Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 14 Pelipur lara

Teman sejati adalah dia yang selalu memberi nasihat ketika melihat kesalahanmu dan dia yang mau membelamu di saat kamu tidak ada. 

~ Ali bin Abi Thalib

Saat semua orang masih berada dialam mimpi, mungkin ada yang sudah di perjalanan untuk memulai beraktivitas menjemput pintu rezeki yang telah allah siapkan. berbeda halnya dengan remaja laki-laki yang tengah bersimpuh diatas sajadah, rutinitas yang selalu dikerjakan olehnya sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama.

Usai melaksanakan sholat tahajud, remaja laki-laki itu meraih kalamullah. kakinya melangkah menuju balkon kamar, tangan kanan meraih tuas pintu tersebut dan melanjutkan kembali langkah kakinya. pandangannya tertuju pada gelapnya langit malam, bahkan lalu lalang jalan raya yang tidak jauh dari rumahnya sudah dipadati oleh beberapa pengendara roda dua maupun roda empat. 

"Terimakasih ya rabb, engkau masih memberikan hambamu ini umur panjang. Ya rabb, ku pasrahkan semua hidup dan mati padamu, jangan biarkan cinta terhadap ciptaanmu ini tumbuh lebih besar dibandingkan dengan cintaku padamu dan rosulku. jangan biarkan pikiran dan hati ini terhasut oleh bujuk rayuan setan yang terkutuk," monolog Firdaus. 

setelah mengucapkan basmallah Firdaus tangan kanannya membuka kalamullah, lembar perlembar iya buka hingga menemukan surah yang menjadi kesukaannya setelah Ar-rahman. dimana makna dan kandungan dalam surah tersebut membuat Firdaus tersanjung akan kisah perjalanan hidup nabi Yusuf. saat dirinya masih duduk dibangku Madrasah ibtidaiyah dirinya selalu meminta guru agama untuk menceritakan kisah-kisah perjalanan nabi atau Khalifah pada masanya.

Kisah Nabi Yusuf mengajarkan tentang kesabaran dan kekuatan untuk menerima ujian. Nabi Yusuf alaihissalam adalah putra dari Nabi Ya'kub dan Ribka, Nabi Yusuf adalah cucu dari Ishaq, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Yaʿqub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Nabi Yusuf mempunyai dua belas orang saudara, beliau merupakan anak ke tujuh. Di antara kedua belas saudara Nabi Yusuf, hanya Bunyamin saudara sekandungnya, namun ibu kandungnya wafat ketika ia berusia 12 tahun.

Di dalam Al-Qur'an mengawali kisah Nabi Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf 12 ayat ke 4).

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ

Di antara kisah-kisah itu adalah kisah Yûsuf(1) ketika ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, tunduk dan bersujud di hadapanku." (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 84 dan 85 surat ini. (4)

Mimpi itu ia beritahukan kepada ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya agar tidak memberitahukan mimpi itu kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf 12 ayat ke 5).

قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًاإِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Ayahnya berkata, "Hai anakku, jangan kamu ceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaramu, sebab akan menimbulkan kedengkian di hati mereka sehingga mereka tergoda oleh setan untuk mengatur siasat mencelakakanmu. Mereka akan membuat tipu daya dan berbuat makar terhadapmu. Sesungguhnya setan adalah musuh manusia yang sangat nyata. (5)

Nabi Yusuf as juga merupakan anak yang paling disayangi Yaqub, sehingga saudaranya merasa cemburu dan mereka merencanakan suatu rencana untuk membuang Yusuf (Yusuf ayat ke 8).

إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَىٰ أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

Yaitu, ketika saudara-saudara Yûsuf berkata kepada sesama mereka, "Sesungguhnya Yûsuf dan saudara kandungnya lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita adalah satu kelompok yang kuat dan lebih bermanfaat bagi ayah daripada mereka berdua. Dengan lebih menganakemaskan Yûsuf dan saudara kandungnya daripada kita, sesungguhnya ayah kita telah keliru dan jauh dari kebenaran. Padahal kebenaran itu amat jelas." (8)

Saudara-saudara Nabi Yusuf alaihissalam meminta izin pada Nabi Yaqub as untuk membawa Nabi Yusuf as pergi bersama mereka, dan mereka diizinkan. Dalam perjalanan, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan ditinggal pergi oleh saudara-saudaranya. Sehingga kemudian segerombolan kafilah yang sedang dalam perjalanan ke Mesir melewati sumur tersebut. Mereka berhenti untuk mengambil air, namun bukan air yang mereka dapatkan, melainkan pemuda tampan yang keluar dari sumur.

tidak terasa ayat demi ayat telah Firdaus baca, pipinya basah ketika mengingat kembali kisah pilu yang dialami Nabi Yusuf. betapa kejamnya seorang saudara berbuat semena-mena pada dirinya, tapi Nabi Yusuf sama sekali tidak melawan apalagi membenci keluarganya sendiri. jam sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi, Firdaus menutup Kalamullah  dan bersiap-siap untuk menuju tempat ibadah umat islam yang tidak jauh dari rumahnya.

****

Azan subuh berkumandang, ketukan pintu kamarnya menggema memekakan gendang telinga seorang gadis yang masih berada dialam mimpi. teriakan Ummi Zulaikha langsung membangunkan dirinya, tangan kanan meraih kunciran rambut yang berada diatas meja nakas sebelah tempat tidurnya. matanya masih terpejam menyesuaikan pencahaian lampu kamar, setelah nyawanya terkumpul Khanza berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. 

Ummi Zulaikha membuka knop pintu kamar putrinya, pandangan matanya menyelusuri setiap sudut kamar. suara percikan air dikamar mandi menandakan jika seseorang ada di bilik tersebut, Ummi berjalan menuju sudut tempat tidur Khanza lalu membereskan tempat tidur yang menurutnya sangat berantakan. menata kembali bantal, guling bahkan melipat selimut dipakai Khanza setiap malam. tidak lupa membuka gorden kamar dan jendela agar sirkulasi udara sejuk masuk kedalam. 

"Ummi, maaf tadi Khanza langsung masuk ke kamar mandi. loh, yang merapihkan tempat tidur Khanza siapa ?" tanya Khanza setelah keluar dari kamar mandi. 

"Kamu kebiasaan, sudah berulang kali Ummi bilang kalau sudah bangun langsung beresin tempat tidur. yasudah ayo kita ke mushola untuk melaksanakan solat berjamaah, Abi dan abang kamu sudah lebih dulu pergi ke masjid komplek!" 

"Iya, Ummi, Khanza akan menyusul kebawah. Ummi duluan saja, Khanza mau ganti baju dulu dan menyiapkan perlengkapan sekolah," ucapnya lalu berjalan kearah meja belajar, namun baru beberapa langkah tangannya sudah ditarik oleh Umminya. "Sekarang, Za, untuk perlengkapan sekolah kamu sudah Ummi siapkan. kamu jangan memperlambat solatmu, waktu subuh itu tidak lama!" ucap Ummi dengan tegas, sedangkan Khanza hanya menghembuskan napasnya perlahan.

keduanya berjalan beriringan menuju mushola rumah yang ada di lantai bawah bersebelahan dengan perpustakaan, Khanza dan Ummi berpisah di depan mushola. wanita paruh baya itu memasuki mushola untuk menyiapkan dua mukena yang akan dipakai, sedangkan Khanza berjalan ke arah tempat wudhu yang tidak jauh dari mushola.

Selepas melaksanakan solat fardhu, Ummi Zulaikha langsung bergegas menuju dapur menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Menu andalan Ummi Zulaikha setiap pagi adalah omlet, nasi goreng, salad buah ditambah dengan beberapa gelas susu coklat dan kopi pahit kesukaan suaminya.

Sedangkan Khanza yang baru saja membereskan mukena langsung ke kamar untuk bersiap-siap berangkat sekolah, buku pelajaran tak lupa buku tugas kelompok sudah dia siapkan semalam. Saat ini pikirannya masih terbayang-bayang dengan laki-laki yang sudah mencuri hatinya, dia teman sekelas yang membuatnya jatuh hati beberapa minggu. Dia adalah Nathan, menurut Khanza laki-laki itu baik, pintar bahkan menjadi most wanted disekolahnya hampir setara dengan Yusuf dan Firdaus.

Khanza meraih buku catatan hariannya, sebelum memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Khanza mencurahkan isi hati selain pada sang pencipta, yaitu dengan menulis menyalurkan hobinya selain membaca. Dia berharap cukup memendam rasa cinta terhadap Nathan dan menjaga jarak terlebih dahulu itu lebih baik, namun ternyata salah. Hatinya malah direndung rasa cemas dan cemburu berlebihan terhadap wanita yang selalu ada disekelilingnya, ini adalah cinta yang salah. Tidak seharusnya Khanza memendam perasaan pada lelaki yang sudah dia ketahui berbeda agama, setelah menulis Khanza langsung menutup kembali buku hariannya dan bergegas untuk masuk kedalam kamar mandi.

Sedangkan di meja makan sudah terkumpul Abi, bang Naufal dan Ummi Zulaikha yang sedang menuangkan makanan kedalam piring Abi. Khanza membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk bersiap-siap, setelah memoleskan bedak dan merapihkan rambutnya yang tergerai. Khanza melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, senyumannya terbit di bibir cantiknya.

"Assalammualaikum, Abi, Ummi, dan jomblo ngenes," ucap Khanza setelah sampai di meja makan lalu menarik bangku di depannya, sementara Naufal yang sedang meminum susu coklat kesukaannya langsung menyemburkan ke arah depan.

"Astagfirullah, za, engga usah ngeledek jomblo ngenes. Lah Abang mah udah ada calon, emangnya kamu yang masih jomblo. Kayanya cowok pada takut sama Khanza karena mukanya jelek, jutek, dan nyebelin sih kalau menurut Abang," ujarnya sambil menyapu mulut dengan sapu tangan yang selalu dia bawa.

"Waalaikumussalam sayang, Abi heran sama kalian kalau deket seperti Tom and Jerry, sedangkan kalau salah satu dari kalian tidak ada dirumah pasti nanyain satu sama lain."

"Ih, Abi, ko malah nyalahin Khanza, tuh salah bang Naufal sendiri yang bilang putri kesayangan Abi ini jelek!" Ketusnya.

"Ye, emang bener kan, tuh liat bibirnya udah seperti Donal bebek." Gelak tawa memenuhi meja makan, Khanza mengenggam erat sendok sambil menghentakkan kaki.

"Sudah... Sudah... Oh iya za, kapan mau menutup auratmu seperti Ummi? Apakah kamu ingin membuat Abi dan Abang Naufal mendapatkan siksaan neraka karena tidak bisa menjagamu bahkan menutup aurat secara keseluruhan, biarkan suamimu kelak yang melihat kecantikan wajah, rambut, bahkan seluruh tubuhmu itu. Ingatlah dalam surat An-Nur ayat 31, pasti kamu sudah paham ya sayang. Tidak perlu Abi jelaskan kembali," ucap Abi tegas lalu kembali makan dengan hikmat.

Sedangkan Khanza memikirkan setiap kata yang diucapkan Abi, dia sangat paham makna dari surat An-Nur ayat 31. Tapi hati kecilnya belum terketuk untuk menutup aurat.

"Ya rabbana berikanlah hidayahmu padaku untuk menutup aurat agar lelaki diluar sana tidak zina mata dan hatinya ketika melihat hambamu seperti ini, jangan biarkan api neraka mendekati Abi, Abang Naufal dan calon suamiku kelak," ujar Khanza dalam hati, matanya berkaca-kaca ketika mengingat berapa dosa yang telah dia perbuat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقُلْ لِّـلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَا رِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَـضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَآئِهِنَّ اَوْ اٰبَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَآئِهِنَّ اَوْ اَبْنَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَا نِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اِخْوَا نِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَآئِهِنَّ اَوْ مَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِ رْبَةِ مِنَ الرِّجَا لِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِاَ رْجُلِهِنَّ لِيُـعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ ۗ وَتُوْبُوْۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."

Naufal meraih kunci mobil lalu merapihkan pakaiannya, hari ini ada jadwal mengajar di pondok pesantren yang tak jauh dari rumahnya. Setelah mencium kedua tangan orang tuanya lelaki itu pamit undur diri, Khanza yang melihat abangnya sudah meninggalkan meja makan langsung bergegas meraih tas sekolah dan meminum susunya hingga tandas. Tak lupa mencium tangan Ummi dan Abi untuk meminta ridho Allah hari ini, setelah sampai di depan pintu rumah gadis itu meraih pintu mobil Naufal dan duduk begitu saja di sebelah kemudi.

"Loh, Za, ko masuk di mobil Abang? Hari ini kamu berangkat bareng supir sana," usir Naufal sambil mengenakan sabuk pengaman sebelum menyalakan mobil.

"Please hari ini aja Khanza ingin diantarkan sama Abang, maafin semua sikap Khanza yang kekanakan. Dan maaf juga karena Khanza belum bisa menutup aurat seperti yang Abi pinta, Khanza akan meraih hidayah itu suatu saat. Karena Khanza tidak ingin Abi, Abang dan suami Khanza kelak menerima hukuman dari Allah yang bukan sepenuhnya salah kalian." Mata Khanza berkaca-kaca, pandangannya lurus menatap gerbang rumah yang sudah terbuka.

"Abang sangat paham dengan sifat kamu, yasudah jangan sedih lagi ya. Sekarang kita berdoa sebelum berangkat!"

Khanza dan Naufal memejamkan matanya meminta perlindungan Allah SWT selama perjalanan, semoga sampai tujuan mereka masing-masing tidak ada halangan dan rintangan. Setelah selesai berdoa, Naufal membuka matanya lalu menyalakan mobil tak lupa klakson dua kali menandakan jika dirinya pamit berangkat.

****

Adiba baru saja sampai di gerbang sekolah, setelah membayar ojek online pesenannya. Bunyi klakson memekakkan gendang telinga Adiba, tatapannya tertuju pada mobil yang baru saja terparkir bebas dibelakang tepat dirinya berdiri. Ketika melihat siapa yang turun dari mobil, Adiba langsung menghela napasnya, mimik wajah Khanza pagi ini berbeda dari hari sebelumnya.

Adiba menghampiri Khanza lalu merangkul tubuh sahabatnya itu, Naufal turun dari mobilnya untuk mengantarkan Khanza dan sahabatnya sampai depan pintu gerbang yang hanya berjarak 100 meter saja.

"Assalammualaikum, Diba, Abang titip Khanza ya. Nanti kalau kalian sudah pulang bisa langsung telpon Abang aja, insyaallah kalau tidak sibuk akan jemput kalian. Za, Abang berangkat dulu ya," ucap Naufal sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Waalaikumussalam, bang Naufal, insyaallah Khanza aman sama Diba. Engga perlu repot-repot untuk menjemput kami, nanti bisa pesen taksi online atau naik angkutan umum," ujar Adiba sambil menundukkan wajahnya.

"Insyaallah engga, yaudah Za, Diba, Abang pamit. Assalammualaikum!" Setelah mengucapkan salam Naufal memasuki mobilnya kembali lalu meninggalkan sekolah Khanza.

Khanza dan Adiba memandangi kepergian mobil Naufal, mungkin Khanza saat ini sedang badmood karena datang bulan. Adiba membuang jauh-jauh pikiran buruknya, tangan kanannya menggenggam tangan Khanza lalu keduanya memasuki gerbang sekolah.

Beberapa murid jalan berlalu-lalang di depan Khanza dan Adiba, keduanya telah sampai di depan kelas namun kaki Khanza engga melangkah masuk. Adiba menatap heran kearah Khanza, satu elusan dipergelangan tangannya untuk menenangkan sahabat sejatinya itu.

Tatapan Khanza tertuju pada Nathan dan Fransiska yang sedang duduk di samping bangkunya, Fransiska memanfaatkan situasi ini untuk mendekati Nathan. Senyuman licik terpancar dari bibir milik Fransiska.

"Nathan, malam minggu Siska akan mengajak ketempat spesial yang pastinya tidak akan membuatmu bosan. Oh iya, Om dan Tante vell pasti akan menyukai kue buatanku. Nanti sore setelah pulang sekolah sudah disiapkan kue yang dibuat semalam bersama mommy, nanti supir akan mengantarkannya ke rumahmu ya," ucap Fransiska dengan penuh senyum kemenangan.

"Buat kita-kita mana Sis, masa cuman Nathan aja sih?" tanya Dave sambil menatap sahabatnya.

"Minta sana sama calon istri lu, enak aja nyuruh saya untuk membuatkan kue. Ini tuh spesial buat calon suami Siska," ucap Siska dengan percaya diri.

"Udah sana masuk kelas, sebentar lagi bel masuk berbunyi!" Perintah David.

"Dasar congcorang kalian berdua, sampai bertemu nanti Nathan sayang." Siska tidak segan-segan mencium pipi kanan dan kiri Nathan, Khanza menatap keduanya dengan mata berkaca-kaca.

Adiba yang melihat Khanza langsung menarik tangannya untuk duduk ditempat Salma terlebih dahulu, Khanza langsung menumpahkan airmatanya di dalam dekapan pelukan Adiba.

Benar kata orang, sahabat sejati akan selalu ada disisimu dalam suka dan duka. Dia yang akan memberikan nasehat dan masukan untuk hidupmu lebih baik, bukan menjerumuskan sahabatnya sendiri.

🥀🥀🥀🥀
Finnaly 2428 kata untuk bab 14 🥰🥰
Kebanyakan sih ini sebenarnya, tapi gpp deh biar cepet beres juga 😂😂.

Duh Khanza kesian 🥺🥺, konfliknya belum dimulai nih guys.

Yuk jangan lupa vote dan komentarnya ya 🙏🏼🙏🏼


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro