya seorang Cho Kyu Hyun berani menceritakan masalah dan rasa sakitnya pada orang lain yang baru ia temui. Kyu Hyun mencari Seo Mi di hotel Cho Hyun namun Seo Mi sudah kembali ke Busan. Dia mulai kecewa, berharap takdir mempertemukan mereka lagi.
Namun sekarang Kyu Hyun menyesalinya, bertemu kembali dengan Seo Mi hanya dapat membuat gadis itu terluka. Dia menahan rasa sakit luar biasa, tangannya masih memegang kepala Seo Mi yang ia benamkan di dada bidangnya. Tae Woon semakin cemas, sebenarnya ia sangat kasihan pada tuan mudanya itu. Tapi apa yang harus ia lakukan?
"Geuman, gemanhae, jebal!!!" kata Seo Mi berteriak di sela-sela tangisnya. Berharap orang-orang ini berhenti memukulinya, tepatnya Kyu Hyun. Tapi tak ada satu pun yang menghentikan aksinya, kenapa mereka mau bekerja seperti ini, pikir Seo Mi.
"Aku akan memberikannya!" akhirnya Seo Mi menyerah. Do Jin segera memberikan isyarat agar mereka berhenti.
"Seharusnya kau mengatakan hal itu lebih awal, mungkin aku tidak akan menyuruh mereka memukulinya." suara Do Jin terdengar sangat menakutkan bagi Seo Mi.
Sebenarnya jika Do Jin mau ia bisa dengan mudah mengambilnya dari Seo Mi. Karena kalung itu bertengger indah di lehernya, bahkan ia tahu hal itu. Tapi kenapa ia harus membuat drama seperti ini? Sungguh tidak berperikemanusiaan. Hatinya sudah benar-benar beku, karena obsesinya yang berlebihan.
Do Jin berjalan mendekati Seo Mi yang kini tengah memeluk Kyu Hyun, yang terlihat sangat lemah dengan luka disekujur tubuhnya. Tanpa basa-basi ia menarik kalung dengan cepat, meninggalkan luka lagi di leher Seo Mi.
***
Acara musik di salah satu stasiun televisi yang ditayangkan secara langsung, dipenuhi penonton dari berbagai perkumpulan fans berbeda. Dan yang paling mendominasi adalah warna biru lavender yang memberitahukan identitas mereka sebagai powerful, fans Power Boys.
Di belakang panggung sama ramainya. Anggota Power Boys yang paling lama bercermin adalah Hee Chul. Sampai sekarang dia masih berada di depan cermin, padahal sebentar lagi dia akan tampil. Dan jika dilihat dia sudah siap, jadi apa yang membuatnya betah di depan cermin. Apa memandangi wajah cantiknya itu? Han Geng selalu datang mengusiknya.
Hyo Young sudah berteriak-teriak agar Power Boys keluar secepatnya. Hee Chul segera bangkit dari duduknya, mendahului Han Geng yang sejak tadi ikut memandangi wajah mereka dari pantulan kaca. Jong Woon dan Yong Woon saling merapikan pakaian mereka. Jung Soo terlihat tak seperti biasanya.
"Kau baik-baik sajakan, Jung Soo Oppa?" melihat ekspresi Jung Soo yang tak semangat, Hyo Young khawatir.
"Perasaanku tidak enak." perkataan Jung Soo disambut tawa anggota lainnya. Mereka tak biasanya melihat Jung Soo mengkhawatirkan penampilan mereka, dipenentuan chart.
Power Boys mengeluarkan first full album. Setelah sebelumnya mini album mereka yang bertajuk sama dengan nama grup, populer dan meraih berbagai penghargaan, serta mengadakan showcase untuk debut mereka dibeberapa kota. Kini mereka kembali meraih banyak penghargaan, seperti sekarang ini dengan single andalannya 'Regret' mereka berhasil meraih Mutizen Award selama tiga minggu berturut-turut.
***
Gedung kosong yang tadinya adalah perusahaan kain kini telah usang dan rusak akibat kebakaran. Gedung ini tepat berada di belakang Cho Hyun Hotel, yang didirikan oleh dua orang sahabat. Yaitu Jung Jae Won dan Cho Hyun Min. Nama Cho Hyun diambil dari nama salah satu pendirinya, karena dia merupakan pemilik dana terbesar saat itu dan setelahnya adalah Jung Jae Won yang sama sekali tak memiliki masalah jika nama perusahaan mereka diberi nama Cho Hyun. Karena kelak cucu mereka akan meneruskannya.
Di luar gedung dipenuhi dengan beberapa orang yang menyelinap masuk demi menolong seseorang. Mereka berhasil masuk dan mengepung orang-orang didalamnya. Semua panik, tak terkecuali Do Jin yang segera menghentikan tawa kemenangannya. Kini merasa takut dan menyuruh anak buahnya melindunginya.
Seo Mi merasa beruntung ada yang membantunya, dia melihat Sung Min. Dia yakin Sung Min yang melakukan rencana ini, tapi dari mana dia tahu? Hal itu tak penting sekarang, yang penting adalah dia harus secepatnya membawa Kyu Hyun ke rumah sakit.
"Menyerahlah, atau tidak aku akan menembak kalian!" tegas Sung Min dengan pistolnya.
Seo Mi teringat suara pistol yang ia dengar lewat telepon, pasti Do Jin juga membawa senjata berapi itu. kekhawatirannya kembali membuncah, bisa saja Do Jin meluncurkan peluru kearahnya dan Kyu Hyun. Dia sangat takut jika hal itu terjadi.
"Aku tidak akan menyerah begitu saja, aku tahu kau tidak bisa menarik pelatuk sama sekali!" ucap meremehkan Do Jin. Mereka adalah senior dan junior ketika di kemiliteran.
Awalnya mereka cukup dekat, tapi karena Sung Min mengenal Cho Kwang Joon lebih dulu dan mereka sudah seperti adik kakak jadi ia lebih memilih dipihak Kwang Joon setelah mengetahui Do Jin berkhianat pada persahabatan mereka. Ki Bum memperhatikan dari balik tiang penyangga bangunan tersebut, ia begitu pilu melihat ayahnya yang sangat kejam.
Dipandanginya Seo Mi yang sedang menjaga Kyu Hyun, ternyata wanita itu ada disini. Dari kejauhan Dong Hae memperhatikannya juga, dia lebih penasaran dengan wanita yang sedang bersama Kyu Hyun. Sedang Eun Hyuk dan Seung Yeon berada di luar gedung, mereka menunggu dengan cemas, apalagi Seung Yeon.
Perkelahian di antara dua pihak dimulai. Sung Min bertatapan dengan Tuan Yong, mereka juga sahabat. Tapi terbelah menjadi dua pihak, Sung Min yang setia pada Kwang Joon dan Tae Woon yang terpaksa memihak pada Do Jin demi membalaskan dendamnya. Tae Woon tak membalas tatapan Sung Min yang penuh kebencian, dia menunduk lalu berlutut meminta maaf pada lelaki itu, mengaku salah karena selama ini selalu membuat masalah dengannya.
Do Jin tersenyum sinis melihat hal tersebut, dengan mudah Tae Woon berpindah dan tak memihaknya lagi. Jika puteranya Ki Bum tak memihaknya juga dan sekarang Tae Woon juga melakukannya, lalu apa yang bisa ia lakukan sendiri. Dia selalu berkata berusaha sendiri juga bisa, tapi kenyataan selalu bertentangan. Ternyata dia butuh bantuan banyak orang untuk meraih impiannya itu, dan sekarang semuanya berbalik menusuknya.
Do Jin mengarahkan pistolnya pada Kyu Hyun, Seo Mi tertegun melihatnya. Ia langsung menutupi badan Kyu Hyun dengan badannya. Seseorang menyadari hal itu, ia berlari, lalu berdiri tepat 5 meter dihadapan Do Jin, dan peluru mengenainya. Suara pistol itu memekakan telinga, semua yang berada disitu melihat kearah siapa yang terkena tembakan itu. Bahkan Eun Hyuk dan Seung Yeon terlonjak kaget, lalu segera memasuki gedung.
"KI BUM-AH!"
Dong Hae berlari menghampiri Ki Bum yang telah terjatuh tak sadarkan diri. Ia sangat panik, berulang kali menggoyang-goyangkan tubuh Ki Bum. Kyu Hyun yang masih menahan rasa sakitnya mencoba mendekati adiknya dengan dibantu Seo Mi. Wanita itu juga mendapatkan luka yang cukup sakit di punggungnya.
Melihat siapa yang menghampiri Ki Bum, membuat Seo Mi kembali tertegun, dia tak mampu berkata apa pun pada lelaki yang ternyata adalah Dong Hae. Dalam hati ia bertanya kenapa kakaknya itu bisa berada disini? Sedang Dong Hae tidak menyadari diperhatikan sedemikian rupa oleh Seo Mi. Pegangan Kyu Hyun pada Seo Mi melonggar dan ia tak bisa menahan rasa sakitnya lebih lama.
"Cho Kyu Hyun! Ireona!" mendengar suara yang sangat ia kenal, Dong Hae mengalihkan pandangannya pada Seo Mi.
"Seo Hyun..." gumam Dong Hae tak percaya. Pertanyaan yang sempat Seo Mi tanyakan dalam hati kini terulang oleh Dong Hae. Kenapa Seo Hyun ada di sini?
Langkah Do Jin terhenti. Ia tak memiliki keberanian untuk mendekati puteranya. Ia berbalik dan berlari keluar dari bangunan bernuansa gelap itu, berpapasan dengan kedatangan Eun Hyuk dan Seung Yeon. Mereka menghampiri Ki Bum dan Kyu Hyun yang tak sadarkan diri.
Betapa terkejutnya Seung Yeon melihat keduanya memiliki luka parah. Sedangkan Eun Hyuk tertegun melihat Seo Mi, ia menanyakan hal yang sama seperti Dong Hae sebelumnya tapi kali ini dengan suara yang dapat terdengar oleh orang-orang di sekitarnya.
"Seo Hyun-ah, kenapa kau di sini? Apa kau baik-baik saja? Aku merindukanmu."
Seo Mi tak berniat menjawab pertanyaan dari Eun Hyuk. Kepalanya begitu pusing, mungkin karena pukulan tadi, terlebih dia mengalami shock berat akan kejadian yang baru ia alami. Seo Mi pun jatuh pingsan.
***
Pemberitaan tentang kejahatan Kim Do Jin menjadi topik pembicaraan diberbagai media massa. Dia diberitakan telah menyekap anak tirinya sendiri, dan menembak anak kandungnya. Semua itu hanya untuk mempertahankan posisinya sebagai Presiden Direktur Cho Hyun Group. Do Jin akan mendapatkan hukuman untuk segala perbuatannya, ia kini berada di jeriji besi.
Anggota Power Boys juga sedang menonton berita penangkapan tersebut di televisi. Dan yang paling terkejut adalah Kim Hee Chul, ia sampai tersedak dari minumnya. Ekspresi mereka menandakan iba pada Ki Bum yang tertembak, mereka kesal sendiri mendengar kelakuan Do Jin. Bahkan harus menyiksa Kyu Hyun demi keinginannya, ditambah Jung Jae Won yang diketahui selama ini bukan hilang melainkan disekap juga oleh Do Jin.
"Kita harus menjenguk Ki Bum, bagaimanapun kita cukup dekat dengannya." usul Jung Soo disetujui anggota lain, begitupun Hyo Young yang memang sudah lama mengenal Ki Bum.
"Ternyata dia memiliki hidup yang sulit, tidak seperti kelihatannya." tambah Young Woon.
"Dia selalu tersenyum, mengeluarkan senyum mematikannya yang mengalahkan senyum manisku." narsis Jong Woon yang langsung mendapat respon mematikan dari adiknya.
"Aku hanya melihat senyum pahit darimu Hyung." tawa Young Woon diikuti yang lainnya. "Bukankah begitu Hee Chul Hyung?" lanjutnya sambil merangkul Hee Chul yang sejak tadi hanya terdiam, tak seperti dia biasanya yang banyak bicara.
"Aku tidak ikut!" tolak Hee Chul dengan dinginnya, pergi begitu saja.
"Ada apa dengannya?" aneh Han Geng. Tak biasanya Hee Chul yang ia kenal seperti itu. Tidak memiliki rasa simpati, itu bukan dirinya. Pasti ada sesuatu yang di sembunyikan? Terka Han Geng.
Jong Woon juga memiliki dugaan yang sama dengan Han Geng. Selama ini dia memperhatikan Hee Chul yang selalu enggan bergabung dengan anggota lain ketika sedang bersama Ki Bum. Jadwal mereka sudah normal kembali, tidak terlalu padat seperti minggu lalu. Mungkin hanya Hee Chul yang masih sibuk dengan dramanya. Bagaimana-pun mereka harus menghargai keputusan Hee Chul untuk tidak ikut mengunjungi Ki Bum.
***
Di sebuah ruangan di rumah sakit terdapat lelaki yang baru tersadar, dia masih begitu lemah. Luka memarnya begitu sakit terasa diseluruh tubuhnya. Dia mendapatkan perban cukup banyak, yang membuatnya bergerak tak nyaman. Dilihatnya wanita yang tertidur dengan kepala terkulai didekat tangannya. Dia tersenyum dan membelai rambutnya pelan sehingga membuat wanita itu terbangun dari tidurnya. Kyu Hyun terkejut ketika melihat wanita itu bukan Seo Mi. Sedang wanita itu tersenyum senang mengetahui Kyu Hyun sudah terbangun.
"Syukurlah kau sudah sadar." leganya masih dibalas wajah tak percaya dari Kyu Hyun. "Benar, aku ada disini. Kau jangan memandangku begitu, membuatku takut saja." ini benar-benar nyata, membuat Kyu Hyun segera memeluk wanita yang ia sayangi dan begitu sangat dirindukannya.
Ia berhambur memeluknya, berbagai pertanyaan yang ingin ia tanyakan tertahan. Saking senangnya ia mengeluarkan air mata. Benar-benar sesuatu yang tak bisa dipercaya. Wanita itu membalas pelukan Kyu Hyun, dia pun menangis. Tanpa sadar ia mengelus pundak lelaki itu agar lebih baik. Ia tahu bahwa Kyu Hyun sudah mengalami waktu yang sangat sulit ketika ia tidak ada.
"Gwaenchana, mulai sekarang semuanya akan baik-baik saja... Maafkan Noona."
"Ah Ra Noona, bogoshipo." Kyu Hyun menangis.
***
Di ruangan yang berbeda tepat bersebelahan dengan kamar Kyu Hyun. Seo Mi juga baru tersadar, dilihatnya Eun Hyuk dan Dong Hae yang menunggunya siuman dengan perasaan cemas. Dia langsung teringat tentang Kyu hyun, tanpa memperdulikan keduanya. Dilepasnya jarum inpus yang melekat ditangan kirinya. Membuat Eun Hyuk sontak melarangnya, tapi tak berhasil. Dong Hae mengerti kekhawatiran adiknya pada Kyu Hyun. Mungkin dia hendak menemui lelaki itu.
"Dia baik-baik saja, ayo aku antar kau ke kamarnya." tawar Dong Hae sudah memapah Seo Mi. Diikuti Eun Hyuk yang selalu menggerutu.
"Setidaknya kau menyapa Oppa mu ini!" protesnya. Entah harus bagaimana Seo Mi merespon, dia bingung akan menyapa kedua kakaknya bagaimana, dia-pun diam.
Sedang Dong Hae bersikap tenang seperti biasanya, inilah sifat kakaknya yang Seo Mi sukai. Selalu membuat hatinya damai, dan nyaman.
Mereka pun sampai di kamar Kyu Hyun dan langsung dikejutkan dengan pemandangan yang memiliki kesan tak mengenakan. Seo Mi sudah mulai bergetar, kenapa perasaannya sangat aneh. Siapa wanita yang memeluk Kyu Hyun? Penasarannya. Yang kemudian terjawab.
"Ah Ra Noona kau ke mana saja!" seru Kyu Hyun di sela-sela memeluk sosok yang telah lima tahun tak ia ketahui keberadaannya.
Seo Mi menghela napas lega mendengarnya. Ia begitu takut kalau wanita itu adalah wanita yang Kyu Hyun sukai selain Seung Yeon mungkin. Gemetar tubuhnya pun sudah hilang, seakan Kyu Hyun-lah yang menggerakannya. Ada apa? Apa ia cemburu. Seo Mi terus saja mencoba mencari arti perasaannya.
"Mianhae, karena Noona tidak menemanimu untuk melewati kesulitan ini. Sebenarnya Noona berada di kota yang sama denganmu." wanita yang bernama Ah Ra itu melepas pelukannya, ia menatap Kyu Hyun lekat yang kini tengah dibingungkan dengan perkataannya. "Aku menolak untuk pergi ke New York, dan memohon agar Do Jin mengizinkanku untuk tetap tinggal di Seoul menemani kakek." lanjutnya membuat kening Kyu Hyun berkerut. Ia masih belum menyadari kehadiran orang lain diruangannya.
"Maksud Noona apa? Apa selama ini kau bersama kakek disekap oleh Do Jin juga? Dan sengaja mengancamku dengan membuat berita bahwa kakek ditemukan di panti jompo?" tanpa dijawab pun Kyu Hyun sudah yakin akan dugaannya. "Aish, lelaki itu benar-benar!" kesalnya sambil menggelengkan kepalanya kasar, dan saat itu pula matanya melihat sosok yang sangat ingin dilindunginya. Senyum merekah di wajahnya. Membuat Ah Ra mengkerutkan dahinya heran.
Bukankah Kyu Hyun sedang kesal? Kenapa wajahnya kini tersenyum senang? Ah Ra menoleh ke arah pandangan Kyu Hyun, ia melihat wanita yang tengah tersenyum pula. Dan dua lelaki yang mengangguk memberi salam, keduanya terlihat ramah.
"Annyeonghasimnika, Ah Ra Eonni." sapa Seo Mi setelah dekat dengan wanita yang ia ketahui kakak perempuan Kyu Hyun. Dia mengetahui tentang seluk-beluk Ah Ra dari Kyu Hyun.
Ketika Ah Ra akan menanyakan siapa wanita yang menyapanya itu Kyu Hyun memotong. "Dia Seo Mi! Kekasihku!" ucapnya lantang membuat semua yang berada diruangan tersebut terlonjak kaget.
Seo Mi pun sama terkejutnya. "Kekasih?" Ia merasa bahwa dirinya dan Kyu Hyun belum pernah mengungkit tentang hubungan mereka sampai menganggap satu sama lain sebagai kekasih.
Ah Ra sendiri mengira hubungan Kyu Hyun dan Seung Yeon masih berlanjut. Tapi pemikirannya salah, kenapa Ki Bum tak pernah menceritakannya. Pantas saja Seung Yeon memilih berada dikamar Ki Bum untuk menemaninya dan menyuruh Ah Ra agar segera menemui Kyu Hyun. Dong Hae sendiri mengira mereka masih berhubungan, kenapa Kyu Hyun bisa bersama Seo Hyun? Mendengar Kyu Hyun yang memanggil adiknya dengan nama Seo Mi lebih menyita perhatian Eun Hyuk.
"Hmm, benarkah? Sejak kapan kalian saling mengenal?" Seo Mi terlihat canggung ditanya seperti itu oleh Ah Ra.
Kyu Hyun menyuruhnya mendekat, lalu ia memeluk Seo Mi. Sekali lagi Seo Mi dibuat terkejut, kali ini detak jantungnya terdengar lebih cepat tak beraturan. Bagaimana tidak? Wajah mereka sangat dekat hanya berjarak 15 centi meter.
Bukannya menjawab Kyu Hyun malah melakukan hal konyol seperti itu. ia membisikan sesuatu pada Seo Mi yang hanya bisa didengar wanita itu. "Bukankah kita sudah menjadi pasangan sejak memasang gembok cinta di Namsan Tower." ucapnya terdengar lembut, membuat Seo Mi teringat kejadian ketika ia dan Kyu Hyun melakukan hal itu. Memang seperti sepasang kekasih, tapi mereka tidak menyepakatinya sama sekali.
"Yak! Apa yang kau lakukan!" Eun Hyuk menarik Seo Mi agar menjauh dari Kyu Hyun. Dong Hae senang jika Seo Hyun sudah menemukan pengganti Jung Soo, itu berarti dia ada kesempatan untuk bersama Seung Yeon juga.
"Kenapa kau memanggilnya Seo Mi?! Namanya..." perkataan Eun Hyuk menggantung. Antara mengatakan Seo Hyun atau Jung Mi.
"Oppa, kau bingung bukan! Apa lagi aku, jadi aku memutuskan untuk menggabungkan kedua namaku menjadi Seo Mi! Terdengar bagus bukan?"
Dipanggil Oppa kembali oleh adiknya ini membuat Eun Hyuk merasakan kesenangan tersendiri.
Eun Hyuk manggut-manggut. Memahami maksud Seo Hyun, dan adiknya itu berhak memilih. Diacungkannya kedua ibu jari, bermaksud memberi penghargaan untuk nama Seo Hyun yang berubah menjadi Seo Mi. Kyu Hyun yang memberikan nama itu merasa lebih bangga.
"Panggil aku Oppa juga! Apa kau tidak merindukan Oppa mu ini?" protes Dong Hae. Air mata tak mampu Seo Mi tahan, ia berlari berhambur memeluk kakaknya itu. "Dong Hae Oppa!" serunya manja. Eun Hyuk ikut memeluk kedua adiknya.
Ah Ra mengerti bahwa mereka dalam posisi yang sama seperti dirinya yang baru bertemu Kyu Hyun kembali. Tapi entah masalah apa yang terjadi sampai Seo Mi merubah namanya, dan terpisah dengan keluarganya. Kyu Hyun kembali memanggil Ah Ra, kini terkesan manja. Apa bungsu selalu bersikap seperti ini?
***
Apa menurut kalian permasalahannya sudah terselesaikan? Tunggu chapter selanjutnya...
Alesta Cho.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro