Bab 9b
Anastasia menyisir rambut dengan mata memandang bayangannya di cermin. Baru tiba di luar kota dan kulitnya yang putih menjadi sedikit kecoklatan. Meski begitu, wajahnya terlihat lebih sehat. Tanpa sadar ia mengulum senyum, mengingat hari-hari yang dihabiskannya bersama Diego. Tidak pernah sebelumnya, ia mengalami hal yang begitu menggairahkan dalam hidup. Sebuah sex yang biasanya tabu, menjadi begitu bebas, liar, dan panas saat bersama Diego. Anastasia berpikir, mungkin karena jiwa muda laki-laki itu menular padanya. Membuat sifat dan sikapnya yang kaku, tertutup oleh Diego yang hangat.
Anastasia masih mengingat, suara laki-laki itu di telinganya. Bertanya apakah ada rasa sakit atau tidak. Apakah dirinya suka dengan cumbuan mereka? Diego selalu memastikan Anastasia menikmati semua percintaan mereka. Rasa-rasanya, Anastasia seperti bercinta dengan gigolo professional. Namun, sikap hati-hati Diego memang dimaklumi, mengingat hubungan mereka.
Selain bercinta, mereka juga mengobrol tentang banyak hal. Anastasia dibuat takjub dengan banyaknya pengetahuan yang dimiliki oleh Diego. Laki-laki itu juga mempunyai cita-cita yang mulia.
"Aku ingin mendirikan klub serta rumah singgah untuk anak-anak terlantar. Anak-anak jalanan yang tidak punya tempat untuk berteduh dari hujan dan panas."
Anastasia juga kagum dengan ketekutannya dalam bekerja. Diego mengaku kalau setengah dari gajinya untuk membantu klub bola.
"Kapan-kapan, bolehkah aku berkunjung ke tempatmu?"
Diego mengangguk, terkejut dengan permintaan Anastasia. "Tentu saja, Nyonya. Dengan senang hati aku akan menerimamu di rumah kami."
Anastasia bertanya-tanya, apa yang diberikan Tanaka sebagai imbalan Diego. Apakah uang dalam jumlah yang besar, atau tawaran jabatan? Ia pernah bertanya pada Diego soal ini dan laki-laki itu menolak untuk menjawabnya. Satu yang diyakininya, Tanaka pasti membujuk Diego dengan cara yang tidak biasa., Karena tidak mungkin Diego melakukannya secara cuma-cuma.
"Nyonya, Anda sudah siap?"
Linda datang membawa gaun biru dan meletakkannya di atas ranjang.
"Kita akan kemana?" tanya Anastasia.
"Makan malam bersama para istri pejabatn eselon satu dan dua di kantor gubernur. Anda tidak lelah bukan?"
Anastasia menggeleng. "Nggak, aku bisa malam ini."
"Syukurlah, Nyonya. Kalau Anda tidak datang, maka yang menjadi nyonya rumah adalah Nyonya Tania. Anda tahu bagaimana sikap perempuan itu kalau Anda tidak ada. Padahal, jabatan suaminya adalah wakil gubernur, tapi dia merasa kalau dirinya nyonya gubernur yang sebenarnya."
Anastasia melihat wajah Linda yang mencebik sambil tersenyum. Tania adalah istri dari wakil gubernur. Perempuan cantik bertubuh subur dengan kecepatan bicara melebihi kecepatan cahaya. Meski kurang menyukai Tania, tapi Anastasia tidak membencinya.
Ia menarik laci, mengambil kotak perhiasan dan kembali memakai cincin pernikahannya. Selama berada di luar bersama Diego, ia meninggalkan cincin di dalam kotak. Ada rasa enggan saat memakai cincin sementara dirinya berbuat hal yang tidak senonoh. Ia mengambil bedak dan mulai memoles perlahan.
"Efek bulan madu memamg luar biasa. Anda makin terlihat cantik dan wajah berseri-seri, Nyonya."
Anastasia tersenyum. "Benarkah? Apa terlihat seperti itu?"
"Menjadi lebih muda, dengan pandangan berbinar bahagia. Rupanya, ide Pak Tanaka agar kalian berbulan madu adalah hal yang benar."
Anastasia menahan lidah untuk tidak menanggapi perkataan Linda. Semua orang tahunya, ia dan Tanaka pergi berbulan madu. Padahal, mereka hanya ke bandara bersama tapi berpisah pesawat. Ia tidak tahu kemana Tanaka pergi. Karena saat kembali, sudah mendapati suaminya menunggu di bandara. Saat pertama kali melihat suaminya setelah bersama dengan Diego selama satu Minggu, Anastasia merasa sangat canggung.
"Sayang, bagaimana liburanmu?"
Itu adalah pertanyaan pertama Tanaka. Memeluk dan mengecupnya seakan tidak terjadi apa-apa. Anastasia sendiri tidak tahu apa yang diharapkannya.
"Ayo, kita pulang. Rapikan gaun dan rambutmu, kenapa berantakan sekali?" tanya Tanaka heran.
Anastasia mendesah dalam hati, bagaimana penampilannya tidak berantakan karena sepanjang perjalanan, ia tidak berhenti bercumbu dengan Diego. Duduk di kelas bisnis membuat mereka mendapatkan keleluasaan berdua, bahkan tanpa sungkan menggunakan toilet pesawat untuk bercinta. Anastasia tidak sempat merapikan penampilannya, karena sibuk bermesraan.
Diego keluar bandara melalui pintu lain, para asisten Tanaka yang menjemput mereka tidak ada yang melihatnya. Sebuah permainan berbahaya dan pengatur skenarionya adalah Tanaka. Semenjak pulang dari pantai, Anastasia belum bertemu Diego. Entah di mana laki-laki itu sekarang.
"Linda, siapa yang akan mengawal kita?" tanyanya sambil memakai gaun yang sudah disiapkan untuknya.
"Mike, Nyonya."
"Usahakan jangan terlalu banyak orang."
"Baik."
Selesai berdandan, Anastasia keluar dari kamar diikuti oleh Linda. Mike dan dua pengawal lain yang merangkap sopir sudah menunggu mereka. Kali ini, Anastasia pergi tanpa pengawalan Diego. Ia tidak tahu, apakah di kemudian hari laki-laki itu menjadi pengawalnya lagi atau tidak.
.
.Bab 45-48 tersedia di Karyakarsa.
Ini akan menjadi cerita terpanjang saya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro