Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 7

Selamat datang di chapter 7

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo (berserakan)

Thanks

Dirgahayu Indonesiaku 🇲🇨🇲🇨

Happy reading

Hope you like it

❤❤❤

______________________________________________

Aku bagaikan remahan koya dalam kuah soto
Kadang tercelup lalu memudar, selanjutnya tak dianggap

Potek hati abang, dik Bintangku zeyeng

~Bucinnya Bintang yang tersakiti~

______________________________________________


Jakarta, 5 Agustus
15.05 p.m.

WA Official BFC

SilviaRengganisOfficialBFC

Hot news! Hot new! Sp di sini yang BBF? Sorry gengs kelen hrz patah hati. @Indro(RajendraRoger)OfficialBFC critain Ndro.
#bintang #ceciliabintang #bintangkita #bintangforever #bintangbersinar #idolq #BFC

Indro(RajendraRoger)OfficialBFC

jadi gini BFC squad, td gw ma @SilviaRengganisOfficialBFC mau ke mbok Sarmi, disitu qt ktmu kak Bintang lagi nyuapin Galaxy! Tp sygnya ft hsil jepretan gw ngeblur. Sorry, gw gibahin di grup chat, nggak di ig. soalnya tkut kk Bintang tmbah mrah am gw gegara kmrn ngasih tau almtnya ke galaxy. Sorry juga gw jd tim oleng sejak negara api menyerang  #bukanBBFlagi #bukanBintangBarjaForeverlagi #BGF #BintangGalaxyForever

LoveBintang :

@SilviaRengganisOfficialBFC @Indro(RajendraRoger)OfficialBFC, tp Galaxy brobdong, gw ogah klo ama brondong 😫😫 termasuk buat kak Bintang. Gw ttp ngarep kapal #BintangBarjaForever. Berlayar! Titik!

BucinnyaBintang :

Hikz hikz hikz daku merasakan adanya retakan tak kasat mata dalam relung hatiku. Sobek, layaknya layang-layang yang benangnya putus. Terombang ambing oleh rasa sakit. Sakit ... sakit melebihi mantan ditikung teman setan.

Apakah daku harus beli ramuan herbal? Agar glow Up? Agar tidak burique? Agar menjadi Jefri Nichole? Agar menjadi Lee Min Ho oppa yang wajahnya licin kayak porselen? Yang lalat nempel aja bisa kepleset? Sehingga dik Bintang melirikku barang secuil saja? Secuil mikroorganisme semesta ini?

potek hati Abang, dik Bintangku seyeng

#patahhatisekampung #Bintangforevermilikkuselamanya #cintayangtaktersampaikan #cintayangterpendam #mengagumidalamdiam #ngenes #pennyungsepdisungai #penmakankerikilnyajuga #pengenramuanherbal #pengenjadiJefriNichol #LeeMinHooppa

BintangQ :

@BucinnyaBintang Bahahaha makanya dong beli ramuan herbal!
Eh?
Bentar ... bentar ... keknya gue bukan penjual ramuan herbal alami deh. #BintangGalaxy #BintangQ #Bintangkecil #dilangit #yang #biru #amat #banyak #menghias #angkasa

BintangSelamanya :

tim netral kayak aku cuma bisa do'akan yg terbaik buat kak Bintangku #timnetral #bintangselamanya #timabuabu #timhore #timuwu #uwu

SobatAmbyar :

tuh kan! Tuh kan! Apa gw blg?! #timoleng #timpindahhaluan #timBintangGalaxy #timhiphiphurahura #uwu #semalem #aku #ngiler #nggak #sayang?

Guejualpaketinternet :

Sorry gengs, cuma mau promo aja nih, klo mau beli paket internet di gw aja. Murah banget lhoo, 30 GB cuma 10 rb.
#paket #internet #murah

Cangcimen :

Cangcimen ... cangcimen ... kacangkuaci permen ... kacang kuaci permen ...
Mizuan ... mixuan ... mizuan ...
#jual #kacang #kuaci #permen #mizuan

Jakarta, 5 Agustus
15.10 p.m.

Seperti yang sudah dikatakan oleh pelatih basket usai pertandingan lalu, sabtu dan minggu ini akan diadakan camp bersama anggota baru yang masuk tim basket. Jadi, untuk memberitahu mekanisme besok, semua anggotanya diminta berkumpul di GOR usai sekolah.

Karena acaranya santai, mereka duduk di lantai tengah lapangan, menghadap pelatih beserta asisten yang juga duduk bersila.

“Selamat siang menjelang sore anak-anak.” Pria paruh baya itu memulai acara pengarahan. Anggota tim pun serempak menjawab salam beliau.

“Oke, seperti yang sudah saya katakan kemaren, sabtu dan minggu besok kita akan camp ke Puncak—” Pelatih menghentikan kalimat sebab mendengar beberapa anggota mulai grasak-grusuk dan berbisik-bisik.

“Sstt ... saya tahu kalian pada semangat liburan. Tapi dengerin dulu. Ayo yang tertib.”

Laki-laki dewasa yang berstatus sebagai asisten mengambil sikap mengangkat tangan seperti kode time out [5] pada semua anggota agar diam. Hanya butuh waktu singkat untuk membuat mereka fokus kembali. Setelahnya pria paruh baya itu melanjutkan pengarahan.

“Untuk acara besok, kita ngumpul jam delapan pagi di depan gerbang sekolah dulu terus rame-rame berangkat naik bus. Karena ini acaranya santai, jadi ya pakaiannya bebas asal sopan.”

Salah satu anggota tim putra mengangkat tangan bermasud tanya. “Boleh bawa gitar nggak Pak? Biar seru gitu.”

Pelatih melebarkan senyum. “Boleh, silahkan bawa. Nanti kita juga akan sediakan jagung, sosis, dan makanan lain buat bakar-bakar. Kayak acara malam keakraban.”

Murid yang tadi mengangkat tangannya lagi. “Bakar kenangan mantan boleh Pak?"

Seisi GOR praktis ramai kembali. Ada yang tertawa sambil memegangi perut, ada yang mulai galau karena nostalgia, ada juga yang marah sebab memikirkan mantan terkutuknya.

Melihat teman-temannya menjadi gaduh, laki-laki tadi menambahkan, “Ma-maksud saya, berarti ada api unggunnya Pak?”

Pak pelatih yang masih menggeleng sambil meringis menggolanggarkan tenggorokan lebih dulu sebelum menjawab.

“Ekhm. Benar sekali. Sambil kita ngobrol santai, sharing dan perkenalan anggota baru. Kita juga bakalan bikin mini games biar tambah seru.”

“Cari jodoh boleh nggak Pak?” celetuk salah seorang anggota tim putra lain yang otomatis ditimpuk beberapa kawan yang berada di sebelah duduknya.

“Nggak ada akhlak lo!” sahut salah seorang tim putri yang diduga sebagai mantannya. “Putus dari gue juga baru sejam yang lalu! Udah move on aja!

Selewat beberapa saat mereka asyik mengobrol hingga pelatih dan asisten menutup acara pengarahan itu. Inilah saat-saat yang ditunggu Bintang. Semangat tumbuh dalam diri gadis itu sebab sebentar lagi akan mendapat makan gratis untuk yang kedua kalinya dari Barja.

Kaki-kaki jenjang gadis itu melangkah menuju parkiran motor sekolah yang berada tepat setelah berbang mengikuti Barja. Saat melewati ruang musik yang terbuka, lagi-lagi Bintang mendengar suara dentingan piano.

Eh, tumben anak paduan suara masih latian jam segini? Biasanya jam empat udah pulang. Tapi kok nggak ada yang nyanyi?

Bintang yang berhenti sebentar sambil memiringkan kepala dikagetkan oleh gerakan Barja yang menarik kuncir ekor kudanya. “Ayo Tang, keburu mang Uung kangen kita,” kata laki-laki itu.

Kali ini Barja selamat, sebab mendengar kata mang Uung, pikiran Bintang berkelana membayangkan seblaknya yang menggoda. Campuran antara lelehan kerupuk, mie, bakso sapi, sosis, dan beberapa sayuran yang dicelup dalam kuah pedas, membuat gadis tomboy itu meneguk ludah. Ah, mang Uung selalu berhasil menyita perhatian Bintang.

Gadis itu terpaksa mengikuti sahabatnya yang terus berjalan santai. Sesekali terdengar bersiul sambil memutar-mutar kunci motor menggunakan jari telunjuk.

Setibanya di parkiran, Barja mengambil helm pink yang berada di spion kiri motornya lalu mengulurkannya pada Bintang.

Alis gadis itu kontan mengernyit. “Sejak kapan lo punya helm pink Ja?” tanyanya heran sekaligus penasaran.

Barja yang sudah menaiki motor dan masih mengenakan helmnya sendiri pun menjawab, “Hehe ... gue beli khusus buat Aira.”

“Hahaha!” tawa sumbang keluar dari mulut Bintang. Ditentengnya helm itu sambil bertanya, “Terus lo nyuruh gue pake helm unyu-unyu ini sekarang?”

“Terpaksa Tang, dari pada nggak pake helm.”

“Ck! Ogah ah! Entar lewat kompleks aja, jadinya nggak usah takut ketilang polisi,” kelit Bintang. Sangat tidak sudi memakai helm tersebut. Selain karena warnanya yang feminim, juga karena Aira. Sakit hati Bintang.

Barja yang hendak menyalakan mesin motor menghentikan gerakannya dan memutar tubuh menghadap Bintang. “Ya gini ini yang bikin salah kaprah! Tang, helm itu buat keselamatan, bukan karena takut ditilang polisi!” omel Barja persis emak-emak pms.

Bintang mencibir. Bagaimanapun omongan Barja sangat tepat. Selama ini orang-orang seperti dirinya selalu menganggap memakai helm itu merupakan peraturan agar tidak ditilang polisi. Padahal fungsi helm adalah sebagai pelindung kepala agar tidak terbentur ketika terjadi kecelakaan yang fatal. Bukannya memint— selian itu manusia juga tidak tahu takdir—namun persiapan keselamatan itu penting.

Dengan raut cemberut Bintang terpaksa mengenakan helm pink kemudian naik motor.

Tidak apa-apa, setelah ini seblak mercon mang Uung akan mengobati sakit hatinya. Begitu pikir gadis tersebut. Namun ketika motor mereka kurang dua meter mencapai gerbang, Barja berhenti.

“Tang ...” panggil Barja dengan suara pelan.

“Kenapa berenti Ja?” tanya Bintang tidak mengerti.

Semengara Barja mengusap tengkuknya karena benar-benar tidak enak hati. “Tang, lo pulang naik ojol ya?”

“Ha?!” Bintang terbelalak kaget. Bukankah mereka berencana makan seblak mercon mang Uung? Barja sendiri yang berinisiatif menraktir Bintang. Kenapa jadi menyuruh gadis itu naik ojol?

“Seblaknya besok aja kalau kita balik dari Puncak,” tambah Barja.

“Maksud lo Ja?” Bintang masih tidak mengerti.

“Lo turun dulu deh Tang.”

Bintang semakin tidak mengerti namun tetap menuruti perkataan Barja. Kemudian melihat ban motor, memastikan apakah karena ban  kempes atau sejenisnya yang membuat Barja berhenti. Akan tetapi dia tidak menemukan kejanggalan pada motor ini. Jadi Bintang bertanya, “Motor lo bermasalah ya?”

“Helmnya lepas dulu ya Tang,” pinta Barja dengan hati-hati tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan sahabat tomboy-nya.

Lagi-lagi karena bingung, Bintang melepas helm pink dan memberikannya pada Barja.

Sorry ya Tang, gue janji makan seblaknya bakal dobel deh, atau lo boleh makan sepuasnya sampe mules.”

“Lo kenapa sih Ja?”

“Anu ... di depan situ ada Aira, keliatannya belum dijemput, jadi gue pengen nganter dia pulang. Sorry ya Tang, sorry ... sorry ... sorry ....”

“Hah?!” pekik Bintang tak percaya melihat Barja meninggalkannya begitu saja. “Ja!” teriaknya tapi tidak mendapat respon.

Gadis itu masih cengo, menatap kepergian Barja yang kemudian berhenti di samping seorang perempuan yang Bintang yakini adalah Aira. Lalu sedikit negosiasi dan akhirnya berhasil mengangkut kakak perempuan Galaxy itu.

Bintang kontan menendang kerikil di hadapannya sambil mengumpat-ngumpat dan mengeram marah. Berani-beraninya si Barja! Padahal dia sudah berusaha melupakan perkara tadi pagi dan sekarang Barja malah semakin menambah kadar emosinya? Terkutuklah si Barja Argritama!

Gadis itu akhirnya berjalan ke depan gerbang dan mengambil ponsel, memutuskan untuk memesan ojek online tapi kesialan lain datang. Dia lupa jika kuotanya habis. Sedangkan wifi sekolah sudah dimatikan karena sudah hampir malam.

Satu decakal lolos dari bibir gadis itu. Kepalanya celingukan ke depan gerbang mencari ojek tapi tidak ada. Lalu merilik jam tangan yang menunjukkan pukul lima lebih sepuluh. Artinya angkutan umum juga sudah jarang lewat depan sekolah.

Bagaiman caranya untuk pulang sekarang? Apakah dia harus jalan kaki?

Pada saat yang bersamaan, ada seseorang yang tiba-tiba berhenti di depannya.

“Kak?” panggilnya. Bintang pun mendongak dan mendapati Galaxy tengah naik scooter lengkap dengan helm.

Hah! Apa lagi kali ini?! Kenapa cowok ini belum pulang?!

Wajah Bintang merengut, sama sekali tidak ingin menanggapi adik kelas itu. Bahkan berusaha membuang muka sambil memutar otak harus dengan cara apa dia pulang.

“Kakak lagi nungguin jemputan?” tanya Galaxy polos seperti biasa.

“Iya,” jawab Bintang singkat dan bohong agar Galaxy cepat pergi.

Tapi bukannya pergi, laki-laki bogsor itu malah turun dari scooter dan ikut berdiri di sampingnya.

“Gue tungguin ya Kak, sampe jemputannya dateng.”

“Nggak usah, entar dicariin emak lo,” jawab Bintang ketus nan judes. Membuat Galaxy malah tersenyum lebar.

Kenapa sih tiap gue judesin, dia malah ketawa lebar gitu?

“Perhatian Kakak bikin gue seneng.”

Astaga, ternyata Galaxy salah mengartikan kejudesan Bintang.

Gadis itu lantaran memejamkan mata sambil mengatur napas. Berikutnya melihat sekeliling sekolah yang sudah sepi. Hanya ada bapak security yang sudah masuk pos. Kemudian otaknya mengingat sesuatu.

Jaket Galaxy.

Bintang melepas ransel kemudian mengeluarkan benda yang dia maksud lalu mengulurkannya pada laki-laki yang tengah melepas helmnya.

“Jaket lo, makasih. Sekarang lo pulang aja.”

Alis tegas laki-laki itu terangkat satu sambil menerima jaket miliknya. “Gue nggak nagih jaket kok. Gue nggak bakalan pulang sebelum jemputan Kakak dateng. Kan Kak Bintang cewek. Bahaya sendirian udah hampir malem kayak gini.”

“Eh?” Hati Bintang kontan bergetar. Selanjutnya menghangat karena baru pertama kali ini ada yang menganggapnya perempuan selain mama dan kakaknya. Galaxy juga mengkhawatirkan keselamatannya padahal jelas-jelas Bintang terlihat seperti gadis kuat dan mandiri yang akan menang melawan penjahat super sekalipun.

Beberapa saat yang lalu bahkan Barja pun tidak mengkhawatirkan dirinya berada di sekolah yang sepi dan sendirian. Sekarang adik kelas itu berkata demikian. Kenapa pula jantungnya malah berdetak dua kali lebih kencang?

Apakah sekarang dia harus jujur dengan apa yang terjadi? Bahwa dia tidak sedang menunggu jemputan? Lalu mungkin Galaxy akan mengantarnya pulang.

Ha! Mana mungkin Bintang sudi.

Otaknya memang berkata demikian,tapi mulutnya lebih dulu mengambil tindakan sebaliknya. “Scooter lo yang satunya masih ada?”

“Masih Kak, ini gue lipet, sama helmnya gue taroh di tas,” jawab Galaxy.

Bintang mengangguk. “Beneran lo nggak di cari emak lo pulang sore gini?”

“Enggak kok, kak Aira juga pasti udah lapor kalau gue pulang telat.”

Bintang menganggangguk lagi kemudian melanjutkan pertanyaannya, kali ini sengaja mengubah topic lagi. “Lo, udah pernah ke mang Uung?”

“Mang Uung? Siapa tuh Kak?”

“Orang jualan seblak terenak se-Jakarta.”

“Oh ....” Galaxy mengangguk dan bergumam pelan. “Belom.”

“Keluarin scooter ama helmnya. Sini jaket lo gue bawain.”

“Iya Kak,” jawab Galaxy pelan lalu mulai menurunkan ransel besarnya yang berat. Namun ketika detik yang lain menyadari sesuatu. Dia melebarkan mata dan senyumnya sambil bertanya, “Maksudnya Ka-Kakak mau ngajak gue ke sana?”

Pemilik iris cokelat terang itu melotot lebih lebar sebab mendapati jaketnya sudah terlilit di pinggang Bintang.

“Kalau nggak mau ya nggak apa-apa,” jawab Bintang datar sembari berusaha mengurai simpul jaket Galaxy.

“Eh, jangan dilepas! Mau kok mau! Ayo ke sana sekarang!”

_________________________________

[5] isirahat selama satu menit dalam satu babak pada pertandingan basket.
_________________________________

______________________________________________

Thanks for reading this chapter

Thanks juga yang udah vote dan komen

See you next chapter teman-temin

With Love
©®Chacha Eclipster
👻👻👻

17 Agustus 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro