Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8. Bento

[Mulmed adalah visualisasi singkat dari hubungan OiSuga di fanfict ini. Art original by author. XD]

***

Tanggal main Turnamen Musim Semi tinggal hitung jari. Baik Aoba Johsai maupun Karasuno melatih masing-masing anggota klub mereka. Tidak hanya klub voli, namun hal yang sama juga dilakukan pada anak klub olahraga lainnya. Maka, tak heran jika masih banyak murid yang berkeliaran di petang hari. Termasuk Oikawa Tooru dan rekan-rekan volinya.

"Chance ball!"

"Nice toss!"

"Nice kill!"

Aoba Johsai membagi tim mereka menjadi dua tim yang berbeda, guna untuk menemukan masing-masing kekurangan dan memperbaikinya bersama. Oikawa duduk di pinggir lapangan, manik hazelnya mengikuti gerak-gerik anak-anak voli, mencari celah kekurangan yang berpotensi meningkatkan persen kemenangan tim lawan mereka nanti. Jika menemukan celah, dirinya akan berdiri dan meneriakkan koreksinya pada tim yang sedang bermain.

"Kunimi-chan, jaga di bagian sana!"

"Kindaichi, spikenya kurang keras!"

Dan lain sebagainya. Hanya Iwaizumi yang tidak berani ia kritik-- karena lelaki surai malam itu akan balik mengkritik Oikawa dengan pedas saat itu juga. Sebenarnya, lebih mengarah ke hinaan dibanding kritik. Hendak protes, namun apa daya nyali Oikawa yang selalu menciut jika itu tentang Iwaizumi. Dia akan mendapat balasan berupa 2x lipat dari apa yang dia perbuat. Astaga, membayangkan Iwaizumi berucap seperti ini saja sudah menyebabkan Oikawa tertohok:

"Bacot kau, Sampahkawa. Harusnya kau tahu diri kalau kau kemarin latihan dengan tidak becus. Heran, kenapa kau yang menjadi kapten? Aku malas mendengar bacotan ini itu dari kau yang menjadi kapten."

Tapi, jika dikritik oleh pelatih dan anak lain (termasuk para adik kelas yang imut), Iwaizumi akan menundukkan badannya dan mengucapkan terima kasih. Maksudnya apa, coba?!

Oikawa mengerucutkan bibirnya. Ya, walau terkadang brunette ini bersikeras melawan Iwaizumi, tapi tetap saja. Sejatinya, Oikawa memang ngeri dengan sahabat dari masa kecilnya itu. Lihat, Iwaizumi baru saja melakukan kesalahan, namun Oikawa hanya bersiul tak jelas-- pura-pura tidak melihat.

"Iwaizumi, perhatikan area lapangan lawan!"

"Osu!"

Mizoguchi adalah seorang beta yang peka, kau bisa melihatnya dari hal yang pria itu perbuat. Berteriak mengoreksi Iwaizumi untuk menggantikan Oikawa. Oikawa menghela nafas lega, dalam hati berterima kasih pada pelatihnya.

Tidak berselang lama setelah itu, terbitlah sosok matahari dari balik awan; Himawari menyembulkan kepalanya dari balik pintu gymnasium. Wajah para anak kelas tiga mencerah, sedangkan anak kelas satu dan dua bingung. Mereka tidak tahu siapa itu Himawari, karena Himawari adalah angkatan kelas tiga saat Oikawa dan yang lainnya masih kelas satu.

Alasan binar dari pasang mata para anak kelas tiga? Lihatlah dua tote bag berukuran besar warna kuning yang wanita itu bawa. Himawari mengulurkan tangannya ke dalam tas. Lalu dengan bangga, ratu itu menunjukkan banyak kotak berisi makanan untuk warganya yang kesusahan-- Himawari membawakan mereka makanan. Makanan darurat karena mereka belum makan sedari siang, namun energi sudah terkuras habis karena latihan terus menerus.

"Makanan!!" Seru Matsukawa dan Hanamaki. Oikawa dan Iwaizumi sudah lari duluan ke Himawari, tidak mengindahkan hardikan dari pelatih mereka. Para anak kelas satu dan dua kini mengikuti kakak kelas mereka, berlari kecil di belakang dan berlaku sama; tidak mengikuti perintah dari pelatih.

"Hima-senpai baik seka--"

Bug. Pukulan melayang ke atas kepala Oikawa dan ditepis tangannya yang bercucuran keringat. "Jangan menyentuh makanan jika kau berkeringat!! Ambil piring sendiri atau kau tidak akan mendapat jatah makanan!" Ancam sang senpai. Oikawa mengerucutkan bibirnya dan melengos mengambil piring dari tas tote yang lain.

Himawari memicingkan mata, "Untuk apa kalian masih ada di depanku? Sana, ambil piring!!"

"O-osu!"

***

Makanan yang dihidangkan Himawari terasa memanjakan lidah, sama seperti penampilan visual hidangannya yang mengunggah selera. Mereka menyantap masakan ala senpainya dengan khidmat. Bahkan, Kyotani dan Yahaba berebutan onigiri yang tersisa satu buah. Kyotani menggigit lengan Yahaba layaknya anjing gila asli, Yahaba menjerit seraya berusaha mendorong kepala Kyotani dari lengannya.

Pertengkaran terhenti ketika kapten mereka menyempil dan langsung melahap onigiri dari piring Kyotani. Setelah itu, Oikawa lari dikejar oleh anjing yang makin menggila. Katakan terima kasih pada Iwaizumi yang dengan sukarela menghentikan aksi Kyotani.

"Hentikan itu!"

"Osu." Beta itu mengangguk dan pergi meninggalkan mereka. Oikawa menghela nafas lega, walau kepalanya tetap kena pukul Iwaizumi, sih. Himawari menggeleng-gelengkan kepala, heran melihat adik kelasnya yang masih saja hobi memisuh. Sedangkan, Yahaba buru-buru ke kamar mandi untuk mencuci lengannya yang kini ada bekas merah gigit bercampur serpihan nori (tahu sendiri asalnya dari mulut siapa).

Himawari tercengut, "Ah iya," wanita itu menepuk bahu Oikawa, si surai brunette menoleh dengan mulut yang masih penuh dengan tempura. "Hm?" Jawabnya.

Alpha bersurai pirang itu menyodorkan kain berwarna biru langit, dari bentuknya terlihat seperti ada sesuatu yang kain itu bungkus. Himawari menyentak, "Ambil!" Dan menyodorkan paksa, tidak memedulikan Oikawa yang menilik curiga kain tersebut.

Karena paksaan dari senpainya, Oikawa pun menarik simpul kain tersebut. Muncul kotak bento di baliknya. Rekan volinya ber-oh ria bersamaan, lalu mendekat dan memepet Oikawa karena rasa penasaran. "Ayo, dibuka!"

Oikawa menyingkirkan mereka, "Jauh-jauh!" Katanya. Para rekan timnya refleks menjauh namun tetap menempel pada Oikawa, penasaran ingin melihat isi bento misterius itu. Oikawa mendengus, lalu tangannya bergerak membuka tutup bento.


Himawari ikut mendekat, melihat langsung isi bekal. "Wow, ternyata omega itu jago membuat bekal juga."

"Omega?" Nah kan, perasaan Oikawa nggak enak. Dan ternyata benar dugaannya saat Himawari bilang, "Omega silver yang di minimarket. Tadi dia memperkenalkan diri, siapa ya namanya? Koushi Sugawara?"

Senyum masam terukir di wajahnya. Bekalnya terlihat enak, tapi Oikawa tidak berselera untuk memakannya. Perutnya masih bisa muat untuk sedikit bento, tapi mengingat siapa yang membuat menyebabkan rasa muak untuk menyantapnya. Alhasil, alpha dominant itu memberikan bentonya ke Iwaizumi.

"Buat Iwa-chan yang nggak pernah dikasih bento oleh omega maupun perempuan." Kemudian kepala Oikawa kena lemparan bola voli dari sang ace Seijoh.

"Kau ini, kalau diberikan hadiah ya jangan berikan lagi ke orang lain, tolol!" Iwaizumi melotot, tangan kanannya meraih bola voli lagi. Oikawa bersembunyi di balik punggung senpainya, biarlah senpainya menjadi tameng untuknya, dia enggan dispike oleh Iwaizumi.

"Kalau tidak mau, orangnya masih ada di depan gerbang sekolah." Ungkap sang tameng seraya menyingkirkan tubuh bongsor Oikawa dari balik tubuhnya yang hanya memiliki tinggi 170 cm. "Kembalikan saja. Lagipula, kalian sudah kenyang, 'kan?"

Semuanya mengangguk. Oikawa mengerucutkan bibirnya, merasa dongkol. Dia sedang tidak mood untuk meladeni Koushi yang menurutnya aneh. Karena itu, dia berjalan ke luar gymnasium, menuju tempat sampah dengan bekal yang masih berada di tangannya.

Himawari menyentak, "Tooru!!"

Oikawa mendengus, "Diamlah, Hima-senpai! Lagipula aku sudah kenyang!"

Himawari mendelik, tangannya mengulur untuk menjitak jidat adik kelasnya. Ringisan lolos dari mulut Oikawa, Himawari mengalihkan pandangannya dari Oikawa. Wanita itu membereskan piring-piring sembari mengomel mengenai seberapa sampah Oikawa. Oikawa acuh, mengangkat bahu tidak peduli. Sementara, Matsukawa dan Hanamaki sedang berebutan bento spesial dari Koushi. Pergelutan dilerai oleh Iwaizumi, dan bentonya pun berakhir pula di tangan Iwaizumi-- karena Oikawa memberi bento itu pertama kali untuk dirinya.

***

Lampu jalanan sudah hidup untuk menerangi jalan. Langit bergemuruh, menyuarakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Pemuda bermanik hazel yang dijuluki sebagai Silver Omega oleh Himawari masih berdiri di gerbang sekolah Aoba Johsai. Tangannya sudah menggenggam batang payung berwarna putih, sudah sangat siap untuk menerobos hujan. Kepalanya menoleh ke dalam sekolah, lalu menghadap jalanan kembali. Jelas sekali bahwa dia sedang menunggu Oikawa untuk pulang bersama.

Tak lama kemudian, terdengar derap kaki yang mendekat. Koushi lantas berdalih dari acara tengok-menengoknya, pura-pura untuk terlihat tidak sedang menunggu seseorang. Senyumnya tidak bisa ditahan lagi untuk mengembang sedikit, jantungnya memompa lebih cepat. Sayang sekali, senyumnya memudar kala melihat surai malam-- bukan surai kecokelatan yang menghampirinya.

"Eh?"

Hazel bertemu dengan gelapnya manik opal. Tubuhnya tinggi semampai, garis rahang yang tegas terpadu cocok dengan surai hitam yang pendek. Mata yang sipit, kaus berwarna hijau muda, dan jaket khusus VBC Seijoh pun terikat di pinggangnya. Iwaizumi Hajime, Koushi tahu dia. Wakil ketua tim voli Seijoh, serta sahabat karib Oikawa.

Iwaizumi menyerahkan kotak bento berbungkus kain biru langit padanya. "Ini."

Koushi menelengkan kepalanya bingung, kenapa malah Iwaizumi yang mengembalikan kotak bentonya?

Iwaizumi menghela nafas kasar, dan menjawab pertanyaan Koushi seolah dia bisa membaca isi hati omega tersebut. "Lain kali, kau tidak usah memberikan bento pada orang itu. Dia memberikannya padaku, tidak mau memakannya." Nada bicaranya terdengar lirih, merasa bersalah. Koushi tersenyum tipis, sudah menduga ini akan terjadi.

"Begitu, ya."

Iwaizumi mengangguk. "Dan, maafkan aku telah memakan bentonya. Aku merasa enggan untuk membiarkan dia membuangnya ke tempat sampah."

Hatinya terguncang ketika mendengar bahwa alpha itu hampir membuang makanan yang susah payah ia buat ke tempat sampah. Koushi tersenyum, sorot matanya berdalih menatap jalanan. Sirat kecewa terkandung di dalamnya. Astaga, semenyebalkan itukah dirinya?

"Mhm, bukan salah Iwaizumi-san." Koushi menggeleng, surai abunya ikut bergoyang mengikuti sang empu. "Terima kasih sudah memakannya. Apa terasa enak?"

"Ya, rasanya enak sekali. Harusnya tadi aku paksa saja si sampah untuk memakan makananmu."

Buliran air jatuh mengenai surai monokrom Koushi, raut wajahnya kini bermakna sama seperti warna surai yang ia miliki; monokrom. Tidak jelas apa yang sedang diekspresikan, Iwaizumi tidak bisa menebak apa yang sedang terjadi di hati dan otak pemuda manis itu. Dia tersenyum manis, aroma feromonnya saat ini beraroma seperti bunga lili.

Iwaizumi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus melakukan apa. Hanya pikiran untuk mengantar omega ini pulang yang lewat di otaknya, "Ayo, ku antar pulang. Omega sepertimu bahaya untuk pulang malam sendirian."

Koushi mengangguk kecil dengan senyum yang masih terpampang manis di wajahnya, "Terima kasih."

Langit kembali bergemuruh, angin pun bertiup kencang menerpa wajah mereka berdua. Iwaizumi mengambil alih menggenggam gagang payung milik Koushi. Hanya suara mendegam langit yang memenuhi suasana hening yang tengah menyelimuti kedua insan itu.


.

.

.


[Alurnya makin lama makin aneh /jejeritan]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro