Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12. panggilan


"Oh, jadi ini yang namanya Deden?"

"ADIT YA ANJINGG ADITTT, DEDEN SAPE?!"

"Thanks Gen, sudah mewakilkan Aa-mu."

_____

Sebulan setelah melahirkan Adit kesayangan kita semua, Sori dan [Name] memutuskan untuk menginap di rumah keluarga Sori. Berhubung sang ibu mertua juga ingin melihat cucu pertamanya lagi. Rindu.

Kebetulan Supra dan Sopan belum melihat secara langsung juga, hanya sekedar fotonya. Jadi ini menjadi pertemuan pertama Adit dengan kedua om kembarnya itu.

Sampai di rumah Sori, semuanya sudah heboh begitu melihat bayi yang berada di gendongan [Name]. Terutama si bunda. Beuh, baris paling pertama.

"Utututu, cucu Nenek lagi bobo, ya?"

"Hehehe, iya. Tadi di perjalanan dia tidur. Mungkin karena kena AC mobil, nyaman gitu terus malah bobo."

Sorry sorry aja nih, ya. [Name] kalau di depan keluarga Sori mendadak jadi soft, sopan, lemah, lembut gitu. Dia beneran jaim. Tapi beda lagi kalau di depan Sori. Aduh, reognya langsung keluar.

"Ya udah, taro aja di kamar Glacier, gih. Kamar yang lain berantakan soalnya."

"Lah, kamarku juga Bun? Kan Sori udah lama ninggalin rumah...."

"Iya lah. Emang kamu pikir kalo kamu pergi dari sini, kamarmu bakal diberesin? Enak banget kamu! Makanya, sebelum pergi tuh kamar diberesin dulu."

Heran Sori, tuh. Glacier pergi dua hari aja kamarnya sampai dibersihin. Lah, Sori yang notabenenya pindah rumah malah gak dibersihin. Kan lumayan kalo buat tamu tuh bisa. Ya, walau Sori gak sudi kamarnya dipake buat tamu.

"... Ya sudah, anter aja ke kamar Kak Ciel."

[Name] mengangguk paham. Dia pamit terlebih dahulu pada sang ibu mertua, lalu berjalan ke arah kamar Glacier; yang dulu sering menjadi tempat untuk kerja kelompok tiap kali sekelompok dengan Glacier.

[Name] ini dulunya anak IPS, sama kayak Glacier. Tapi di tengah-tengah kelas sebelas, dia linjur ke IPA. Akhirnya huhuhaha dan kuliahnya ketunda setahun, sama kayak Sori.

Kalau Sori ketunda setahun karena keras kepala banget, dia gak keterima di kampus impiannya, padahal udah sampe pake jalur mandiri. Akhirnya dia milih ulang tahun depan aja. Katanya sekalian temenin [Name] juga.

Saat sedang berjalan menuju kamar Glacier, [Name] tak sengaja berpapasan dengan Supra yang sedang mengambil air di salah satu dispenser rumah.

"Loh, [Name]?"

"Oh ... halo, Kak."

"Iya, halo. Halo juga Deden―"

"―ADIT COOKKK ADIT."

Entah asalnya darimana, tapi yang jelas tiba-tiba saja Gentar berteriak; mengoreksi ucapan Supra dengan emosi. Padahal Supra ngomongnya pelan banget, suaranya gak begitu nyaring. Kok bisa Gentar―entah dia sebenarnya di mana―sampe denger?

"... Panggilannya serius Adit?"

"Panggil Aidan juga gapapa, sih, Kak."

"Deden."

"Hah?"

"Deden bagus."

Setelahnya, Supra melewati [Name] yang diam begitu saja. Ia kembali masuk ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sori.

"... Deden? UNSUR BAGUSNYA DI MANA ANJIRRR???" ―[Name] yang masih diam di tempat dengan otaknya yang sedang mencari  'bagus' dari Deden.

"Adit aja udah aneh banget, INI DEDEN LAGI. Gue nyesel banget ngebiarin Sori namain."

Gak apa. Supra memang begitu. Kamu belum tahu aja nanti nama anaknya Supra siapa 😁.

Tak mau lama-lama di depan dispenser yang letaknya berada di tengah-tengah lorong kamar, [Name] langsung pergi ke kamar Glacier yang berjarak tiga meter dari dispenser.

Kata bunda sih langsung masuk aja, kalaupun ada Glacier ya tinggal bilang. Yowes, toh bunda sudah memberi izin dan bilang gitu, [Name] gak perlu ketok, dong.

'Anggap aja kamar sendiri.'

Cklek.

"Misi ... Glacier, aku numpang."

Tidak ada siapa-siapa di dalam. Namun [Name] bisa mendengar suara shower mengalir dari dalam kamar mandi. Buset dah, jam dua siang baru mandi. Kebiasaan banget Glacier. Sekali molor ya kelewatan.

Akhirnya, [Name] letakkan Adit di ranjang kesayangan Glacier. Mana empuk banget, enggak kayak punya Gentar. Itu [Name] sampe harus mikir dulu, kasur Gentar tuh beneran kasur atau kayu doang?

Setelah menaruh Adit di tengah-tengah, di sebelah kanan dan kiri nya ia letakkan guling dan bantal milik Glacier. Buat jaga-jaga saja. Takut jika nanti Adit ini tidurnya kayak cacing kepanasan, terus malah jatuh.

Soalnya [Name] kalau tidur kayak gitu. Makanya, kalian semua yang mikir Sori sama [Name] kalau tidur itu romantis banget, kalian salah. Faktanya pas pagi mereka berdua gak karuan banget. Bisa-bisa kaki [Name] udah di kepala Sori tanpa sadar. Atau malah pas lagi tidur, Sori gak sengaja ketendang sampe jatuh.

Makanya, pas Adit lahir―Adit enggak ditaruh di tengah-tengah; di antara Sori dan [Name]. Tapi Adit ditaruh dipinggir, lebih tepatnya di sebelah Sori. Karena khawatir takut kaki dan [Name] ke mana-mana terus malah kena Adit.

Waktu itu pernah kejadian soalnya, dan itu yang bikin Adit nangis kejer malem-malem. Tangan [Name] gak sengaja mukul Adit soalnya.

Selesai mengatur Adit, [Name] keluar dari kamar Glacier. Yang mana langsung berhadapan dengan Sopan ketika keluar kamar.

Raut wajah Sopan seperti―'OMG hot news? Seorang [Name] keluar dari kamar pria lain?' yang tentunya langsung dipahami oleh [Name]. [Name] sudah dengar perubahan drastis Sopan setelah lulus SMA, katanya sedikit demi sedikit jadi jamet. Padahal dulu dia idaman semua murid ciwi di sekolah.

"Gak usah salah paham! Tadi aku habis taro Adit. Kata Bunda taro di kamar Glacier dulu aja. Kamar Sori lagi 'mau' diberesin sama Sori."

"Oh ... sepertinya Dik Tiya hobi sekali tidur, atau perasaan hamba saja?"

"... Tiya siapa lagi anj-"

"Loh, ponakan hamba, bukan? Anak dari Aa Sori dan Kak [Name]?"

"ADIIT ANJIRRR, AIDAN PRADITYA."

"... Letak kesalahan hamba di mana? Itu 'kan sudah benar, Tiya dari PradiTYA."

Selamat, Adit. Kamu dapat banyak nama panggilan. Kalau dari readers, nama panggilannya apa? Dari author sih ya Adit. 🙏

――BESTIE。

Sedangkan Glacier―yang baru saja selesai berendam di dalam bathtub dengan shower yang dibiarkan mengalir alias tukang boros air di rumah―menatap heran pada selimutnya.

Bukannya kenapa, tapi kok selimutnya kayak ada bentolan gitu. Kayak jadi punuk unta. Ditambah kondisi kasurnya yang berantakan, guling dan bantalnya kayak dijadiin benteng gitu.

Ulah siapa lagi ini? FrostFire atau Gentar?

Tak mau ambil pusing, Glacier segera menuju ke arah lemarinya terlebih dahulu. Dia belum memakai pakaiannya, baru dibalut handuk saja. Ia mengambil piyama tidur baru dari dalam lemarinya, habisnya setelah ini dirinya yakin seratus persen tak akan mandi lagi dan uring-uringan di kasur lagi.

Selesai memakai piyamanya, baru ia jalan menuju kasurnya yang saat ini entah diisi oleh apa. Pokoknya, dia lihat terlebih dahulu. Lalu dielus―dan teksturnya lembut. Aduh, Glacier kan akhirnya jadi penasaran.

Tanpa babibu, ia tarik selimut yang menutupi makhluk tersebut―dan terlihatlah ponakan mungilnya yang sedang tidur dengan posisi setengah tengkurap. Padahal saat ditaruh oleh [Name] posisinya telentang, dan selimutnya juga tak sampai menutupi seluruh tubuhnya. Astaga, bayi satu bulan ajaib mana lagi ini?

"... Loh, Dek Ayii? Sejak kapan?"

New! Unlocked🔓: Ayii.

Kalau saja ini kamar Gentar dan yang menarik selimutnya adalah Gentar, bisa-bisa pemuda itu berteriak karena kaget bercampur shock, dan berakhir membuat ponakannya bangun dengan keadaan menangis.

Aidan, Adit, Deden, Tiya, Ayii. Oke, kamu sudah mulai maruk (maruk nama panggilan) dari bayi, ya, Nak?

_____

Sebenarnya kalo ditaro di kamar Gentar, pasti nem bakal jahil nulis surat gini

“Ini anak kita hasil kesalahanmu, jaga dia baik-baik.”

dan gentar bakal panik padahal dia tau dia gak pernah aneh-aneh selama hidupnya. WKWKWKWK

selamat idul fitri ya! Semoga thr kalian buanyaaak ‼️🙆‍♀️

Aku baru balik, jadi nyempetin deh WKWKWK so sorry karena buku sopan jadi ke pending.

See u nanti!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro