Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Visiun

Asiya terlelap dalam buaian ombak yang menggemuruh. Gadis itu sudah tak tahan lagi. Berteriak berjam-jam di atas pohon kelapa benar-benar menguras seluruh isi lambung dan kejernihan dalam kepala.

Ia menggelepar, pingsan seketika, tak peduli apakah bantal yang ia pakai adalah tanah lumpur. Atau apabila handuk yang ia dekap adalah mayat-mayat kaku. Kepalanya berdenyut-denyut dan pening, seolah-olah ada yang mencekik lehernya dan hendak membenamkan seluruh isi kepalanya dalam tanah.

Matanya berusaha mengerjap-ngerjap di bawah pohon kelapa, meraup secuil saja cahaya dari luar. Punggungnya terasa sangat sakit usai membentur tanah tadi. Seakan-akan jiwa gadis itu dihantarkan secara kebetulan untuk menemui perjodohan antara langit dan bumi oleh malaikat maut.

Gadis itu berteriak lantang. Tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Ia mencoba sekali lagi. Masih tak membuahkan hasil juga. 

Tiba-tiba, kakinya bergerak sendiri. Gadis itu langsung bangun dari persemayamannya. Ia mencoba menendang-nendang apapun di sekitarnya. Tapi kali ini ia tak bisa berkutik. Tubuh gadis itu mengikuti ritme-ritme aneh, berjalan sesuai komando dari seseorang, dan begitu segar bugar. Lidah gadis itu dengan fasih berbicara bahasa Belanda. Ia seperti kendaraan bagi satu jiwa yang tak dikenali. Hanya mampu mengamati, tetapi tak sanggup mengintervensi tiap gerakan atau ekspresi. Kali ini, tak ada ombak, angin, maupun jeritan massal. 

Sejauh mata memandang, hanya ada lengkingan beberapa kapal perang yang berhasil mendarat di Pelabuhan Ketapang. 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro