Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3. Di belakang pohon

"Terima kasih atas hari ini!"

Bersama dengan selesainya kalimat itu, semua anggota tim voli Seijoh pun kembali ke rumahnya masing-masing. Begitupun dengan Oikawa yang bergegas mengambil ranselnya dan mengunci pintu gymnasium. Di belakangnya terdapat Iwaizumi yang menunggu sembari memainkan ponselnya.

"Nah, sudah selesai! Ayo pulang, Iwa-chan!" Seru Oikawa melangkahkan kakinya duluan, meninggalkan Iwaizumi di belakang. Decakan dari Iwa membuat si surai brunette tergelak, dan Iwaizumi sedang cukup baik hari ini untuk tidak menjambak anak rambut nakal yang mencuat dari surai sang sahabat. Alpha bersurai hitam itu hanya berjalan lebih cepat sehingga sekarang langkah mereka menjadi beriringan.

"2 minggu lagi latih tanding bersama Karasuno," celetuk Iwaizumi. Irisnya yang berwarna senada pun jatuh di kedua manik hazel kepunyaan Oikawa. "Bagaimana menurutmu?" Lanjutnya lagi.

Oikawa mengerjap, lalu tak lama kemudian menjawab pertanyaan dari sahabatnya. "Bantai mereka!" Balasnya dengan singkat dan padat. Iwaizumi terbahak mendengar jawaban dari si brunette.

"Eh, aku benar, kan?" Oikawa bertanya, Iwaizumi mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi, kalau selera fashionmu bagus. Ibumu pasti bangga." Dan Iwaizumi pun disuguhi wajah datar dari sahabatnya, "Nggak ada hubungannya, Iwa-chan!!"

"Oh, iya."

"Ini gawat, Iwa-chan kelelahan sampai mabok! Iwa-chan, sini aku gendo- aw!!"

Sekarang Iwaizumi sudah cukup jahat untuk menjambak anak rambut nakal yang mencuat dari surainya.

***

2 minggu sudah berlalu. Kini, seluruh anggota tim voli Seijoh sedang berada di pintu gerbang SMA Karasuno. Beberapa sudah berjalan menuju gymnasium dibimbing oleh Mizoguchi, kecuali si kapten yang bersurai kokoa. Oikawa menatap gedung sekolah Karasuno yang menjulang tinggi dengan desain yang sederhana, seperti SMA pada umumnya. Di halaman sekolah, ada beberapa pohon berukuran cukup besar, sepertinya sudah sangat lama tumbuhan itu menetap di sekolah ini. Sudah puas mengamati gedung Karasuno, Oikawa berjalan mengekori rekan-rekannya menuju gymnasium.

Di jalan menuju gymnasium, kedua hazel Oikawa menangkap sosok bersurai abu di belakang pohon. Karena pohonnya besar, jadi sosok itu baru bisa terlihat jika kalian sudah memasuki area sekolah Karasuno.

Sebelah alis si surai kokoa terangkat, merasa bahwa laki-laki bersurai abu itu akrab di ingatannya. Lelaki berseragam hitam, khas SMA Karasuno itu sedang memegang bola voli. Oikawa berhenti sejenak agar bisa melihat wajahnya lebih jelas. Mata bulat berwarna hazel yang menyipit sendu, bibir tipis miliknya yang berwarna kemerahan digigit olehnya. Kulitnya berwarna putih bak porselen, dan surai abunya pun terlihat lembut saat angin meniupnya. Namun, satu hal yang membuat Oikawa "Ah, ternyata si nomor 2 Karasuno," itu adalah titik hitam kecil di pipi kanannya. Dan, titik hitam itulah yang menambah sisi rupawan pada wajahnya. Auranya menyegarkan seperti biasa, walau ada sedikit noda.

Jujur saja, Oikawa hanyut dalam pemandangan itu. Benar kata teman seangkatannya, ternyata nomor 2 dari Karasuno itu memang manis. Begitu juga dengan aroma feromon yang dimiliki pemuda abu tersebut. Terpesona? Sepertinya begitu. Atau lebih tepatnya, Oikawa terlena dengan aura dari refreshing-kun itu sendiri.

Seolah sadar dirinya sedang diperhatikan, lelaki omega itu menoleh. Manik hazelnya bertemu langsung (untuk yang kedua kalinya) dengan hazel milik Oikawa. Lagi, Oikawa tersentak ketika abu yang dia perhatikan memasang senyum yang sama seperti yang ia lihat di sesi penyisihan Inter-High lalu. Iris hazel itu menyipit, deretan gigi putihnya dipamerkan, tangannya melambai kecil. Setelah itu, dia berlari kecil menuju gymnasium. Oikawa hanya sempat membalas lambaian tangannya, tidak bisa menyelipkan senyum karena tangannya yang lain sibuk menutupi daerah pipi yang bersemu kemerahan.

***

Suara peluit menggema di seluruh penjuru ruang yang ada di gymnasium. Kedua tim berusaha untuk memasukkan bola ke daerah lawan, dan poin pertama didapatkan oleh Karasuno. "Don't mind!" diucapkan Oikawa, walau jauh di dalam hati dia mendecih. Merasa jengkel karena yang memasukkan bola itu adalah Kageyama Tobio, si mantan adik kelas yang dia benci.

Saat mengoper bola ke Iwaizumi, matanya tidak sengaja jatuh ke pemuda abu yang dia lihat tadi. Seperti biasa, dia dengan heboh menyemangati para anggota yang sedang bermain di atas lapangan. Suaranya yang lembut itu terdengar serak karena bersorak, "AYO HAJAR!" "HABISII!!" "MAJU, HINATAA!!" Dan berbagai macam jenis dukungan lainnya sedari tadi.

Anehnya, dia tidak memakai seragam voli atau apapun itu. Hanya mengenakan seragam hitam seperti yang Oikawa lihat tadi. Meski begitu, Oikawa tidak terlalu memikirkannya, hanya membiarkan itu lewat seperti angin lalu. Tak lama kemudian, set pun dimenangkan oleh Karasuno dan set kedua pun dimulai.

.

TBC



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro