Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. Kekasih?

Pernahkah kalian bertemu dengan sunshine-person? Ya, orang yang berkepribadian seperti matahari, dan selalu menjadi poros di setiap lingkup pertemanan. Oikawa pernah, dan ternyata sangat menyebalkan. "Sangat" saja tidak cukup, mungkin "super" menyebalkan dapat mendeskripsikan kejengkelan yang Oikawa rasakan karena orang ini. Ya, orang yang kini sedang berada beberapa langkah darinya.

"Ah, Aoba Johsai no kyaputen!"

Sugawara Koushi, pemuda omega, wakil ketua VBC Karasuno dan setter cadangan. Pemuda berparas ayu dengan senyum manis sejuta watt, tapi tingkah lakunya tidak sinkron dengan wajah yang dianugerahkan pada dirinya. Lihat saja, dia berteriak memanggil Oikawa di tengah ramainya orang di minimarket. Wajahnya seperti biasa, menyunggingkan senyum jenaka bersama dengan tangan yang melambai-lambai (Dia tetap bersikeras melambaikan tangan walau Oikawa memalingkan wajah; pura-pura tidak kenal.)

Lalu, kakinya melangkah cepat menuju Oikawa seolah-olah sudah mendapat izin untuk menghampiri sang alpha. Sementara, Oikawa sudah sibuk bersembunyi di belakang punggung seorang gadis; mantan senpai sekaligus mantan manajer VBC Seijoh. Makihara Himawari namanya. Gadis bersurai pirang panjang dengan aksesoris pita di surainya. Usianya sudah menginjak 20 tahun.

Gadis berwajah cantik itu menaikkan sebelah alisnya; heran dengan tingkah laku adik kelas yang menjadi aneh secara mendadak. Maksudnya, Oikawa dari awal sudah aneh, kok. Tapi, kadar anehnya meningkat, lebih dari biasanya.

"Ada apa, Tooru?" Sorot mata tajam dari sang senpai menyebabkan bulu kuduk Oikawa berdiri, tapi dia (terpaksa) menghiraukan tatapan kematian penuh kerisihan dari kakak kelasnya tersayang.

Saat melihat Koushi yang berlari riang ke arah mereka, Himawari mengangguk paham dan membiarkan Oikawa. Meski begitu, kakinya tetap melangkah kecil, mencari bahan masakan untuk acara reuni tim VBC Seijoh hari ini. Tangannya (masih) dengan santai meraih sekotak bubuk kare ketika Koushi dengan sok akrabnya menepuk kedua bahu Oikawa. "Lama tak jumpa, Kawan!" Sapanya, tapi yang disapa malah memasang wajah masam; cemberut.

Sepasang hazel milik Koushi bersitatap dengan pasang emerald, milik si surai pirang berpita. Woah! Pikir Koushi saat bertatapan dengan manik emerald yang indah, rasanya dia tenggelam dalam pesona mineral yang terkandung di dalamnya. Kelopak mata yang sipit, sorot mata tajam, serta bulu mata lentik yang menambah kesan "josei" pada dirinya. Koushi terkesiap, seluruh tubuhnya seketika menegang ketika menyadari bahwa wanita itu adalah seorang alpha; karena aroma feromonnya yang berwangi bak bunga jasmine dengan kayu manis terasa seperti mengupas tubuhnya dari atas hingga bawah.

Tersadar dari lamunannya, Koushi buru-buru menyapa gadis asing yang bersama Oikawa, "Eh- a! Konnichiwa!" Dan dengan sopan, dia membungkukkan badan 90°. Hingga membuat Oikawa mengeluh dalam batin, 'awal bertemu denganku malah tidak ada sopan-sopannya!'

Sang gadis tersenyum kecil dan mengangguk, lalu kembali sibuk memilah bahan masakan. Koushi yang terpana langsung menarik lengan Oikawa dan berbisik, "Oikawa, dia siapa? Kakakmu?"

Oikawa menjawab asal, "Pacarku. Makihara Himawari sen- ekhem, chan."

Seluruh tubuh Koushi menegang. Topaz Koushi membesar, lalu kepalanya menunduk. Sementara Oikawa tersenyum puas, wajah senpainya ini memang selalu berhasil membuat para omega menjadi insecure berat. Oi, kalau sudah begini, Koushi tidak akan membuatnya jengah lagi, 'kan? Akhirnya Oikawa mendapat ketenangan batin walau dirinya sendiri juga memiliki kegemaran untuk misuh.

Oh, kau terlalu naif, Oikawa Tooru. Kau tidak melihat sorot mata membara di pasang topaz kepunyaan yang bersurai abu. Wajahnya yang sejenak masygul, kini berubah menjadi senyum (seringai) penuh gelora.

"Makihara-san!"

Koushi menarik kain lengan yang membaluti tubuh sang gadis alpha. Himawari menorehkan kepalanya, emerald membelalak terkejut saat Koushi berbicara:

"Aku akan merebut Tooru dari Makihara-san!"

Berhasil membuat Oikawa kelabakan menjelaskan apa yang terjadi pada Himawari. Pasalnya, Himawari hanyalah senpai Oikawa. Keduanya memang dekat seperti saudara, namun tidak ada perasaan romansa pada satu sama lain. Himawari melemparkan tatapan "maksudnya apa?" dan Oikawa membalas tatapan membunuh dari Himawari dengan, "ya- gitu, deh! Nanti ku jelaskan!"

Sementara Koushi tersenyum puas. Wajahnya cerah, penuh aura positif sehingga membuat aroma feromonnya juga menggelora di seluruh penjuru minimarket. Telunjuknya menunjuk Himawari dan berkata dengan penuh percaya diri, "Aku omega, dan Makihara-san alpha. Jadi jelas, aku lebih unggul!"

Aroma manis pastry (feromon dari Koushi) mengusik kedamaian minimarket. Saat itu juga, pegawai toko tersebut langsung memasangkan Koushi scent patch gratis dan menendangnya keluar- termasuk Oikawa yang dikira adalah pasangannya Koushi. Himawari mendengus, menyembunyikan tawa.

***

"Suga-chaaan!!"

"M-mhaaf!!"

Oikawa melingkarkan kedua tangannya di leher Koushi, dan menggoyangkan leher jenjang itu dengan brutal (singkatnya, Oikawa mencekik Koushi walau tidak erat.) Koushi masih sanggup terbahak-bahak walau keadaannya bisa membuat siapapun salah sangka jika Oikawa adalah alpha yang abbusive pada omeganya.

"Amphwuun!"

Oikawa langsung melepas leher Koushi dan mendengus, gondok terlanjur menyelimuti hatinya sehingga menyebabkan malas untuk menatap wajah Koushi. Selama itu, Koushi terbatuk-batuk, berusaha mengembalikan ritme nafasnya seperti semula. Walau lebih lama dari yang seharusnya, Oikawa jadi panik sendiri.

"Suga-chan?"

Koushi tak bergeming, masih pada posisi menyenderkan lengan kanannya di tiang listrik yang terletak dekat minimarket. Wajahnya menunduk, mulutnya masih mengeluarkan suara yang mengkhawatirkan.

"... Suga-chan?"

Batuk Koushi pun berhenti. Oikawa mengintip raut wajah Koushi. Kulit putih bak porselen miliknya semakin putih; memucat. Alisnya menukik, bawah bibirnya pun digigit, jelas sekali bahwa omega itu sedang menahan rasa sakit. Keringat turun dari pelipisnya, deru nafasnya tidak beratur, dan hazelnya nampak tidak fokus. Dan, dari hidungnya mengalir zat besi yang tidak asing.

Darah, dan menetes hingga mengotori jalan trotoar. Jantung Oikawa serasa berhenti, merosot jatuh ke perut. Paru-parunya mendadak mogok bekerja, hingga nafasnya tersengal-sengal. Kedua manik kecokelatannya terbelalak, sementara otaknya diserang terlalu banyak berkas informasi hingga tidak mampu untuk berpikir apa yang harus dilakukan sekarang. Organ vital itu memikirkan segala kemungkinan yang terjadi pada Koushi saat ini. Pusing? Demam? Kanker darah? Sekencang itukah ia mencekik Koushi?!

Lalu, Koushi dengan segudang ide tengilnya menunjukkan botol obat merah yang sedari tadi tidak Oikawa lihat. Sebelah matanya berkedip manis, dan "Te-hee~!"

Oikawa menampar kepala Koushi. "Suga-chan menyebalkan! Meresahkaaan! Tidak suka Suga-chan!!"

Warga yang berlalu-lalang terheran-heran melihat tingkah laku mereka berdua. Oikawa yang menjambak surai nakal Koushi yang mencuat dari peraknya, juga Koushi (masih dengan merah bet*dine mengalir dari hidungnya, serta bercak kemerahan di kaus yang dia kenakan) yang tertawa terbahak-bahak- sesekali meringis kesakitan karena dijambak oleh sang alpha.

"Nggak tau, ah! Males sama Suga-chan! Meresahkan!!"

Oikawa tetap bersungut-sungut walau tangannya kini sudah selesai dengan kegiatan menjambak Koushi. Koushi mengusap-usap ahogenya- yang untungnya tidak tercabut, dengan kekehan lolos dari bibirnya. Intonasi suaranya terdengar lembut walau sedikit serak. Tapi, astaga! Merah di garis antara hidung dan mulutnya malah menciptakan pemandangan horror! Oikawa bergidik ngeri, dan dengan sigap menghapus zat besi-besian menggunakan sapu tangan berinisial K.S (dia belum mengembalikan sapu tangan itu.)

Merah muda, warna pipi Koushi saat ini. Mungkin, ini kali pertama Koushi terlihat salah tingkah- karena selama ini Oikawa selalu terlanjur dibuat sebal oleh Koushi; tentu saja Koushi sengaja untuk itu. Jika dia tidak membuat kesan khusus, Oikawa pasti akan melupakan nama Sugawara Koushi. Alpha itu pasti akan tetap memanggilnya "refreshing-kun" atau "Si Nomor 2 dari Karasuno".

Pasang hazel kepunyaan Koushi berdalih, menatap trotoar yang dilalu-lalangi oleh banyak kaki. Orang-orang di sekitar mereka melihat kejadian itu, namun memutuskan untuk membiarkan keduanya di dunia mereka sendiri. Oikawa tetap telaten membersihkan noda merah di wajah manis Koushi, hazelnya terkunci; serius dengan kegiatannya.

Sudut mulut Koushi tertarik, membentuk garis lengkung hingga matanya menyipit. Jangan tanya Koushi kenapa dia tersenyum, itu refleks dari hatinya. Tangannya menggenggam erat kain pakaian di bagian dada, merasakan sendiri jantung yang berdegub lebih kencang dari biasanya.

Dia akan berlari seperti orang kesetanan jika si brunette menyadari ini.

"Sudah!"

Oikawa melipat sapu tangan tersebut dan memasukkan kain kecil itu ke saku Koushi. Sekalian saja dikembalikan, biar Suga-chan yang mencucinya sendiri, pikir Oikawa begitu. Koushi bangkit dari lamunannya- tersentak hingga membuat Oikawa menelengkan kepalanya. "Kenapa, sih?"

Koushi menggeleng cepat. Oikawa menilik ekspresi Koushi yang tidak biasa, tapi kemudian mengangkat bahu tak acuh, dan melangkah masuk lagi ke minimarket. Tak lupa, Koushi meneriakkan, "Terima kasih, Oikawa!" Sambil melambaikan tangan (Oikawa lagi-lagi berpura-pura tidak kenal.) Koushi terkekeh geli setelahnya.

Manik hazelnya menghadap ke atas, menerawang pemandangan yang langit suguhkan pada siang itu. Matahari tidak terlalu terik, angin pun sesekali bertiup, menerpa lembut kulit putih mulus Koushi. Kumpulan manusia tetap berjalan, menetapkan fokus pada dirinya sendiri. Koushi menghela nafas berat, lalu menatap botol obat merah yang masih tersegel rapat.

.

.

.

.

.

[Visualisasi Himawari Makihara, alias HQ OCku. XD]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro