Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Page 1

.
.
.

Siang itu terasa gerah. Terik matahari menyengat, menembus kulit. Keringat bercucuran dari sudut pelipismu. Padahal ini bukanlah musim panas tetapi suhunya mendukung untuk dimasukkan ke dalam kategori panas, yah panas ini yang membuat salju di sekitarmu cepat mencair. Apalagi kalau bukan karena ulah manusia yang tanpa sadar mempercepat perjalanan bumi.

Kau menengadah, menatap langit biru yang sangat cerah, tak kelabu seperti hari kemarin, teringat akan seseorang.

Seseorang dengan sikap yang sangat cerah―lebih cerah dibandingkan dengan langit yang tengah menaungimu saat ini.

Kembali berkutat dengan kertasmu, duduk di bangku taman, fokus tertuangkan sepenuhnya ke hal yang berada di depanmu. Kau tidak menyadari, ada sosok yang baru saja menyelusup. Memelukmu erat dari belakang.

"[Name]~ uchuu~☆!"

Suara yang familiar, yang sangat akrab di indra pendengaranmu. Pelukan hangat dan tiba-tiba yang sangat khas membuatmu tersentak kaget.

Tunggu, apakah yang baru saja kau rasakan ini adalah fatamorgana karena dehidrasi?

Ah, tidak mungkin. Ini masih musim dingin, kau juga tidak merasa kehausan.

Dengan refleks, kau mencoba membanting dirinya―walau sosok itu dapat menahannya―membiarkan lembaran demi lembaran kertas milikmu berserakan. Apa yang baru saja kau lihat di hadapanmu ini masih tidak bisa dipercaya.

Helaian rambut oranye miliknya yang mulai agak panjang, cengiran khas miliknya, taring kecil dan iris berwarna hijau muda itu masih saja sangat membekas di dalam hatimu.

"Aku sedang tidak bermimpi, 'kan?" gumammu, bertanya kepada diri sendiri yang masih tidak percaya dengan sebuah kenyataan yang kau anggap sebagai ilusi optik semata.

"Hisashiburi na, [Name]! Wahahaha!"

Tawanya, masih sama seperti dulu, ceria dan hangat. Melihat kelakuannya, membuatmu yakin bahwa sosok ini bukanlah ilusi semata.

Tangan dan kakimu perlahan bergerak, berusaha untuk memeluknya. Namun, seketika terhenti ketika mengingat sebuah masalah yang tengah kau hadapi.

"Aku... aku tidak bisa lagi, Tsukinaga Leo," ujarmu dengan iris berkaca-kaca.

"Eh? Ada apa, [Name]? Tunggu, tunggu, jangan dijawab! Aku bisa mencari jawabannya sendiri!" Leo menggeleng pelan namun sikap kekanakannya itu tak berlangsung lama ketika mendapati dirimu yang dalam keadaan menahan tangis dan memanggil dengan nama lengkap.

Leo berjalan mendekat, berusaha menggapai tanganmu. Namun kau tepis. Sekarang, bukan saatnya ia bertingkah seperti itu.

"Lupakan soal masa-masa menyangkut diriku disaat kau yang masih bersekolah, tentang semua pertanyaanku. Kau datang kesini pasti ingin memberiku jawaban."

Hening melanda, namun kemudian digantikan oleh gelak tawa milik ousama itu.

"Haha, memang [Name] yang paling tau soal aku~ Jadi, kau mulai suka bercanda yah~☆" ucap Leo dengan wajah gembira, ia mengira bahwa dirimu bercanda soal lupa-melupakan.

Kau menggigit bibirmu, menggeram tertahan. "Kalau kubilang, aku sudah tidak menyukaimu, bagaimana? Apa kau percaya?"

Leo memperhatikanmu, lalu menyeringai lebar. Tampak seperti bisa membaca pikiran melalu sorot matamu.

"Hahaha! Kau pikir aku percaya?! Kau selalu tidak jujur dengan perasaanmu, lho! Hei, memangnya sudah berapa lama kita mengenal? Bahkan tatapan suka yang sering kau berikan padaku masih terlihat jelas, heh."

Wajah seringai itu masih setia menemani Leo. Kau berbalik, kesal karena pria oranye itu selalu betul menjawab―sangat heran dengan isi kepalanya.

Kau menunduk, mengabaikan pemuda itu lalu membereskan semua barangmu. Mengeratkan tasmu lalu balas mendeliknya.

"Jangan temui aku lagi, Leo-senpai. Kalau kau tidak punya urusan lain, lebih baik segera kembali saja."

Setelah mengatakan kalimat itu, Leo menatap bingung padamu. Ia mengacak surainya sembari tersenyum sinis.

"Anak itu kenapa yah, haha. Lagi sensi karena aku lupa menjawab selama setahun atau bagaimana."

.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro