Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18. Surat


Beberapa hari setelah itu, Koushi keluar dari rumah sakit ditemani oleh rekan-rekannya dari klub voli. Oikawa memilih untuk skip karena dirasa tidak butuh. Untuk apa? Dia 'kan sudah menjenguk dan menjaga surai monokrom itu selama beberapa hari. Justru akan aneh jika dirinya bergabung dengan kawanan gagak untuk menjemput ibu mereka dari rumah sakit.

Ya, kalian tidak salah membaca. Setelah hari itu, Oikawa berinisiatif untuk datang ke ruangan Koushi setiap hari. Tidak peduli dengan buruknya cuaca, atau ketika kakaknya sudah pulang pun ia tetap datang. Seolah seperti itu memang sudah menjadi tugasnya. Oikawa sendiri tidak tahu mengapa ia menjadi sepeduli ini terhadap Koushi.

Ekhem, akan kuberi tahu satu rahasi a. Oikawa sebenarnya akan datang lagi ke rumah sakit hari ini, tapi ia langsung mengurungkan niat ketika jantungnya berdetak lebih kencang dari hari kemarin. Selalu seperti ini ketika dia memikirkan perkataan Koushi pada hari itu.

Aneh, padahal 'kan itu hanya kalimat biasa. Salah satu bentuk frasa yang sudah biasa Koushi bentuk. Iya, 'kan? Sempat terlintas pula di pikiran Oikawa jika mungkin saja ia terkena penyakit jantung yang akan kumat ketika dia melihat Sugawara Koushi. Itu terdengar kejam, Oikawa.

"Oi, kenapa kau melamun begitu?"

Gelengan menjadi jawaban dari sang alpha dominan. Hazelnya menatap jalan setapak yang sedang mereka lalui. Sesekali, kakinya menendang kerikil yang menghalangi jalannya.

Iwaizumi mendecih, kemudian menatap jalanan kembali. "Kau juga melewatkan banyak kesalahan yang dilakukan adik kelas kita. Apa karena Sugawara?"

Hazel membulat dan refleks mengalihkan pandangannya pada Iwaizumi yang melenggang santai. "E-enak saja! Mana mungkin!"

Iwaizumi menggelengkan kepalanya, "Pantas saja pacar barumu itu sering marah-marah. Yang kau pikirkan ternyata omega lain selain dirinya."

Jleb. Ingin membantah, tapi kalimat Iwaizumi itu 100% benar walau dia enggan mengakuinya. Oikawa mengerucutkan bibirnya, menggumamkan omelan tidak jelas sembari melangkahkan kakinya lebih cepat. Iwaizumi tanpa diberitahu pun sudah mengetahui bahwa tingkah Oikawa secara tidak langsung membenarkan pernyataannya.

"Dasar. Lalu, tadi ada yang menitipkan surat cinta untukmu," Iwaizumi merogoh kantung celananya, terlihatlah sepucuk amplop surat yang sudah lecek. "Nih."

Manik hazel melirik malas, kemudian meraih surat itu dan membacanya. Iwaizumi awalnya tidak tertarik sama sekali dengan isinya, tapi untuk pertama kali, dia tertarik untuk mengintip isi surat tersebut karena air muka Oikawa yang mengernyit.

"Sugawara Koushi adalah milikku."

Oikawa tersentak dan sontak menoleh pada Iwaizumi yang membacanya dengan suara keras. Iwaizumi menelengkan kepala, mengernyit dan menyambar kertas itu. Kertas kusam bergoreskan tinta dengan kanji rapih. Ditulis dengan sangat rapih dan halus, tidak ada coretan menyeramkan seperti yang ada di bayangan Iwaizumi. Meski begitu, kertas itu ditempeli aroma feromon alpha yang sangat pekat sehingga aura mencekam tetap terasa kental.

"Ini aroma dari alpha dominan," Ucap Iwaizumi sembari mengembalikan surat tersebut pada si penerima. "Kau memang brengsek. Jauhi Sugawara jika dia memang sudah mempunyai alpha, goblok!"

"Aku tidak tahu! Lagipula, aku tidak mendekatinya! Dia yang mendekatiku!" Bela Oikawa. Tangannya memperjauh jarak surat dengan dirinya, sedangkan tangannya yang lain menutupi area penciumannya. Aroma pekat dari sesama alpha dominan membuatnya mual setengah mati

Jika dia mengetahui identitasnya, berati alpha ini sudah mengintai dirinya dan Koushi sejak lama. Seluruh bagian kertas ini ditempeli feromonnya, seolah-olah dia mempertegas "hak milik" nya pada Koushi. Lalu, feromon beraroma lemon dan laut ini ... terasa familiar.

Milik siapa, ya?

***

Hari-hari berikutnya, surat dengan amplop yang sama kembali datang pada dirinya. Amplop bermotif beruang dengan stiker hati di bagian penutup amplop; cover yang bagus untuk mengelabui orang-orang. Tidak akan ada yang mengira bahwa isinya adalah surat berisikan ultimatum kematian.

"Jauhi dia. Dia milikku."

"Kau tidak berhak memilikinya."

"Dia fated-mate ku."

Setiap suratnya hanya berisi kalimat singkat. Tetapi, selalu tertempel feromon yang sangat pekat di setiap suratnya, dan semakin pekat di surat berikutnya. Hingga akhirnya, Oikawa sudah mencapai titik mengeluarkan isi perutnya karena surat itu, kemudian sakit berhari-hari setelahnya.

Sudah dapat dipastikan bahwa alpha dominan itu lebih kuat darinya. Baik dari segi feromon, tubuh, dan perekonomian. Dia adalah alpha dominan yang berasal dari keluarga elit, berbeda dengan Oikawa yang datang dari keluarga biasa saja.

Kini, Oikawa terbaring lemah di atas kasur. Surat terakhir yang ia dapatkan digoresi kalimat konyol dan itu membuat ia berasumsi bahwa alpha ini pasti adalah penggemar dari film dongeng seperti Disney. Dirinya menghela nafas kasar dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang terasa dingin.

Hazel perlahan bersembunyi di balik kelopak mata. Deru nafasnya tidak teratur dengan wajah yang memerah karena suhu tubuhnya. Ah, Oikawa ingin beristirahat penuh supaya cepat sem--

"Oikawa-chan!!"

Harapan Oikawa supaya cepat sembuh seketika pupus saat itu juga. Kalian melihat sosok monokrom berahoge dengan mata almond bulat? Itulah pelakunya. Pemuda manis itu tergopoh-gopoh menuju tempat tidur Oikawa dengan raut wajah khawatir. "Kamu nggak papa, 'kan?!"

"Aku bawa roti susu banyak, nih! Kamu harus mau makan!"

Entah darimana Koushi tahu bahwa dirinya mogok makan. Dengan tergesa-gesa, pemuda Sugawara itu meraih kantung besar berisikan roti susu. Terlalu tergesa-gesa sehingga roti yang melebihi kapasitas kantung itu berjatuhan di atas kasur Oikawa. "Eh-- aduh! Maaf!"

Oikawa menghela nafas untuk yang kedua kalinya. Manik hazelnya kembali membuka, sayu dengan mata memerah. Suaranya terdengar serak dan serat akan mineral ketika berbicara, "Sudahlah, biarkan saja. Nanti rotinya akan kumakan." Tangannya menepuk pundak mungil Koushi.

"Terima ka-- Ah!! Suaramu serak sekali! Eh, aku juga bawain air mineral hangat!" Koushi sepenuhnya teralihkan dari masalah sebelumnya. Lelaki itu mengeluarkan termos kecil beserta gelasnya. Dengan hati-hati, dia menuang air hangat itu perlahan dan menyodorkannya pada Oikawa. "Minum!"

Oikawa menerima gelas itu sembari menatap genangan air yang tenang, "... Di rumahku kan juga ada air. Nggak perlu repot-repot."

"Baweel! Minum aja! Lagipula, aku tidak enak menggunakan dapurmu sembarangan."

Lelaki aneh yang sedang mengeluarkan piring dari tas ini adalah pemuda yang sama yang selalu membuat hatinya berdebar lebih kencang dibanding biasanya. Lelaki yang setia memasang senyuman, juga lelaki yang tidak terlalu ia kenali tapi dapat memahami dirinya dengan baik.

"Nah, ayo dimakan!"

Koushi menyodorkan paksa sepiring berisi roti susu. Oikawa dengan terpaksa pula menerima dan mengunyahnya. Oh, ini roti yang sama dari toko favoritnya. Moodnya menjadi sedikit lebih baik.

"Habis ini makan obat!"

"Berisik, Suga-chan. Aku paham, kok."

Koushi mengangguk dan akhirnya duduk santai di atas karpet. Ah, agaknya sial. Koushi pasti datang karena dia memasang status Instagram jika ia sedang sakit dan sendirian di rumah.

Oh, tapi ini adalah saat yang tepat untuk bertanya pada Koushi perihal surat yang dikirim oleh seorang anonim.

"Suga-chan,"

"Iya? Kau butuh sesuatu?"

Almond bulat menatapnya lekat. Oikawa terdiam. Tidak ada aroma laut bercampur lemon menempel di feromon Koushi. Hanya aroma manis pastry seperti biasanya.

"Ada apa, Oikawa-chan?" Koushi masih menatapnya erat, "Kenapa diam, begitu?"

Hazel mengerjap, "Ah, nggak ada apa-apa."

Suara bel berbunyi dari handphone sang alpha. Oikawa melirik nama pemanggil, kemudian menyambar handphone itu seketika. Ketika tombol bergambar telepon hijau ditarik ke atas, suara feminin memasuki indera pendengaran mereka. Hanya sebatas "Oikawa-senpai?" Tapi sudah mampu membuat mereka terbuai. Itu adalah suara seorang perempuan.

"Oh, Sakura-chan~ ada apa?"

"Oikawa-senpai baik-baik saja?"

"Aku baik! Tenang saja."

Koushi menyimak percakapan di antara keduanya. Oikawa yang terkadang melontarkan gombalan, lalu reaksi sang gadis yang malu-malu, berhasil membuat Koushi berspekulasi bahwa keduanya sedang menjalin hubungan kasih.

Ah, ternyata dia yang sedang dipacari Oikawa.

Sang gadis hanya mengucapkan "semoga cepat sembuh" dan tidak jadi mampir ke rumah keluarga Oikawa karena sang pacar berkata bahwa ibunya merawatnya dengan baik. Koushi menjengit, apa maksudnya dengan ibu?!

Panggilan pun ditutup. Oikawa merebahkan dirinya dan menghela nafas. Koushi menatapnya datar dengan bibir yang mengerucut, "Jadi kau menganggapku sebagai ibumu, ya?"

"Habisnya kau bawel."

"Jahat sekali!"

Oikawa tertawa renyah, Koushi hanya menyunggingkan senyum kala melihat tawa itu. Surai cokelat yang terlihat lembut dan empuk mampu menariknya untuk mengusap surai itu. Seperti yang diduga, terasa lembut di telapak tangannya.

"A-apa, sih?"

"Nandemonai~ rambutmu terlihat fluffy, itu saja."

Jika saja Koushi bisa melepaskan rasa sesak di hatinya, Oikawa tidak akan berkata: "Senyummu aneh, Suga-chan. Kelaparan ya?" seraya memberinya roti susu.

*

*

*

*

*

[Visual Kou-chan waktu bunkasai lalu. ヾ(・ω・*)ノ Oiyaa, sekedar FYI, Alpha akan merasa tidak nyaman jika mencium aroma feromon alpha lainnya.]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro