Chapter 11 : 'Memudar'
Seo Hyun dan Jung Soo berada di lantai dua, meninggalkan toko bunga. Keduanya masih terdiam, tidak ada yang ingin memulai pembicaraan. Jung Soo masih bingung harus mengucapkan kalimat seperti apa pada kekasihnya yang sangat ia rindukan, status tersebut pun dirasa tak pantas diucapkan. Saat ia sendiri tau bahwa Seo Hyun tidak benar-benar mencintainya.
"Mianhae," Jung Soo dibuat terkejut dengan permintaan maaf Seo Hyun, dia menatap Seo Hyun mencoba mencari kejelasan dalam perkataan yang telah diucapkan wanita itu. "Jeongmal mianhae, aku tidak bermaksud melukai perasaan Oppa! Aku hanya..."
"Geumanhae!" Jung Soo memotong perkataan Seo Hyun, dia percaya pada kekasihnya itu lebih dari dirinya sendiri. "Kenyataan memang pahit bagimu, maka tetaplah bersamaku walau itu hanya berpura-pura. Aku akan lebih menyukainya. Dan aku akan membuatmu melupakan Chang Min, maka dari itu tetaplah bersamaku" pinta Jung Soo, lalu kembali memeluk Seo Hyun.
"Pabo, itu akan membuatmu terluka lebih dalam lagi!" kini sebuah senyuman tulus terukir di wajah Seo Hyun, dia membalas pelukan Jung Soo erat. "Terima kasih sudah datang, oppa."
Keduanya saling melepas rasa rindu, tak dipungkiri Seo Hyun -pun sangat merindukan sosok Jung Soo yang hanya bisa ia lihat di layar televisi selama empat bulan ini. Itu-pun karena kedua teman serumahnya sangat menyukai Power Boys, kalau tidak dia tidak pernah bisa menonton atau sekedar melihat televisi.
***
Selama satu bulan ini Jung Soo selalu menyempatkan diri menemui Seo Hyun, itu berarti dia selalu bertemu dengan Tae Yeon dan Yu Ri. Kedua wanita ini tentu sangat senang, karena selain bisa bertemu leader Jung Soo mereka juga bertemu dengan anggota Power Boys yang lain. Bahkan kelimanya membantu mereka menjual bunga.
Jong Woon terlihat senang merangkai bunga, sesekali dia bertanya pada Yu Ri. Yu Ri yang merupakan fans-nya dengan senang hati menjawab semua pertanyaan Jong Woon, walau-pun pertanyaannya terkesan aneh yang tidak berhubungan dengan bunga sama sekali. Tae Yeon bahkan pernah kesal pada Jong Woon, karena mengomentari pakaiannya, gayanya, dan juga tingkahnya yang agak tomboy.
"Kenapa? Apa Jong Woon membuatmu kesal lagi?" tanya Hee Chul yang sedang merapikan letak bingkai bunga, disampingnya ada Han Geng tengah memperhatikan berbagai bunga.
"Nde, dia bilang rambutku kusam, kering, pokoknya dia menyebalkan!" gerutu Tae Yeon, Young Woon yang mendengarnya sontak memegang rambut Tae Yeon. Han Geng beralih memperhatikan Tae Yeon ketimbang bunga-bunga yang cantik tapi tak bisa diajak bicara.
"Benar rambutmu memang kasar!" seru Young Woon, menambahkan komentar kakaknya. "Aigoo, shampoo apa yang kau pakai!? Mana ada lelaki yang mau padamu!" lanjutnya menambah rasa kekesalan Tae Yeon.
"Kakak dan adik sama saja." gerutu Tae Yeon berlalu meninggalkan ketiganya, Han Geng berseru. "Pakailah shampoo TRES**!" lagi-lagi Tae Yeon menggerutu, di sisi lain dia merasa beruntung dapat sedekat itu dengan idolanya.
Sampai malam tiba Power Boys masih berada di toko bunga, mereka sedang berkumpul kecuali Seo Hyun dan Jung Soo yang sejak siang tadi belum pulang. Jong Woon selalu melakukan selca (self camera) dengan bunga-bunga yang berada di toko tersebut, lalu meng-upload-nya di twitter. Sebagian fans sudah mengetahui bahwa Power Boys ada di toko bunga tersebut. Bahkan beberapa fans dengan sengaja mengunjungi toko bunga hanya untuk mendapat pelayanan dari idolanya.
"Ayo, ayo lihat ke sini!" Jong Woon memamerkan poto yang baru ia upload, terlihat keempat anggota Power Boys minus Jung Soo yang sedang berdiri didepan bunga-bunga.
Hee Chul dengan memakai bunga aster merah di telinganya. Han Geng yang memegang bunga mawar putih dan Young Woon yang berpura-pura memberikan bunga tulip. Sedang Jong Woon menghirup bunga lily. "Wow, mereka terlihat cute dengan bunga-bunga itu." baca Jong Woon mengenai komentar tentang poto tersebut, yang lain terlihat antusias. "Seharusnya nama mereka bukan Power Boys tapi Flower Boys!" lanjut Hee Chul bangga, ia berpikir apa perlu kita mengganti nama grup.
"Akan lebih bagus jika sang leader ada..." kini Han Geng yang membaca, dia menyuruh Jong Woon untuk meng-upload poto mereka berlima, tapi Jong Woon bilang dia tidak mempunyai poto mereka berlima.
Tae Yeon menyahut bahwa ia pernah memotret mereka berlima. Dia memperlihatkan poto tersebut, yang memang terlihat natural. Poto itu memperlihatkan aktivitas anggota Power Boys di toko bunga.
Disaat sedang asyik mengobrol, lonceng yang berada dibadan pintu berbunyi. Yu Ri menyambut pelanggannya. Ketika anggota Power Boys melihat siapa yang datang, mereka terkejut dengan kompak. "Eun Hyuk-ah! Dong Hae-ya!"
Lonceng pintu kembali berbunyi, Seo Hyun dan Jung Soo terlihat bergandengan tangan. Tae Yeon cukup cemburu melihat kedekatan keduanya, bahkan dia mencoba untuk tidak terlalu dekat dengan keduanya. Hee Chul semakin gugup, dia memberi tanda agar Seo Hyun dan Jung Soo jangan mendekat.
"Hiya Jung Soo Hyung, Seo Hyun-ah kalian ke mana saja!?" tanya Jong Woon jelas salah, karena membuat Eun Hyuk dan Dong Hae berbalik kebelakang sehingga keduanya melihat Seo Hyun. Mereka terkejut bukan main, dengan segera mendekati Seo Hyun.
"Seo Hyun kau ada di sini?" kaget Dong Hae mendekati Seo Hyun, Eun Hyuk hanya diam ditempatnya.
"Kalian membohongi kita! Heuh, hebat sekali, kita mencari Seo Hyun sampai putus asa dan kalian hanya bersandiwara." ujar Eun Hyuk masih berdiri mematung, Han Geng mendekatinya dan menyuruh Eun Hyuk untuk tenang dulu.
Akhirnya bukan hanya Eun Hyuk dan Dong Hae yang mengerti, tapi Yu Ri dan Tae Yeon pun mengerti kenapa Seo Hyun pergi dari rumah dan membohonginya. Mereka berharap Seo Hyun dapat kembali kerumah.
***
Zhoumi tergesa-gesa menghampiri Chang Min, sepertinya ada hal penting yang harus dia sampaikan pada sahabatnya itu. Dia mengambil napas sebentar setelah berada dihadapan Chang Min yang tengah kebingungan dengan sikap Zhoumi.
"Ada apa?" tanya Chang Min penasaran, ia masih melakoni aktivitasnya berlatih karate.
"So Min, So Min masuk rumah sakit! Ke sanalah jenguk dia." mendengar hal tersebut bukannya khawatir Chang Min malah terus berlatih. "Aish, kau benar-benar! Aku harap kau tidak bersikap egois sekarang, cepatlah temui dia!" lanjut Zhoumi menyesali ekspresi Chang Min yang datar, bukankah selama sepuluh bulan ini So Min selalu menemani Chang Min tapi kenapa Chang Min masih dingin seperti itu.
"Apakah separah itu?" tanya Chang Min ringan, membuat Zhoumi jengah.
"Kalau begitu terserah kau saja, yang penting aku sudah memberitahumu." Zhoumi berjalan meninggalkan Chang Min yang masih terpaku. "Aku berlari sejauh ini, dan meninggalkan Ju Yeon." gerutu Zhoumi masih bisa Chang Min dengar.
Apakah penyakit So Min benar-benar parah? Penasaran Chang Min, sebenarnya dia khawatir tapi rasa bersalahnya telah membuat dirinya bersikap dingin pada So Min yang sampai sekarang masih tulus mencintainya.
~
Chang Min berjalan mendekati ruang rawat So Min, ia lihat terdapat selang inpus di tangan kiri gadis itu. Dia duduk di kursi yang berada di samping ranjang, sementara So Min tertidur tampak begitu damai. Tanpa sadar Chang Min memegang tangan So Min, membuat So Min terusik akan hal itu. Perlahan dia membuka pelupuk matanya, sontak Chang Min segera menjauhkan tangannya.
"Oppa, Chang Min Oppa, kau ada di sini." tak bisa dipungkiri bahwa So Min sangat senang akan kehadiran lelaki yang ia sukai selama tiga tahun.
"Apa yang terjadi? Kau sakit apa?" Chang Min bertanya dengan nada pelan, sebelum So Min menjawab dia tersenyum, ia merasakan nada kekhawatiran dalam perkataan Chang Min.
"Aku baik-baik saja! Hanya terlalu lelah, jangan khawatir." wajah pucatnya terus tersenyum, kondisi tubuhnya tidak seperti yang dikatakannya. Bagaimana bisa baik-baik saja dengan kondisi lemah seperti itu. "Benar aku tidak apa-apa, aku akan segera sembuh! Oppa pulanglah, mungkin Seo Hyun sudah kembali kerumah..." Chang Min berharap perkataan So Min benar, bahwa Seo Hyun sudah berada di rumah. Seandainya itu benar-benar terjadi, Chang Min tidak akan membahas tentang perasaannya.
***
Seo Hyun kembali ke rumahnya bersama Eun Hyuk dan Dong Hae, kedua kakaknya itu sangat senang melihat pertemuan Seo Hyun dengan ibunya. Ji Woo menangis dengan memeluk Seo Hyun, Yong Joon ikut senang melihatnya.
"Seo Hyun-ah, maafkan Eomma." ucap Ji Woo disela-sela tangisnya, Seo Hyun semakin memeluk erat ibunya yang sudah sangat ia rindukan. Sebenarnya sudah lama ia ingin bertemu dengan ibunya, tapi rasa takut selalu membuatnya mengurungkan niat itu. "Pasti kau sangat takut bertemu Eomma, mianhae." lanjut Ji Woo melepas pelukannya, dilihat wajah putrinya itu yang ternyata telah basah dengan air mata. Ji Woo menghapusnya dengan kedua ibu jarinya.
"Eomma, seharusnya aku yang minta maaf, aku bersalah karena telah membohongimu." Ji Woo menggeleng cepat, dia berkata tak ada yang salah dengan perasaan tapi yang salah adalah kenyataan.
Mereka kembali makan malam bersama, yang sudah lama sekali tak dilakukan. Seo Hyun terus mendapat perhatian dari ibunya, membuat Eun Hyuk menggerutu bahwa ibunya selalu memanjakan Seo Hyun. Dong Hae menimpalinya dengan berkata hal yang tidak masuk akal.
"Kalau kau ingin dimanja, carilah yeojachingu!" semua yang berada dimeja makan tertawa, pada saat itu terdengar suara Chang Min.
"Seo Hyun! Kau sudah kembali." dia segera duduk di dekat Seo Hyun lalu memeluknya, setelah sadar akan hal itu dia buru-bur melepaskan pelukannya merasa canggung. "Mianhae, aku begitu senang kau kembali."
"Oppa makanlah, pasti kau belum makan." Seo Hyun mengambilkan nasi dan menyuruh Chang Min untuk memakannya, dengan perasaan bahagia Chang Min segera mengambil sumpit lalu memakannya. Rasa bahagia yang entah berarti apa, yang jelas Chang Min merasa senang sekali dapat melihat Seo Hyun kembali. Syukurlah dia baik-baik saja, pikirnya.
***
Ju Yeon memberitahukan Ji Hyun, Ryeo Wook, Si Won dan Henry bahwa Seo Hyun sudah pulang. Dia telah mengetahuinya dari Hee Chul, dia merasa kesal pada kakaknya itu karena tidak memberitahukannya lebih awal. Bukankah dia dan Seo Hyun berteman cukup dekat, tapi kenapa Seo Hyun sendiri tidak ingin keberadaanya terbongkar oleh sahabat-sahabatnya.
"Benarkah? Kalau begitu ayo kita mengunjunginya!" semangat Henry disetujui oleh teman-temannya.
"Tentu saja kita harus melihatnya, aku sangat merindukan Seo Hyun!" Ji Hyun segera membereskan buku-bukunya, dia menarik Ju Yeon agar bergerak cepat.
Si Won sendiri sudah berada di ambang pintu, Ryeo Wook menggeleng karena sahabatnya itu tidak membawa ranselnya, jadi dia yang harus membawakannya.
"Si Won memang tampan, tapi dia ceroboh dan sangat pelupa!" protes Ryeo Wook, Henry bertanya kenapa? Ryeo Wook lagi-lagi menggeleng.
***
Jung Soo datang bersama ke dua orangtuanya kekediaman keluarga Lee, rupanya dia akan melamar Seo Hyun. Chang Min terkejut, dia bahkan nyaris menumpahkan segelas air. Dong Hae sadar akan hal itu, kakak sulungnya ini terlalu terobsesi entah apa? Yang ia tahu bahwa Chang Min masih sangat mengharapkan Seo Hyun. Walau dia tahu kini Seo Hyun tengah bersama Jung Soo.
Kenapa tidak selama satu bulan ini mereka selalu bersama, Jung Soo sampai meminta jadwalnya agar tidak terlalu padat. Awalnya direktur menolaknya, tapi karena manager Hyo Young memohon dengan alasan konser tunggal yang benar-benar sukses, jadi ia rasa Power Boys butuh istirahat.
"Meja makan ini terasa lebih ramai, semoga Jung Soo dan Seo Hyun dapat segera memberi kita cucu." canda Tuan Park, membuat Seo Hyun malu terlihat dari pipinya yang memerah. Chang Min terus saja mendengarkan dengan tak suka.
"Iya, itu akan membuat suasana ini semakin ramai." tawa Tuan Lee, yang lain ikut tertawa hanya Chang Min yang terdiam terus menyalahkan perasaannya.
Mereka telah sepakat dengan hari dan tanggal pernikahan, yang akan dilaksanakan satu bulan lagi. Mereka juga telah menentukan tempat untuk berbulan madu. Semuanya dilakukan dengan cepat, karena Jung Soo seorang aktris yang memiliki waktu terbatas.
***
Ju Yeon terus mondar-mandir di antara bunga lily, dia dan teman-temannya sedang menunggu Seo Hyun. Mengetahui sedang ada acara keluarga, mereka memilih untuk menemui Seo Hyun dipekarangan bunga lily. Satu jam berlalu tapi Seo Hyun belum juga datang, mereka masih setia menunggu. Sesekali Si Won yang merasa bosan, pergi menghampiri setiap pekerja di taman gaedon tersebut.
Ji Hyun mengikuti apa yang Si Won lakukan, dia banyak bertanya tentang tanaman yang berada di taman. Henry sendiri memilih bersenandung ria di antara bunga mawar merah, dia sempat ditegur karena memetik salah satu bunga. Ryeo Wook memperhatikan Ji Hyun dari kejauhan.
"Bukankah Ji Hyun sangat cantik?" tanya tiba-tiba Ju Yeon mengagetkan Ryeo Wook, dia langsung salah tingkah ditanya seperti itu.
"Hmm, yeoppo." dihampirinya sekumpulan bunga lily putih yang seolah-olah perkataannya untuk bunga tersebut, Ju Yeon tahu pujian itu untuk Ji Hyun. "Pantas saja Seo Hyun sangat menyukai bunga lily, jelas mereka sangat cantik!" lanjut Ryeo Wook mencium bunga tersebut, alhasil dia terbatuk karena putik bunga mengenai hidungnya.
Ju Yeon tertawa melihat tingkah sahabatnya itu, sahabat yang pernah menyatakan cinta padanya dulu. Saat itu Ju Yeon baru memberitahu bahwa dirinya sedang berpacaran dengan Zhoumi, Ryeo Wook meminta agar Ju Yeon keatap kampus.
~
"Aku menyukaimu." ujar Ryeo Wook tentu membuat Ju Yeon terkejut, dia berpikir bahwa Ryeo Wook sedang bercanda. "Benar, aku menyukaimu! Tapi mulai sekarang aku tidak akan menyukaimu, aku hanya sekedar ingin memberitahumu. Agar perasaanku merasa lebih lega!" lanjutnya tersenyum, terlihat dari wajahnya bahwa ia sudah merasa lega bisa mengatakannya.
~
"Seo Hyun-ah!" suara Ji Hyun yang nyaring membuat semua mata memandang kearahnya, kini Ji Hyun tengah berlari kearah Seo Hyun, lalu memeluknya. "Aku sangat merindukanmu!" lanjutnya melepaskan pelukan, Seo Hyun tersenyum senang dapat bertemu dengan sahabat-sahabatnya.
"Seo Hyun-ah, kau ke mana saja! Aku mencarimu sampai putus asa!" kini giliran Ju Yeon yang memeluk Seo Hyun, ketika Henry akan melakukan hal yang sama, ia langsung mendapat jitakan dari Ji Hyun.
"Hiya! Kenapa kau memukulku!? Aku juga sangat merindukan Seo Hyun!" bela Henry sambil memegangi kepalanya.
"Kau pantas mendapatkannya!" sahut Ryeo Wook, tertawa puas melihat sahabatnya kena pukul oleh wanita. Seo Hyun mendekati Henry, lalu memeluknya.
"Aigoo, bungsu kita sudah besar rupanya!" Seo Hyun mengacak-acak rambut Henry, Henry membalasnya manja, dia memang yang termuda di antara teman-temannya.
Mereka terus mengobrol sampai hari sore, Seo Hyun seakan tak ingin waktu cepat berlalu bersama sahabat-sahabatnya. Sampai membicarakan pernikahan Seo Hyun yang akan dilaksanakan satu bulan lagi, Seo Hyun meminta Ju Yeon untuk menjadi pengiringnya.
Semuanya sudah pulang, kecuali Ju Yeon. Mereka berdua masih berada dipekarangan bunga lily, sudah lama Seo Hyun tak mengunjungi taman favoritnya itu.
"Sekarang kau benar-benar sudah melupakan Chang Min Oppa, bukan? Kau benar-benar mencintai Jung Soo Oppa, iya, kan?" suara Ju Yeon jelas terdengar karena hanya ada mereka berdua, pekerja kebun-pun sudah tidak ada.
"Kau tidak percaya, aku benar-benar mencintai Jung Soo Oppa! Aku merasa nyaman didekatnya, aku ingin menikah dengannya lalu memiliki anak. Aigoo, Ju Yeon-ah, ini benar-benar cinta yang aku maksud. Kau pernah berkata tentang bagaimana rasanya ketika Zhoumi menyatakan cintanya, aku juga merasakannya ketika Jung Soo oppa menyatakannya direstoran. Bukankah kau tahu?! Itu hal termanis yang pernah aku dapatkan!" ujar panjang lebar Seo Hyun, membuat Ju Yeon diam tak percaya secepat itu sahabatnya berubah. Tapi disisi lain dia senang mendengarnya, meski merasa ada yang aneh dari Seo Hyun.
"Syukurlah kalau begitu, aku ikut senang." seru Ju Yeon.
"Hmm, kelak aku tidak akan berharap agar kenyataan berubah. Kenyataan tidak akan berubah, benarkan Ju Yeon-ah." ujar Seo Hyun senang. Ju Yeon hanya mengangguk tanpa mengerti sepenuhnya.
***
Chang Min dan So Min berjalan menelusuri pantai, mereka asyik bermain air. Selintas terlihat seperti sepasang kekasih, itu yang diharapkan So Min. Sudah lama ia ingin pergi kepantai bersama Chang Min, ia takut hal itu tidak akan pernah terjadi. Tapi sekarang keinginannya itu menjadi nyata. Walau-pun bukan sebagai sepasang kekasih, ia tetap menganggapnya begitu. Hanya sepihak.
"Apa kau tidak pernah pergi ke pantai?" sindir Chang Min melihat tingkah So Min seperti anak kecil yang baru pertama melihat pantai. Kini ia sedang membuat istana pasir.
"Iya, tidak ada yang bisa aku ajak untuk pergi ke pantai!" istana pasir yang So Min buat semakin tinggi, dia terus memasukan pasir kedalam ember dan menumpukannya kepasir yang sudah dibentuk.
"Bahkan orangtua mu tidak pernah?" heran Chang Min dibalas anggukan "Aish, bukan begitu caranya membuat istana pasir!" Chang Min mengambil alih pekerjaan So Min, keduanya membuat istana pasir bersama.
Ketika Chang Min sedang sibuk sendiri dengan istana pasirnya, So Min menulis sesuatu dipasir.
"Apa yang kau tulis?" teriak Chang Min, berlari mendekati So Min. Ia hendak melihat apa yang ditulis wanita itu, ombak laut datang menghapus tulisan tersebut. So Min merasa lega akan hal itu, apa yang akan terjadi jika Chang Min membaca tulisannya.
'Jung So Min akan selalu mencintai Lee Chang Min, selamanya bersama...-'
Ternyata sebelum ombak menghapus tulisan So Min, Chang Min sempat membacanya walau tak semua kata terbaca. Karena ombak telah menghapusnya lebih dulu, tapi dia cukup tahu bahwa So Min masih mencintainya. Mungkin sampai akhir, dia harap dapat membalas cinta tulus gadis itu.
"So Min-ah! Apa yang kau tulis? Beritahu aku?" Chang Min berpura-pura tak mengetahuinya, ekspresi ingin tahu Chang Min benar-benar jelas terlihat bagi So Min.
"Tidak mau!" So Min memeletkan lidahnya, mulai berlari menjauh dari Chang Min. Chang Min tak bisa tinggal diam, dia mengejar So Min sesekali mencipratkan air.
***
Toko bunga yang terkenal karena anggota Power Boys yang pernah bekerja disitu, membuat kenangan tertentu bagi para fans. Karena kemungkinan mereka tidak akan bisa lagi melihat idolanya memegang bunga yang akan diberikan pada pelanggan. Walau-pun begitu fans yang tergabung dengan nama Powerful ini tetap setia mengunjungi 'Sweet Flowers'.
"Kita beruntung masih memiliki pelanggan, benar-benar harus berterima kasih pada Power Boys! Aigoo, aku merindukan mereka. Apalagi si aneh Jong Woon, dia bilang ingin terus membantuku menjual bunga. Pabo! Mana bisa seorang penyanyi berbicara seperti itu!" Yu Ri mengingat pembicaraannya dengan Jong Woon, dia juga teringat anggota Power Boys yang lain.
Ketika Hee Chul dengan gaya kerennya melayani pelanggan. Han Geng yang selalu menyindir Hee Chul yang dengan senang hati menari ala Girls Generation dihadapan fans yang sengaja membeli bunga ditoko tersebut. Jung Soo dan Seo Hyun dengan senyum khasnya menyambut pelanggan didepan toko, lalu Young Woon datang mengganggu pasangan tersebut. Yu Ri menghela napas keras.
"Tae Yeon-ah! Bukankah Jung Soo dan Seo Hyun terlihat mirip, mereka akan segera menikah itu tandanya takdir! Apa aku dan Jong Woon mirip?" Tae Yeon seakan tak mendengar perkataan Yu Ri, dia terus menggunting tangkai bunga mawar tanpa melihatnya.
"Aw, appo!" bukannya jawaban akan pertanyaan Yu Ri, yang terdengar malah jeritan kesakitan dari Tae Yeon.
"Tae Yeon-ah, apa yang kau pikirkan sampai menggunting tangan begitu!?" khawatir Yu Ri melihat luka Tae Yeon, ia langsung mengambil kotak P3K lalu mengobatinya.
"Eonni, aku akan menjadi pengiring yang cantik bukan?" air mata sudah tak bisa ditahan, dan akhirnya keluar bebas membasahi pipi mulus Tae Yeon. Yu Ri menyadarinya, dia sendiri tahu benar kalau adiknya sangat menyukai Jung Soo lebih dari seorang idola.
"Hmm, kau akan terlihat cantik seperti pengantinnya." Yu Ri menghapus air mata dipipi Tae Yeon dengan kedua ibu jarinya, tapi anehnya air mata itu tak kering-kering. Terus mengalir membuat muara di pangkuan Tae Yeon.
"Eonni, pengiring tidak boleh lebih cantik dari pengantin." kali ini Yu Ri memilih diam, dia memeluk Tae Yeon erat. Berharap itu dapat membuat tangisnya reda, walau tak bisa membuat rasa sakit hatinya berkurang.
Pintu toko dibuka memperdengarkan suara loncengnya yang menggantung. "Permisi, apa benar Lee Seo Hyun bekerja di sini?" ujar lelaki dengan dua plester menempel di wajahnya, dia Cho Kyu Hyun yang baru saja menghentikan aktivitas menangis Tae Yeon.
***
Bersambung,
Ok, cukup sampai disini part 11-nya... silahkan tinggalkan jejak setelah membaca^^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro