Chapter 10 : 'Bertemu kembali'
Bittersweet
Karena Ryeo Wook telah berjanji untuk mentraktir sahabatnya, ditambah Zhoumi yang selalu bersama Ju Yeon untuk makan di sebuah restoran. Jadi ia memilih restoran yang belum pernah dikunjungi, untuk referansi masakannya. Sudah hampir restoran kecil maupun besar Ryeo Wook kunjungi, maklu-lah karena pria imut itu suka memasak. Kali ini ia mengunjungi restoran sederhana, yang ia tahu dari Jong Woon.
"Ryeo Wook-ah, tempat ini tidak terlalu buruk!" ujar Ji Hyun yang berada di dekat Ryeo Wook, mereka semakin dekat ketika dipasangkan untuk mewakili kelas dalam bernyanyi di festival kampus.
Henry sendiri selalu menjadi orang pertama yang mengetahui bahwa sahabatnya itu sedang jatuh cinta, seperti ketika Ryeo Wook yang dulu menyukai Ju Yeon sampai harus patah hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Sekarang pun ia tahu bahwa Ji Hyun menyukai Ryeo Wook, entah sejak kapan yang penting Henry mengetahuinya dan berharap Ryeo Wook tidak akan membuatnya patah hati lagi.
"Iya, tapi tempat ini terlalu jauh dari kampus kita!" Si Won mengedarkan penglihatannya, dan mendapati dua pelayan wanita yang sedang heboh menonton TV. Setelah ia lihat lebih jelas, ternyata yang sedang mereka tonton adalah acara fanmeeting-nya Power Boys. "Bahkan di tempat peloksok seperti ini pun Power Boys terkenal!" iri Si Won, dia bertanya kenapa dia tak setenar Power Boys.
Beberapa pasang mata ikut mengalihkan pandangannya pada dua pelayan tersebut, sampai ibu pemilik restoran memanggil mereka untuk mengantarkan pesanan. Kekecewaan dan kekesalan terlihat jelas dari wajah keduanya, jelas merasa terganggu. Padahal mereka-lah yang telah salah dengan mengabaikan pekerjaan.
Dengan senyum manis keduanya menyimpan terburu-buru setiap makanan yang dipesan. Henry menggeleng melihat kelakuan mereka, sedang Zhoumi sudah sibuk mengumbar kemesraan dengan menyuapkan yookgaejang (sup daging sapi berbahan dasar kochukaru/bubuk cabe) pada Ju Yeon. Membuat Si Won mencibir.
***
"Woah, Han Geng Oppa!" seru Bo Mi, segera menyimpan mangkuk terakhir diikuti Tae Yeon yang sudah menaruh makanan bahkan dengan nampannya.
"Apa bagusnya Han Geng!? Bahkan wajahmu tak diingat olehnya!" dercak Tae Yeon sudah duduk di sebelah Bo Mi, gadis berwajah kecil itu langsung menatap Tae Yeon sangar.
"Siapa bilang, konser kemarin aku bertemu dengan Han Geng Oppa! Dia mengingatku waktu aku mengantarkan makanan! Kau pasti iri!" tak kalah kerasnya Tae Yeon mengaku bahwa dia juga bertemu Jung Soo di konser. Percakapan mereka cukup menarik perhatian adik-adik dari anggota Power Boys.
"Kita saling bertukar nomor!" bangga Tae Yeon menunjukan nomor Jung Soo dengan tulisan 'My Angel Jung Soo'.
Bo Mi terlihat iri, dia hanya berfoto dengan Han Geng. Kenapa dia tidak berpikir untuk meminta nomor ponselnya. "Pasti kau yang irikan, tidak punya nomor Han Geng Oppa!?" ledek Tae Yeon.
Lagi-lagi Si Won berdecak, kenapa Power Boys bisa sampai populer seperti itu. Kenapa juga Jung Soo memberikan nomornya pada fans-nya itu.
"Hiya, pasti aku juga akan mendapatkan nomornya!" sengit Bo Mi. Tak tahan mendengar perdebatan Tae Yeon dan Bo Mi, Ji Hyun berdiri.
"HIYA! Kalian berisik!" keduanya terkejut ada pelanggan yang menegurnya, dan mereka segera meminta maaf. Untung saja atasan mereka tidak mendengar keributan itu. Tae Yeon dan Bo Mi mencoba menahan teriakannya, ketika melihat idola mereka berbicara, tapi tangan mereka tak bisa berhenti terangkat.
Ju Yeon menolak suapan dari Zhoumi. "Hmm, jika Seo Hyun ada. Pasti akan lebih seru! Aku merindukannya..." sedih Ju Yeon dirasakan juga oleh Ji Hyun dan yang lainnya. Zhoumi meyakinkan Ju Yeon bahwa Seo Hyun pasti baik-baik saja. Mendengar nama Seo Hyun disebut-sebut Tae Yeon mengalihkan perhatiannya dari layar televisi kearah pelanggan yang terakhir dia layani bersama Bo Mi, berpikir apa mereka itu adalah teman-teman Seo Hyun.
"Jong Woon hyung pernah cerita padaku bahwa Jung Soo hyung pernah melihat Seo Hyun di restoran ini, tapi dia sudah dipecat" jelas Ryeo Wook, Tae Yeon masih fokus memperhatikan mereka tak memperdulikan ucapan Bo Mi bahwa Jung Soo sedang berbicara sekarang.
"Oh, jadi yang Han Geng hyung maksud restoran ini!" Henry menambahkan, rupanya dia juga telah mengetahui hal itu. Sedang Ju Yeon sama sekali belum tahu, dia menyalahkan Hee Chul akan ketidaktahuaannya. Mendengar nama Han Geng disebut, Bo Mi segera menoleh kearah Henry.
"Siapa yang dia panggil, apa Han geng oppa kakaknya!" cibir Bo Mi, setelah mengamati Henry lebih jelas Bo Mi berteriak. "Aaaakh, apa dia adik Han Geng oppa!" lanjutnya membuat Tae Yeon terkejut, beberapa saat kemudian Bomi telah pergi menghampiri Henry dan teman-temannya.
***
Power Boys masih berada di Busan, mereka diberi waktu liburan setelah melaksanakan konser tunggal keduanya. Hyo Young masih berada di rumah Hee Chul, dia merasa bosan, terlebih Ju Yeon sedang kuliah. Hee Chul tertidur pulas bersama kucingnya. Hyo Young berpikir keras untuk mengusir kebosanannya, sampai nama seorang lelaki muncul dipikirannya.
"Eun Hyuk Hyung! Kau mau pergi kemana?!" panggilan Dong Hae di abaikan sepenuhnya, rupanya dia sangat senang setelah menerima telepon.
Dong Hae tebak bahwa kakaknya itu pasti akan bertemu dengan Hyo Young.
"Apa jatuh cinta, seperti itu?! Aku ingin merasakannya..." Dong Hae meninggalkan ruang latihan dance, wajahnya tertekuk. Sesaat dia melangkah, terlihat Chang Min yang tergesa. "Chang Min Hyung!" lagi-lagi dia diabaikan, Chang Min melewatinya tanpa mengetahui keberadaannya sama sekali. Wajah kakaknya yang kali ini terlihat khawatir, mengundang rasa penasarannya. Hanya tebakan asal yang keluar dari mulut Donghae,
"Apa sebenarnya Chang Min Hyung sudah menyukai So Min Nuna, kekhawatirannya jelas terlihat!"
Kini Dong Hae sudah berada di luar kampus, tepatnya halaman depan kampus. Dia mencari seseorang yang dapat diajak main. Dan yang ia lihat sekarang, hanya senior, teman Chang Min.
"Dong Hae-ya! Kau mau pergi main?! Ayolah, biar aku yang mentraktirmu." ajak Shin Dong, kebetulan Dong Hae sedang mencari teman. Dengan senang hati dia menerima ajakan Shin Dong. Mereka sepakat main ke taman kota, untuk menampilkan dance di depan pengunjung taman. Mereka pikir itu adalah sebuah tantangan yang menarik.
Benar saja, keahlian keduanya dalam menari banyak diminati pengunjung. Bahkan beberapa di antaranya memberikan uang, Shin Dong tersenyum mengetahui hal itu. Dia berpikir sudah bisa mencari uang sendiri, pasti Na Ri akan menyukainya. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melamar Na Ri, pikir Shin Dong.
Di antara sekian banyak orang yang melihat dirinya, hanya satu yang Dong Hae lihat balik. Seorang wanita dengan rambut bergelombang, sedang mencoba memasuki kerumunan demi melihat dancenya. Berulang kali tersingkir, wanita itu tetap menerobos untuk melihat lebih dekat. Ketika sudah berada paling depan, ekspresi senangnya mengembang. Dan itu membuat Dong Hae terkekeh, dia mencoba melihat sosoknya lagi, tapi wanita itu sudah tidak ada.
***
Seorang wanita keluar dari kerumunan dua penari yang menurutnya hebat. Dia mendapatkan telepon, merasa kerumunan ini terlalu bising jadi dia memilih keluar. Memasuki kerumunan lebih sulit, dari pada keluar dari kerumunan, pikirnya. Dengan cepat wanita itu sudah berada di tempat yang tenang. Dia dapat mendengar dengan jelas, perkataan orang yang meneleponnya.
"Seung Yeon Nuna, kau dimana? Kita sudah harus kembali ke Seoul." ujar lelaki di seberang sana, sambil memasuki mobil yang terparkir tak jauh dari taman kota.
"Oh, baiklah aku akan segera ke sana! Kau jangan meninggalkan aku Ki Bum-ah!" ancam wanita yang bernama Seung Yeon itu, berlari menjauhi kerumunan yang sudah mulai sepi. Sepertinya acara dance dua lelaki itu sudah selesai. Seung Yeon sempat melirik ke kerumunan, "Dua orang itu pintar menari." ujarnya memberi pujian.
Ternyata Dong Hae melihat Seung Yeon, dia berniat mengejarnya tapi sudah tidak bisa. Seung Yeon memasuki mobil yang terparkir di pinggir taman, setelah itu mobil segera meluncur meninggalkan taman yang di dalamnya terdapat seorang lelaki yang sepertinya sedang merasakan dilema.
"Dong Hae-ya! Kita mendapatkan uang cukup banyak, jadi aku tidak usah mentraktirmu!" senang Shin Dong, menghitung uang yang ia dapat. Dong Hae hanya diam menyesali pertemuan singkatnya dengan wanita itu. "Dong Hae-ya! Lee Dong Hae!" panggil Shin dong, lelaki itu tersadar.
"Kajja!" Dong Hae berjalan meninggalkan Shin Dong, merasa aneh dengan sikap adik kelasnya itu Shin Dong mencibir. Tapi tak lama, karena dia lebih memilih melanjutkan menghitung uang di tangannya ketimbang harus menanyakan apa yang telah terjadi pada Dong Hae.
***
Henry dan Bo Mi berada di luar restoran, mereka sedang berbicara. Itu karena Henry yang mengajak Bo Mi untuk bicara, setelah Bo Mi menanyakan apakah Henry adik dari Han Geng Power Boys. Semua sahabatnya terlebih Ryeo Wook, heran dengan perlakuan Henry pada fans kakaknya itu. Biasanya dia lebih memilih untuk mengacuhkan seseorang yang menanyakan perihal kakaknya. Sedang di dalam Tae Yeon memandang iri pada Bo Mi.
"Apa benar kau adiknya!?" seru Bo Mi kesekian kalinya. Henry tak berniat mengiyakannya atau pun mengelaknya. Otaknya mencoba mengingat siapa yang tengah berada di hadapannya.
"Siapa namamu?" penasaran Henry, membuat Bo Mi mengerutkan dahi.
"Yoon Bo Mi..." sopan Bo Mi ramah, wajahnya selalu dihiasi dengan senyuman. "Akh, kalau benar kau adik Han Geng oppa, berarti namamu Henry, iyakan!?" lanjutnya penuh dengan keyakinan. Teman-teman Henry keluar dari restoran, mereka melihat ingin tau ke arah Henry dan Bo Mi.
"Henry-ya, ayo kita pulang!" panggil Si Won. "Ppaliwa!" tambah Ji Hyun.
Bo Mi yang mendengarnya terlihat sangat gembira, berarti benar dugaannya. Namanya Henry. Melihat ekspresi senang Bo Mi, Henry ikut tersenyum. Wajah Bo Mi tak asing baginya, tapi dia masih belum bisa mengingatnya.
"Mana handphone-mu?" Henry mengulurkan tangannya, dengan cepat Bo Mi memberikan ponselnya. Terlihat Henry menekan beberapa nomor pada benda persegi itu. "Ini nomor kakakku." Henry mengembalikan ponsel Bo Mi, ekspresi senang Bo Mi lebih dari sebelumnya. Ia bahkan berjingkrak-jingkrak. Sedang Henry melangkah menghampiri mobil yang masih menunggunya.
"Gamsahamnida! Henry-ya! Gamsahamnida! Jeongmal gamshamnida!" teriak Bo Mi, lagi-lagi membuat Henry terkekeh. Sebenarnya siapa wanita yang bernama Bo Mi itu, seakan ada kenangan tersendiri mendengar ucapan terima kasih darinya.
Henry memasuki mobil masih dengan senyumnya, Ryeo Wook tahu benar apa yang telah Henry lakukan. "Kau tidak benar-benar memberikan nomor Han Geng Hyung, kan?" Tanya Ryeo Wook tak berbalas.
***
Tae Yeon pamit untuk pulang duluan pada Bo Mi, yang sejak mendapatkan nomor Han Geng sibuk mondar-mandir untuk mengetik pesan apa yang harus ia kirim. Tae Yeon sampai pusing meladeninya, yang terus menanyakan penulisan banmal atau formal. Sapaan yang bagus bagaimana hingga merecokinya dengan puisi. Sampai Tae Yeon sudah pulang pun Bo Mi tak menyadarinya.
"Permisi." seorang pelanggan lelaki memasuki restoran yang sedang Bo Mi bereskan, tentunya sambil memegangi ponsel.
"Jweosonghamnida, kita sudah tutup." penolakan lembut dari Bo Mi, tanpa melihat lawan bicaranya.
"Aku hanya ingin bertanya, apa Seo Hyun..."
"Seo Hyun sudah tidak berkerja di sini, dia meminta Tae Yeon untuk menggantikannya dan..." merasa perkataan yang tak seharusnya Bo Mi ucapkan, ia berhenti berbicara, lebih tepatnya menyesalinya. Pastilah ia akan kena marah Tae Yeon. Ketika melihat siapa yang telah ia potong perkataannya, dia langsung menjatuhkan sapu. "Jung Soo Oppa." gumamnya, yang disebut namanya tersenyum simpul.
Dia meminta agar Bo Mi menjelaskan perkataannya yang sepertinya sudah terlanjur terucap, meski menyesalkannya gadis itu tidak bisa mengelak lagi.
***
Yu Ri bersenandung ria sambil merangkai bunga, dia terlihat lebih cerah dari biasanya. Itu karena dia bertemu lagi dengan Jong Woon di tempat kerjanya. Seo Hyun ikut senang, dia setuju saja jika Jong Woon bisa bersama Yu Ri. Mereka cocok, pikirnya. Pintu terbuka, Tae Yeon memasuki ruangan yang harum oleh berbagai wangi bunga yang baru dikirim.
"Seo Hyun-ah, tadi teman-temanmu ke restoran! Kenapa kau tidak pernah menceritakan bahwa kau memiliki teman dari adik Power Boys." tiba-tiba ucapan Tae Yeon membuat kesenangan Seo Hyun luntur, dia sangat khawatir kalau saja teman-temannya itu mengetahui keberadaannya. "Tenang saja, mereka tidak tahu kau ada di sini. Temanmu yang bernama Henry memberikan nomor Han Geng Oppa pada Bo Mi." tebak Tae Yeon akan apa yang dipikirkan Seo Hyun, dia juga menjelaskan bahwa Seo Hyun beruntung memiliki teman yang sangat menyayanginya.
"Woah, kau memiliki nomor Jung Soo Oppa dan Bo Mi memiliki nomor Han Geng Oppa! Aku juga ingin nomor Jong Woon Oppa!" rengek Yu Ri pada Tae Yeon, Seo Hyun yang mendengar Tae Yeon memiliki nomor ponsel Jung Soo semakin risih. Kalau Tae Yeon terlalu dekat dengan Jung Soo, cepat atau lambat keberadaannya akan diketahui.
"Tae Yeon-ah, kau harus ingat jangan pernah memberitahukan keberadaanku pada Jung Soo Oppa." ingat Seo Hyun, Yu Ri sendiri yang sudah mengetahui perihal masalah Seo Hyun dengan kakak kelasnya, Taeyeon hanya bisa mengangguk. Tae Yeon semakin ragu akan alasan yang Seo Hyun berikan,
"Jung Soo Oppa tidak terlihat jahat." geleng Tae Yeon meninggalkan Yu Ri dan Seo Hyun. Dia berpikir jika Jung Soo mengetahui keberadaan Seo Hyun, apa yang akan terjadi nantinya? Kenapa juga Seo Hyun pergi dari rumahnya, hanya karena ibunya sangat marah ketika mengetahui kedua anaknya saling mencintai.
Sepertinya Seo Hyun memiliki kehidupan yang rumit, begitu banyak masalah. Sedang dirinya sendiri terus melupakan masalah dimasalalunya. Kenyataan yang begitu pahit, ketika mengingat ibunya meninggal dan sejak saat itu Tae Yeon hidup bersama ayahnya yang pecandu alkohol. Pukulan demi pukulan telah ia rasakan, sakit yang tak bisa ditahan lagi sehingga mengharuskannya kabur dari rumah yang selama 7 tahun telah mengurungnya.
***
Bo Mi mendekati Tae Yeon, perlahan ia memulai untuk berbicara. Awalnya ia memuji bahwa Tae Yeon sangat terlihat cantik dengan gaun putihnya, dia lebih terlihat feminim. Tae Yeon memang ingin terlihat feminim, terlebih di mata Jung Soo. Karena dia tahu tipe ideal wanita Jung Soo, tapi anehnya tipe ideal itu ia temukan di diri Seo Hyun. Maka dari itu dia dengan diam-diam mengambil gaun putih milik Seo Hyun, yang ia tahu gaun itu adalah pakaian satu-satunya yang tidak boleh di pinjam. Ingat Tae Yeon, dia tersenyum meminta maaf pada Seo Hyun dalam hati.
"Tae Yeon-ah, mianhae!" Bo Mi menundukan kepalanya setelah mengatakan hal tersebut pada Tae Yeon, tentu itu membuat Tae Yeon bingung. Kenapa tiba-tiba Bo Mi meminta maaf. Jangan –jangan...
"Mianhae? Apa kau mengatakannya pada Jung Soo Oppa!" Bo Mi mengangguk, Tae Yeon marah pun tak ada gunanya. Jadi dia berpikir untuk segera meninggalkan restoran.
Tak lama setelah itu Jung Soo datang menghampiri Bo Mi, mengatakan bahwa Tae Yeon sudah tidak bekerja lagi di restoran. Bo Mi sendiri tidak pernah tahu dimana tempat tinggal Tae Yeon maupun Seo Hyun. Jung Soo kembali mencari, tak jauh dari restoran ia melihat seorang wanita dengan gaun putih yang sangat ia kenal. Dia mengingat kencan pertamanya dengan Seo Hyun, saat itu dia memberikan gaun yang sama persis dengan apa yang wanita itu pakai.
Jung Soo keluar dari mobil, dia mengikuti wanita yang ia yakini adalah Seo Hyun. Dia sangat berharap bahwa yang memakai gaun putih tersebut adalah Seo Hyun. Langkah wanita itu semakin cepat, tapi dia sendiri pun tidak tahu bahwa ada yang mengikutinya. Jung Soo masih memperhatikan gerak-gerik wanita di depannya, yang berjalan memunggunginya. Pikirannya terus terfokus pada Seo Hyun, aku akan segera mengetahui tempat tinggalmu. Gumamnya.
Wanita itu memasuki toko bunga, yang masih Jung Soo ingat. 'Sweet Flowers'. Kembali ia membaca nama toko tersebut untuk kedua kalinya. Pertama datang ke Busan ia menyuruh Hyo Young untuk membelikan bunga lily putih di toko tersebut. Jung Soo ikut masuk berdiri di balik wanita yang ia yakini itu Seo Hyun. Tapi yang Jung Soo dengar suara Seo Hyun jauh di depannya.
"Hiya, Kim Tae Yeon! Sudah aku bilang kau tidak boleh meminjam gaun yang itu!" ternyata yang Jung Soo ikuti Tae Yeon, bukan Seo Hyun. Hatinya bergetar hebat. Suara yang lama tak didengarnya kini kembali terdengar, dan dia masih menyimpan gaun itu dengan baik.
"Mianhae." sesal Tae Yeon masih belum menyadari kehadiran lelaki di belakangnya. "Tapi yang terpenting kini bukan masalah gaun, melainkan Jung Soo Oppa!" lanjut Tae Yeon mendekati Seo Hyun, dan kini Seo Hyun dapat melihat dengan jelas sosok Jung Soo yang berdiri mematung.
"Jung Soo Oppa, sepertinya sudah tahu kalau aku yang menggantikanmu. Seo Hyun, Seo Hyun-ah!" tak mendapatkan respon terkejut dari lawan bicaranya, Tae Yeon mengira Seo Hyun marah. Tapi matanya tertuju pada sesuatu yang lebih membuatnya terkejut. Tae Yeon berbalik dan mendapati Jung Soo yang sudah mendekatinya, melewatinya, lalu memeluk Seo Hyun.
"Aku pulang!" Yu Ri melihat seseorang memeluk Seo Hyun, itu membuatnya terkejut dia seolah bertanya pada Tae Yeon siapa lelaki itu.
Tae Yeon tak berniat menjawabnya, dia sendiri pun bingung akan apa yang sedang terjadi. Sebenarnya ada hubungan apa antara Seo Hyun dan Jung Soo? Penasaran Tae Yeon, yang masih belum terjawab sampai sekarang.
***
Vote comment juseyo ^^
Dan lagi aku merasa bersalah pada Kyuhyun Oppa yang tak kunjung nongol, bahkan ini sudah part ke-10...
Yang mau baca ff dengan cast uri maknae super junior, di lihat aja yang di work aku. Judulnya Double Trouble Couple... meskipun begitu tetap ikuti kisah bittersweet ya!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro