Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

dinner conflicts.

“Aku tadi dari klinik. Kebetulan di sebelah klinik aku ada vegan cafe yang baru grand opening. Pas aku telepon Mami, beliau bilang kamu di apart, dan aku pikir kamu mungkin belum makan malam. So, I think sharing dinner with you will make this night even better.”

Aku? Hih, nggak salah tuh? Sok akrab banget dia! Terus apaan? Sharing dinner with you? Cih, lambenya!

Menggerutui dalam hati setiap penjelasan yang tengah cewek di sampingnya ini beri pada Jevas—jujur saja ya bagi Pamela sih sungguh terdengar sebagai modus belaka—Pamela sontak menyugar sok cantik surai panjangnya yang tergerai kala mendapati mata Jevas yang belum lama ini terarah pada cewek yang duduk tepat di sisinya kini justru beralih sepenuhnya padanya.

Well, tentu saja Pamela juga harus punya alasan kenapa dia yang tadi telah diusir dengan hina ujug-ujug masih punya muka untuk datang kembali sambil memboyong dua paper bag besar berisi menu makan malam yang mungkin akan cukup disantap oleh lebih dari sepuluh orang.

Ah, ya apa pun lah itu, tak ingin menyia-nyiakan kesempatan buat memamerkan senyumnya yang kendati banyak orang bilang sinis, tapi Jevas pernah memujinya manis, Pamela menaikkan dagunya ketika mulai lemah lembut berbicara, “Kamu suka sushi. Aku baru pesan dan nggak mungkin ngehabisin semua sendiri.”

“Pembohong. Pakailah alasan yang sedikit masuk akal. Kalau memang nggak bisa habiskan, maka pesanlah seperlunya. Lagian, rumah kamu jauh di Kalibata. Datang ke sini cuma demi sushi? Kamu pikir bakal ada yang percaya?” Cewek yang malas Pamela sebutkan namanya itu tahu-tahu menyambar sangsi.

Bikin Pamela sontak mendelikinya ganas ketika akhirnya menimpali dengan tak kalah beringas, “Terus? Lo pikir gue ke sini mau nguntit? Atau, gara-gara mau ikut-ikutan lo gitu?!”

“Terdengar nggak mustahil dilakukan oleh orang yang nggak punya undangan, tapi bisa tiba-tiba datang ke pestanya orang lain kan? Lagi pula ...." Mata cewek itu melirik tajam ke arah paper bag berlabel salah satu outlet sushi populer milik Pamela di meja yang jelas berukuran berkali lipat lebih besar dari yang dibawanya. "Sebanyak itu? Kamu niat berbagi makanan atau mau membunuh sebenarnya?"

Pamela terus sibuk menggerak-gerakan bibirnya. Meniru gaya bicara cewek itu dengan tujuan mencela sebelum mendadak dihantam oleh kesadaran tentang adanya suatu kejanggalan dalam ocehan lawannya bicara.

“Ngebu—apa?" Pamela rasanya sampai hilang kata-kata. "Heh, gue juga ogah kali datang ke pesta norak lo kalau nggak dipaksa!” lanjutnya defensif, seraya melipat lengan di dada.

“Kedengarannya sih lebih ke kamu yang maksa yah.”

Mendengkus, Pamela yakin dia telah siap buat merenggut surai cewek itu yang sialnya tak kalah kece dari miliknya saat suara tegas Jevas keburu hadir melerai, “Saya sudah makan. Dan, saya nggak tertarik makan sushi.”

“Ih, mana ada! Mau perut kamu kenyang sampai hampir meletus kek kalau makan sushi mah kamu pasti semangat!” kontra Pamela merasa tahu betul tentang kebiasaan mantan suaminya. Oh, yeah! Itulah mengapa tadi ide buat ngajakin makan sushi bareng yang bisa sekaligus dia pakai untuk menggagalkan rencana berduaan yang pasti diam-diam udah digagas oleh cewek di sampingnya ini datang.

Namun, Jevas yang agaknya telah mengendus rencananya justru menyoroti Pamela dengan kesan lebih dingin. Tak hanya itu, suara Jevas bahkan datar sekali ketika membalas, “Mungkin yang kamu ingat saya yang dulu, tapi sekarang sudah nggak lagi.”

See?

Sialannya, Jevas belakangan seperti senang banget bikin Pamela gigit jari dan malu sendiri!

Di tengah kedongkolan yang menyerang telak Pamela, cewek di sisinya malah menyusul mengaku, di mana hal tersebut sukses menarik atensi Jevas yang duduk persis di seberang sofa mereka. "Pas ke sini aku sedikit buru-buru. Jadi, aku tadi enggak bawa sopir dan belum sempat makan.”

“Congek kuping lo? Nggak denger barusan Jevas bilang udah makan?” sambar Pamela emosi yang tetap merasa bahwa cewek itu cuma cari-cari kesempatan!

"Saya sedang bicara pada Mas Jevas," sahut cewek itu sarat penekanan tanpa sedikit pun menolehinya.

"Apa?" Dan, Pamela hampir meledakkan tawa. "Siapa yang izinin lo manggil dia begitu?" sambungnya tak terima. Oh, jelas! Berapa lama sih cewek ini kenal Jevas? Paling juga baru dalam hitungan bulan kan? Berani-beraninya dia udah punya panggilan istimewa yang bahkan dia sebut secara terang-terangan di hadapan Pamela!

"Lalu, siapa yang izinkan kamu ikut campur?" Kali ini dia mendeliki Pamela. "Kalau-kalau kamu lupa Mas Jevas bukan lagi suami kamu. Dia saat ini tunangan saya."

Netra Pamela kontan berkobar.

Cewek sialan ini ....

Enam bulan lalu pria yang dia akui sebagai tunangannya adalah suami sah Pamela. Kendati, hubungan pertemanan mereka terputus, tidakkah dia punya sedikit saja rasa segan pada Pamela? Berderet-deret pria single di luar sana yang bisa dimilikinya, tapi apa? Dia justru memilih ingin memiliki pria yang sama dengan yang pernah Pamela miliki?

Demi Tuhan Pamela tak akan lagi menahan diri. Dia akan merenggut rambut cewek itu kalau perlu hingga kepalanya itu sadar bahwa pria yang mau sok dia kuasai itu adalah prianya Pamela!

"Lo tuh—"

“Saya hanya bilang sudah makan, tapi nggak pernah menolak untuk makan lagi.”

Berbeda dari Pamela yang jari-jari tangannya bak otomatis dibuat membeku di udara, mendengar kalimat Jevas barusan senyum cewek itu pun tampak merekah kayak moonflowers di tiap late afternoon. Oh, tentu! Dia merasa baru saja didukung oleh Jevas kan?

Cewek itu bahkan langsung memanjangkan leher sambil antusias bertanya, “Di sini ada meja makan kan, Mas?”

Tak menjawabnya melalui kata-kata Jevas bangkit duluan sembari meraih paper bag paling kecil di atas meja. Well, dia sama sekali nggak repot-repot melirik Pamela maupun paper bag-nya yang laki-laki itu cuaikan begitu saja. Berikutnya, Pamela bisa merasakan dudukan sofa di sisinya bergerak pelan akibat ditinggalkan mengingat cewek itu langsung berjalan memburu langkah Jevas. Meninggalkan Pamela di sana sendirian bersama tangannya yang pelan-pelan intens mengepal.

Mengabaikan denyut aneh yang singkat saja merambat hingga nyaris mencengengkeram erat seluruh hatinya, Pamela dengan cemberut melihat sepasang tunangan baru itu berjalan bersisian menjauh darinya. Dih! Udah kayak mau ke pelaminan aja!

Pamela sedang menggigit lidahnya keras-keras demi menahan ... em, entahlah mungkin bercampur-campur emosi tak terdefinisi saat Jevas tahu-tahu memutar badan untuk lantang berkata, “Kamu bisa langsung pulang." Ah, jadi, dia diusir lagi nih? Terus, harus banget gitu dia mendapat semua perlakuan memalukan ini di depan cewek resek itu? Namun, Pamela bahkan langsung lupa terhadap semua kekecewaanya tersebut ketika mendengar Jevas tiba-tiba lanjut berujar, " ... kalau mau makan sushi kamu di sini, kamu bisa siapkan sendiri.”

Hei hei hei, itu sebuah undangan kan? Iya kan? Jevas mau Pamela bergabung buat makan bareng juga kan?

Buru-buru memeluk dua paper bag-nya di dada Pamela lantas melompat-lompat girang di atas high heels-nya dalam laju larinya menyusul dua orang yang kilat saja berhasil dia lerai jaraknya hingga menciptakan sekat yang langsung dia susupi melalui tubuh rampingnya sehingga saat ini Pamela tepat berada di antara Jevas dan cewek itu sambil lebar-lebar menyengir.

Aih, Pamela percaya sih Jevas sebetulnya juga ogah berduaan sama Kanaya Melati!

Ups, keceplosan deh. Padahal, Pemela berniat untuk tak akan pernah menyebut namanya.

Namun ya apa mau dikata Kanaya Melati ... dia mesti tahu sih bahwa sekali pun statusnya mantan istri, tapi Pamela belum kalah!

Jika dia saja punya nyali untuk memiliki Jevas, maka Pamela juga tak perlu malu untuk merebutnya kembali!

Perang di antara mereka yang sejak dulu tak pernah teratasi sepertinya memang belum pantas tersudahi.

Malam ini juga akan Pamela tunjukkan jika jalan Kanaya ke pelaminan akan dia jegal.

***

Mili-miliin bingit iming Mbak Pem ah ada aja polahnya 😭

Halo, lama nggak jumpa ya? Maaf. Sungguh aku juga inginnya bisa rajin dan lancar update hehe.

Oh iya kamu juga bisa baca duluan cerita Better Get Divorced duluan di sebelah ya. Kemarin aku baru aja update bab terbaru.

Terima kasih udah sabaaaaaar banget menunggu cerita ini dan membaca ya ❤️‍🩹

Ehem ada yang kentjan nih kayaknya di sebelah :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro